BAB II TINJAUAN PUSTAKA. raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam

dokumen-dokumen yang mirip
PENGERTIAN MASA NIFAS

MAKALAH KOMUNIKASI PADA IBU NIFAS

Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum. Niken Andalasari

BAB 1 PENDAHULUAN. puerperium dimulai sejak dua jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan enam

Referat Fisiologi Nifas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harapan seseorang (Arifin dan Rahayu, 2011). diartikan sebagai rasa senang dan kelegaan seseorang dikarenakan

AKPER HKBP BALIGE. Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns

ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu maupun perinatal (Manuaba 2010:109). Perlunya asuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan. Pada masa ini terjadi perubahan sistem -sistem dalam tubuh, atau

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri harus dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rukiyah (2011) dalam Prawirohardjo (2002) masa nifas. pada kondisi tidak hamil (Varney, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. dan kembalinya organ reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil. Wanita

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas adalah masa dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mutu tidak pernah merupakan sesuatu yang datang tiba-tiba, mutu selalu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, hlm. 215).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Periode pascapartum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diani Nurcahyaningsih, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB II TINJAUAN TEORITIS. berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Intensitas kontraksi uterus meningkat secara

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baru dilahirkan (Saifuddin, 2010:1). Keberhasilan penyelenggaraan. gerakan keluarga berencana (Manuaba, 2010:10).

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat (Pantikawati dan Saryono,2010:1). Namun, dalam prosesnya terdapat

BAB I PENDAHULUAN. minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan dan

1.1 Konsep Dasar Nifas Masa nifas (puerperium) merupakan masa 2 jam setelah persalinan sampai 42 hari paska partum (6 minggu) (Manuaba, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki angka kematian

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM SPONTAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi

Dinamika Kebidanan vol. 1 no.2 Agustus 2011 EFEKTIFITAS MENYUSUI PADA PROSES INVOLUSIO UTERI IBU POST PARTUM 0-10 HARI DI BPS KOTA SEMARANG

GAMBARAN PERAWATAN IBU NIFAS OLEH TENAGA KESEHATAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAN BALIMO KOTA SOLOK TAHUN 2014

Perawatan kehamilan & PErsalinan. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Yunita Tri Setya, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Periode paska persalinan atau masa nifas mulai setelah partus selesai, dan

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS

BAB I PENDAHULUAN. terjadi yaitu perdarahan, infeksi dan pre eklampsia ( Saifuddin, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil perlu dilakukan pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2015 GAMBARAN BENDUNGAN ASI BERDASARKAN KARAKTERISTIK PADA IBU NIFAS DENGAN SEKSIO SESAREA DI RUMAH SAKIT UMUM TINGKAT IV SARININGSIH BANDUNG

Kewenangan bidan dalam pemberian obat pada kehamilan dan proses kelahiran dan aspek hukumnya

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta

KERANGKA ACUAN POSTNATAL CARE (PNC)

Deteksi Dini Kehamilan, Komplikasi Dan Penyakit Masa Kehamilan, Persalinan Dan Masa Nifas

Mata Kuliah Askeb III (Nifas)

BAB I PENDAHULUAN. proses selanjutnya. Proses kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir

BAB I PENDAHULUAN. anak. Setiap prosesnya tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan

PONED sebagai Strategi untuk Persalinan yang Aman

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. N P2002 HARI KE-3 DENGAN BENDUNGAN ASI DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN Husnul Muthoharoh* RINGKASAN

PENGKAJIAN PNC. kelami

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Kebidanan atau Obstetri ialah bagian Ilmu Kedokteran yang

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang

BAB I PENDAHULUAN. melihat derajat kesehatan perempuan. Salah satu target yang ditentukan

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesehatan dan merupakan suatu ukuran mutu pelayanan kepuasan pelanggan yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum. Penilaian status kesehatan dan

MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

BAB I PENDAHULUAN. kematian per kelahiran hidup. (Kemenkes RI 2015,h.104). Pada tahun

Lampiran III Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 900/MENKES/SK/VII/2002 Tanggal : 25 Juli 2002

BAB I PENDAHULUAN. kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Status Obstetrikus (meliputi : paritas ibu dan jarak kelahiran) 1. Paritas Ibu

Perdarahan dari Vagina yang tidak normal. Beberapa masalah terkait dengan menstruasi. Perdarahan selama kehamilan atau setelah persalinan

PERSALINAN NORMAL ( KALA IV )

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan atau Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFAS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Masa nifas, perubahan fisiologis dan psikologis masa nifas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma sehingga dapat mencegah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

BAB 1 PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG. Definisi kematian maternal menurut WHO adalah kematian seorang

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah

III.Materi penyuluhan a. Pengertian nifas b. Tujuan perawatan nifas c. Hal-hal yang perlu diperhatikan masa nifas d. Perawatan masa nifas

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada proses laktasi. Dalam prosesnya kemungkinan keadaan

NIFAS NORMAL MASA NIFAS 11/15/2010. Tujuan asuhan masa nifas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kodrat dari wanita yaitu mengandung, melahirkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan ibu merupakan bagian yang sangat penting dalam. kesehatan reproduksi karena seluruh bagian yang lain sangat dipengaruhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyelamatkan jiwa para ibu dan bayi baru lahir (JNPK-KR, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan yang diberikan oleh seorang tenaga kesehatan. dalam pelayanan mempengaruhi kualitas hasil dam melayani pasien.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dalam saluran rahim oleh kontraksi otot-otot rahim. Persalinan normal adalah

BAB I PENDAHULUAN. hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan, yaitu triwulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang dapat. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium

BAB V PEMBAHASAN. A. Tinggi Fundus Uteri Awal pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok

BAB I PENDAHULUAN. lahir. Hal ini merupakan suatu pergeseran paradigma dari sikap menunggu

Komplikasi obstetri yang menyebabkan tingginya kasus kesakitan dan kematian neonatus, yaitu : 1. Hipotermia 2. Asfiksia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari)

Transkripsi:

13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGETAHUAN 1. PENGERTIAN PENGETAHUAN Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Berdasatkan pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. ( Notoadmodjo, 2007) 2. CARA MEMPEROLEH PENGETAHUAN Cara yang dapat digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan: a. Cara tradisional Cara kuno sebelum dikemukakan metode ilmiah. Cara ini meliputi: 1) Cara coba salah 2) Cara kekuasaan atau otoritas 3) Berdasarkan pengalaman pribadi 4) Melalui jalan pikiran b. Cara modern Cara memperoleh pengetahuan yang sistematis, logis, dan ilmiah.( Notoadmodjo, 2005) 6

14 3. Tingkat Pengetahuan Didalam Domain Kognitif Menurut Notoadmodjo (2007), pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu: a. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. b. Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tantang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. c. Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). d. Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi-materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. e. Sintesis (syntesis) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk melakukan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

15 f. Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaia terhadap suatu materi atau objek. B. BIDAN Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku. (Kepmenkes No. 900/Menkes 2002) Bidan dinamakan Midwife atau pendamping istri. Kata bidan berasal dari bahasa sanksekerta Wirdhan yang artinya Wanita Bijaksana, namun ada yang menyatakan bahwa bidan adalah dukun beranak.(depkes RI, 2003) Bidan adalah seseorang yang telah menjalani program pendidikan bidan yang diakui oleh Negara tempat ia tinggal dan telah berhasil menyelesaikan studi terkait dengan kebidanan serta memenuhi persyaratan untuk terdaftar dan atau memiliki izin formal untuk praktek kebidanan. (Soepardan, suryani, 2008) Bidan dalam melaksanakan peran, fungsi dan tugasnya pada kemampuan dan kewenangan yang diberikan. Kewenangan tersebut diatur melalui peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes), yaitu : a. Permenkes No. 5380/IX/1963, Wewenang bidan terbatas pada pertolongan persalinan normal secara mandiri, didampingi tugas lain. b. Permenkes No. 363/IX/1980, yang kemudian diubah menjadi Permenkes 623/1989, Wewenang bidan dibagi menjadi dua yaitu wewenang umum dan wewenang khusus, dalam wewenang khusus dibawah pengawasan dokter. Hal ini berarti bahwa bidan dalam melaksanakan tugasnya tidak bertanggung jawab dan

16 bertanggung gugat atas tindakan yang dilakukan pelaksanaan dari permentasi bidan dalam melaksanakan praktek perorangan dibawah pengawasan dokter. c. Permenkes No. 572/IV/2002, Wewenang ini mengatur tentang register dan praktek bidan. Bidan dalam melaksanakan prakteknya diberi kewenangan yang mandiri kewenangan tersebut disertai dengan kemampuan dalam pelaksanaan tindakan dalam wewenang tersebut mencakup : Pelayanan kebidanan yang meliputi pelayanan Ibu dan Anak. Pelayanan KB. Pelayanan Kesehatan masyarakat. Standar pelayanan nifas Terdapat tiga standar dalam standar pelayanan nifas seperti berikut ini : a. Perawatan bayi baru lahir. Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan pernapasan spontan, mencegah hipoksia sekunder, menemukan kelainan, dan melakukan tindakan atau merujuk sesuai dengan kebutuhan. Bidan juga harus mencegah atau menangani hipotermi. b. Penanganan pada dua jam pertama setelah persalinan. Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya komplikasi dalam dua jam setelah persalinan, serta melakukan tindakan yang diperlukan. Disampinng itu, bidan memberikan penjelasan tentang hal hal yang mempercepat pulihnya kesehatan ibu, dan membantu ibu untuk memulai ASI. c. Pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas. Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan rumah pada hari ketiga, minggu kedua dan minggu keenam setelah persalinan. Untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat yang benar, penemuan dini, penanganan atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas. Serta memberikan penjelasan tentang

17 kesehatan secara umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi baru lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB. (Standar pelayanan kebidanan, IBI, 2000) C. KUNJUNGAN RUMAH 1. Pengertian Kunjungan rumah adalah salah satu teknik pengumpul data dengan jalan mengunjungi rumah untuk membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi dan untuk melengkapi data yang sudah ada yang diperoleh dari dengan teknik lain. 2. Tujuan kunjungan rumah a. Membangun hubungan antara keluarga, suami, dan ibu. b. Mengumpulkan data yang berharga tentang latar belakang kehidupan ibu dan keluarganya, mengumpulkan data dapat berarti mendapat data baru atau mengecek betul tidaknya data yang diperoleh melalui metode lain. (http://fransisca mudji,freehostia.com/pemahaman%20individu%201/materi14.pdf) D. ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) Angka kematian Ibu adalah angka kematian ibu sebagai akibat langsung proses reproduksi dalam 100.000 kelahiran hidup. (Manuaba, 1999) Kematian Ibu menurut WHO adalah kematian yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari pasca persalinan dengan penyebab yang berhubungan langsung atau tidak langsung terhadap kehamilan. 1. Penyebab Kematian Ibu a. Penyebab langsung Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan, ekslamsi atau gangguan ambat tekanan darah tinggi saat kehamilan, partus lama. Komplikasi aborsi dan infeksi.

18 Perdarahan yang biasanya terjadi secara mendadak bertanggung jawab atas 28%kematian ibu, sebagian besar kasus perdarahan dalam masa nifas terjadi karena tetenslo plasenta dan atonia uteri. Eklamsia merupakan penyebab utama kedua kematian ibu yaitu 13% kematian ibu di Indonesia. Sepsis (infeksi) sebagai faktor penting lain penyebab kematian ibu sering terjadi karena kebersihan (hyglene) yang buruk pada saat persalinan atau karena penyakit menular akibat hubungan seks yang tidak diobati. Sepsis ini terjadi sekitar 10% kematian ibu (rata-rata dunia 15%) Deteksi dini terhadap infeksi selama kehamilan dan persalinan yang bersih dan perawatan semasa hamil yang benar dapat menanggulangi masalah ini. Partus lama terjadi sekitar 9% kematian ibu (rata-rata dunia 8%) sering disebabkan oleh disproposi tephalo pelvit, kelainan letak dan gangguan kontraksi uterus. b. Penyebab tidak langsung Resiko kematian ibu dapat diperparah oleh adanya anemia dan penyakit menular seperti malaria. Tuberkolosis, hepatitis dan HIV/AIDS. Anemia pada ibu hamil mempunyai dampak kesehatan terhadap ibu dan anak dalam kandungan meningkatkan resiko keguguran,kelahiran premature, BBLR, Serta sering menyebabkan kematian ibu dan bayi. Tingkat sosial ekonomi, tingkat pendidikan, faktor budaya dan akses terhadap sarana kesehatan dan transportasi juga berpengaruh secara tidak langsung terhadap kematian dalam kesakitan ibu. situasi ini diidentifikasikan sebagai 3 T (terlambat) :

19 - Terlambat deteksi dini bahaya selama kehamilan, persalinan dan nifas serta dalam mengambil keputusan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan ibu dan neonatal. - Terlambat merujuk ke fasilitas kesehatan karena kondisi geografis dan sulitnya transportasi. - Terlambat mendapat pelayanan kesehatan yang memadai di tempat rujukan. 2. Upaya Menurunkan Angka Kematian Ibu a. pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan antara lain berupa penyediaan tenaga bidan didesa, kesinambungan keberadaan bidan desa, penyediaan fasilitas pertolongan persalinan pada polindes/posko dan puskesmas, kemitraan bidan dan dukun bayi serta berbagai pelatihan bagi petugas. b. Penyediaan pelayanan kegawat daruratan yang berkualitas dan sesuai standart, antara lain bidan desa di polindes/posko, puskesmas PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar). Rumah sakit PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Kualitas) 24 Jam. c. Mencegah terjadinya kehamilan yang tak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran antara lain dalam bentuk KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi), untuk mencegah terjadinya 4 terlalu (terlalu banyak anak, terlalu pendek jarak hamil, dan bersalin, terlalu muda melahirkan dam hamil, dan terlalu tua untuk hamil kembali). Pelayanan KB Berkualitas pasca persalinan dan pasca keguguran, pelayanan asuhan pasca keguguran dan meningkatkan partisipasi aktif pria.

20 d. Pemantapan kerjasama lintas program dan sector antara lain dengan jalan menjalin kemitraan dengan pemda organisasi profesi (IDI, POGI, IDAI, IBI, PPNI) Perina, PMI, LSM dan berbagai swasta. e. Peningkatan pastisipasi perempuan, keluarga dan masyarakat dan antara lain dalam bentuk meningkat pengetahuan tentang tanda bahaya dalam persalinan, serta menyediakan buku penyuluhan kesehatan ibu dan anak (KIA) dan ASI Ekslusif. Kesiapan keluarga dan masyarakat perempuan dalam menghadapai persalinan dan kegawat daruratan (dana, transportasi, donor darah,perawatan selama hamil, penyediaan dan pemanfaatan dan pelayanan kesehatan ibu dan bayi, pasrtisipasi perempuan dalam posyandu serta pengembangan kesehatan desa/kelurahan yang telah dibentuk). (www.waspada.co.id/opini/artikel-peranan-perempuan-bidang-kesehatan-brrefleksi-hari-kartini-html) E. PUERPERIUM (NIFAS) Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari. Dijumpai dua kejadian penting pada perempuan yaitu involusi uterus dan proses laktasi. Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir,dan untuk mencegah,mendeteksi dan menangani masalahmasalah yang terjadi

21 1. Frekuensi Kunjungan Masa Nifas Kunjungan Waktu Tujuan 1 6-8 Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri. Setelah Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan persalinan rujuk jika perdarahan berlanjut. Memberikan konseling pada ibu salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri. Pemberian ASI awal. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi. Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 Jam pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayi 2 6 hari Setelah persalinan 3 2 minggu Setelah persalinan 4 6 minggu Setelah persalinan (Sarwono, 2002) dalam keadaan stabil. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilikus, tak ada perdarahan abnormal. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperlihatkan tanda-tanda penyulit. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari. Sama seperti diatas (6 hari setelah persalinan). Menanyakan kepada ibu tentang penyulit-penyulit yang ibu atau bayi alami. Memberikan konseling untuk KB secara dini. 2. Perubahan-Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas. Setelah kelahiran plasenta, kadar sirkulasi hormone HCG (human chrionii gonadotropin), human placental lactogen, estrogen,dan progesterone menurun. Human

22 placental lactogen akan menghilang dari peredaran darah ibu dalam 2 hari dan HCG dalam 2 minggu setelah melahirkan. Kadar estrogen dan progesterone hampir sama dengan kadar yang ditemukan pada fase folikuler dari siklus menstruasi berturut-turut sekitar 3 dan 7 hari.penarikan polipeptida dan hormone steroid ini mengubah fungsi seluruh sistem sehingga efek kehamilan berbalik dan wanita dianggap sedang tidak hamil. a. Tanda-tanda Vital Suhu dapat meningkat hingga 38% c karena kelelahan dan dehidrasi ringan. Tekanan darah tetap konsisten pada tekanan dasar tekanan darah suatu penurunan ringan dapat diidentifikasi perubahan fisiologis. c. Mamae. Kadar prolaktin, yang disekresikan oleh kelenjer hipofisis anterior meningkat secara stabil selama kehamilan, tetapi hormone plasenta menghambat produksi ASi. Setelah lahirnya plasenta, konsentrasi estrogen dan progesterone menurun, prolaktin dilepaskan dan sintesis ASI dimulai. Suplai darah ke payudara meningkat dan menyebabkan pembengkakan vascular sementara. air susu, saat di produksi, disimpan di alveoli dan harus dikeluarkan dengan efektif dengan cara diisap oleh bayi untuk pengadaan dan keberlangsungan laktasi. Pelepasan oksitosin dari kelenjer hipofisis posterior distimulasi oleh isapan bayi. Hal ini menyebabkan kontraksi sel-sel mioepitel di dalam payudara dan pengeluaran atau pelepasan ASI. Oksitosin juga menstimulasi kontraksi miometrium pada uterus, yang biasanya dilaporkan wanita sebagai afterpain(nyeri kontraksi uterus setelah melahirkan). Hal ini umumnya timbul

23 selama 3 jam pertama pascapartum, dan lebih banyak terjadi pada wanita multipara dibanding wanita primipara serta timbul lebih sering pada masa menyusiu. d. Abdomen. Dinding Abdomen merenggang tampaklembek dan longga untuk beberapa waktu, tonus dapat meningkat pada bulan kedua hingga ke 3 dan juga dengan latihan. e. Uterus Segera setelah melahirkan, uterus dapat dipalpasi tepat dibawah umbilicus. Uterus harus teraba terkontraksi dengan baik. Setelah 24 jam, tinggi fundus uterus mulai menghilang secara progresif sampai tidak dapat lagi dipalpasi diatas simfisis pubis, pada hari ke 10 12 pascanatal. Proses ini disebut involusi. Berat uterus akan sangat berkurang pada minggu ke-6 dan bentuknya akan mendekati bentuk uterus sebelum hamil. Proses Involusi uterus. INVOLUSI TINGGI FUNDUS BERAT UTERUS Plasenta lahir Sepusat 1.000 gr 7 hari (1 minggu) Pertengahan pusat-simpisis 500 gr 14 hari(2 minggu) Tak teraba 350 gr 42 hari(6 minggu) Sebesar hamil 2 minggu 50 gr 56 hari(8 minggu) Normal 30 gr

24 Pengurangan ukuran uterus yang cepat disebabkan oleh : a. Pengurangan estrogen plasenta. Pengurangan estrogen menghilangkan stimulus ke hipertofi dan hyperplasia uterus. b. Iskemia miometrium. Miometrium terus berkontraksi dan beretraksi setelah melahirkan, mengontraksi pembuluh darah dan mencapai hemostasis pada sisi plasenta, iskemia mengakibatkan atrofi serat - serat otot. c. Otolisis miometrium. Selama kehamilan, estrogen meningkatkan ukuran sel miometrium dan kandungan protein (aktin dan miosin). Penurunan estrogen setelah melahirkan menstimulasi enzim proteolitik dan makrofag untuk menurunkan dan mencerna (proses otoolisis) kelebihan protein dan sitoplasma intrasel, mengakibatkan pengurangan ukuran sel secara menyeluruh. Jaringan ikat dan lemak biasanya ditelan, dihancurkan dan dicerna oleh jaringan makrofag d. Lokia Lokia merupakan hasil nekrosis dari lapisan desidua dan terdiri dari jaringan desidua, sel sel epitel, bakteri dan darah dari sisi plasenta. Lokia mempunyai karakteristik berbau tajam yang merupakan hasil dari invasi bakteri yang berasal dari vagina masuk ke dalam uterus antara 4 5 hari pertama setelah melahirkan. Volume total lokia bervariasi pada setiap wanita, tetapi diperkirakan berjumlah 500 ml (hibbard, 1998). Selama menyusui., Oksitosin yang dilepaskan dari kelenjer hipofisis posterior sebagai respons terhadap isapan bayi menyebabkan uterus berkontraksi sehingga semakin banyak lokia yang terobservasi.

25 Karakteristik lokia : 1). Lokia rubra (kruenta) - 1 sampai 3 hari, berwarna merah ½ hitam - Terdiri dari sel desidua, verniks kaseosa, rambut lanuga, sisa mekoreum, sisa darah 2). Lokia sanginolenta - 3 sampai 7 hari - Berwarna putih bercampur merah 3). Lokia serosa - 7 sampai 14 hari - Berwarna kekuningan 4). Lokia alba - Setelah hari ke-14 - Berwarna putih e. Saluran kemih Pengeluaran urin meningkat pada jumlah yang besar pada awal periode post parfum, ibu terdapat kesulitan mengosongkan kandung kemih karena penurunan sensasi kandung kemih, pembengkakan dan memar pada jaringan sekeliling uretra, kapasitas kandung kemih yang meningkat dan kesulitan kandung kemih pada posisi recumbert. f. Ekstremitas bagian bawah Statis darah pada kaki berhubungan dengan trauma pada pembuluh darah dan penggunaan pijakan kaki meningkatkan resiko tromboflentis (tersumbatnya pembuluh darah)

26 g. Defekasi Defekasi cenderung lambat karena masih ada efek progesterone, penurunan dan kekurangan cairan darah. Ibu mungkin takut bila pergerakan usus saat defekasi akan menimbulkan rasa sakit karena terdapat defikasit dan hemoroid. (Henderson, dkk, 2006) 3. Catatan Penting Untuk Masa Nifas a. Waspada Pada masa nifas mungkin akan terjadi peningkatan suhu tubuh atau keluhan nyeri, demam pada masa nifas menunjukkan adanya infeksi. Infeksi yang sering terjadi infeksi kandungan dan saluran kemih, ASI yang tidak keluar terutama pada hari 3-4 menyebutkan demam disertai payudara membengkak dan nyeri. Demam ASI ini umumnya berakhir setelah 24 Jam. b. Kram perut Wanita yang pertama kali melahirkan akan mengalami kontraksi rahim yang cenderung bersifat kronik. Menimbulkan nyeri perut seperti kram apabila ada sisa bekuan darah dalam rahim. Kadang kala nyeri sangat hebat sehingga membutuhkan obat analgesik. Nyeri perut dapat timbul pada saat bayi menghisap payudara. c. Defekasi Defekasi cenderung lambat karena masih ada efek progesterone, penurunan dan kekurangan cairan serta darah. Mungkin juga ibu takut bila pergerakan usus saat defekasi akan menimbulkan rasa sakit karena terdapat hemoroid.

27 d. Lokia Setiap perubahan pola pengeluaran lokia bila disertai suatu perpanjangan pengeluaran darah, ada kemungkinan ini keadaan abnormal, seperti terdapat sisa plasenta selaput ketuban atau luka jalan lahir yang masih berdarah. e. Penurunan berat badan Pasca persalinan akan kehilangan 5-6 kg berat badan. Yang berasal dari bayi, plasenta, air ketuban, perdarahan persalinan, 2-3 kg melalui air kemih sebagai usaha tubuh untuk mengeluarkan cairan yang dulu diretensi pada waktu hamil. Rata-rata wanita kembali ke berat badan ideal setelah 6 bulan post partum, namun ada juga yang berat badan meningkat. f.mobilisasi Pada masa nifas perempuan sebaiknya melakukan ambulasi dini, yang dimaksud dengan ambulasi dini adalah beberapa jam setelah melahirkan segera bangun dari tempat tidur dan bergerak perlahan-lahan, sehingga gangguan berkemih dan gangguan BAB dapat teratasi. g.kebersihan harus selalu dibersihkan dari depan ke belakang, tidak perlu khawatir jahitan akan terlepas. Apabila ada pembengkakan dapat dikompres dan untuk mengurangi rasa tidak nyaman dapat duduk berendam di air hangat setelah 24 Jam pasca persalinan. h. Buang air kecil jangan ditahan Rasa nyeri kadang kala menyebabkan keengganan untuk berkemih, usahakanlah untuk berkemih teratur karena kandung kemih yang penuh dapat menyebabkan gangguan kontraksi rahim yang dapat menyebabkan perdarahan dalam rahim.

28 i. Waspadai Post partum Blues Wanita pasca persalinan kadang kala mengalami depresi yang disebut post partum blues. depresi dapat disebabkan oleh faktor perubahan emosional, kelelahan kecemasan merawat bayi, perasaan kurang menarik, dan lan-lain. Depresi ini umumya hilang sendiri 2-3 hari dan juga bisa lebih lama lagi. j.makanan Pada ibu habis melahirkan tidak ada pantangan makanan. 2 Jam setelah post partum ibu boleh makan makanan dan minuman seperti biasa. Jumlah kalori dan protein pada ibu menyusui lebih besar daripada ibu hamil yaitu mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari. k. Rencana KB Pemilihan kontrasepsi harus sudah dipertimbangkan pada masa nifas. Kontrasepsi yang mengandung hormon bila digunakan harus menggunakan obat yang tidak mengganggu produksi ASI (air susu ibu). (Henderson, dkk, 2006)