PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENGGUNAAN FREKUENSI LISTRIK TERHADAP PERFORMA GENERATOR HHO DAN UNJUK KERJA ENGINE HONDA KHARISMA 125CC

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS

PENGARUH VARIASI ELEKTROLIT KALIUM HIDROKSIDA (KOH) PADA GENERATOR HHO TERHADAP UNJUK KERJA & EMISI GAS BUANG MESIN SUPRA X PGMFi 125 cc

Fahmi Wirawan NRP Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

Dosen Pembimbing Dr. Bambang Sudarmanta, ST, MT

ANALISA KINERJA MESIN OTTO BERBAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN PENAMBAHAN ADITIF OKSIGENAT DAN ADITIF PASARAN

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Premium, Pertamax, Pertamax Plus Dan Spiritus Terhadap Unjuk Kerja Engine Genset 4 Langkah

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI DAN KARBURATOR

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

PENGARUH INJEKSI GAS HIDROGEN TERHADAP KINERJA MESIN BENSIN EMPAT LANGKAH 1 SILINDER

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN DARI VARIASI CAMPURAN ETHANOL-GASOLINE (E30-E50) TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH FUEL INJECTION 125 CC

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. uji yang digunakan adalah sebagai berikut.

PRESTASI MOTOR BENSIN HONDA KARISMA 125 CC TERHADAP BAHAN BAKAR BIOGASOLINE, GAS LPG DAN ASETILEN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

OLEH : DADANG HIDAYAT ( ) DOSEN PEMBIMBING : Dr. Bambang Sudarmanta, ST., MT.

Pengaruh Variasi Durasi Noken As Terhadap Unjuk Kerja Mesin Honda Kharisma Dengan Menggunakan 2 Busi

DINAMOMETER GENERATOR AC 10 KW PENGUKUR UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR 100 CC

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013

PENGARUH PENAMBAHAN GENERATOR HHO TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL OTOMOTIF KAPASITAS BESAR. Tugas Akhir Konversi Energi TEKNIK MESIN FTI-ITS

PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI ELEKTRODA BUSI TERHADAP PERFORMA MOTOR BENSIN TORAK 4 LANGKAH 1 SILINDER HONDA SUPRA-X 125 CC

MODIFIKASI MESIN MOTOR BENSIN 4 TAK TIPE 5K 1486 cc MENJADI BAHAN BAKAR LPG. Oleh : Hari Budianto

III. METODE PENELITIAN

Bagaimana perbandingan unjuk kerja motor diesel bahan bakar minyak (solar) dengan dual fuel motor diesel bahan bakar minyak (solar) dan CNG?

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mesin 2 langkah 135 cc dengan data sebagai berikut :

BAB III METODELOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

Spesifikasi Bahan dan alat :

Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepeda motor 4-

PROGRAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN TEKNIK MESIN Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2010

Jurnal Teknik Mesin UMY

PENGUJIAN PENGARUH MUTU BAHAN BAKAR BENSIN TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MOTOR BENSIN

yang digunakan adalah sebagai berikut. Perbandingan kompresi : 9,5 : 1 : 12 V / 5 Ah Kapasitas tangki bahan bakar : 4,3 liter Tahun Pembuatan : 2004

KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN MEDAN MAGNET TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 125 cc

KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN PENAMBAHAN ADITIF NABATI PADA MESIN GENERATOR SET BENSIN TYPE EC 2900L

UJI EKSPERIMENTAL BAHAN BAKAR CAMPURAN BIOSOLAR DENGAN ZAT ADITIF TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR DIESEL PUTARAN KONSTAN

Seminar Nasional (PNES II), Semarang, 12 Nopember 2014

BAB III METODE PENELITIAN. Daya motor dapat diketahui dari persamaan (2.5) Torsi dapat diketahui melalui persamaan (2.6)

Pengaruh Penggunaan Frekuensi Listrik terhadap Performa Generator HHO dan Unjuk Kerja Engine Honda Kharisma 125CC

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi otomotif saat ini semakin pesat, hal ini didasari atas

STUDI KOMPARASI KINERJA MESIN BERBAHAN BAKAR SOLAR DAN CPO DENGAN PEMANASAN AWAL SKRIPSI

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF ABD 01 SOLAR KE DALAM MINYAK SOLAR TERHADAP KINERJA MESIN DIESEL

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian bahan bakar minyak sebagai salah satu sumber energi. mengalami peningkatan yang signifikan sejalan dengan pertumbuhan

M.Mujib Saifulloh, Bambang Sudarmanta Lab. TPBB Jurusan Teknik Mesin FTI - ITS Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2014) ISSN:

Unjuk Kerja Motor Bakar Bensin Dengan Turbojet Accelerator

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Liquefied Gas for Vehicle (LGV) terhadap Konsumsi Bahan Bakar, SFC dan Emisi Gas Buang Pada Mobil

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF NABATI SOLAR TERHADAP UNJUK KERJA DAN KETAHANAN MESIN DIESEL GENERATOR SET TF55R

STUDI PERBANDINGAN KINERJA MOTOR STASIONER 4 LANGKAH SATU SILINDER MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BENSIN DAN BIOGAS

BAB III METODE PENGUJIAN. Standarisasi Nasional Indonesia (SNI) seperti Uji emisi, Akselerasi, dan. Kendaraan uji yang disiapkan adalah :

SFC = Dimana : 1 HP = 0,7457 KW mf = Jika : = 20 cc = s = 0,7471 (kg/liter) Masa jenis bahan bakar premium.

PENGUJIAN PENGGUNAAN KATALISATOR BROQUET TERHADAP EMISI GAS BUANG MESIN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH

UJI EKSPERIMENTAL PERBANDINGAN UNJUK KERJA MOTOR OTTO BERBAHAN BAKAR PERTALITE DENGAN CAMPURAN PERTALITE-ZAT ADITIF CAIR

STUDI PERBANDINGAN KINERJA MOTOR STASIONER EMPAT LANGKAH SATU SILINDER MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR GAS LPG DAN BIOGAS

LAMPIRAN A PERHITUNGAN DENGAN MANUAL. data data dari tabel hasil pengujian performansi motor diesel. sgf = 0,845 V s =

BAB III METODE PENELITIAN

UJI EKSPERIMENTAL PERBANDINGAN UNJUK KERJA MOTOR BAKAR BERBAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN CAMPURAN ZAT ADITIF-PREMIUM (C1:80, C3:80, C5:80)

BAB 4 PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB III PROSES MODIFIKASI DAN PENGUJIAN. Mulai. Identifikasi Sebelum Modifikasi: Identifikasi Teoritis Kapasitas Engine Yamaha jupiter z.

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR SOLAR, BIOSOLAR DAN PERTAMINA DEX TERHADAP PRESTASI MOTOR DIESEL SILINDER TUNGGAL

KAJIAN UNJUK KERJA MESIN BENSIN TOYOTA TIPE KE20F DENGAN VARIASI PENAMBAHAN TEKANAN DAN SUHU UDARA MASUK PADA KARBURATOR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENAMBAHAN ADITIF PRESTONE, REDEX DAN BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PRESTASI MESIN DIESEL, TORSI, DAYA, DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR CAIR SPESIFIK.

PERBANDINGAN UNJUK KERJA GENSET 4-LANGKAH MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BENSIN DAN LPG DENGAN PENAMBAHAN MIXER VENTURI

Andik Irawan, Karakteristik Unjuk Kerja Motor Bensin 4 Langkah Dengan Variasi Volume Silinder Dan Perbandingan Kompresi

KAJI EKSPERIMEN: PERBANDINGAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX TERHADAP UNJUK KERJA MESIN PADA SEPEDA MOTOR SUZUKI THUNDER TIPE EN-125

PERFORMANSI MESIN SEPEDA MOTOR SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS DENGAN MODIFIKASI RASIO KOMPRESI

PENGARUH PENGGUNAAN CETANE PLUS DIESEL DENGAN BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PERFORMANSI MOTOR DIESEL

PERUBAHAN BENTUK THROTTLE VALVE KARBURATOR TERHADAP KINERJA ENGINE UNTUK 4 LANGKAH


UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENAMBAHAN BIOETANOL PADA BAHAN BAKAR PERTALITE TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR BENSIN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK BIJI KARET DENGAN PENGUJIAN MENGGUNAKAN MESIN DIESEL (ENGINE TEST BED)

I. PENDAHULUAN. Motor bensin dan diesel merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Gas

KAJIAN VARIASI KUAT MEDAN MAGNET PADA ALIRAN BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA DAN EMISI MESIN SINJAI 2 SILINDER 650 CC

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

PENGARUH KATALITIK KONVERTER KUNINGAN TERHADAP PENURUNAN EMISI HC DAN CO MESIN OTTO MULTI SILINDER. Oleh, Samuel P.

Jika diperhatikan lebih jauh terdapat banyak perbedaan antara motor bensin dan motor diesel antara lain:

TUGAS AKHIR TM Ari Budi Santoso NRP : Dosen Pembimbing Dr. Bambang Sudarmanta, ST. MT.

METODOLOGI PENELITIAN. langkah 110 cc, dengan merk Yamaha Jupiter Z. Adapun spesifikasi mesin uji

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Transkripsi:

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC Riza Bayu K. 2106.100.036 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. H.D. Sungkono K,M.Eng.Sc

Latar Belakang Populasi dan taraf hidup meningkat Teknologi berkembang Kendaraan bermotor Bahan bakar yang handal Premium???

Perumusan Masalah Bagaimana pengaruh pemakaian bahan bakar premium dengan campuran zat aditif terhadap unjuk kerja motor bensin putaran variabel. Pada komposisi berapakah campuran bahan bakar premium dan zat aditif dapat menghasilkan unjuk kerja terbaik.

Batasan Masalah Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Teknik Pembakaran dan Bahan Bakar Teknik Mesin ITS. Kondisi temperatur dan kelembapan udara dianggap konstan. Bahan bakar yang digunakan adalah bahan bakar premium yang ada di pasaran dan diproduksi oleh Pertamina. Hasil percobaan hanya berlaku untuk motor bensin karisma 125 dan pada kondisi di lingkungan Laboratorium Teknik Pembakaran dan Bahan Bakar Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya. Kondisi motor yang digunakan masih dalam keadaan standar. Dalam analisa tidak membandingkan perubahan kimia yang terjadi akibat pemakaian bahan bakar campuran premium dan zat aditif, proses kimia dalam pembuatan bahan bakar dan zat aditif serta reaksi kimia dalam pembakaran. Komposisi campuran zat aditif yang digunakan adalah 2 cc, 4 cc, 6 cc, 8 cc dan 10 cc untuk 1 liter premium.

Tujuan Penelitian Mengetahui perubahan unjuk kerja pada motor bensin, ditinjau dari torsi motor, daya maksimum yang dihasilkan, konsumsi bahan bakar, tekanan efektif rata - rata dan effisiensi thermalnya yang dihubungkan dengan pengaruh pencampuran Premium dengan zat aditif dengan komposisi 1 liter Premium untuk 2cc, 4cc, 6cc, 8cc, dan 10cc zat aditif. Mendapatkan komposisi campuran yang mampu menghasilkan unjuk kerja terbaik pada motor bensin.

Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang pengaruh penggunaan aditif pada premium dan mendukung program pemerintah dalam mengurangi emisi gas buang.

Klasifikasi Bahan Bakar Bensin Properties Satuan SUPER MEDIUM REG A REG B Bilangan Oktana > 98 > 95 > 91 > 88 Kandungan Timbal g/l ND < 0,013 < 0,013 < 0,013 Kandungan Sulfur % m/m < 0,05 < 0,05 < 0,05 < 0,05 Aromatic % v/v < 40 < 50 < 50 < 50 Benzene % v/v < 5 < 5 < 5 < 5 Olefin % v/v < 20 < 25 < 30 < 30 Titik didih akhir C < 205 < 205 < 205 < 215 RVP kpa 45-60 45-60 45-60 < 62

Premium Premium mempunyai rumus empiris Ethyl Benzena (C8H18). Premium adalah bahan bakar jenis disilat berwarna kuning akibat adanya zat pewarna tambahan. Premium merupakan campuran hidrokarbon parrafins, olefin, napthenes, dan aromatic. Premium mempunyai temperatur nyala minimum 360 ºC. Angka oktan premium RON (Research Octan Number) minimal 88, MON (Motor Octan Number) 83-90.

Zat Aditif Zat aditif digunakan untuk memberikan peningkatan sifat dasar tertentu yang telah dimiliki bahan bakar. Manfaat: Menambah tenaga mesin dan mengurangi konsumsi bb Mengurangi korosi Mengurangi endapan karbon

Penelitian Terdahulu Aep Saepudin (2004) Penelitian dilakukan dengan menggunakan Engine Toyota Kijang lalu mengkomparasikan unjuk kerja dan emisi gas buang engine sebelum dan sesudah ditambahkan aditif pada bahan bakar premium. Hasil yang didapatkan : Menghemat bahan bakar antara 1,75-14,5% dan meningkatkan daya antara1-9%. Selain itu juga menurunkan emisi HC sebesar 23,2-51,6 % dan CO sebesar 6-35,3%.

Bambang Sugiarto (2008) Penelitian dilakukan dengan menggunakan aditif pasaran dan oksigenat yang ditambahkan pada premium lalu diujikan pada engine dengan kompresi 8,2 : 1. Hasil yang didapatkan : Dari hasil pengujian didapatkan bahwa penambahan oksigenat sebagai aditif pada Premium menaikkan daya sampai 20,59%, penurunan nilai SFC sampai 22,73%, sedangkan penambahan aditif pasaran pada Premium mengakibatkan daya naik sekitar 14,71% dan terjadi penurunan SFC sekitar 15,90%. Penambahan aditif pada Premium juga menurunkan kadar emisi HC dan CO

Metode Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode eksperimental untuk mengetahui pengaruh penambahan zat aditif pada bahan bakar premium terhadap unjuk kerja motor bensin dengan menggunakan waterbrake dynamometer dan gas analyzer. Metode yang digunakan adalah dengan menambahkan zat aditif pada bahan bakar premium pada motor bensin putaran variabel dengan variasi aditif per liter bensin sejumlah: 2 cc 4 cc 6 cc 8 cc 10 cc

Metode Penelitian A B Start Persiapan bahan bakar Pengujian Properties Pengujian Performance Studi Literatur 1. Text book 3. Tugas Akhir 2. Internet 4. Jurnal N - 500 rpm Pengaturan beban N= 8500 rpm Pengambilan data Data : 1. Torsi 2. Putaran poros waterbrake 3. Waktu konsumsi 25 ml bb 4. T exhaust, oli dan head 5. ṁudara dan emisi CO & HC N - 500 rpm I = 2 cc I : konsentrasi zat aditif / liter premium Pengaturan beban N= 8500 rpm N: putaran engine Pengambilan data Data : 1. Torsi 2. Putaran poros waterbrake 3. Waktu konsumsi 25 ml bb 4. T exhaust, oli dan head 5. ṁudara dan emisi CO & HC I + 2 cc Kontrol Uji Premium Premium + Zat Aditif Ya N < 3500 rpm Ya N < 3500 rpm Tidak Tidak I > 10 cc Ya A B Tidak Pembuatan Grafik Analisa Grafik Kesimpulan End

Skema Pengujian 1 2 3 4 6 1. Tangki Bahan Bakar 5 2. Gelas Ukur 3. Karburator 7 4. Throttle 5. Knalpot 6. Gas Analyser 7. Water Brake Dynamometer 12 8. Tangki air 9. Pompa air 8 10. Katub air 11. Tachometer 11 10 9 12. Blower

Spesifikasi Engine Tipe mesin : Honda Karisma Tipe mesin : 4 langkah, SOHC, pendinginan udara Diameter x langkah : 52,4 x 57,9 mm Volume langkah : 124,9 cc Kapasitas pelumas mesin : 0,7 l Kopling : Ganda, otomatis, sentrifugal, tipe basah Gigi Transmisi : 4 kecepatan, rotary Pola pengoperan gigi : N 1 2 3 4 N Aki : MF, 12 V-3,5 Ah Sistem Pengapian : CDI

Prosedur Pengujian 1. Persiapan Pengecekan pada mesin dan alat ukur 2. Pengujian Setelah semua pengecekan kondisi engine dan sekitar maka dilaksanakan pengujian dengan tahap sebagai berikut : Mesin dihidupkan pada putaran idle (± 1500 rpm) dan blower dihidupkan Melakukan pemanasan mesin selama 10 menit. Mengatur bukaan throttle sampai bukaan penuh dan pengamatan dilakukan setelah mesin stabil. Beban dari dynamometer diatur dengan membuka katup air masuk sampai engine menunjukkan putaran yang diinginkan yaitu antara, 3500 s/d 8500 rpm dengan interval 500 rpm Pada setiap perubahan putaran engine dilakukan pencatatan data sebagai berikut : Putaran poros waterbrake dynamometer. Torsi. Waktu konsumsi bahan bakar setiap 25 cc. Emisi gas buang engine yaitu CO, HC dan lambda. Temperatur Engine 3. Akhir Pengujian Katup pembebanan ditutup, engine diturunkan sampai idle kemudian semua peralatan dimatikan.

Data primer yang didapat Putaran engine dan poros waterbrake dynamometer Torsi Waktu konsumsi bahan bakar setiap 25 cc Emisi Gas Buang (CO & HC) Daya Efektif (bhp) Tekanan Efektif Rata-Rata (bmep) Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (sfc) Efisiensi Thermal (ηth)

Properties Bahan Bakar Properties Bahan Bakar Viskositas (cst) Densitas (g/cm 3 ) Nilai Kalor Bom Kalorimeter (cal/gr) Specific Gravity Premium 0,47 0,705 10156 0,705706 Premium +2cc 0,47 0,705 10127 0,712713 Premium +4cc 0,48 0,706 10109 0,706707 Premium +6cc 0,48 0,707 9992 0,707708 Premium +8cc 0,48 0,708 9973 0,708709 Premium +10cc 0,51 0,709 9916 0,70971 ACUAN ASTM D 445-97 ASTM D-1298 ASTM D 240

Torsi

BHP

BMEP

BSFC

Efisiensi Thermal

Karbonmonoksida

Emisi Hidrokarbon

Temperatur Engine

Kesimpulan Pada pengujian properties premium dengan penambahan aditif sebanyak 2cc, 4cc, 6cc, 8cc dan 10cc per liter menunjukkan bahwa : Besarnya density bahan bakar yang ditambah zat aditif cenderung meningkat dibanding bahan bakar premium murni. Kenaikan tertinggi pada campuran premium ditambah 10 cc aditif sebesar 0,56 % Besarnya viscositas bahan bakar yang ditambahkan zat aditif cenderung naik dibanding bahan bakar premium murni. Kenaikan tertinggi adalah pada penambahan 10 cc aditif sebesar 8,51 %. Besarnya nilai kalor bahan bakar premium dengan penambahan aditif cenderung mengalami penurunan. Pada premium dengan penambahan 10 cc aditif penurunan nilainya mencapai 2%.

Kesimpulan Pada pengujian unjuk kerja dan gas buang menunjukkan bahwa : Besarnya daya maksimum tertinggi diperoleh dengan penambahan aditif 2 cc dengan daya 6,592 kw pada 7500 rpm. Persentase kenaikan yang terjadi sebesar 4,9 % dibandingkan Premium murni. Besarnya tekanan efektif rata-rata (bmep) maksimum tertinggi diperoleh dengan penambahan aditif 2 cc dengan tekanan efektif rata-rata sebesar 969 kpa. Persentase kenaikan yang terjadi sebesar 4 % dibandingkan Premium murni. Besarnya sfc minimum diperoleh dengan penambahan 2 cc aditif sebesar 0,29 kg/kw.h. Persentase penurunan sebesar 4,7 % dari Premium murni. Besarnya kenaikan effisiensi thermal diperoleh dengan penambahan 2 cc aditif pada 5500 rpm sebesar 27,8 % Pada penambahan 2 cc aditif didapatkan nilai emisi CO dan HC yang terkecil. Besarnya temperatur exhaust, temperatur engine dan temperatur oli paling tinggi adalah pada engine berbahan bakar Premium +2 cc aditif.

Grafik Lambda

Daya efektif (BHP) Daya Efektif merupakan daya yang diberikan ke poros penggerak oleh motor per satuan waktu. Besarnya daya motor dapat dihitung dengan menggunakan persamaan : bhp = 2 x π x n x T (kw) Dimana : T = torsi engine, N.m n = putaran poros waterbrake, rps

Tekanan Efektif Rata-Rata (BMEP) Tekanan efektif (bmep) rata-rata didefinisikan sebagai tekanan konstan yang memproduksi kerja netto yang sama dengan siklus aktual sedangkan piston bergerak dalam volume langkah yang sama. Perumusan bmep adalah : bmep = bhp x z A x l x n x i z = 2 untuk 4 langkah dan 1 untuk 2 langkah A = luas penampang torak (m²) l = panjang langkah torak (m) N = putaran motor (rps) i = jumlah silinder

Konsumsi bb spesifik (SFC) Spesific fuel consumption adalah Laju Aliran Bahan Bakar Untuk Menghasilkan Unit Daya. Perumusan sfc adalah : sfc = ṁ bb bhp sfc ṁ bb bhp = konsumsi bahan bakar spesifik (kg/kw.jam) = laju aliran bahan bakar (kg/s) = daya efektif (kw)

Efisiensi Termal (η th ) Effisiensi thermal adalah ukuran besarnya pemanfaatan energi panas dari bahan bakar untuk diubah menjadi daya efektif oleh motor. η th = 1 sfc x Q x 100% dimana : η th = efisiensi thermal (%) sfc = konsumsi bb spesifik (kg/kw.jam) Q = Nilai Kalor Bahan Bakar (kj/kg)

Emisi Gas Buang CO Gas karbon monoksida merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau. Tapi bersifat racun bagi tubuh. Terjadi akibat pembakaran yang kekurangan oksigen sehingga tidak mampu membentuk CO 2 HC Emisi hidrokarbon merupakan akibat dari tidak sempurnanya pembakaran dalam ruang bakar sehingga masih ada bahan bakar yang belum ikut terbakar.