JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print) F-56

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-78

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

Dosen Pembimbing : Sutarsis,ST,M.Sc.Eng. Oleh : Sumantri Nur Rachman

Tubagus Noor Rohmannudin, Sulistijono, Faris Putra Ardiansyah

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk

PENGARUH KEHADIRAN TEMBAGA TERHADAP LAJU KOROSI BESI TUANG KELABU

PENGARUH TEMPERATUR PADA COATING WRAPPING TAPE TERHADAP COATING BREAKDOWN

PENGARUH DIMENSI CACAT GORES PADA COATING

TERSELESAIKAN H+7 P2

Moch. Novian Dermantoro NRP Dosen Pembimbing Ir. Muchtar Karokaro, M.Sc. NIP

ANALISA PERBANDINGAN LAJU KOROSI MATERIAL STAINLESS STEEL SS 316 DENGAN CARBON STEEL A 516 TERHADAP PENGARUH AMONIAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk adalah perusahaan yang bergerak

ANALISA DESAIN SISTEM SS IMPRESSED CURRENT CATHODIC PROTECTION (ICCP) PADA OFFSHORE PIPELINE MILIK JOB PERTAMINA PETROCHINA EAST JAVA

BAB I PENDAHULUAN. juga menjadi bisnis yang cukup bersaing dalam perusahaan perbajaan.

PENGARUH LAJU KOROSI PELAT BAJA LUNAK PADA LINGKUNGAN AIR LAUT TERHADAP PERUBAHAN BERAT.

SEMINAR TUGAS AKHIR. Aisha Mei Andarini. Oleh : Dosen Pembimbing : Dr.rer.nat.Triwikantoro, M.Sc. Surabaya, 21 juli 2010

ANALISA PROTEKSI KATODIK DENGAN MENGGUNAKAN ANODA TUMBAL PADA PIPA GAS BAWAH TANAH PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR DARI STASIUN KOMPRESSOR GAS KE KALTIM-2

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut.

PENGARUH PENGERJAAN DINGIN TERHADAP KETAHANAN KOROSI AISI 1020 HASIL ELEKTROPLATING Zn DI MEDIA NaCl. Oleh : Shinta Risma Ingriany ( )

RANCANG BANGUN PENGGUNAAN METODE IMPRESSED CURRENT CATHODIC PROTECTION PADA LOGAM BERBASIS MIKROKONTROLER

Oleh: Az Zahra Faradita Sunandi Dosen Pembimbing: Prof.Dr.Ir. Sulistijono, DEA

BAB IV PEMBAHASAN. -X52 sedangkan laju -X52. korosi tertinggi dimiliki oleh jaringan pipa 16 OD-Y 5

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANTI KOROSI BETON DI LINGKUNGAN LAUT

BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN

Perhitungan Teknis LITERATUR MULAI STUDI SELESAI. DATA LAPANGAN : -Data Onshore Pipeline -Data Lingkungan -Mapping Sector HASIL DESAIN

PEMANFAATAN OBAT SAKIT KEPALA SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3,5% NaCl DAN 0,1M HCl

Penentuan Laju Korosi pada Suatu Material

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara

ELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

CARBON STEEL CORROSION IN THE ATMOSPHERE, COOLING WATER SYSTEMS, AND HOT WATER Gatot Subiyanto and Agustinus Ngatin

STUDI KINERJA BEBERAPA RUST REMOVER

LAB KOROSI JPTM FPTK UPI

Proteksi Katodik dengan Menggunakan Anoda Korban pada Struktur Baja Karbon dalam Larutan Natrium Klorida

4.1 INDENTIFIKASI SISTEM

Sidang TUGAS AKHIR. Dosen Pembimbing : Prof. Dr.Ir.Sulistijono,DEA

ANALISA LAJU KOROSI PENGARUH POST WELD HEAT TREATMENT TERHADAP UMUR PIPA PADA PIPA API 5L GRADE B

Analisa Desain Sistem Impressed Current Cathodic Protection (ICCP) pada Offshore Pipeline milik JOB Pertamina-Petrochina East Java

STRATEGI PENGENDALIAN UNTUK MEMINIMALISASI DAMPAK KOROSI. Irwan Staf Pengajar Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe ABSTRAK

Dosen Pembimbing : 1. Prof. Dr. Ir. Sulistijono, DEA 2. Tubagus Noor R., S.T., M.Sc. Luthfi Ardiansyah

PENGARUH VARIASI ph DAN ASAM ASETAT TERHADAP KARAKTERISTIK KOROSI CO 2 BAJA BS 970

PEMANFAATAN OBAT PARACETAMOL SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3.5% NaCl DAN 0.1M HCl

REDUKSI-OKSIDASI PADA PROSES KOROSI DAN PENCEGAHANNYA Oleh Sumarni Setiasih, S.Si., M.PKim.

PELAPISAN ALLOY BERBASIS NIKEL PADA SUBSTRAT CARBON STEEL UNTUK SISTEM PEMIPAAN PADA PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI PANAS BUMI

BAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses

ANALISIS DESAIN SACRIFICIAL ANODE CATHODIC PROTECTION PADA JARINGAN PIPA BAWAH LAUT

PERANCANGAN ALAT UJI KOROSI SALT SPRAY CHAMBER DAN APLIKASI PENGUKURAN LAJU KOROSI PLAT BODY AUTOMOBILES PRODUKSI EROPA DAN PRODUKSI JEPANG PADA

PERANCANGAN PROTEKSI ARUS PAKSA PADA PIPA BAJA API 5L DENGAN COATING DAN TANPA COATING DI DALAM TANAH

Bab II Tinjauan Pustaka

Pemetaan Korosi pada Stasiun Pemurnian di Pabrik Gula Watoe Toelis Krian, Sidoarjo. Adam Alifianto ( )

PENGGUNAAN VITAMIN C SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA LINGKUNGAN ASAM. Irvan Kaisar Renaldi 1

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN NaCl TERHADAP KETAHANAN KOROSI HASIL ELEKTROPLATING Zn PADA COLDROLLED STEEL AISI 1020

Korosi Retak Tegang (SCC) Baja Karbon AISI 1010 dalam Lingkungan NaCl- H 2 O-H 2 S

ELEKTROLISIS AIR (ELS)

PENGARUH VARIASI WAKTU ANODIZING TERHADAP STRUKTUR PERMUKAAN, KETEBALAN LAPISAN OKSIDA DAN KEKERASAN ALUMINIUM 1XXX. Sulaksono Cahyo Prabowo

PENINGKATAN KETAHANAN KOROSI BAJA JIS S45C HASIL ELECTROPLATING NIKEL PADA APLIKASI MATERIAL CRYOGENIC

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN DAN WAKTU PELAPISAN NIKEL PADA ALUMINIUM TERHADAP KEKERASAN

PENGARUH ph LARUTAN ELEKTROLIT TERHADAP TEBAL LAPISAN ELEKTROPLATING NIKEL PADA BAJA ST 37. Abstrak

Analisa Tegangan pada Pipa yang Memiliki Korosi Sumuran Berbentuk Limas dengan Variasi Kedalaman Korosi

Pertemuan <<22>> <<PENCEGAHAN KOROSI>>

II. PRINSIP Elektroda gelas yang mempunyai kemampuan untuk mengukur konsentrasi H + dalam air secara potensio meter.

Elektrokimia. Sel Volta

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN NaCl DENGAN KONSENTRASI 3,5%, 4% DAN 5% TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON SEDANG

Kata kunci : BEM, Korosi, Beton berulang, Proteksi katodik, Anoda korban, Simulasi

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki lahan tambang yang cukup luas di beberapa wilayahnya.

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) G-292

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

KIMIA ELEKTROLISIS

PEMANFAATAN SUPLEMEN VITAMIN C SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3.5% NaCl DAN 0.1 M HCl

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

Proteksi Katodik Metoda Anoda Tumbal Untuk Mengendalikan Laju Korosi

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

MANAJEMEN KOROSI BERBASIS RISIKO PADA PIPA PENYALUR GAS

Korosi Suatu Material 2014

PENINGKATAN EFISIENSI KOMPOR GAS DENGAN PENGHEMAT BAHAN BAKAR ELEKTROLIZER

Oleh : Didi Masda Riandri Pembimbing : Dr. Ir. H. C. Kis Agustin, DEA.

Laporan Tugas Akhir. Saudah Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. Sulistijono, DEA

PENGARUH ARUS DAN WAKTU PELAPISAN NIKEL DAN TEMBAGA TERHADAP KEKERASAN CORAN ALUMINIUM

Vol.3 No.1 Juni 2017, hal p-issn: e-issn:

Jumlah Anoda (N) Tahanan Kabel (R2) Tahanan Total (Rt) = Ic / Io = 21,62 / 7 = 3,1. R2 = R1 + α (T2 T1) = 0, ,00393 (30-24) = 0,02426 ohm/m

BAB II LANDASAN TEORI

Pengaruh ph, Kecepatan Putar, dan Asam Asetat terhadap Karakteristik CO 2 Corrosion Baja ASME SA516 Grade 70

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata korosi berasal dari bahasa latin Corrodere yang artinya perusakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Polutan Terhadap Karakteristik dan Laju Korosi Baja AISI 1045 dan Stainless Steel 304 di Lingkungan Muara Sungai

Studi Eksperimen Perbandingan Laju Korosi pada Plat ASTM (American Society For Testing and Material) A36 dengan Menggunakan Variasi Sudut Bending

Analisis Perbandingan Laju Korosi Pelat ASTM A36 antara Pengelasan di Udara Terbuka dan Pengelasan Basah Bawah Air dengan Variasi Tebal Pelat

PERCOBAAN LOGAM KOROSI BASAH DAN KOROSI ATMOSFERIK

PENCEGAHAN KOROSI DENGAN MENGGUNAKAN INHIBITOR NATRIUM SILIKAT(Na 2 SiO 3 ) HASIL SINTESIS DARI LUMPUR LAPINDO PADA BAJA TULANGAN BETON

STUDI INHIBISI KOROSI BAJA 304 DALAM 2 M HCl DENGAN INHIBITOR CAMPURAN ASAM LEMAK HASIL HIDROLISA MINYAK BIJI KAPUK (Ceiba petandra)

BAB 4 HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

MODEL LAJU KOROSI BAJA KARBON ST-37 DALAM LINGKUNGAN HIDROGEN SULFIDA

Korosi telah lama dikenal sebagai salah satu proses degradasi yang sering terjadi pada logam, khusunya di dunia body automobiles.

Korosi Retak Tegang (SCC) Baja Karbon AISI 1010 dalam Lingkungan NaCl- H 2 O-H 2 S

PENGHAMBATAN KOROSI BAJA BETON DALAM LARUTAN GARAM DAN ASAM DENGAN MENGGUNAKAN CAMPURAN SENYAWA BUTILAMINA DAN OKTILAMINA

PEMANFAATAN BIO INHIBITOR DAUN SUKUN TERHADAP LAJU KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DI LINGKUNGAN 3,5 % NaCl DAN 1 M H 2 SO 4

PENGARUH TEGANGAN DALAM (INTERNAL STRESS) TERHADAP LAJU KOROSI PADA BAUT

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK ITS Vol., No., () ISSN: -9 (-9 Print) F- Pengaruh Variasi Goresan Lapis Lindung dan Variasi ph Tanah terhadap Arus Proteksi Sistem Impressed Current Cathodic Protection (ICCP) pada Pipa API L Grade B Trendy Leo Pratama, Sulistijono, dan Tubagus Noor R. Jurusan Teknik Material dan Metalurgi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya Indonesia e-mail: ssulistijono@mat-eng.its.ac.id Abstrak Korosi merupakan penyebab utama terjadinya kegagalan material pipeline akibat berinteraksi secara langsung dengan lingkungan. Pemberian lapis lindung yang selama ini menjadi pilihan utama untuk mengontrol korosi tidak selamanya bisa diandalkan. Hal ini disebabkan kemungkinan terjadinya kerusakan lapis lindung selama proses shipping atau instalasi sangatlah besar. Oleh karena itu sering kali pemberian lapis lindung dikolaborasikan dengan perlindungan sistem proteksi katodik, khususnya sistem arus paksa (ICCP). Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh luas goresan lapis lindung dan ph tanah terhadap arus proteksi sistem proteksi katodik arus paksa (ICCP). Goresan yang diberikan berbentuk lingkaran dan persegi panjang dengan luas mm, mm, mm, mm, mm, dan mm. Spesimen tanpa goresan dan tanpa lapis lindung digunakan sebagai pembanding. Sedangkan untuk variasi ph tanahnya adalah ph (asam), ph (netral), dan ph (basa). Pipa API L grade B digunakan sebagai katoda dan grafit sebagai anoda, serta rectifier sebagai penyearah arus (DC). Arus proteksi ICCP diatur hingga mencapai nilai potensial proteksi - 8 mv vs elektroda Cu/CuSO. Setelah dilakukan pengkondisian awal selama 8 hari dan hari pengukuran arus, didapatkan hasil bahwa semakin semakin besar goresan lapis lindung maka semakin besar arus proteksi yang dibutuhkan dalam kondisi ph tanah yang sama. Sedangkan dalam kondisi luas goresan yang sama, kebutuhan arus proteksi meningkat seiring dengan semakin rendahnya ph tanah (semakin asam). Kata Kunci arus proteksi, goresan lapis lindung, ICCP, ph tanah, pipeline. I. PENDAHULUAN Industri minyak dan gas sangat memperhatikan jaringan pipa bawah tanah (Onshore Pipeline). Umumnya, onshore pipeline didesain dengan usia antara sampai tahun. Namun, sering kali desain onshore pipeline yang sudah direncanakan tidak sesuai dengan realita yang ada karena korosi. Korosi adlah serangan pada material logam karena bereaksi dengan lingkungannya []. Korosi menjadi penyebab utama dari kegagalan ini, yang mana bisa menyebabkan kualitas dari suatu material itu menurun akibat berinteraksi dengan lingkungan. Oleh karena itu, dalam perancangan onshore pipeline harus memperhatikan banyak faktor dan dengan beberapa pertimbangan agar bisa dihasilkan rancangan yang sedemikian rupa yang memiliki umur pakai yang lebih lama serta sesuai dengan standar yang ada. Korosi dalam industri minyak dan gas sangatlah besar kemungkinannya. Fluida yang dialirkan, belum lagi faktor lingkungan, semuanya bersifat korosif dan bisa mengancam desain onshore pipeline yang sudah dirancang. Maka dari itu, sangat penting untuk melakukan perlindungan yang sedemikian rupa supaya jaringan pipa aman, mulai dari pemilihan material sampai dengan instalasi pipa. Material yang biasa digunakan di industri minyak dan gas adalah Pipa API L Grade B. Pipa ini sangat cocok dipakai untuk mengalirkan fluida minyak dan gas karena sudah sesuai dengan standar dari American Petroleum Institute. Selain faktor fluida, kondisi lingkungan tanah yang ekstrem juga semakin memperparah kecenderungan korosi untuk terjadi. Tidak hanya korosi internal yang disebabakan oleh fluida yang mengalir didalam pipa, namun korosi eksternal juga bisa terjadi. Adapun pengoperasian pipeline di industri minyak dan gas membutuhkan proteksi pada permukaan eksternal pipa, karena pipa kerap terekspos lingkungan dan cenderung bereaksi dengan lingkungan []. Perlindungan korosi dengan cara pelapisan (coating) menjadi sebuah kewajiban untuk dilakukan guna menanggulangi masalah ini. Pelapisan (coating) merupakan salah satu cara yang efektif untuk mencegah terjadinya korosi pada pipa. Lapisan coating ini akan melindungi pipa dari korosi dengan cara mencegahnya untuk berinteraksi dengan lingkungan secara langsung. Namun, kemungkinan untuk terjadi kerusakan pada coating tetaplah selalu ada, seperti saat pemasangan dan saat pengiriman (shipping), bahkan dalam kondisi kerja pun juga demikian. Dari sini bisa dilihat bahwasanya meskipun sudah dilakukan coating, tidaklah menjamin suatu material bisa terbebas dari serangan korosi. Coating merupakan suatu kewajiban untuk diberikan pada pipa untuk mengontrol terjadinya korosi. Namun, seiring dengan banyaknya kemungkinan pada coating untuk mengalami sebuah kerusakan maka seringkali metodenya harus dipadukan dengan sistem proteksi katodik []. Ada dua macam proteksi katodik, namun yang biasa digunakan adalah metode sistem Impressed Current Cathodic Protection (ICCP). Sistem ICCP ini sanggup memberikan jangkauan

JURNAL TEKNIK ITS Vol., No., () ISSN: -9 (-9 Print) F- perlindungan yang relatif besar terhadap jaringan pipa serta arus yang diberikan dari sumber luar bisa diatur sedemikian rupa dengan sebuah alat yang bernama rectifier. Umumnya anoda yang dipakai adalah material dengan laju konsumsinya yang rendah (inert), dimana material itu lebih mulia daripada material pipa. Sistem ICCP ini bisa digunakan untuk melindungi struktur baik yang diberi coating ataupun tidak. Tingkat fleksibelitas dari sistem ini juga cukup baik karena bisa didesain dengan rentang kapasitas output arus yang luas. Artinya, kebutuhan arus dapat diatur baik secara manual maupun secara otomatis dengan merubah tegangan output sesuai dengan kebutuhan. Dengan tingkat fleksibelitas yang tinggi tersebut, yang mana kita bisa menentukan kebutuhan arus proteksi dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan korosi pada jaringan pipa baik yang memiliki coating yang bagus ataupun dalam kondisi yang rusak. Hal inilah yang melatar belakangi penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode ICCP pada struktur pipa dengan kondisi coating yang rusak atau terdapat cacat, lalu menggunakan anoda grafit dalam lingkungan tanah (onshore) dengan kondisi derajat keasaman (ph) tanah yang berbeda. II. METODOLOGI PENELITIAN A. Preparasi Spesimen (Katoda) Spesimen (katoda) yang digunakan adalah pipa API L grade B. Pipa dibotong menjadi bagian dengan masingmasing berukuran panjang mm dan berdiameter, mm. Setelah dipotong, speismen dibersihkan dari produk korosi dengan cara diampelas hingga benar-benar bersih. Spesimen yang telah bersih kemudian dilubangi dibagian ujungnya untuk dimasukkan kabel lalu ditutup dengan lem tembak. Tahap selanjutnya adalah pemberian lapisan coating dengan zinc chromate sebanyak dua lapis dan epoxy filler juga dua lapis. Pada pemberian lapisan epoxy juga diberikan hardener yang merupakan pasangan dari epoxy filler yang digunakan. Selama pemberian lapisan, kekentalan coating sangat diperhatiakan. Hal ini terkait dengan pemberian thinner sebagai campuran lapis lindung. Terakhir adalah menutup kedua ujung pipa dengan karet sponge agar tidak ada elektrolit yang masuk kedalam pipa. Tidak lupa dilakukan pemberian kodefikasi pada spesimen agar mudah dalam pengamatan dan pebgukuran nantinya. B. Preparasi Anoda Anoda yang digunakan adalah grafit. Grafit dipilih karena memiliki laju konsumable yang sangat rendah atau bisa dikatakan terholong logam yang mulia []. Memang dalam sistem arus paksa (ICCP), anoda diharuskan untuk memiliki potensial yang lebih tinggi daripada material yang digunakan pada katoda. Grafit dipotong-potong hingga memiliki ukuran sebesar tebal mm lalu berdiameter mm. Anoda lalu dilubangi dengan menggunakan bor untuk jalan masuknya kabel. Kabel dililitkan kemudian ditutup dengan lem tembak. C. Preparasi Media Elektrolit Dalam penelitian ini menggunakan media tanah sebagai elektrolit dengan perlakuan tertentu sehingga menghasilkan ph tanah sebesar (asam), (netral), dan (basa). Berdasarkan standar NACE TM 9-9, rasio minimum yang dianjurkan untuk volume larutan (elektrolit) terhadap luas permukaan spesimen adalah ml/cm []. Spesimen yang digunakan memiliki luas permukaan 89, cm maka volume tanah minimum yang digunakan sebesar L. Untuk pembuatan elektrolit ph tanah digunakan HCL M sebanyak ml yang dicampurkan kedalam L aquades lalu dicampurkan ke tanah hingga homogen. Untuk ph tanah (netral) maka menggunakan tanah di lingkungan pada umumnya yang mana sudah memiliki range ph, sehingga hanya perlu ditambahkan aquades L saja. Sedangkan untuk lingkungan dengan ph (basa) maka digunakan larutan NaOH M sebanyak ml yang dilarutkan kedalam L aquades lalu dicampurkan hingga homogen kedalam tanah. D. Pengkondisian Spesimen Sebelum dilakukan instalasi ICCP untuk kemudian mengukur arus proteksi yang diberikan, terlebih dahulu spesimen katoda dikondisikan dalam media tanah yang telah dibuat dengan variasi ph tertentu. Pengkondisian ini bertujuan untuk merusak lapisan pasif yang terbentuk pada permukaan pipa. Pengkondisian dilakukan dengan cara imersi dalam media tanah selama 8 hari. Dari variasi ph elektrolit yang berbeda, masing-masing elektrolit ditempatkan dalam box container dengan warna yang berbeda untuk membedakan ph tanah didalamnya. Selama pengkondisian awal ini juga dilakukan pengukuran potensial awal dari spesimen (katoda) untuk dibandingkan nanti besarnya dengan potensial setelah pemasangan sistem proteksi arus paksa (ICCP). E. Pengukuran Arus Proteksi Pada penelitian ini pengujian korosi pipeline yang dilakukan adalah dengan mengukur half-cell potential. Elektroda acuan yang digunakan adalah elektroda referens Cu/CuSO. Dalam sistem ICCP, fokus utama yang menjadi parameter dalam sistem adalah tingkat proteksi yang didapat dari potensial korosi. Dari potensial korosi yang diketahui, arus proteksi dapat diatur sedemikian rupa agar nilai potensial spesimen berada dalam kondisi terproteksi. Pengujian potensial spesimen dengan metode Half-Cell Potential dilakukan untuk mengetahui tingkatan proteksi yang diberikan dan potensi korosi yang terjadi pada pipa. Pengukuran arus proteksi dilakukan selama hari dengan interval setiap hari selama hari dilakukan pengukuran data half-cell potential dengan elektroda referens Cu/CuSO. III. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengukuran Arus Proteksi dalam ph yang Sama Pada gambar dan gambar berikut ini memperlihatkan hasil pengukuran arus proteksi dalam lingkungan ph tanah yang sama dengan variasi goresan lapis lindung.

Arus Proteksi (ma) Arus Proteksi (ma) Arus Proteksi (ma) JURNAL TEKNIK ITS Vol., No., () ISSN: -9 (-9 Print) F-8 Luas Goresan (mm) ph ph ph dengan lingkungan, maka daerah anodik menjadi lebih besar dari sebelumnya jika tertutup atau terisolasi dari lingkungan sehingga reaksi oksidasi akan lebih banyak terjadi dan ini tentunya sangatlah merugikan. Sesuai dengan prinsip teori terjadinya korosi pada umumnya, bahwa elektron memiliki peranan yang sangat penting dalam menjaga dari korosi karena elektron akan bereaksi dengan ion positif elektrolit dan akan melindungi katoda. Pasokan elektron dibutuhkan lebih banyak didaerah anodik ini untuk menekan reaksi anodik yang melibatkan ion logam, menghindari korosi yang lebih parah. Oleh sebab itu, arus proteksi yang diberikan juga harus lebih besar karena arus proteksi berbanding lurus dengan arus elektron []. B. Hasil Pengukuran Arus Proteksi dalam Luas Goresan yang Sama Pada gambar dan gambar berikut ini memperlihatkan hasil pengukuran arus proteksi dalam luas goresan yang sama dengan variasi ph tanah. Gambar. Grafik Pengaruh Luas Goresan Lingkaran terhadap Rata- Rata Kebutuhan Arus Proteksi Luas Goresan (mm) ph ph ph Gambar. Grafik Pengaruh Luas Goresan Persegi Panjang terhadap Rata-Rata Kebutuhan Arus Proteksi ph Dari hasil pengukuran arus porteksi yang didapatkan selama hari proses pengukuran, dapat dilihat bahwa dalam lingkungan elektrolit yang sama (ph sama), semakin besar luas goresan pada pipa maka semakin besar pula arus proteksi yang harus diberikan pada pipa. Atau dengan kata lain semakin besar luasan pipa yang kontak secara langsung dengan lingkungan, maka semakin besar arus proteksi yang dibutuhkan untuk melindungi pipa agar tetap berada pada level terproteksi. Semakin besar luas permukaan pipa yang terbuka Goresan mm Goresan mm Goresan mm Goresan mm Goresan mm Goresan mm Goresan mm Goresan 89, mm Gambar. Grafik Pengaruh ph Tanah terhadap Arus Proteksi pada Goresan Berbentuk Lingkaran

Arus Proteksi (ma) JURNAL TEKNIK ITS Vol., No., () ISSN: -9 (-9 Print) F-9 Goresan mm Goresan mm Goresan mm Goresan mm Gambar. Grafik Pengaruh ph Tanah terhadap Arus Proteksi pada Goresan Berbentuk Persegi Panjang Pengukuran arus proteksi juga dibandingkan berdasarkan lingkungan elektrolit dengan ph tanah yang berbeda. Dalam pipa dengan luas goresan yang sama, kebutuhan arus proteksi semakin meningkat seiring dengan semakin kecilnya nilai ph media, yaitu dari ph, ph, hingga ph. Dalam penelitian ini material yang digunakan adalah pipa API L grade B yang mana tergolong kedalam baja karbon rendah. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa kondisi derajat keasaman atau yang biasa disebut ph tanah cukup berpengaruh terhadap kebutuhan arus proteksi, walaupun pengaruhnya tidak begitu signifikan seperti ditunjukkan dalam perhitungan Anova (Analysis of Variance). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin asam atau semakin rendah nilai ph maka kebutuhan arus proteksi cenderung lebih besar. Hal tersebut terbukti pada trend hasil penelitian yang ada. Dengan hasil yang diperoleh tersebut maka sesuai dengan literatur yang ada, bahwasanya semakin rendah ph maka semakin asam dan butuh arus proteksi yang lebih besar. Kita bisa lihat pada diagram hubungan antara ph dengan laju korosi seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut ini: ph Goresan mm Goresan mm Goresan mm Goresan 89, mm Gambar. Kurva Hubungan ph dengan Laju Korosi [] Terlihat pada kurva bahwa semakin asam kondisi suatu lingkungan maka laju korosi semakin tinggi, begitu juga sebaliknya semakin basa kondisi suatu lingkungan maka laju korosi akan semakin rendah. Hal ini berkaitan dengan erat dengan pengaruh adanya lapisan pasif yang memiliki sifat protektif. Hampir semua logam memiliki kemampuan membentuk lapisan pasif yang bersifat protektif pada permukaan logam. Lapisan pasif ini biasanya terbentuk dari oksida logam atau senyawa lain yang akan memisahkan logam dari media (larutan). Antara ph sampai terdapat endapan lapisan ferro oxide yang porous dan menutupi permukaan sehingga bisa terhalang untuk bisa bereaksi langsung dengan lingkungan. Pada kondisi ph dibawah maka laju korosi cenderung sangat tinggi. Hal ini dikarenakan oksida besi (FeO) ini larut, maka dari itu tidak ada lagi yang bisa membentuk film pelingdung dari lingkungan, sehingga material akan bereaksi dengan lingkungan. Korosi semakin meningkat karena konsentrasi H + yang cukup tinggi []. Atom-atom H bergabung dengan oksigen dengan reaksi: H + /O H Jika konsentrasi H+ cukup tinggi (ph rendah) maka terjadi reaksi: Fe + H + H + Fe + Ion Fe + juga bereaksi dengan oksigen dan membentuk karat (coklat kemerah-merahan) dengan menghasilkan ion H + - yang selanjutnya direduksi menjadi H. Sedangkan untuk suatu kondisi dimana ph dalam kondisi basa atau keatas itu cenderung lebih tahan terhadap korosi. Hal ini dikarenakan pada kondisi ini terbentuklah lapisan pasif fero oksida (Fe O ) yang protektif. Hal ini juga sejalan dengan teori dari persamaan Nerst. Jika dihitung melalui persamaan nerst maka pada kondisi asam memiliki nilai E atau potensial korosi yang lebih besar jika dibandingkan dengan kondisi netral bahkan basa.

JURNAL TEKNIK ITS Vol., No., () ISSN: -9 (-9 Print) F- IV. KESIMPULAN Dari penelitian yang sudah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:. Dalam ph tanah yang sama, arus proteksi yang dibutuhkan pada sistem ICCP meningkat seiring dengan semakin bertambah besarnya luas goresan pada pipa.. Dalam luas goresan yang sama, arus proteksi yang dibutuhkan pada sistem ICCP meningkat seiring dengan semakin rendahnya ph tanah (semakin asam kondisi lingkungan). DAFTAR PUSTAKA [] Bardal, Einar.. Corrosion and Protection. Trondheim: Norway. [] Rafferty, K. 989. A Materials and Equipment Review of Selected. Report to USDOE, GeO-Heat Center, Klamath Falls, OR. [] ASM Metal Handbook Vol. 9 th ed. 98. Corrosion. Colorado: ASM International Handbook Committee. [] Callister, William. D. Jr,.. Fundamentals of Materials Science and Engineering. Seventh Edition. USA: John Wiley & Sons Inc. [] NACE Standard TM9-9. 99. Laboratory Corrosion Testing of Metals. Houston: NACE International. [] Departemen Perindustrian dan Perdagangan. ( ). Pendidikan dan Pelatihan Inspektur Korosi. Jakarta: Balai Besar Bahan dan Barang Teknik. [] Roberge, Pierre, R,.. Handbook of Corrosion Engineering. USA: The Mc.Graw-Hill Companies Inc.