PROPOSAL INVESTASI TRADING TANDAN BUAH SEGAR SAWIT ( TBS ) : KOPERASI AL-ASNHOR SATU NEGERI PEKANBARU : PEKANBARU, RIAU INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. proses kemajuan dan kemunduran suatu perusahaan, artinya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan oleh perusahaan. Bahan baku suatu perusahaan industri dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sub sektor perkebunan merupakan salah satu sub sektor dari sektor

POTENSI PENGEMBANGAN INDUSTRI KELAPA SAWIT 1 Oleh: Almasdi Syahza Peneliti dan Pengamat Ekonomi Pedesaan Lembaga Penelitian Universitas Riau

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki rencana pengembangan. bisnis perusahaan untuk jangka waktu yang akan datang.

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT

GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT, BAHAN BAKAR DIESEL DAN PRODUK TURUNAN KELAPA SAWIT

I. PENDAHULUAN. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan perusahaan industri yang bergerak

I. PENDAHULUAN. berkembang pesat pada dua dekade terakhir. Produksi minyak sawit Indonesia

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai. sumber devisa negara melalui produk-produk primer perkebunan maupun

pengusaha mikro, kecil dan menegah, serta (c) mengkaji manfaat ekonomis dari pengolahan limbah kelapa sawit.

I. PENDAHULUAN. keuangan setiap negara. Bank antara lain berperan sebagai tempat. penyimpanan dana, membantu pembiayaan dalam bentuk kredit, serta

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pemerintah sedang menggalakkan produksi non-migas,

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan Produksi CPO di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan konsumsi yang cukup pesat. Konsumsi minyak nabati dunia antara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. ditanam di hampir seluruh wilayah Indonesia. Bagian utama dari kelapa sawit yang diolah adalah

Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai. produk hasil olahannya. Berdasarkan data triwulan yang dikeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Bio Oil Dengan Bahan Baku Tandan Kosong Kelapa Sawit Melalui Proses Pirolisis Cepat

BAB I PENDAHULUAN. Kemudahan ini melahirkan sisi negatif pada perkembangan komoditas pangan

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ABSTRACT ANALYSIS OF THE POTENTIAL OF PALM SHELL WASTE WHEN USED AS ACTIVED CHARCOAL IN RIAU PROVINCE BY : EDWARD SITINDAON

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan perusahaan besar adalah kelapa sawit. Industri kelapa sawit telah tumbuh

Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun. dan menyalurkan dana dari dan kepada masyarakat yang memiliki fungsi

PEMBAHASAN Penetapan Target

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

HASIL SURVEI KREDIT KONSUMSI A. Karakteristik Bank

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

2015 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMANFAATAN LIMBAH PADAT PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

KATA PENGANTAR. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

VI. REKOMENDASI KEBIJAKAN

PELUANG PENGEMBANGAN PABRIK KELAPA SAWIT SKALA KECIL DI DAERAH RIAU 1 (The opportunity in Developing a Small Scale Oil Palm Industry in Riau Region)

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu tulang punggung perekonomian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VI. PENINGKATAN MUTU PRODUK KOMODITAS BERBASIS KELAPA SAWIT

PELUANG INVESTASI BISNIS KELAPA SAWIT DI INDONESIA. Makalah. Disusun Oleh : Imam Anggara

1 PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jendral Perkebunan (2014) Gambar 2 Perkembangan Produksi CPO Indonesia

KATA PENGANTAR Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perkebunan

PELUANG DAN PROSPEK BISNIS KELAPA SAWIT DI INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENDAHULUAN. yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut. diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.

I. PENDAHULUAN. salah satu bagian penting dalam pembangunan pertanian serta merupakan bagian

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen rantai pasok, sebagai subyek penelitian, masih dalam masa

BAB I PENDAHULUAN. Tahun

IV. GAMBARAN UMUM. Sumber : WTRG Economics

Tinjauan Pasar Minyak Goreng

ANALISIS OIL LOSSES PADA FIBER DAN BROKEN NUT DI UNIT SCREW PRESS DENGAN VARIASI TEKANAN

OLEH :: INDRA PERMATA KUSUMA

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa sawit, berasal dari daerah tropis di Amerika Barat yang penting

PEREKONOMIAN WILAYAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Bagi perekonomian Indonesia, sektor pertanian merupakan sektor yang

SISTEM INFORMASI BIAYA POKOK UNTUK MEMPRODUKSI CPO DI PKS TANAH PUTIH. Oleh AHMAD FAUZI LUBIS

PERGERAKAN HARGA CPO DAN MINYAK GORENG

I. PENDAHULUAN. industri minyak bumi serta sebagai senyawa intermediet pada pembuatan bahan

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT SKALA KECIL (MINI PLANT)

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

I. U M U M. TATA CARA PANEN.

Sakti Hutabarat Staf pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang

I. PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara agraris dengan penduduk sekitar 210 juta jiwa

I.PENDAHULUAN Selain sektor pajak, salah satu tulang punggung penerimaan negara

I. PENDAHULUAN. Komoditas kelapa sawit merupakan salah satu komoditas yang penting di

Disampaikan pada Annual Forum EEP Indonesia 2012 di Provinsi Riau Pekanbaru, Oktober 2012

RINGKASAN EKSEKUTIF. Tim Peneliti: Almasdi Syahza; Suwondo; Djaimi Bakce; Ferry HC Ernaputra; RM Riadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Optimalisasi Pengadaan Tandan Buah Segar (TBS) Sebagai Bahan Baku Produksi Crude Palm Oil dan Palm Kernel PT. Ukindo-Palm Oil Mill

INOVASI TEKNOLOGI KOMPOS PRODUK SAMPING KELAPA SAWIT

BAB I PENDAHULUAN. telah dibuka maka investasi harus terus dilanjutkan sampai kebun selesai

PENGANTAR. Latar Belakang. Sebagian komponen dalam industri pakan unggas terutama sumber energi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat dahulu, pada umumnya orang melakukan investasi secara tradisional.

BAB I PENDAHULUAN. peranan paling penting dalam perekonomian nasional. Harianto (2013), Staf

SURAT TANDA DAFTAR USAHA BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN (STD-B) Kabupaten/Kota... Kecamatan...

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mendorong pembangunan ekonomi nasional, salah satu alat dan

PENDAHULUAN. untuk bisa menghasilkan kontribusi yang optimal. Indonesia, khususnya pengembangan agroindustri.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terlihat dari rata-rata laju pertumbuhan luas areal kelapa sawit selama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam realita ekonomi dan sosial masyarakat di banyak wilayah di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. kebutuhan akan minyak nabati dalam negeri. Kontribusi ekspor di sektor ini pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

47. Kriteria Kelayakan Investasi Kompos & Listrik Akibat Penurunan

BAB I PENDAHULUAN. Seumantoh adalah perusahaan yang bergerak dalam pengolahan Tandan Buah

DAFTAR ISI i. DAFTAR TABEL. ii DAFTAR GAMBAR... iii DAFTAR LAMPIRAN iv

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. PERKEBUANAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT BEKRI KAB. LAMPUNG TENGAH PROV. LAMPUNG. Oleh :

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 395/Kpts/OT.140/11/2005 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMBAHASAN (A) (B) (C) (D) Gambar 13. TBS Yang Tidak Sehat (A) Buah Mentah dan Abnormal, (B) Buah Sakit, (C) Buah Batu dan (D) Buah Matang Normal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHUL'CJAN Latar Belakang

PIROLISIS CANGKANG SAWIT MENJADI ASAP CAIR (LIQUID SMOKE)

Transkripsi:

PROPOSAL INVESTASI TRADING TANDAN BUAH SEGAR SAWIT ( TBS ) Pengelola Lokasi : KOPERASI AL-ASNHOR SATU NEGERI PEKANBARU : PEKANBARU, RIAU INDONESIA Struktur Koperasi - Ketua Koperasi Gita Purnama, S.T - Pengurus Koperasi Manager Admin & Kasir Admin & Staff IT - Operasional Lapangan Manager Kepala Lapangan Anggota : Fadhli Ihsan : Dewi Laksmawati, S.Pd : Muhammad Fajri : Zulkifli : Anuar O : M. Taufik TBS 1

KONSEP INVESTASI TRADING TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT ( TBS ) I. PENDAHULUAN Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas yang pertumbuhannya paling pesat pada dua decade terakhir. Pada era tahun 1980-an sampai dengan pertengahan tahun 1990-an, industri kelapa sawit berkembang sangat pesat. Pada periode tersebut, areal meningkat dengan laju sekitar 11% per tahun. Sejalan dengan perluasan areal, produksi juga meningkat dengan laju 9.4% per tahun. Konsumsi domestik dan ekspor juga meningkat pesat dengan laju masing-masing 10% dan 13% per tahun (Direktorat Jenderal Perkebunan 2002). Laju yang demikian pesat menandai era di mana kelapa sawit merupakan salah satu primadona pada sub-sektor perkebunan. Buah sawit yang dikenal dengan bermacam jenis, mempunyai pola panen yang kita kenal sebagai tingkat kematangan. Kematangan buah sangat menentukan hasil rendemen minyak yang dihasilkan. Berbagai standar baku mutu buah tentunya akan menjadi tolak ukur dalam perancangan pengolahan Pabrik Minyak Kelapa Sawit. Buah yang telah dipanen selayaknya secepatnya didistribusikan ke pabrik pengolahan agar tidak teroksidasi oleh enzim dan udara yang meningkatkan nilai keasaman (salah satu parameter produk). Sistem distribusi, pola panen dan tidak tersedianya kapasitas pabrik pengolahan yang memadai mengakibatkan terjadinya buah restant (waste fruit) dan buah gugur (berondolan). TBS 2

II. Tandan Buah Segar (TBS) dengan mutu yang baik akan menghasilkan : 1. Minyak sebanyak 20-25% 2. Inti (kernel) sebanyak 4-6% 3. Cangkang 5-9% 4. Tandan kosong (empty fruit bunch) 20-22% 5. Serat (fiber) 12-14% Sedangkan Buah Berondolan akan menghasilkan: 1. Minyak sebanyak 30-34% 2. Nut (biji) 15-17% 3. Serat (fiber) 14-30% 4. Sampah 2-10% Adapun kebutuhan buah berondolan dan restan bagi pabrik skala kecil ini dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1 Kebutuhan Bahan Baku Pabrik NO KAPASITAS PABRIK (ton/jam) LAMA OPERASIONA (jam/hari) BAHAN BAKU (ton/hari) 1 1 20 20 2 3 20 60 3 5 20 100 PROSES JUAL BELI BUAH SAWIT Dalam proses jual beli buah sawit memiliki aspek-aspek yang ada didalamnya seperti yang paling atas adalah Pabrik itu sendiri ( PKS ) yang kemudian dibawahnya adalah SPB ( Surat Pemegang Penyuplai Buah ) yang memiliki kerjasama langsung dengan pihak pabrik. SPB juga nantinya yang akan menerima buah dari toke-toke sawit yang telah membeli buah kepada para Petani Buah Sawit. Buah dari toke tersebut masuk kepabrik melalui SPB, SPB mendapat keuntungan profit dari jual beli sawit antara SPB dengan Pabrik sebesar Rp. 20,- / kilo nya yang mana ini merupakan profit yang akan dibagikan antara investor dengan pengelola yakni Rp. 10,- untuk investor dan Rp. 10,- untuk pengelola. Toke-toke yang membeli buah dari petani akan mendapatkan keuntungan profit yang mana Koperasi disini juga bertindak sebagai Toke dan telah memiliki RAM ( timbangan ). Dari profit yang diperoleh dari hasil jual beli toke dengan petani, investor mendapatkan Rp.15,- per kilo. Buah yang dapat dihasil kan perhari dari petani-petani adalah lebih kurang 200 Ton / hari dan buah yang di suplai ke pabrik minimal 1000 Ton /hari. Kita sebagai SPB tidak hanya menerima buah dari satu toke, tetapi toke-toke lain bisa masuk untuk menjual buahnya ke pabrik melalui SPB yang kita miliki. TBS 3

Gambar Jual Beli Sawit TBS 4

III. RANCANGAN INVESTASI RINGKASAN PELAKSANAAN INVESTASI TRADING BUAH SAWIT SEGAR ( TBS ) NO. DESKRIPSI KETERANGAN 1 Estimasi Harga Sawit Rp. 1.750,- / kg 2 Profit Investor ( Netto ) Rp. 15,- / kg 3 Modal yang di Tawarkan Rp. 7.000.000.000,- ( Total ) 6 Lama Perjanjian Kerjasama 24 Bulan (addendum akhir kontrak) 1. Estimasi Hitungan Profit Dengan Modal Rp. 10.000.000,- A. Profit dari pembelian SPB Tunggal Estimasi kebutuhan TBS Pabrik 1.000 Ton / hari Profit Investor ( Rp 10,- / kg) = Rp 10,- x 1.000.000 kg = Rp 10.000.000,- / hari Profit Investor / bulan = Rp 10.000.000,- x 30 hari = Rp 300.000.000,- / bulan B. Profit dari Pembelian kepada Petani Estimasi TBS bisa dibeli dari petani = 100 Ton (100.000 kg) / hari Profit Investor (Rp 15,- / kg) = Rp 15,- x 100.000 kg = Rp 1.500.000,- / hari Profit Investor / bulan = Rp 1.500.000,- x 30 hari = Rp 45.000.000,- C. Total Profit Perbulan (jika ditarik setiap bulan) Profit dari pembelian SPB Tunggal + Profit dari pembelian kepada petani = Rp 300.000.000,- + Rp 45.000.000,- = Rp 345.000.000,- Profit per Investasi Rp 10.000.000,- = Rp 10.000.000, Rp 7.000.000.000, x Rp 345.000.000,- = Rp 492.800,- / bulan D. Profit dari Kebun Sawit Jika investor mengalokasikan profit dari Investasi bulanannya untuk dibelikan kebun sawit, maka : Profit investor total keseluruhan perbulan Rp 345.000.000,- Estimasi harga kebun sawit Rp 75.000.000,- / hektar Dari total profit, dapat membeli = Rp 300.000.000, Rp 75.000.000, cadangan perawatan kebun Rp 45.000.000,- = 4 Hektar kebun sawit dan dana TBS 5

Per 2 Tahun Investasi, total kebun sawit bisa dimiliki = 4 hektar x 24 bulan = 96 hektar Estimasi profit dari kebun sawit = Rp 2.500.000,- / hektar (penjualan hasil kebun) Estimasi total profit dari keseluruhan aset kebun sawit = Rp 2.500.000,- x 96 hektar = Rp 240.000.000,- (dari penjualan hasil seluruh kebun) Estimasi profit bersih investor 60% x Rp 240.000.000,- = Rp 144.000.000,- Total profit investor perbulan apabila profit di alokasikan ke kebun sawit dengan modal awal Rp 10.000.000,- : 1 Memiliki aset kebun sawit = Rp 10.000.000, Rp 7.000.0000.000, x 96 hektar = 0,14 Hektar (senilai Rp 10.300.000,-) Investor telah balik modal setelah dua tahun dengan memiliki aset saham kepemilikan kebun sawit seluar 0,14 hektar 2 Profit berjalan setelah 2 tahun (bulan ke 25) = Rp 45.000.000, + Rp144.000.000, ) = Rp 698.500,- / bulan Rp 10.000.000, Rp 7.000.000.000, x (Rp 300.000.000, + Artinya, dalam 2 Tahun investasi, investor terhitung balik modal dengan memiliki aset kebun sawit dan ditambah dengan estimasi keuntungan mencapai 7% perbulan. Jika kita bandingkan dengan bunga deposito bank yang hanya berkisar 7% per-tahun, maka nilai keuntungan yang ditawarkan investasi Trading Sawit Koperasi Al-Anshor bisa mencapai lebih dari 10 kali lipat deposito bank yang haram (riba) 2. Estimasi Hitungan Profit Dengan Modal Rp. 25.000.000,- A. Profit dari pembelian SPB Tunggal Estimasi kebutuhan TBS Pabrik 1.000 Ton / hari Profit Investor ( Rp 10,- / kg) = Rp 10,- x 1.000.000 kg = Rp 10.000.000,- / hari Profit Investor / bulan = Rp 10.000.000,- x 30 hari = Rp 300.000.000,- / bulan B. Profit dari Pemebelian kepada Petani Estimasi TBS bisa dibeli dari petani = 100 Ton (100.000 kg) / hari Profit Investor (Rp 15,- / kg) = Rp 15,- x 100.000 kg = Rp 1.500.000,- / hari Profit Investor / bulan = Rp 1.500.000,- x 30 hari = Rp 45.000.000,- TBS 6

C. Total Profit Perbulan (jika ditarik setiap bulan) Profit dari pembelian SPB Tunggal + Profit dari pembelian kepada petani = Rp 300.000.000,- + Rp 45.000.000,- = Rp 345.000.000,- Profit per Investasi Rp 10.000.000,- = Rp 25.000.000, Rp 7.000.000.000, x Rp 345.000.000,- = Rp 1.232.000,- / bulan D. Profit dari Kebun Sawit Jika investor mengalokasikan profit dari Investasi bulanannya untuk dibelikan kebun sawit, maka : Profit investor total keseluruhan perbulan Rp 345.000.000,- Estimasi harga kebun sawit Rp 75.000.000,- / hektar Dari total profit, dapat membeli = Rp 300.000.000, Rp 75.000.000, = 4 Hektar kebun sawit dan dana cadangan perawatan kebun Rp 45.000.000,- Per 2 Tahun Investasi, total kebun sawit bisa dimiliki = 4 hektar x 24 bulan = 96 hektar Estimasi profit dari kebun sawit = Rp 2.500.000,- / hektar (penjualan hasil kebun) Estimasi total profit dari keseluruhan aset kebun sawit = Rp 2.500.000,- x 96 hektar = Rp 240.000.000,- (dari penjualan hasil seluruh kebun) Estimasi profit bersih investor 60% x Rp 240.000.000,- = Rp 144.000.000,- Total profit investor perbulan apabila profit di alokasikan ke kebun sawit dengan modal awal Rp 25.000.000,- : 1 Memiliki aset kebun sawit = Rp 25.000.000, Rp 7.000.0000.000, x 96 hektar = 0,34 Hektar (senilai Rp 25.500.000,-) Investor telah balik modal setelah dua tahun dengan memiliki aset saham kepemilikan kebun sawit seluar 0,34 hektar 2 Profit berjalan setelah 2 tahun (bulan ke 25) = Rp 45.000.000, + Rp144.000.000, ) = Rp 1.746.428,- / bulan Rp 25.000.000, Rp 7.000.000.000, x (Rp 300.000.000, + Artinya, dalam 2 Tahun investasi, investor terhitung balik modal dengan memiliki aset kebun sawit dan ditambah dengan estimasi keuntungan mencapai 7% perbulan. Jika kita bandingkan dengan bunga deposito bank yang hanya berkisar 7% per-tahun, maka nilai keuntungan yang ditawarkan investasi Trading Sawit Koperasi Al-Anshor bisa mencapai lebih dari 10 kali lipat deposito bank yang haram (riba) TBS 7

3. Estimasi Hitungan Profit Dengan Modal Rp. 50.000.000,- A. Profit dari pembelian SPB Tunggal Estimasi kebutuhan TBS Pabrik 1.000 Ton / hari Profit Investor ( Rp 10,- / kg) = Rp 10,- x 1.000.000 kg = Rp 10.000.000,- / hari Profit Investor / bulan = Rp 10.000.000,- x 30 hari = Rp 300.000.000,- / bulan B. Profit dari Pemebelian kepada Petani Estimasi TBS bisa dibeli dari petani = 100 Ton (100.000 kg) / hari Profit Investor (Rp 15,- / kg) = Rp 15,- x 100.000 kg = Rp 1.500.000,- / hari Profit Investor / bulan = Rp 1.500.000,- x 30 hari = Rp 45.000.000,- C. Total Profit Perbulan (jika ditarik setiap bulan) Profit dari pembelian SPB Tunggal + Profit dari pembelian kepada petani = Rp 300.000.000,- + Rp 45.000.000,- = Rp 345.000.000,- Profit per Investasi Rp 10.000.000,- = Rp 50.000.000, Rp 7.000.000.000, x Rp 345.000.000,- = Rp 2.464.000,- / bulan D. Profit dari Kebun Sawit Jika investor mengalokasikan profit dari Investasi bulanannya untuk dibelikan kebun sawit, maka : Profit investor total keseluruhan perbulan Rp 345.000.000,- Estimasi harga kebun sawit Rp 75.000.000,- / hektar Dari total profit, dapat membeli = Rp 300.000.000, Rp 75.000.000, = 4 Hektar kebun sawit dan dana cadangan perawatan kebun Rp 45.000.000,- Per 2 Tahun Investasi, total kebun sawit bisa dimiliki = 4 hektar x 24 bulan = 96 hektar Estimasi profit dari kebun sawit = Rp 2.500.000,- / hektar (penjualan hasil kebun) Estimasi total profit dari keseluruhan aset kebun sawit = Rp 2.500.000,- x 96 hektar = Rp 240.000.000,- (dari penjualan hasil seluruh kebun) Estimasi profit bersih investor 60% x Rp 240.000.000,- = Rp 144.000.000,- Total profit investor perbulan apabila profit di alokasikan ke kebun sawit dengan modal awal Rp 50.000.000,- : 1 Memiliki aset kebun sawit = Rp 50.000.000, Rp 7.000.0000.000, x 96 hektar = 0,69 Hektar (senilai Rp 51.700.000,-) Investor telah balik modal setelah dua tahun dengan memiliki aset saham kepemilikan kebun sawit seluar 0,69 hektar TBS 8

2 Profit berjalan setelah 2 tahun (bulan ke 25) = Rp 45.000.000, + Rp144.000.000, ) = Rp 3.492.857,- / bulan Rp 50.000.000, Rp 7.000.000.000, x (Rp 300.000.000, + Artinya, dalam 2 Tahun investasi, investor terhitung balik modal dengan memiliki aset kebun sawit dan ditambah dengan estimasi keuntungan mencapai 7% perbulan. Jika kita bandingkan dengan bunga deposito bank yang hanya berkisar 7% per-tahun, maka nilai keuntungan yang ditawarkan investasi Trading Sawit Koperasi Al-Anshor bisa mencapai lebih dari 10 kali lipat deposito bank yang haram (riba) 4. Estimasi Hitungan Profit Dengan Modal Rp. 100.000.000,- A. Profit dari pembelian SPB Tunggal Estimasi kebutuhan TBS Pabrik 1.000 Ton / hari Profit Investor ( Rp 10,- / kg) = Rp 10,- x 1.000.000 kg = Rp 10.000.000,- / hari Profit Investor / bulan = Rp 10.000.000,- x 30 hari = Rp 300.000.000,- / bulan B. Profit dari Pemebelian kepada Petani Estimasi TBS bisa dibeli dari petani = 100 Ton (100.000 kg) / hari Profit Investor (Rp 15,- / kg) = Rp 15,- x 100.000 kg = Rp 1.500.000,- / hari Profit Investor / bulan = Rp 1.500.000,- x 30 hari = Rp 45.000.000,- C. Total Profit Perbulan (jika ditarik setiap bulan) Profit dari pembelian SPB Tunggal + Profit dari pembelian kepada petani = Rp 300.000.000,- + Rp 45.000.000,- = Rp 345.000.000,- Profit per Investasi Rp 10.000.000,- = Rp 100.000.000, Rp 7.000.000.000, x Rp 345.000.000,- = Rp 4.928.000,- / bulan D. Profit dari Kebun Sawit Jika investor mengalokasikan profit dari Investasi bulanannya untuk dibelikan kebun sawit, maka : Profit investor total keseluruhan perbulan Rp 345.000.000,- Estimasi harga kebun sawit Rp 75.000.000,- / hektar Dari total profit, dapat membeli = Rp 300.000.000, Rp 75.000.000, = 4 Hektar kebun sawit dan dana cadangan perawatan kebun Rp 45.000.000,- Per 2 Tahun Investasi, total kebun sawit bisa dimiliki = 4 hektar x 24 bulan = 96 hektar Estimasi profit dari kebun sawit = Rp 2.500.000,- / hektar (penjualan hasil kebun) TBS 9

Estimasi total profit dari keseluruhan aset kebun sawit = Rp 2.500.000,- x 96 hektar = Rp 240.000.000,- (dari penjualan hasil seluruh kebun) Estimasi profit bersih investor 60% x Rp 240.000.000,- = Rp 144.000.000,- Total profit investor perbulan apabila profit di alokasikan ke kebun sawit dengan modal awal Rp 100.000.000,- : 1 Memiliki aset kebun sawit = (senilai Rp 102.700.000,-) Rp 100.000.000, Rp 7.000.0000.000, x 96 hektar = 1,37 Hektar Investor telah balik modal setelah dua tahun dengan memiliki aset saham kepemilikan kebun sawit seluar 1,37 hektar 2 Profit berjalan setelah 2 tahun (bulan ke 25) = Rp 45.000.000, + Rp144.000.000, ) = Rp 6.985.714,- / bulan Rp 100.000.000, Rp 7.000.000.000, x (Rp 300.000.000, + Artinya, dalam 2 Tahun investasi, investor terhitung balik modal dengan memiliki aset kebun sawit dan ditambah dengan estimasi keuntungan mencapai 7% perbulan. Jika kita bandingkan dengan bunga deposito bank yang hanya berkisar 7% per-tahun, maka nilai keuntungan yang ditawarkan investasi Trading Sawit Koperasi Al-Anshor bisa mencapai lebih dari 10 kali lipat deposito bank yang haram (riba) TBS 10

IV. LEGALITAS KOPERASI 1. SURAT KETERANGAN FISKAL TBS 11

2. SURAT KETERANGAN TANDA DAFTAR PERUSAHAAN TBS 12

3. SURAT KETERANGAN AKTA PENDIRIAN KOPERASI TBS 13

4. SURAT IZIN USAHA TBS 14

5. SURAT IZIN GANGGUAN TBS 15

6. SURAT KETERANGAN TANDA DAFTAR PEMERIKSAAN ALAT PROTEKSI PEMADAM KEBAKARAN TBS 16

V. PENUTUP Dari usaha yang ditawarkan Koperasi Al-Anshor Satu Negeri ini dapat menjadi peluang besar dalam pengembangan keuangan dari sistem investasi Trading Tandan Buah Segar ( TBS ) sawit dengan peluang keuntungan investasi lebih besar 10 kali libat dari suku bunga deposito bank yang haram setiap tahun nya. Pekanbaru, 3 Juni 2017 Gita Purnama, S.T Ketua Koperasi Al-Anshor Satu Negeri TBS 17