PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA METODE DISCOVERY LEARNING DENGAN DRILL PADA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS DI SMA NEGERI 11 BEKASI

dokumen-dokumen yang mirip
III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan quasi experiment, rancangan yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jalan Jhon Ario Katili Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN X O

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN R X O 1 R O 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. subyek yang akan diteliti, teknik-teknik pengumpulan data, prosedur pengumpulan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IX SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tidak bisa mengontrol variabel-variabel lain atau pengaruh lain yang akan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 oktober sampai 18

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen dengan desain yang

Alumni Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jambi 2,3)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober Januari 2015 di SMA Negeri 1

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa menggunakan metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah pendekatan yang data penelitiannya berupa angka-angka, pengumpulan

Lailly Ramadhani dan Tri Harsono. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Medan.Jl.Willem Iskandar Pasar V Medan ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

Gayus Simarmata FKIP Universitas HKBP Nomensen Pematangsiantar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Omega: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika 3 (1), 6-10 (2017)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengaruh Pembelajaran Problem Posing Berbasis Aktivitas Menggunakan Kartu Pertanyaan Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Palu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN R X O 2 R O 4

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi hasil penelitian. Desain yang digunakan adalah Pretest-

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis data penelitian, dapat disimpulkan bahwa : a. Pengelolaan pembelajaran menggunakan metode eksperimen pada materi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan dengan menggunakan strategi pembelajaran FIRE-UP dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. tidak bisa mengontrol variabel-variabel lain atau pengaruh lain yang akan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MAN Kampar Kabupaten Kampar pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE WINDOW SHOPPING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA-FISIKA PADA MATERI HUKUM NEWTON

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang

PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU GIZI PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 8 MEDAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan respon terhadap kegiatan belajar mengajar. 24 Inti dari penelitian ini adalah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang

X O 1. Keterangan : O 1 O 2

BAB III METODE PENELITIAN

TABEL III. 1 PROSES PENELITIAN No Kegiatan Waktu. 1 Pengajuan Sinopsis November Proses pengerjaan proposal Desember 2014

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas X SMAN 2 Kuok Kecamatan Kuok

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA METODE DISCOVERY LEARNING DENGAN DRILL PADA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS DI SMA NEGERI 11 BEKASI Diah Fajaryanti 1. Sekolah Menengah Atas Negeri 11, Bekasi.. Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Jakarta ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tidak atau terdapat perbandingan hasil belajar fisika siswa antara metode Discovery Learning dengan Drill. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 11 Bekasi Kelas X pada semester genap tahun pelajaran 011/01. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi eksperimen. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbandingan hasil belajar fisika siswa antara metode Discovery Learning dengan Drill. Kata kunci :hasil belajar fisika, Discovery Learning, Drill. 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Banyak upaya dalam pendidikan telah dilakukan, diantaranya yaitu pengembangan maupun penyempurnaan kurikulum yang dilakukan secara bertahap, konsisten dan disesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk menunjang pendidikan tersebut diperlukan pemilihan metode yang tepat dan sesuai dengan materi atau konsep yang akan diajarkan. Metode mengajar yang dipakai oleh guru akan banyak berpengaruh terhadap cara belajar siswa yang mana setiap siswa mempunyai cara belajar yang berbedabeda. Semakin tepat metode yang digunakan maka semakin efektif dan efisien kegiatan pembelajaran yang dilakukan antara guru dan siswa yang pada akhirnya akan menunjang keberhasilan belajar siswa dan keberhasilan mengajar yang dilakukan oleh guru. Guru harus dapat memilih dengan tepat metode belajar yang akan digunakan dalam mengajar dengan memperhatikan tujuan belajar yang akan dicapai, situasi dan kondisi serta tingkat perkembangan siswa. Metode belajar dalam fisika memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran. Karena kesesuaian pemilihan metode belajar secara langsung berpengaruh terhadap perilaku dan aktivitas belajar siswa. Dalam pemilihan metode belajar untuk bidang studi fisika seharusnya dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat perkembangan dan kondisi psikologis siswa. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat berinteraksi dengan metode belajar yang ada serta mampu mengaplikasikan pengetahuan fisika sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh siswa dan harus menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung kepada siswa.

Pada dasarnya setiap siswa mendapat informasi dan kegiatan belajar yang sama, tetapi setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda. Hasil perbedaan kemampuan siswa akan mengakibatkan adanya perbedaan penerimaan atau daya serap pelajaran yang diberikan, sehingga dengan mengetahui perbedaan tersebut guru dapat merencanakan dan memberikan metode mengajar yang tepat agar kebutuhan siswa-siswi terlayani sesuai dengan penyajian materi yang telah digariskan dalam kurikulum. Dari uraian diatas menjadi pendorong bagi penulis untuk memilih metode mengajar yang efektif, metode yang dapat merangsang siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran sehingga pemahaman konsep siswa menjadi kuat. Dari sekian banyak metode pembelajaran, menurut penulis yang sesuai dengan kondisi tersebut adalah metode penemuan (discovery learning) dan metode latihan (drill). Metode Discovery Learning dalam proses pembelajarannya melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk menemukan konsep fisika yang akan dicapai. Pada metode discovery learning siswa mengalami sendiri proses belajar dalam memahami konsep fisika yang dipelajarinya serta siswa akan dituntut lebih aktif dan mandiri dalam pembelajaran. Sehingga kemampuan atau kreativitas siswa untuk berfikir dapat berkembang. Akan tetapi, dalam metode Discovery Learning pemahaman konsep lebih diutamakan dibandingkan dengan hasil belajar. Sedangkan metode Drill proses pembelajarannya siswa dituntut untuk memiliki kecepatan berfikir dalam mengerjakan soal yang dilakukan secara berulang-ulang. Tapi Perlu disadari bahwasannya dalam metode drill, kemampuan atau inisiatif siswa untuk berpikir kurang berkembang karena metode drill mengharuskan siswa menghafal. Dalam fisika, menghafal perlu dilakukan tetapi kurang tepat bila di lakukan berulang-ulang, karena dapat menjadikan siswa kurang aktif. Metode Drill juga lebih mengutamakan hasil belajar dibandingkan pemahaman konsep, sehingga siswa sulit untuk memahami konsep-konsep fisika yang telah di pelajari dan siswa tidak dapat mengembangkan kreativitas berfikir yang dimilikinya. Dari uraian yang telah dijelaskan, pada pelaksanaan pengajaran dengan metode discovery learning dan metode drill masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan. Sehingga akan diketahui secara jelas apakah terdapat perbandingan hasil belajar fisika siswa dengan metode discovery learning dan metode drill. Maka judul dari penelitian ini adalah: Perbandingan Hasil Belajar Fisika Siswa Antara Metode Discovery Learning Dengan Drill Pada Pokok Bahasan Listrik Dinamis Di SMA Negeri 11 Bekasi 1.. Identifikasi Masalah Berpedoman pada latar belakang, maka masalah-masalah yang dapat diidentifikasi adalah : 1. Apakah guru sudah menggunakan metode yang tepat untuk mengajar fisika?. Apakah metode discovery learning dapat meningkatkan pemahaman konsep fisika? 3. Apakah metode drill dapat meningkatkan pemahaman konsep fisika? 4. Apakah dengan metode discovery learning dapat mengembangkan kreativitas siswa? 5. Apakah dengan metode drill dapat mengembangkan kreativitas siswa? 6. Apakah terdapat perbandingan hasil belajar fisika siswa yang diajarkan dengan metode discovery learning dan metode drill?

. KAJIAN TEORI.1. Belajar Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Menurut wittig dalam buku Psikologi Belajar mendefinisikan belajar sebagai perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam atau keseluruhan tingkah laku dalam suatu organisme sebagai hasil pengalaman. Belajar menurut pandangan Bruner dalam buku Trianto bahwa belajar hendaknya melalui partisipasi secara aktif dengan konsep-konsep dan prinsipprinsip agar meraka dianjurkan memperoleh pengalaman, dan melakukan eksperimen-eksperimen yang mengizinkan mereka menemukan prinsip-prinsip itu sendiri. Belajar ini terkenal dengan sebutan belajar penemuan (Discovery Learning)... Fisika Druxes mendefinisikan fisika sebagai ilmu pengetahuan yang berusaha menguraikan serta menjelaskan hukumhukum alam dan kejadian alam dengan gambaran menurut pikiran manusia..3. Hasil Belajar Menurut Nana Sudjana, hasil belajar adalah kemampuan kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Dan menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar..4. Hakekat Hasil Belajar Fisika Hasil belajar fisika diartikan oleh Khadijah Tabrani sebagai ukuran yang menunjukkan seberapa jauh tujuan pembelajaran fisika yang dicapai oleh peserta didik melalui pengalaman belajar yang telah didapatkan. Khadijah Tabrani juga mengartikan Hasil belajar fisika sebagai tingkat penguasaan terhadap materi fisika pada ranah kognitif sebagai hasil dari pembelajaran fisika dalam kurung waktu tertentu berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran..5. Metode Mengajar Metode menurut suryosubroto adalah cara, yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Menurut Syaiful Bahri Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan..6. Metode Discovery Learning Menurut Mulyasa metode discovery learning (penemuan) adalah suatu metode belajar yang lebih menekankan pada pengalaman langsung. Pembelajaran dengan metode penemuan lebih mengutamakan proses daripada hasil belajar. Dr. J. Richard dalam buku Dra. Roestiyah menjelaskan bahwa metode discovery learning adalah suatu cara mengajar yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, diskusi, membaca sendiri, agar anak dapat belajar sendiri. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode discovery learning adalah suatu metode belajar aktif yang siswa dituntut untuk mencari sendiri konsep yang akan dipelajari, sehingga kreatifitas siswa dapat berkembang dan guru hanya bersifat sebagai fasilitator saja.7. Metode Drill Menurut Syaiful Sagala metode drill (latihan) merupakan suatu cara mengajar yang menanamkan kebiasaankebiasaan tertentu seperti ketangkasan, ketepatan, dan ketrampilan. Menurut Moh. Sholeh Hamid dalam buku metode edutainment

menjelaskan bahwa Metode latihan juga biasa disebut juga metode training. Metode ini merupakan metode yang digunakan guru untuk mengajar dalam upaya menanamkan berbagai kebiasaan atau keterampilan tertentu kepada para siswa. Dari beberapa pendapat di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa Metode drill adalah suatu metode yang diajarkan oleh guru dengan pemberian latihan soal yang terus-menerus dan siswa hanya dituntut untuk menghafal dan mengingat dengan cepat materi yang telah diajarkan kemudian menggunakan kemampuan yang dimiliki untuk menjawab dan mengerjakan soal..8. Listrik Dinamis Listrik Dinamis terbagi menjadi dua macam, yaitu: Listrik Arus Searah (Direct Current/DC) dan Listrik Arus Bolak-Balik (Alternating Current/AC). a. Arus Listrik Arus listrik didefinisikan sebagai laju aliran muatan listrik yang melalui suatu luasan penampang lintang. Pada Rangkaian tunggal, seperti pada Gambar 1, arus pada setiap saat sama pada satu titik (katakanlah titik A) seperti pada titik yang lain (misalnya B). Hal ini sesuai dengan kekekalan muatan listrik (muatan tidak hilang). (a) b. Hukum Ohm Untuk menghasilkan arus listrik pada rangkaian, dibutuhkan beda potensial. Satu cara untuk menghasilkan beda potensial ialah baterai. George Simon Ohm menentukan dengan eksperimen bahwa arus pada kawat logam sebanding dengan beda potensial V yang diberikan ke ujung-ujungnya : (1) Jika kita menggabungkan dengan hambatan, maka kita dapatkan: () Definisi hambatan dapat dilihat pada Gambar grafik tegangan (V) terhadap arus (I) dan nilai hambatan listrik sama dengan kemiringan dari gravik V terhadap I. V Gambar c. Hambatan Listrik pada Kawat Besar kecilnya hambatan listrik pada sebuah kawat penghantar (bahan) dipengaruh oleh beberapa faktor, yaitu: 1. Jenis bahan. Panjang (l) 3. Luas penampang (A) 4. Suhu (T) L I (Ampere) A Gambar 3 (b) Gambar 1 (a). Rangkaian listrik sederhana. (b) Gambar skematis dari rangkaian Dari faktor-faktor diatas di dapatkan Persamaan hambatan listrik, hambatan R kawat logam berbanding lurus dengan panjang L dan berbanding terbalik dengan luas penampang lintang A, yaitu:

R = l A (3) d. Susunan Rangkaian Listrik. Dalam rangkaian listrik terdapat dua rangkaian yaitu, rangkaian secara seri dan rangkaian secara paralel. 1. Susunan Seri Hambatan pengganti seri sama dengan jumlah hambatan tiap-tiap komponen : Gambar 4 Rangkaian listrik seri (4). Susunan Paralel Hambatan pengganti paralel sama dengan jumlah hambatan tiap-tiap komponen : 1 1 1 1... R p R1 R R n (5) Gambar 5 Rangkaian listrik paralel e. Hukum Kirchhoff Hukum kirchhoff ada dua, yaitu: Hukum I Kirchhoff (hukum titik cabang) dan Hukum II Kirchhoff (hukum loop). 1. Hukum 1 Kirchhoff Hukum I Kirchhoff adalah tentang percabangan rangkaian listrik, yang menyatakan : Jumlah kuat arus yang masuk pada suatu titik cabang sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik cabang itu. Gambar 6 Rangkaian bercabang Sehingga Hukum I Kirchoff dapat di rumuskan menjadi: (6). Hukum II Kirchoff Hukum II Kirchhoff berbunyi : hasil penjumlahan dari jumlah ggl dalam sumber tegangan dan penurunan tegangan sepanjang rangkaian tertutup (loop) sama dengan nol. (7) 3. Kerangka Berfikir Hasil belajar yang akan dicapai siswa tidak terlepas dari berbagai faktor yang ada dalam proses pembelajaran, salah satunya adalah penggunaan metode dalam proses pembelajaran fisika. Penggunaan metode yang tidak tepat dapat menyebabkan hasil belajar yang rendah, ini dikarenakan kurangnya pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Dalam pembelajaran fisika khususnya pada pembelajaran listrik dinamis, metode drill sering digunakan dalam proses pengajaran karena dianggap metode yang paling mudah dilakukan, karena sebagian besar guru masih beranggapan bahwa banyaknya latihan soal yang berulang-ulang akan mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Tetapi metode drill tidak dapat mengarahkan siswa untuk berpikir secara sistematis, yakni siswa tidak akan mendapatkan gambaran mengenai fisika apabila secara terus-menerus diminta untuk mengulang keterampilan yang

bersifat menghafal rumus. Dalam metode drill siswa tidak akan mampu memahami konsep dalam belajar fisika, selain itu siswa juga tidak berkembang dalam pembelajaran fisika selanjutnya yang dilakukan hanya latihan terusmenerus, dan dalam metode ini siswa hanya difokuskan pada apa yang telah diketahui. Pelaksanaan pembelajaran melalui metode belajar yang lebih tepat diharapkan peran siswa menjadi lebih aktif, interaksi siswa dengan meteri dapat berjalan dengan optimal. Langkah itu dapat dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Metode belajar yang dimaksud adalah metode belajar discovery learning, peran guru hanya berfungsi sebagai fasilitator dengan penerapan metode belajar tersebut diharapkan proses belajar menjadi lebih menarik dan hasil belajar siswa dapat lebih ditingkatkan. Sesuai dengan karaktersitiknya, metode belajar discovery learning adalah metode belajar individu. Metode discovery learning merupakan metode penemuan, dalam metode ini panjelasan materi listrik dinamis tidak seluruhnya dijelaskan oleh guru tetapi siswa diberikan kesempatan untuk memahami dan menyimpulkan sendiri apa yang telah dipelajari. Sedangkan metode belajar drill adalah metode belajar dengan pemberian soal secara terus-menerus sehingga siswa hanya menghafal dan belum dapat menemukan konsep yang akan dicapai. Metode belajar discovery learning sebagai metode belajar yang menuntut peran aktif siswa, memberi peluang besar bagi siswa untuk berinteraksi dengan materi pelajaran, dalam hal ini dibutuhkan partisipasi aktif siswa dalam belajar, kesadaran akan manfaat pengetahuan akan mendorong siswa untuk lebih giat dalam belajar. Metode belajar drill adalah metode belajar yang menekankan proses pemberian soal latihan yang terusmenerus dan siswa hanya berlatih dengan hafalan dan ingatan dalam pembelajaran fisika. Dengan mengetahui kelebihan yang ada pada metode pembelajaran discovery learning dengan metode drill maka diduga terdapat perbedaan metode discovery learning dengan metode drill dalam meningkatkan hasil belajar siswa. 4. HIPOTESIS 4.1. Perumusan Hipotesis Berdasarkan Kerangka teori, Kesimpulan teori dan Kerangka Berfikir maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian : H 0 : Tidak terdapat perbandingan hasil belajar fisika siswa antara metode discovery learning dengan metode drill. H 1 : Terdapat perbandingan hasil belajar fisika siswa antara metode discovery learning dengan metode drill. 5. METODOLOGI PENELITIAN 5.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMAN 11 Bekasi kelas X semester genap tahun 011/01. 5.. Teknik Pengambilan Sample Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah teknik random sampling dengan: 1. Populasi target Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 11 Bekasi yang terdaftar pada semester genap tahun ajaran 011/01.. Populasi Terjangkau Populasi terjangkau adalah siswa kelas X SMA Negeri 11 Bekasi yang terdaftar pada semester genap tahun ajaran 011/01

5.3. Pengukuran 5.3.1. Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Validitas instrumen penelitian untuk variabel hasil belajar siswa dihitung melalui rumus point biserial, hal ini sesuai dengan skor yang diperoleh untuk tes hasil belajar siswa, adapun rumus tersebut adalah: r pbis Mp S t Mt p q (1) Keterangan : r pbis : koefisien korelasi biserial M p : rata-rata skor dari subjek yang menjawab benar bagi item yang dicari validitasnya. M t : rata-rata skor total seluruh siswa p : proporsi siswa yang menjawab benar q : proporsi siswa yang menjawab salah S t : standar deviasi dari skor total 5.3.. Reliabilitas Reliabilitas tes berhubungan dengan masalah kepercayaan. Maka suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Perhitungan selanjutnya adalah uji reliabilitas instrumen, yang dilakukan dengan rumus KR - 0 yaitu: k Vt pq r 11 k 1 V t () Keterangan : r : Reliabilitas instrumen r ) 11 ( hitung K : Banyaknya butir pertanyaan V t : Varians total p : Proporsi siswa yang menjawab benar q : Proporsi siswa yang menjawab salah 5.3.3. Taraf Kesukaran Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut taraf kesukaran (difficultry index). Rumus mencari P adalah. (3) Keterangan: Indeks kesukaran Jumlah siswa yang menjawab soal Jumlah total peserta 5.3.4. Daya Pembeda Daya pembeda soal, adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai. Rumus untuk menentukan daya pembeda adalah: (4) Dimana: Daya pembeda Jumlah peserta tes Banyaknya peserta kelompok atas Banyaknya peserta kelompok bawah Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal benar Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal benar Proporsi pesert kelompok atas yang menjawab benar Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar 5.4. Teknik Analisa Data 5.4.1. Hipotesis Statistik H 0 : µ 1 = µ H 1 : µ 1 µ Keterangan : µ 1 : nilai rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan metode discovery learning ( kelas eksperimen ) µ : nilai rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan metode drill ( kelas kontrol ) H 0 : hipotesis nol, tidak terdapat perbandingan hasil belajar fisika antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

H 1 :hipotesis kerja,terdapat perbandingan hasil belajar fisika antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. 5.4.. Uji Prasyarat Analisa Data 5.4..1. Uji Normalitas Data Menurut Sudjana uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui distribusi sampel yang normal, perhitungan uji normalitas dilakukan melalui uji Lilliefors dengan taraf signifikan 5.4... Uji Homogenitas Untuk pengujian homogenitas dalam hal ini dapat diuji menggunakan rumus Fisher atau disebut juga perhitungan dengan uji fisher (F). (5) Keterangan : : Variansi terbesar dari kedua kelompok data : Variansi terkecil dari kedua kelompok data 5.4.3. Pegujian Hipotesis Data yang didapat dalam penelitian ini selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji-t. Rumus yang digunakan yaitu: t X n 1S n 1 1 1 X n n 1 S 1 1 n1 n 1 (6) Keterangan : x 1 : rata-rata hasil belajar fisika kelompok eksperimen x : rata-rata hasil belajar fisika kelompok kontrol t : hasil hitung distribusi t n 1 : banyaknya data kelompok eksperimen n : banyaknya data kelompok kontrol S 1 : varians hasil belajar fisika kelompok eksperimen S : varians hasil belajar fisika kelompok kontrol Untuk menguji Hipotesis digunakan derajat kebebasan pada taraf signifikansi = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = ( n n ) dimana x y didapat. 6. Hasil Penelitian 6.1. Analisis Instrumen Penelitian Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu instrument diuji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda. 6.1.1. Validitas Perhitungan data uji validitas butir soal tes hasil beljar fisika berjumlah 50 soal. Menggunakan rumus Point Biserial didapat 35 soal yang valid dan 15 soal invalid. 6.1.. Reliabilitas Dari data hasil uji coba tes hasil belajar fisika diperoleh varians dengan rumus: Menghitung reliabilitas instrumen uji coba dengan menggunakan rumus (Kuder Richardson) sebagai berikut:

r hitung > r tabel atau instrumen reliabel. 0,855 > 0,97maka eksperimen dan kelas kontrol dalam keadaan yang homogen. 6.1.3. Taraf Kesukaran Setelah diadakan validitas dan reliabilitas untuk memperoleh soal kualitas soal yang baik maka diadakan pengujian taraf kesukaran. Dari data yang didapat, maka taraf kesukarannya terbagi atas 8 soal mudah, 3 soal sedang, dan 4 soal sukar. 6.1.4. Daya Pembeda Soal Hasil pengujian daya pembeda soal terdapat 9 soal Baik dan 6 soal cukup. 6.. Pengujian Prasyarat Analisis Sebelum melakukan pengujian hipotesa, terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas dan homogenitas data sebagai berikut : 6..1. Uji Normalitas a. Kelas Eksperimen Dari data yang diperoleh Harga L hitung = 0,083 < 0,140 = L tabel dengan n = 40 dan taraf signifikansi α = 0,05. Karena L Hitung < L tabel atau 0,083 < 0,140, maka dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen berdistribusi normal. b. Kelas Kontrol Dari data yang diperoleh Harga L Hitung = 0,111 < 0,140 = L tabel dengan n = 40 dan taraf signifikansi α = 0,05. Karena L hitung < L tabel atau 0,111 < 0,140 maka dapat disimpulkan bahwa kelas kontrol berdistribusi normal. 6... Uji Homogenitas Uji homogenitas kedua kelas dilakukan dengan menggunakan uji Fisher. Dari hasil perhitungan maka didapat dengan derajat kebebasan pembilang 39 dan derajat kebebasan penyebut 39 maka F Hitung = 1,113 dan F tabel (0,05:39:39) adalah 1,746 maka dapat disimpulkan pada kedua kelas tersebut F Hitung = 1,113 < 1,746 = F tabel maka dengan α = 0,05. Dengan demikian H 0 diterima dan kedua kelas yaitu kelas 6.3. Pengujian Hipotesis Hipotesis yang telah dirumuskan menyatakan bahwa terdapat perbandingan hasil belajar fisika siswa yang menggunakan metode Discovery Learning dan metode Drill. Dari perhitungan maka diperoleh hasil perhitungan t hitung > t tabel atau,895 > 1,994 dengan taraf signifikansi α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = 78 yang menyebabkan H 0 tidak ada perbandingan hasil belajar fisika siswa dengan metode metode Discovery Learning dan metode Drill pada pokok bahasan listrik dinamis ditolak dan menerima H 1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terhadap perbandingan hasil belajar fisika siswa dengan metode Discovery Learning dan metode Drill. 7. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI 7.1. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : 1. Perhitungan hasil belajar fisika kelas X.1 SMA Negeri 11 Bekasi sebagai kelas eksperimen pada pokok bahasan Listrik Dinamis memiliki nilai rata-rata 71, dan kelas X.3 sebagai kelas Kontrol memiliki nilai rata-rata 65,5.. Rata rata hasil belajar fisika siswa setelah menggunakan metode Discovery Learning (Penemuan) lebih tinggi daripada rata-rata hasil belajar fisika siswa yang menggunakan metode Drill (Latihan). Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran fisika dengan menggunakan Discovery Learning (Penemuan) lebih efektif dibandingkan menggunakan Drill (Latihan) terhadap peningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas X SMA Negeri 11 Bekasi pada pokok bahasan Listrik Dinamis.

3. Perhitungan uji normalitas hasil belajar fisika siswa pada materi listrik dinamis yang diterapkan dengan metode Discovery Learning, diperoleh L Hitung < L tabel atau 0,083 < 0,140. Hal ini menujukan bahwa kelas eksperimen berdistribusi normal. 4. Perhitungan uji normalitas hasil belajar fisika siswa pada materi listrik dinamis yang diterapkan dengan metode Discovery Learning, diperoleh L Hitung < L tabel atau 0,111 < 0,140. Hal ini menujukan bahwa kelas kontrol berdistribusi normal. 5. Perhitungan uji homogenitas hasil belajar fisika siswa pada materi listrik dinamis yang diterapkan dengan metode Discovery Learning dan Drill, diperoleh F Hitung = 1,113 dan F tabel dengan (0,05:39:39) adalah 1,746 karena F Hitung < F tabel atau 1,113 < 1,746. Dengan demikian H 0 diterima dan kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam keadaan yang homogen. 6. Perhitungan uji statistik hipotesis dengan uji-t, didapat perhitungan uji hipotesis t hitung > t tabel atau,895 > 1,994, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian(h 1 ) diterima dan tolak hipotesis (H 0 ). Dengan demikin dapat dinyatakan bahwa terdapat perbandingan hasil belajar fisika siswa yang diterapkan metode Discovery Learning dengan metode Drill. 7. Dalam pembelajaran dengan metode drill siswa hanya diberikan latihan yang berulang-ulang. Karena didalam pembelajarannya siswa dituntut berfikir cepat sehingga siswa hanya menghapal pelajaran yang telah diberikan guru. Sehingga siswa tidak mempunyai pemahaman konsep. 8. Penggunaan metode discovery learning sebagai metode belajar dapat menarik minat dan perhatian siswa karena dalam metode ini siswa akan lebih kreatif dalam berfikir dan menemukan konsep yang akan dicapai dibandingkan dengan penggunaan metode drill yang cenderung mengharuskan siswa untuk menghafal rumus. 7.. IMPLIKASI Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka metode Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa, terutama pada pembelajaran fisika di tingkat SMA. Siswa menjadi aktif dan termotivasi dalam belajar fisika karena dalam metode ini siswa belajar menemukan sendiri konsep atau materi yang dicapai. Untuk itu para guru perlu meningkatkan kemampuannya dalam menerapkan pembelajaran. Sehingga inovasi dalam pembelajaran yang ada dapat diaplikasikan sebaik mungkin untuk mencapai tujuan pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA [1] Arikunto, Suharsimi. 009. Dasardasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta []. 010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. [3] Astra, I Made dan Hilman Setiyawan. 007. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Piranti. [4] Dimiyati dan Mujiono.006.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. [5] Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 00. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: P.T. Rineka Cipta.

[6] Druxes, Herbert dkk. 1986. Kompedium Didaktik Fisika. Bandung: Remaja Karya. [7] Giancoli. 001. Fisika Jilid Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga. [8] Hamalik, Oemar. 004. Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. [9] Hamid, Moh. Sholeh. 011. Metode Edutaiment. Yogyakarta: Diva Press. [10] Kanginan, Marthen. 007. Fisika 1 Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga. [11] Khadijah Tabrani. (17 april 01). Hasil Belajar Fisika. Diambil 8 September 01.dari http://khadijahtabrani.blogspot.com/ 01/04/hasil-belajar-fisika. html [1] Mulyasa. 006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosdakarya. [13] Purwanto, Ngalim. 010. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya [14] Roestiyah. 008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. [15] Sagala, Syaiful. 010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Jakarta: Alfabeta [16] Slameto. 010. Belajar dan Faktorfaktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka cipta [17] Sudjana. 005. Metode Statistik. Bandung: Trasito [19] Sugiyono. 010. Metode Penelitian Pendidikan Kuntitatif,kualitatifdan R&D cet. Ke-10. Bandung: Alfabeta [0]. 010. Statistika untuk Penelitian. Revisi Terbaru. Bandung: Alfabeta [1] Suryosubroto. 009. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. [] Syah, Muhibbin. 004. Psikologi Belajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada. [3].010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. [4] Tipler, Paul. 001. Fisika Untuk Sains dan Teknik Jilid Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga. [5] TIM FKIP UHAMKA. ( Februari 007 ). Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta: Uhamka Press. [6] Trianto.009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group [7] Unggul Prasetya. (14 Agustus 009). Belajar Fisika SMA ONLINE. Alat Ukur Listrik.Diambil 1 Juli 01. Dari http://fisika000.blogspot.com/009 /08/ alat-ukur-listrik.html?m=1 [18] Sudjana, Nana. 010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.