BAB III METODOLOGIPENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR PENENTU PRODUKSI USAHATANI CABAI MERAH DI KECAMATAN BULU DAN TLOGOMULYO, KABUPATEN TEMANGGUNG ABSTRAK

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Pengumpulan Data

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data 4.3. Metode Pengambilan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

IV METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. untuk menciptakan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

hari atau rata-rata 10,33 hari/bulan. hutan, perkebunan dan lahan lainnya. atas sebagaimana tergambar pada tabel 2.9.

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. dianalisis. Menurut Supardi (2005) penelitian deskripsi secara garis besar

Penutup. Sekapur Sirih

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret 2013

METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

BAB IV METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. penerimaan yang diperoleh petani kedelai, pendapatan dan keuntungan yang

III. METODE PENELITIAN. banyak membahas mengenai biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional dipergunakan sebagai standar dan ukuran

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu 4.2 Data dan Instrumentasi

BAB I PENDAHULUAN. Program pembangunan nasional sebagaimana dalam Undang-Undang no 25. perdagangan yang merupakan inti sistem pembangunan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

METODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian

Oleh : DEDI DJULIANSAH DOSEN PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SILIWANGI

METODE PENELITIAN. deskriptif analisis, pelaksanaan penelitian ini menggunakan studi komparatif,

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. Usahatani tembakau sendiri merupakan salah satu usahatani yang memiliki

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN. Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

BAB III METODE PENELITIAN. faktor produksi yang kurang tepat dan efisien. Penggunaan faktor produksi

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

II. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

III. METODE PENELITIAN. Semua konsep dan defenisi operasional ini mencakup pengertian yang

4 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. akurat mengenai faktor-faktor, sifat-sifat dan hubungan antar fenomena yang

METODE PENELITIAN. dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Tujuannya

III. METODE KERJA 1. Lokasi dan Waktu 2. Pengumpulan data

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Usahatani Padi Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus. Sarana. Produksi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

ANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi BAB 1.

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. langsung terhadap gejala dalam suatu masyarakat baik populasi besar atau kecil.

BAB IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Menurut Travers (1978) dalam Umar menjelaskan bahwa metode ini bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Wajak Kabupaten Malang, tepatnya di

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI

1) Struktur Ekonomi Daerah. terbesar dalam penyusunan PDRB.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana. produksi danpendapatanyang diinginkan pada waktu tertentu.

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

BAB III METODE PENELITIAN

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar, Definisi Operasional dan Pengukuran. variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian ini akan diukur dan

Oleh: 1 Haris Hermawan, 2 Soetoro, 3 Cecep Pardani

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September KELAYAKAN USAHATANI UBI JALAR (Ipomoea batatas L) DI LAHAN PASIR KECAMATAN MIRIT KABUPATEN KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap

IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan mulai dari bulan April Juni di Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango.

III. METODE PENELITIAN

REVITALISASI SISTEM AGRIBISNIS DALAM RANGKA MENINGKATKAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.) Merill) DI KABUPATEN GROBOGAN

BAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CAISIM

Kelayakan Ekonomi Teknologi Petani Pada Usahatani Bawang Merah Varietas Sumenep (Studi Kasus di Desa Rajun Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep)

III. METODE PENELITIAN. memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian,

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

III. METODE PENELITIAN. metode survey. Metode survey digunakan untuk memperoleh fakta-fakta dari

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KOTA BANGUN KECAMATAN KOTA BANGUN

EFISIENSI USAHATANI PADI BERAS HITAM DI KABUPATEN KARANGANYAR

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode deskriptif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan Varietas Bawang Merah

IV. METODE PENELITIAN

terendah pada tahun ) Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan

Transkripsi:

BAB III METODOLOGIPENELITIAN Penelitian dilakukan untuk mengkaji strategi penguatan agribisnis pada usahatani cabai merah di Kabupaten Temanggung.Penelitian diawali dengan mengkaji perilaku produksi usahatani cabai merah. Selanjutnya dianalisis tingkat efisiensi usahatani serta cost and return dari usahatani untuk kemudian merumuskan strategi penguatan kinerja agribisnis cabai merah yang tepat di Kabupaten Temanggung. 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di dua Kecamatan Bulu dan Tlogomulyo Kabupaten Temanggung (Gambar 3.1 peta Temanggung).Pemilihan ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa daerah ini merupakan salah satu sentra produksi cabai merah di Kabupaten Temanggung (Tabel 3.1)kegiatan penelitian dilakukan di bulan Oktober-Desember 2010. Tabel 3.1 Sentra Pertanaman Cabai Merah Menurut Peringkat Luasan Tahun 2010 Di Kabupaten Temanggung No Kecamatan Luas (ha) 1. Bulu 1118 2. Togomulyo 406 3. Parakan 326 4. Selopampang 245 5. Kledung 115 6 Kranggan 110 7 Tembarak 84 8 Ngadirejo 80 9 Kedu 73 10 Bansari 67 11 Temanggung 54 12 Kaloran 35 13 Jumo 34 14 Wonoboyo 24 15 Gemawang 21 16 Candiroto 18 17 Pringsurat 14 18 Kandangan 7 Sumber: Temanggung dalam Angka, 2010 26

27 3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional adalah: Variabel dan definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini a. Luas Lahan, yaitu luas lahan yang diusahakan untuk mengolah sejumlah input produksi data diperoleh dari petani. Luas lahan dinyatakan dalam hektar (ha). b. Tenaga kerja, adalah banyaknya tenaga kerja yang dibutuhkan untuk usahatani mulai pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan sampai dengan panen. Tenaga kerja yang digunakan terdiri atas tenaga kerja laki-laki dan wanita. Satuan yang dipergunakan untuk mengukur tenaga kerja adalah hari kerja pria (HKP). Tenaga kerja wanita yang digunakan di konversi dalam ukuran HOK dengan ketentuan sebagai berikut : 1 HOK = upah 1 hari kerja wanita 1 HKP (3.1) upah 1 hari kerja pria c. Benih, yaitu jumlah benih yang digunakan dalam usaha tani cabai dalam satu kali musim tanam, yang dinyatakan dalam satuan kilogram per hektar (ha). d. Pupuk Urea,adalah jumlah pupuk urea yang digunakan untuk memelihara tanaman pada satu kali musim tanam. Satuannya kilogram (kg). e. Pupuk SP-36 adalah jumlah pupuk SP-36 yang digunakan untuk memelihara tanaman pada satu kali musim tanam. Satuannya kilogram (kg). f. Pupuk NPK adalah jumlah pupuk NPK yang digunakan untuk memelihara tanaman pada satu kali musim tanam. Satuannya kilogram (kg). g. Pupuk organik adalah jumlah pupuk organik yang digunakan untuk memelihara tanaman pada satu kali musim tanam. Satuannya kilogram (kg) h. Pestisida adalah jumlah racun hama penyakit yang digunakanpada satu kali musim tanam. Satuan yang digunakan adalah liter (l). i. Produksi adalah jumlah produki komoditascabai selama satu musim panen dalam satu hektar lahan. Satuan yang digunakan adalah kilogram (kg).

28 j. Efisiensi produksi adalah banyaknya hasil produksi fisik yang diperoleh dari satu kesatuan produksi (input). Efisiensi teknik (ET) adalah rasio input yang benar-benar digunakan dengan output yang tersedia. k. Biaya total usahatani merupakan penjumlahan dari total biaya tetap dan total biaya variabel yang digunakan dalam kegiatan usahatani. l. Biaya tetap usahatani merupakan penjumlahan dari biaya sewa lahan, pajak tanah, dan biaya penyusutan alat pertanian dalam satu musim tanam. m. Biaya variabelterdiri dari biaya benih, biaya pupuk, biaya tenaga kerja, dan biaya angkut yang dikeluarkan petani cabai merah dalam satu musim tanam. n. Penerimaan usahatani merupakan hasil perkalian antara harga jual hasil panen (P cabai ) dan jumlah panen cabai (Q cabai ) o. Keuntungan usahatani adalah selisih antara penerimaan usahatani dengan total biaya usahatani. 3.3. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah merupakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dari petani cabai yang telah ditetapkan sebagai responden atau sampel dengan dibantu alat daftar pertanyaan (kuesioner). Data sekunder diperoleh dari dinas instansi terkait, antara lain terdiri atas luas areal tanam, produksi dan produktivitas komoditas cabai berbasis kecamatan dan kabupaten, data monografi kecamatan, data kelembagaan petani, data distributor dan pengecer sarana produksi pertanian, data pelaku usaha agribisnis cabai data kelembagaan penyuluh, kebijakan pemdaterkait komoditas cabai dan data lain yang menunjang tercapainya tujuan penelitian. Dalam penelitian ini data yang diperlukan dapat dibedakan menjadi dua : a. Data primer yaitu data yang diperoleh dari tanya jawab dengan petaniyang meliputi data tentang luas pemilik tanah sawah, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, penggunaan faktor produksi, biaya-biaya yang dikeluarkan dalam usaha taninya, produksi yang dihasilkan selama satu kali musim tanam

29 dan pendapatan yang diterima dalam satu kali musim tanam dan pendapatan yang diterima dalam satu kali panen. b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi berupa publikasi/data yang dikumpulkan oleh pihak lain. Data sekunder diperoleh dari kantor kelurahan, Dinas Pertanian Kabupaten Temanggung. Data yang diperlukan antara lain perinciannya (monografi desa). 3.4. Metode Pengumpulan Data Sampel yang diambil pada penelitian ini dipilih melalui beberapa tahapan (multi stages) yaitu: a. Metode Interview (wawancara), yaitu merupakan metode pengumpulan data dengan tanya jawab lisan, dimana 2 orang/lebih yang terpilih sebagai sampelatau key person. Wawancara disini dilakukan berdasarkan daftar pertanyaan yang telah disusun sebelumnya sehingga sesuai dengan tujuan penelitian. b. Observasi, dengan cara mengadakan tatap muka langsung kepada obyek yang akan diteliti. c. Dokumentasi yaitu mempelajari, mencatat arsip-arsip atau data yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Metode ini dilakukan dengan mengambil data dari dinas dan instansi terkait antara lain: BPS Provinsi Jawa Tengah, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Tengah dan BPS Kabupaten Temanggung. d. Focus Group Discussion (FGD) adalah wawancara yang sistematik pada beberapa individu secara bersama-sama yang dilakukan dengan cara terstruktur, semi terstruktur atau tidak terstruktur dimana tujuannya adalah untuk mendapatkan sudut pandang yang lebih luas tentang suatu topik tertentuseperti pengalaman, pengetahuan dan persepsi hingga norma dalam suatu masyarakat.

30 3.5. Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan instrumen berupa kuesioner (Lampiran 4 dan Lampiran 5).Kuesioner tersebut disusun berdasarkan hasilkajian pada penelitian terdahulu (Listya,2008; Warsana, 2007) dengan modifikasi. 3.6. Metode Pengambilan Sampel Rancangan sampel petani cabai ini dipilih dengan metode multiple stage sampling yaitu sampel ditarik dari kelompok populasi tetapi tidak semua anggota populasi menjadi anggota sampel.(nazir, 1998). Tahap-tahap penentuan sampel adalah sebagai berikut: Tahap pertama, menentukan kecamatan sampel.pemilihan kecamatan dilakukan secara purposive, didasarkan pada data luas panen cabai merah di Kabupaten Temanggung tahun 2010.Kecamatan yang dipilih adalah sentra cabai terbesar pertama dan kedua di Kabupaten Temanggung. Kedua kecamatan tersebut dianggap mampu mewakili diskripsi subsistem usahatani cabai merah di Kabupaten Tamanggung mengingat kontribusi luas panen yang diberikan oleh kedua wilayah ini pada tahun 2010yaitu Kecamatan Bulu dan Kecamatan Tlogomulyo (Tabel.3.1). Tahap kedua, menentukan sampel responden petani sejumlah 100 dengan purposivesamplingdengan kriteria : (1) Petani yang menanam cabai merah dalam 1 tahun terakhir, (2) Luasan lahan di bawah 1 hektar. Selain itu penelitian ini menggunakan key person sebanyak 15 orang yang berkompeten di bidang pertanian cabai merah. 3.7. Metode Analisis Metode analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis deskriptif dan inferensia.

31 3.7.1. Statisik Deskriptif Pendekatan statistik deskriptif akan digunakan untuk membantu menggambarkan karakteristik wilayah penelitian, karakteristik responden dan kondisi eksisting sub-sub sistem agribisnis cabai di Kabupaten Temanggung, antara lain : a. Luas areal sawah di daerah penelitian. b. Luas areal tanam dan produksi komoditas cabai di daerah penelitian. c. Rata-rata produksi cabai per usahatani. d. Luas lahan per usahatani. e. Kebutuhan input usahatani yang meliputi benih, pupuk, pestisida dan tenaga kerja di daerah penelitian. 3.7.2. Model Fungsi Produksi Usahatani Cabai merah denganpendekatanfrontier Dalam menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglas ini dengan memasukkan beberapavariabel, dimana variabelnya adalah: Tabel 3.2 Variabel, Definisi Variabel dan Skala Pengukurannya Variabel Kode Definisi Variabel Skala Pengukuran Produksi Y Produksi cabai per musim tanam Kg Luas lahan X1 Luas lahan per musim tanam Ha Tenaga Kerja X2 Jumlah tenaga kerja per musim tanam HOK Benih X3 Jumlah benih per musim tanam Gram Pupuk N X4 Jumlah pupuk per musim tanam Kg Pupuk P X5 Penggunaan pupuk P per musim tanam Kg Pupuk K X6 Penggunaan pupuk K, Kg D=0, tidak menggunakan pupuk K D=1, menggunakan pupuk K Pupuk Org X7 Penggunaan pupuk organik Dummy D=0, tidak menggunakan pupuk organik D=1, menggunakan pupuk organik Pesitida X8 Jumlah pestisida Dummy Organisasi X9 Keikutsertaan dalam kelompok tani Dummy (KT) D=0, tidak mengikuti KT D=1, mengikuti KT Pengalaman tani cabai X10 Lama melakukan usahatani Tahun

32 Adapun bentuk fungsi produksi Cobb-Douglas adalah sebagai berikut : Y = A X a1 1 X a2 Z X a3 3 X a4 4 X a5 5 X a6 6 X a7 7 X a8 8 X a9 9 X a10 10 e ui...(3.1) dimana bentuk log normalnya adalah: LnY = α +β 1 LnX 1 + β 2 LnX 2 + β 3 LnX 3 + β 3 LnX 3 + β 4 LnX 4 + β 5 LnX 5 + β 6 LnX 6 + β 7 LnX 7 + β 8 LnX 8 + β 9 LnX 9 + β 10 LnX 10 + µi...(3.2) dimana : Y = Produksi cabai merah X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 X 6 X 7 X 8 X 9 X 10 = Luas lahan = Jumlah tenaga kerja = Benih = Pupuk N = Pupuk P = Pupuk K = Pupuk Organik = Pestisida = Organisasi = Pengalaman petani cabai merah Estimasi Efisiensi: Dalam penelitian ini digunakan fungsi produksi frontier stokastik (stokastik frontier production function) yang diperkenalkan oleh Aigner et al (1977), Meeusen dan Van Den Broek (1977) serta Jodrow et al (1982) untuk menganalisa efisiensi. Menurut Green dalam Susilowati (2008) model translog model dapat diestimasi dengan menggunakan MLE (Maximum Likelihood Estimation). Tingkat efisiensi teknis (Technical Efficiency Rate) menurut Soekartawi (1990) dapat diukur menggunakan rumus sebagai berikut: ET = Y 1 /ý 1... (3.3)

33 dimana: ET =Tingkat efisiensi teknis Yi = besarnya produksi (ouput) ke-i ýi = besarnya produksi yang diduga pada pengamatan ke-i yang diperoleh melaiui fungsi produksi frontier Cobb-Douglas 3.7.3. Total penerimaan, Biaya dan R/C Ratio Untuk menghitungcost and return digunakan analisa R/C. Return/Cost ratio adalah perbandingan antara total penerimaan dan biaya (Soekartawi, 1993). R/C = TR/TC...(3.4) Penerimaan total adalah keseluruhan penerimaan yang diperoleh dari hasil penjualan output sedangkan biaya total adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi (Mulyadi, 2001). TR = P.Q......(3.5) TC = TFC + TVC...(3.6) dimana: TR = Penerimaan total TC = Biaya total TFC = Biaya tetap total TVC =Biaya variabel total P =Harga jual produk Q =Jumlah produk dijual Semakin besar R/C rasio maka akan semakin besar pula keuntungan yang akan diperoleh. Hal tersebut akan dicapai apabila faktor produksi lebih efisien (Soekartawi, 1993).

34 3.8. Analysis Hierarchy Proses (AHP) Dalam penelitian ini AHP dipakai untuk memberikan bukti kuantitatif dari perumusan strategi penguatan kinerja agribisnis pada usahatani cabai merah untuk mendukung hasil FGD/wawancara mendalamnya. Konsep AHP adalahmerubah nilai-nilai kualitatif menjadi nilai kuantitatif.sehingga keputusan-keputusan yang diambil bisa lebihobyektif (Saaty, 2000).Tujuan penerapan dalam penelitian ini adalah merumuskan strategi penguatan agribisnis pada usahatani cabai merah di Kabupaten Temanggung. Langkah pertama adalah menentukan tujuan berdasarkan latar belakang masalah yang ada, yaitu: strategi penguatan agribisnis usahatani cabai merah di Kabupaten Temanggung. Langkah kedua menentukan kriteria yang akan jadi masukan kebijakan-kebijakan yang harus dilakukan. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:(1)pengadaan dan distribusi input, (2) Budidaya, (3)Pengolahan dan Pascapanen, (4) Pemasaran, (5) Kelembagaan Tani dan Penyuluh. Langkah ketiga adalah menentukan alternatif seperti menentukan kriteria, dilakukan berdasarkan hasil pra survei dan diskusi dengan keypersons yang berkompeten. Pada penelitian ini dibahas strategi apa yang dibutuhkan dalam penguatan kinerja agribisnis pada usahatani cabai merah di Kabupaten Temanggung. Kriteria dan alternatif ini dapat disusun secara hierarkhi sebagai berikut: pada tingkat satu adalah tujuan, tingkat kedua adalah kriteria untuk mencapai tujuan dan tingkat ketiga diisi alternatifalternatif. Langkah keempat adalah menyebarkan kuesioner kepada pihak-pihak yang mengetahui strategi penguatan kinerja agribisnis cabai merah di Kabupaten Temanggung. Langkah kelima, menyusun matriks dari hasil rata-rata yang didapat dari kuesioner tersebut dan diolah dengan menggunakan Expert Choice Ver.9.

35 Langkah keenam menganalisis hasil olahan (output) expert Ver 9 untuk mengetahui nilai inkonsistensi dan prioritas. Jika nilai inkonsistensinya lebih besar dari satu maka hasil tersebut tidak konsisten. Sebaliknya jika hasilnya kurang dari satu maka hasil tersebut konsisten. Untuk menetapkan prioritas elemen-elemen dalam suatu persoalan keputusan adalah dengan membuat perbandingan berpasangan (parwise comparisons), yaitu setiap elemen dibandingkan berpasangan terhadap satu kriteria yang ditentukan. Bentuk perbandingan berpasangan seperti dalam Tabel 3.3. Keterangan : C = kriteria A = alternatif Tabel 3.3. Parwise Comparison C A1 B1 C1 A2 B2 C2 A1 1 B1 1 C1 1 A2 1 B2 1 C2 1 Pengukuran ratio konsistensi (CR) adalah sebagai berikut ; dimana: CR CI RI = consistency ratio = consistency index = Random Index CR= CI RI Dimana RC adalah nilai yang berasal dari tabel random seperti tabel di bawah ini: N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 RI 0,00 0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49 1,51 1,48 1,56

36 Langkah Penyelesaiannya Jika CR < 0,1 maka nilai perbandingan berpasangan pada matriks kriteria yang diberikan konsisten. Jika CR > 01, maka maka nilai perbandingan berpasangan pada matriks kriteria yang diberikan tidak konsisten. Sehingga jika tidak konsisten, maka pengisian nilai-nilai pada matriks berpasangan pada unsur kriteria maupun alternatif harus diulang.