2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi Awal

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan mulai dari tingkat sekolah dasar. Pendidikan Ilmu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang sekolah dasar mata pelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional yang saat ini diberlakukan mempunyai tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengaplikasikan materi ajar yang didapatnya di kelas ke dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah ilmu yang mempelajari tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. standar kompetensi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai peraturan perundang-undangan yang disusun guna meningkatkan

I. PENDAHULUAN. pelajaran geografi di SMA merupakan indikasi bahwa selama ini proses

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan sebagainya. Dalam pasal 1

BAB II KAJIAN TEORI. mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.

BAB I PENDAHULUAN. llmu Pengetahuan Sosial atau biasa disingkat IPS adalah istilah yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan merupakan mata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

kebutuhan anak yang berusia antara 7-12 tahun. Anak dalam kelompokusia 7-12 tahun menurut Piaget (dalam Riyanto : 2002), anak pada usia ini pada tahap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan sub sistem pendidikan nasional yang memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. dengan isu sosial. Masalah-masalah sosial dalam materi pelajaran IPS khususnya

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu tempat dimana siswa mendapatkan ilmu secara

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia menurut Faizi (2013) adalah cabang ilmu pengetahuan alam (IPA)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi belajar merupakan salah satu hal yang sangat diperlukan

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pemahaman dapat diartikan menguasai dengan pikiran. Karena itu, belajar

BAB I PENDAHULUAN. diberikan dari Sekolah Dasar sampai pada Sekolah Lanjutan Tingkat Atas.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan manusia. Bagi seorang. pelajar, belajar merupakan sebuah kewajiban.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) secara global semakin

Oleh: Sulistyowati SD Negeri 02 Karangrejo Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION)

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran penting dalam membina kehidupan masyarakat menuju masa depan yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. warga negara yang menguasai pengetahuan (knowladge), keterampilan (skill),

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peserta didik yang berkualitas, baik dilihat dari prestasi bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENCARI KATA DAN ISTILAH. Daryuni

I. PENDAHULUAN. Besar. Proses pembelajaran yang dilakukan selama ini masih monoton dan

SETI YANINGSIH NIM : A

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sesuatu yang harus ia lakukan. Berfikir merupakan ciri utama bagi manusia,berfikir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran tidak mungkin akan berlangsung dengan baik. Kamus Besar

BAB I PENDAHULUAN. pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk menimbulkan suatu hasil yang diinginkan sesuai tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. beberapa komponen yang menjadi satu kesatuan fungsional yang saling

I. PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat serta dalam pembentukan manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Masa depan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS LESSON STUDY YANG MENERAPKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

I. PENDAHULUAN. rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk selalu berfikir dan mencari hal-hal yang baru. Pendidikan tidak

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

I. PENDAHULUAN. Pelajaran IPA fisika pada umumnya dianggap siswa sebagai pelajaran yang sulit

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kurnia (2007: 1.3) merumuskan belajar sebagai suatu proses usaha yang

I. PENDAHULUAN. salah satu tujuan pembangunan di bidang pendidikan. antara lain: guru, siswa, sarana prasarana, strategi pembelajaran dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan kelemahan-kelemahan yaitu: 1) Sebanyak 27 siswa (79,4%) kurang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan penelitian pendahuluan melalui wawancara dengan salah

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1994, 2004, KBK(Kurikulum Berbasis Kompetensi), hingga pada saat ini

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRY

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi pembangunan bangsa dan negara. Dalam UU Sistem. didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Indonesia adalah pendidikan yang berakar pada

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran metamatika telah diperkenalkan sejak siswa menginjak kelas I. dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan guru dalam memilih dan. untuk belajar, khususnya pada mata pelajaran IPS.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kundari Agustianingsih, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Swasta Eria Medan peneliti mengamati bahwa proses pembelajaran di dalam kelas

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan IPS merupakan satu mata pelajaran yang dapat memberikan wawasan pengetahuan yang luas mengenai masyarakat lokal maupun global sehingga mampu hidup bersama-sama dengan masyarakat lain. (Susanto hlm 145) menyatakan tujuan utama pembelajaran IPS adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap segala perbaikan segala ketimpangan yang terjadi di masyarakat, dan terampil menghadapi atau mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Pendidikan IPS di harus memeperhatikan kebutuhan anak yang berada pada usia sekitar 6-12 tahun, karena pada usia ini anak masih belajar secara kongkrit. Anak pada usia belajar apa yang mereka lihat dan rasakan. Piaget (Susanto hlm 152) menyatakan usia sekitar 6-7 tahun sampai 11-12 tahun berada dalam kemampuan intelektual/kognitifnya pada tingkatan konkret operasional.mereka menganggap dunia dalam keseluruha yang utuh, dan menganggap tahun yang akan datang sebagai waktu yang masih jauh. Yang mereka pedulikan ialah masa sekarang (konkret) dan bukan masa yang depan (abstrak), padahal bahan materi IPS penuh dengan pesan-pesan yang bersifat abstrak. Konsep seperti waktu, perubahan, kesinambungan, arah mata angin, lingkungan, ritual agama, akulturasi, nilai, peranan, dan lainnya adalah konsep abstrak dalam program studi IPS yang harus di ajarkan kepada siswa sekolah dasar tersebut. Di Indonesia, IPS menjadi salah satu mata pelajaran untuk siswa sekolah dasar () dan sekolah menengah pertama (SMP) karena IPS merupakan bentuk sederhana dari ilmu-ilmu sosial yang ada sedangkan di sekolah menengah tingkat atas (SMA) dan perguruan tinggi, ilmu sosial di pelajari berdasarkan cabang-cabang dalam ilmu tersebut khususnya jurusan atau fakultas yang fokus mempelajari hal tersebut. 1

2 Ilmu pengetahuan sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari /MI/LB hingga SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan gerenalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab serta warga dunia yang cinta damai. Kegiatan belajar disekolah menurut Gagne (Tim Pengembang MKDP hlm 124), adalah suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Sebagaimana yang telah di jelaskan diatas, pada kegiatan pembelajaran proses dan hasil belajar merupakan sesuatu yang sangat penting bagi pendidikan. Begitu juga dengan mata pelajaran IPS, karena proses pembelajaran yang baik pada mata pelajaran IPS maka akan menghasilkan hasil belajar yang baik pula. Banyak proses pembelajaran tidak berkualitas, maksudnya pada proses pembelajaran tidak ada kegiatan yang membuat siswa aktif pada proses pembelajaran tersebut. Siswa hanya diminta untuk mendengar dan mencatat apa yang sudah ada di buku sehingga kegiatan tersebut membuat siswa pasif. Proses pembelajaran baik yang apabila guru dapat membuat siswa lebih aktif di kelas dalam kegiatan pembelajaran. Ketidak aktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. UNESCO (Tim Pengembang MKDP hlm 140) mengemukakan ada empat pilar hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh pendidikan, yaitu: lerning by know, leraning to be, learning to life tigether, learning by do. Bloom (Tim Pengembang MKDP hlm140) menyebutkan ranah hasil belajar yaitu : kognitif, afektif, dan psikomotor. Untuk aspek kognitif Bloom menyebutkan tingkatan ranah kognitif yaitu: 1) Analisis ; 2) Pemahaman ; 3) Pengertian ; 4) Aplikasi ; 5) Analisis ; 6) Sintesis dan 7) Evaluasi. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan satu kesatuan baik pengetahuan siswa maupun proses dalam kegiatan belajar tersebut. Hasil belajar yang diharapkan dalam

3 pembelajaran lebih bersifat kognitif karena kebanyakan isi materi pembelajaran lebih mengutamakan kognitif sehingga efektif dan psikomotornya dapat di terapkan dalam kegitan pembelajaran. Seperti kegiatan berdiskusi kelompok. Oleh karena itu kegiatan pembelajaran harus lebih mengaktifkan siswa dalam mengikuti pembelajaran agar semua siswa ikut berpartisipasi. Jika biasanya siswa yang aktif di dalam kelas adalah juara kelas atau siswa yang berkemampuan tinggi maka siswa yang lainnya hanya menjadi pendengar saja. Salah satu ketidak aktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran adalah rasa takut salah yang berlebihan untuk bertanya dan memberikan pendapatnya. Selain kurang aktif dalam pembelajaran, pada kegiatan diskusi kelompok siswa juga masih sangat pasif. Jika di lihat dengan teliti oleh guru maka akan terlihat, bagaimana kondisi jika siswa belajar berkelompok, hanya beberapa siswa yang aktif yang lainnya sibuk dengan kegiatan sendiri. Hasil kegiatan observasi yang penulis lakukan menunjukkan memang kebanyakan siswa yang aktif dalam memberikan pertanyaan dan pendapat adalah siswa yang memiliki kemampuan tinggi sementara yang lain hanya menjadi pendengar. Selain itu ketika dilakukannya kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif atau pembelajaran berkelompok kebanyakan siswa memilih teman yang berkemampuan sama atau secara jenis kelamin. Mereka tidak ingin bergabung sehingga susah membentuk kelompok heterogen. Selain itu dari hasil evaluasi berbentuk tes yang penulis lakukan memang ada beberapa anak yang memiliki nilai di bawah rata-rata. Data tersebut juga di perkuat dengan nilai siswa pada semester 1 yang di berikan oleh guru kelas yakni 23 anak memiliki nilai di bawah KKM dari keseluruhan siswa di kelas yakni 40 orang. Berdasarkan alasan di atas, penulis termotivasi untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas (PTK) di kelak V pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw.

4 Model pembelajaran Kooperatif Jigsaw merupakan model pembelajaran yang dilakukan dengan cara kelompok heterogen. Dalam pembelajaran jigsaw siswa tidak hanya belajar berkelompok saja tetapi siswa belajar dalam kelompok ahli dan kelompok asal. Model pembelajaran ini dapat membuat siswa lebih bertanggung jawab dengan tugasnya serta siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Diharapkan dengan menggunakan model pembelajaran ini proses dan hasil belajar siswa meningkat menjadi lebih baik, karena model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsawini membuat siswa lebih intensif dalam berkomunikasi dengan teman kelompoknya, sehingga dalam kegiatan pembelajaran ada interaksi antar siswa maupun guru dan dalam kegiatan ini siswa yang lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, masalah dalam penelitian ini di rumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dikelas V? 2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsawdikelas V? 3. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajar IPS dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsawdikelas V? C. Tujuan penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka dapat dirumuskan tujuan sebagai berikut : 1. Untuk memperoleh dan mendeskripsikan data mengenai perencanaan kegiatan pembelajaran IPS siswa kelas V dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. 2. Untuk memperoleh dan mendeskripsikan data mengenai pelaksanaan pembelajaran IPS kelas V dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw.

5 3. Untuk memperoleh dan mendeskripsikan data mengenai peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas V dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. D. Manfaat penelitian Hasil penelitian ini di harapkan bermanfaat bagi guru dan sekolah sebagai berikut : 1. Bagi guru Penelitian ini dapat di manfaatkan sebagai salah satu solusi untuk mengajar IPS di sekolah sehingga dalam kegiatan pembelajaran lebih bervariasi dan tidak monoton pada metode mendengar dan mencatat sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. 2. Bagi sekolah Pembahasan dalam penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu solusi untuk mengajarkan IPS di sekolah dasar agar lebih menarik serta dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran pada mata pelajaran IPS.