BAB I PENDAHULUAN. kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam diri siswa. Orang yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tanwirul Mikdas, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi dalam hidup bermasyarakat bukan hanya melalui lisan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: Sinar Baru Al Gensindo, 2005), hlm. 2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD, MI, dan SDLB, hlm.

keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi memiliki peranan penting dalam memberikan pemahaman mengenai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki peran sentral dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat menetukan, bagi perkembangan individu maupun suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Berita dengan Metode Latihan Terbimbing pada Siswa Kelas X 3 SMA Negeri 1

BAB I PENDAHULUAN. (2007:136) bahwa narasi berusaha menjawab: Apa yang telah terjadi? Setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2016 PENERAPAN TEKNIK MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SAINS SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah salah satu ilmu dasar

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan emosional peserta didik dan menerapkan fungsi penunjang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah membuat kurikulum bahasa Indonesia yang wajib untuk diajarkan. (SD) sampai dengan Perguruan Tinggi (PT).

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan gambar seri merupakan salah satu standar kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006). Untuk berbahasa dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. didik disekolah melalui proses pembelajaran. Namun, mengupayakan

BAB I PENDAHULUAN. empat aspek, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Dalam

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bab kelima ini, penulis akan memaparkan kesimpulan dari penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MIND MAP PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm (Jakarta: Kementrian Agama Republik Indonesia, 2012), hlm. 27.

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran kepada anak sejak dini. Selain itu pembelajaran Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. dalam berbahasa meliputi empat aspek dasar, yaitu keterampilan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN

PENDAHULUAN. Oleh Rexona Purba Trisnawati Hutagalung, S.Pd., M.Pd

BAB 1 PENDAHULUAN. konsep berkomonikasi, berintreraksi serta menerima informasi. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu keterampilan bersastra adalah keterampilan menulis. Selain

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desi Sukmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan nasional yang ingin dicapai dicantumkan dalam UUD 45 yaitu. mencapai tujuan tersebut adalah melalui pendidikan.

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. bagi guru lebih terpusat pada transformasi nilai-nilai yang terpuji dan

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara

BAB I PENDAHULUAN. mampu menjadi mampu dan dari keadaan tidak memiliki keterampilan. pada peserta didik yang memiliki manfaat sesuai dengan tingkat

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS KARANGAN NARASI

BAB I PENDAHULUAN. dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia SD/ MI secara eksplisit dinyatakan. kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pendidikannya (Rusman, 2012 : 93). kegiatan belajar mengajar, salah satunya adalah pengorganisasian mata

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAAN PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. contoh kekayaan budaya tersebut adalah banyaknya bahasa daerah yang tersebar

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali, seperti yang telah diamanatkan dalam Undang undang Dasar. dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia tidak terlepas dari karya sastra,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki. latihan bagi peranannya di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, terutama keterampilan kebahasaan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran Bahasa Indonesia haruslah berisi usaha-usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan yang lainnya. Keterampilan berbahasa yang dimiliki manusia

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikan, diharapkan setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. media untuk melakukan pecakapan kepada orang lain. Pada umumnya di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Yanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Widi Rahmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Oleh: Dian Kartika Sari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. orang lain serta alat untuk mengidentifikasi diri. Bahasa memiliki peranan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa Indonesia. Bagi siswa sekolah menengah atas pembelajaran tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN. Pada bab V bagian ini mencakup uraian tentang: (1) simpulan, (2) implikasi, dan (3) saran. A.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. menerapkan model pembelajaran kooperatif struktural tipe mind mapping

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan berbahasa yang baik akan mempermudah berinteraksi dengan orang banyak. Tentunya ini membutuhkan arahan khusus untuk terampil berbahasa. Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan sekolah dasar, Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik, dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa indonesia, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam diri siswa. Orang yang cakap dalam berbahasa akan terlihat pandai dan disegani orang lain. Membaca dan menulis tidak bisa terpisahkan. Siswa yang terbiasa membaca akan mudah untuk menulis gagasan. Adapun tujuan utama pembelajaran menulis adalah menumbuhkan kecintaan menulis pada siswa, mengembangkan kemampuan siswa menulis, dan membina jiwa kreativitas para siswa untuk menulis. Sehingga 1 siswa yang terampil menulis akan

2 mudah menuangkan ide dan gagasan pikiran dengan menulis pengalamannya menjadi cerpen. Selanjutnya cerpen siswa bisa dikirim ke majalah, blog, perlombaan, dan sebagainya. Karya siswa yang dimuat akan mendorong siswa yang kurang mampu menulis cerpen agar berlatih sejak dini. Cakap dalam berbicara juga mengharuskan cakap dalam menulis. Ini berbeda dengan siswa kelas V A di MI Khoirul Huda pada kegiatan menulis cerpen materi pengalaman pada pelajaran bahasa Indonesia. Siswa kesulitan dalam mengungkapkan ide dalam bentuk tulisan. Ketika guru meminta siswa untuk menulis, siswa tidak tahu bagaimana harus memulai menulis. Padahal siswa memiliki gambaran tentang hal-hal pokok tentang pengalaman yang akan ditulis. Tetapi kurang mampu menghubungkan ide-ide yang dimiliki. Berbagai kendala disebabkan karena pemilihan metode pembelajaran yang kurang tepat, yaitu guru masih menerapkan metode ceramah dalam pembelajaran menulis cerpen tanpa disertai dengan media yang inovatif. Sehingga beberapa siswa lupa unsur-unsur cerpen dan hanya menulis cerpen tanpa memperhatikan unsur-unsur yang terkandung dalam cerpen seperti, tokoh, latar, tema, dan amanat setelah diberi penjelasan oleh guru. 1 Pernyataan tersebut juga dikuatkan dengan data penilaian mata pelajaran bahasa Indonesia aspek menulis cerpen siswa kelas V A MI Khoirul Huda pada tanggal 16 Maret 2015. Dari 20 siswa, yang mendapatkan nilai 1 Observasi pada tanggal 25 Maret 2015 dengan guru Bahasa Indonesia Wahyudi Heriyanto di MI Khoirul Huda.

3 diatas KKM ada 9 salah satunya Amanda Shahla Shifra yang mendapat nilai terbaik yaitu 90. Sedangkan 11 siswa mendapatkan nilai dibawah KKM, salah satunya Billi Nasution mendapat nilai terendah yaitu 32, dan rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 68,05. Padahal KKM yang telah ditetapkan sekolah adalah 80. Banyak nilai hasil belajar siswa dibawah standar KKM yang telah ditentukan. Padahal aspek menulis cerpen siswa cukup baik, tapi ketika menulis cerpen para siswa kesulitan menentukan unsur-unsur cerpen bahkan ada yang belum memahami tentang paragraf itu sendiri. 2 Guru sebagai teacher center menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya, namun tempat duduk yang disekat menjadi kendala bagi siswa jika berdiskusi dengan temannya. Sehingga guru belum mengembangkan metode pembelajarannya, walaupun Bahasa Indonesia diberikan dua kali pertemuan dalam satu minggu. Guru membantu perkembangan anak didik untuk menguasai unsur-unsur cerpen diluar jam pelajaran. Dengan waktu terbatas guru menarik perhatian siswa dengan menulis cerpen di luar kelas. Hanya beberapa siswa yang mau, sedangkan yang lain lebih menikmati bermain di waktu senggang. Berdasar dari permasalahan yang telah diuraikan, maka perlu adanya pemilihan metode pembelajaran yang tepat. Metode pemetaan pikiran ini diharapkan dapat menghubungkan ide-ide atau pokok pikiran dalam menulis 2 Sumber: Dokumentasi Data Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas V A di MI Khoirul Huda Sedati Sidorjo.

4 cerpen. Sehingga kemampuan menulis cerpen siswa akan meningkat. Salah satu metode yang dapat menghubungkan ide-ide dan pokok pikiran dalam menulis secara nyata adalah metode pemetaan pikiran yang ditawarkan dalam meningkatkan hasil belajar keterampilan menulis cerpen siswa. Keterampilan menulis sejak dini ini perlu ditingkatkan karena dengan terampil menulis cerpen, diharapkan siswa lebih mudah untuk mencurahkan ide, pengetahuan dan gagasannya secara tertulis Menurut Buzan, metode pemetaan pikiran adalah metode menulis kreatif yang memudahkan siswa mengingat banyak informasi. Setelah selesai, catatan akan membentuk pola gagasan yang saling berkaitan dengan topik utama di tengah, subtopik dan perincian menjadi cabang-cabangnya. Peta pikiran yang terbaik adalah warna-warni, menggunakan banyak gambar dan simbol yang akan terlihat sebagai karya seni. Sehingga dengan metode pemetaan pikiran siswa akan mudah mencurahkan ide yang telah dimiliki ke dalam tulisan yang ingin siswa tulis. Selain itu pemetaan pikiran juga merupakan alat yang dapat membantu otak berpikir secara teratur, dan mampu memetakan pikiran dalam bentuk simbol-simbol nyata. Sehingga dengan metode pemetaan pikiran siswa mudah dalam menyusun ide-ide dan pikiran pokok menjadi sebuah tulisan. 3 3 Bobbi Deporter, Quantum Teaching. (Bandung: Mizan Pustaka, 2003) hal. 175-176

5 Metode pemetaan pikiran ini pernah dilakukan oleh Muhammad Arif Ikhwanuddin untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi dengan judul Penerapan Metode Mind Mapping Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Pada Siswa Kelas IV A SDN Wonosari 02 Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode Mind Mipping dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa SDN Wonosari 02 Semarang dengan baik. Dari hasil penelitian ditemukan keterampilan guru mengalami peningkatan. Pada siklus I mendapatkan 79,2 % meningkat pada siklus II menjadi 86,49 % dengan kategori sangat baik. Aktivitas siswa juga meningkat, yaitu pada siklus I 58,3 % meningkat pada siklus II menjadi 65,5% dengan kategori baik. Keterampilan menulis narasi siswa meningkat, pada siklus I 75,67 % dengan kategori baik dan pada siklus II 89,19 % dengan KKM > 64. Persamaan penelitian sebelumnya adalah penggunaan metode pemetaan pikiran. Adapun perbedaan penelitian ini terletak pada materi, kelas, dan tempat. Penelitian sebelumnya menggunakan peningkatan keterampilan menulis narasi pada kelas IV A SDN Wonosari Semarang. Sedangkan penelitian ini menggunakan keterampilan menulis cerpen materi pengalaman pada siswa kelas V A MI Khoirul Huda Sidoarjo. Metode pemetaan pikiran juga pernah dilakukan oleh Jumanto dengan judul Peningkatan Kemampuan Menulis Cerita Melalui Metode Mind

6 Mapping Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sondakan No. II Surakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode Mind Mipping dapat meningkatkan keterampilan menulis cerita siswa kelas IV SD Negeri Sondakan No. II Surakarta pada tahun 2010 dengan baik. Persamaan penelitian sebelumnya adalah sama-sama menggunakan metode pemetaan pikiran, adapun perbedaan penelitian ini terletak pada kelas, waktu dan tempat. Penelitian sebelumnya menggunakan peningkatan keterampilan menulis cerita pada kelas IV SD Negeri No II Surakarta. Sedangkan penelitian ini menggunakan keterampilan menulis cerpen materi pengalaman pada siswa kelas V A MI Khoirul Huda Sidoarjo. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, proses pembelajaran di MI Khoirul Huda perlu didukung dengan metode yang menyenangkan. Persoalan ini dapat dilakukan apabila pola interaksi antara guru dan siswa terjalin dengan baik yaitu dengan metode yang efektif. Maka dalam penelitian ini penulis tertarik untuk meneliti penggunaan metode pemetaan pikiran sebagai salah satu alternatif dalam menulis cerpen. Dengan penerapan metode Pemetaan Pikiran peneliti berharap bisa membawa siswa belajar dalam suasana yang lebih terbuka dan menyenangkan. Berdasarkan masalah yang telah diuraikan peneliti memilih judul Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Materi pengalaman Melalui Metode Pemetaan Pikiran pada Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V A MI Khoirul Huda Sidoarjo.

7 B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan, maka dalam penelitian ini peneliti dapat merumuskan beberapa fokus masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana keterampilan menulis cerpen materi pengalaman sebelum diberikan metode pemetaan pikiran pada pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V A MI Khoirul Huda Sidoarjo? 2. Bagaimana peningkatan keterampilan menulis cerpen materi pengalaman sesudah menggunakan metode pemetaan pikiran pada pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V A MI Khoirul Huda di Sidoarjo? C. Tindakan yang Dipilih Selama pembelajaran berlangsung siswa menjadi pendengar yang setia tanpa tulisan. Padahal banyak pengalaman yang menyenangkan atau tidak menyenangkan untuk ditulis menjadi sebuah cerpen. Hanya beberapa siswa yang bisa mengungkapkan ide menjadi tulisan. Kebanyakan siswa bingung menulis walaupun telah diberikan arahan oleh guru. Fakta ini dilatar belakangi karena siswa kurang diberikan fasilitas metode pembelajaran yang memadai. Dengan adanya permasalahan tersebut, maka tindakan yang akan dilakukan peneliti adalah menerapkan metode baru. Dengan metode pemetaan pikiran yang baru bagi siswa ini diharapkan lebih meningkatkan keterampilan menulis cerpen dengan baik.

8 D. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan maksud menggali keterampilan menulis cerpen siswa kelas V A MI Khoirul Huda Sidoarjo. Adapun secara khusus tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui keterampilan menulis cerpen materi pengalaman sebelum diberikan metode pemetaan pikiran pada pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V A MI Khoirul Huda Sidoarjo 2. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis cerpen materi pengalaman sesudah menggunakan metode pemetaan pikiran pada pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V A MI Khoirul Huda di Sidoarjo. E. Lingkup Penelitian Supaya peneliti dapat terfokus dan mendapatkan hasil penelitian yang akurat maka penulis memberikan batas pengkajian sebagai berikut : 1. Ruang lingkup masalah yang diteliti adalah : Penggunaan metode pemetaan pikiran diterapkan untuk dapat mengetahui seberapa jauh keterampilan menulis cerpen siswa materi pengalaman pada pelajaran Bahasa Indonesia. 2. Lingkup objek penelitian adalah : Objek penelitian ini adalah siswa kelas V A MI Khoirul Huda Sidoarjo pada semester genap tahun ajaran 2014-2015 dengan jumlah siswa 10 laki-laki dan 10 perempuan.

9 F. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian diatas, manfaat penelitian dibedakan menjadi dua sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran bagi perkembangan ilmu pengetahuan mengenai penerapan metode pemetaan pikiran terhadap peningkatan keterampilan menulis cerpen materi pengalaman pada pelajaran bahasa indonesia di MI Khoirul Huda Sidoarjo 2. Manfaat Praktis a. Bagi sekolah. Memberikan tambahan referensi metode pembelajaran yang dapat dilakukan dalam kegiatan pembelajaran di MI Khoirul Huda yaitu metode pemetaan pikiran. b. Bagi guru Sebagai masukan untuk mengembangkan pendekatan/metode dalam mengajar agar tidak membosankan serta dapat sebagai bahan masukan yang membangun. c. Bagi siswa Dapat membantu siswa menulis cerpen materi pengalaman. Sehingga menghasilkan siswa berketerampilan menulis yang baik dan menghasilkan banyak karya sastra terutama cerpen.