Analisis struktur..., Muhammad Subhan, FIB UI, Universitas Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memberikan hiburan atau kesenangan juga sebagai penanaman nilai edukatif.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha. 2002), hlm.122.

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL MERENGKUH CITA MERAJUT ASA KARYA ARIF YS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra mempunyai dua manfaat atau fungsi sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa tulisan yaitu novel yang menceritakan tentang kehidupan tokohtokoh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan kesatuan sosial yang terdiri atas suami istri dan anakanaknya,

ANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. mamak atau pulang ka bako (Navis,1984: ). Dengan kata lain dikenal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. pengaturan-nya. Namun berbeda dengan mahluk Tuhan lainnya, demi menjaga

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri manusia adalah kecemasan neurotik. yang sudah beroperasi sebelum bayi berhubungan dengan dunia luar.

BAB V PENUTUP. struktural adalah menjelaskan sedetail mungkin unsur-unsur pembangun sebuah

BAB I PENDAHULUAN. dituangkan dalam sebuah karya. Sastra lahir dari dorongan manusia untuk

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

SMA/MA IPS kelas 11 - BAHASA INDONESIA IPS BAB 1. MEMAHAMI CERPEN DAN NOVELLatihan Soal 1.3

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat di mana penulisnya hadir, tetapi ia juga ikut terlibat dalam pergolakanpergolakan

KLASIFIKASI EMOSI PEREMPUAN YAN TERPISAH DARI RAGANYA DALAM NOVEL KOMA KARYA RACHMANIA ARUNITA (SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI)

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir

Perempuan Bercahaya. Diterbitkan atas kerjasama antara Masyarakat Poetika Indonesia dengan Penerbit Pustaka Pelajar. Rina Ratih

ANALISIS NILAI MORAL NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM ROMAN KADURAKAN ING NGISOR DRINGU KARYA SUPARTO BRATA

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. imajinasi, kemudian tercipta suatu pemikiran imajinatif yang akan tercermin lewat

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

I. PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti pernah mengalami konflik di dalam hidupnya. Konflik

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. seniman melalui berbagai bentuk media yang digunakannya. Melalui karya seni inilah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologis psikologi berasal dari bahasa Yunani Psyche dan logos.

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Jawa pada umumnya masih melestarikan kepercayaan terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan zaman, tentu masyarakat Jawa mengalami perubahan-perubahan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap

Konflik Batin Tokoh Utama Novel Ayah, Mengapa Aku Berbeda Karya Agnes Davonar Tinjauan Psikologi Sastra

BAB 1 PENDAHULUAN. Aspek-aspek laku..., Lulus Listuhayu, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Sastra selalu identik dengan ungkapan perasaan dan pikiran pengarang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991:

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman yang telah dialaminya sendiri atau pengalaman yang dialami oleh orang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ditemukan tujuh novel yang menghadirkan citra guru dan memiliki tokoh guru, baik

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

menyampaikan pesan cerita kepada pembaca.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang diberikan kepadanya. Menurut Peraturan Pemerintah Republik

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan, karena dapat memberi kesadaran kepada pembaca tentang

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai

CHAPTER II REVIEW OF RELATED LITERATURE. pada penulisan skripsi ini. Teori yang ada pada bab ini adalah teori teori yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan

ANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL BUMI BIDADARI KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

RESENSI FILM EMAK INGIN NAIK HAJI

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun

BAB I PENDAHULUAN. (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext).

GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN CERITA MISTERI JAGADING LELEMBUT PADA MAJALAH DJAKA LODANG TAHUN 2001

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

MENU UTAMA UNSUR PROSA FIKSI PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Jepang adalah salah satu negara yang memiliki kekuatan dalam bidang

PERANCANGAN KOMIK UNGGAH-UNGGUH DI DIY BERJUDUL ORA ILOK!

BAHAN PELATIHAN PROSA FIKSI

Copyright all rights reserved

Menulis Skenario Drama. Modul ke: 15FIKOM. Fakultas. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu gejala positif yang seharusnya dilakukan oleh para sastrawan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kajian pustaka adalah paparan atau konsep-konsep yang mendukung pemecahan

BAB I. 1. Untuk apa buku ini diciptakan?

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERUBAHAN PERILAKU AKIBAT DELUSI PADA TOKOH- TOKOH DALAM NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING KARYA ASMA NADIA (KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA)

KEPRIBADIAN RITA RAHMAWATI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan terbentuk sebagai hasil sintesis dari pengalaman-pengalaman

NILAI NILAI DIDAKTIS DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY. Oleh : Rice Sepniyantika ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. F. Latar Belakang Masalah. Perjalanan manusia dalam mengarungi kehidupan tidaklah lurus dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis struktur..., Muhammad Subhan, FIB UI, Universitas Indonesia

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DENGAN MEDIA SURAT KABAR PADA SISWA KELAS X 5 SMA NEGERI 2 PATI TESIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbahasa adalah aktivitas sosial. Seperti halnya aktivitas-aktivitas sosial

BAB I PENDAHULUAN. ini adalah bagian dari jenjang atau hierarki kebutuhan hidup dari Abraham Maslow, yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini berisi dua subbab, sub bab pertama berisi tentang tinjauan pustaka berupa

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan fenomena sosial budaya yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengarang mengenai berbagai hal. Hal-hal tersebut dapat berupa hasil

Transkripsi:

50 BAB 3 TEMA NOVEL DURDJANA TAMA 3.1 Pengantar Di dalam sebuah novel unsur-unsur teks yang terdiri dari tokoh, alur, dan latar mengarahkan penulis kepada sesuatu pemikiran dasar yang membangun isi cerita tersebut. Berdasarkan judul novel tersebut yaitu Durdjana Tama. Di dalam Baoesastra Djawa (1939: 72) kata durdjana mempunyai arti (wong ala) maling yang berarti penjahat. Sedangkan, dari sumber lain dijelaskan bahwa durdjana adalah berwatak jahat, biang keladi atau penghasut (Sudjiman, 1986: 75 dalam Sudjiman 1992: 19). Hal ini mengarahkan perilaku tokoh di dalam cerita tersebut yang melakukan suatu tindakan. Ada tokoh yang berperan sebagai pelaku kejahatan. Kemudian kata tama di dalam Baoesastra Djawa (1939: 447) mempunyai arti oetama yang berarti perilaku baik. Judul dari Durdjana Tama (1965) adalah tentang penjahat berperilaku baik dan ini melekat pada diri Bejo Santoso. Namun, jika kita melihat judul novelnya saja sulit untuk menemukan temanya. Tema di dalam novel Durdjana Tama, dihasilkan oleh unsur-unsur teks pembangun cerita tersebut. Ketika kita menganalisis unsur-unsur tersebut maka perlahan-lahan akan ditemukan latar belakang novel ini hadir bagi pembaca. 3.2 Tema Di dalam analisis unsur-unsur teks mengarahkan penulis kepada tema yang ada di dalam novel Durdjana Tama adalah mistik tentang kepercayaan terhadap wangsit malam Selasa Kliwon. Wangsit di dalam novel Durdjana Tama yang berisi dorongan tindakan kepada Pak Uposonto untuk memiliki bayi yang lahir di malam Selasa Kliwon. Bayi yang diculik oleh Pak Uposonto merupakan anak laki-laki dari pasangan suami istri yaitu Pak Bei Projodigjoyo dan Bu Bei Projodigjoyo. Bayi tersebut bernama Bejo Santoso yang kemudian dirawat dan dibesarkan oleh Pak Uposonto. Cerita berlangsung dengan peristiwa-peritiwa yang ada di sekitar Bejo Santoso sampai bertemunya kembali Bejo Santoso dengan orangtua kandungnya.

51 Di bawah ini dijelaskan tentang tema yang terkandung di dalam novel Durdjana Tama. Penjelasan diawali dari pengertian tentang mistik, wangsit, dan malam Selasa Kliwon berdasarkan novel Durdjana Tama. 3.2.1 Mistik Tema di dalam novel Durdjana Tama adalah mistik berupa wangsit tentang malam Selasa Kliwion. Penulis menemukan tema tersebut karena berdasarkan hadirnya cerita yang dilatarbelakangi oleh hal tersebut (mistik). Setiap orang Jawa tertarik perhatiannya oleh gejala mistik yang mulai muncul kembali, di dalam mistik tercerminlah suatu sikap hidup (Jong, 1976: 10). Hal ini dapat kita jumpai ketika Pak Uposonto mempercayai dan meyakini tentang keberadaan wangsit tentang malam Selasa Kliwon. Mistik di dalam KBBI (2008: 962) mempunyai arti hal-hal gaib yang tidak terjangkau dengan akal manusia biasa. Kemungkinan untuk menyalahgunakan usaha mistik demi tujuan egois atau bahkan jahat, orang jawa membuka perspketif-perspektif yang menakutkan (Suseno: 2003: 182). Ditambahkan pula bahwa laku, tapa, dan semedi adalah cara untuk memperoleh kesaktian untuk menerima kekuatan gaib dan kekuatan-kekuatan itu dapat dipergunakan untuk tujuan baik maupun tujuan buruk (Suseno, 2003: 181). Mistik (wangsit) itulah yang membuat cerita berkembang yang kemudian membawa Bejo Santoso sebagai tokoh utama, karena dia menjadi pusat sorotan di dalam novel ini sebagai tokoh yang lahir di malam Selasa Kliwon dan berperan sebagai Durdjana Tama (penjahat yang berperilaku baik). 3.2.2 Wangsit Di Baoesastra Djawa (1939: 565) wangsit mempunyai arti pitoedoeh, piweling, wedaraning dewa lan sapiturute sing diwisikake, yang berarti petunjuk bisikan yang berasal para dewa dan sebagainya. Ditambahkan pula di dalam KBBI (2008: 1616) wangsit mempunyai arti pesan (amanat) gaib. Dari hasil analisis unsur-unsur teks secara garis besar mengarahkan temanya kepada mistik berupa wangsit. Hal ini didasarkan pada isi cerita yang dimulai oleh Pak Uposonto yang memperoleh wangsit. Hal ini berkaitan dengan kebudayaan orang Jawa yang

52 meyakini kebenaran tentang wangsit. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar (Koentjaraningrat, 1990: 180). Di dalam novel Durdjana Tama sebagai langkah awal jalannya tokoh utama yaitu Bejo Santoso. Hal ini dapat dikatakan demikian karena wangsit yang diterima oleh Pak Uposonto bahwa jika dia bisa memiliki bayi yang lahir di malam Selasa Kliwon maka hidupnya akan kaya raya dan bahagia karena keberuntungan yang dibawa bayi tersebut, kemudian jika bayi itu sifat dasarnya baik maka dia akan sangat baik perilakunya tetapi jika sifat dasarnya buruk maka akan sangat buruk perilakunya (Durdjana Tama, 1965: 11). Kepercayaan Pak Uposonto mengenai mistik (wangsit) merupakan langkah awal suatu tindakan untuk memulai isi cerita tersebut. Jika dilihat dari kepribadian Pak Uposonto dapat terlihat bahwa dia adalah orang yang meyakini bahwa wangsit dapat dilaksanakan dan dapat pula dijalankan untuk mendapatkan tujuannya. Kepribadian adalah unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap individu manusia itu (Koentjaraningrat, 1990: 102). Pak Uposonto setelah mendapatkan wangsit dia berusaha keras mencapai keinginannya untuk dapat memiliki bayi yang lahir di malam Selasa Kliwon. Keinginan adalah kehendak keras (Koentjaraningrat, 1990: 108). Maksudnya adalah suatu kehendak juga dapat menjadi sangat keras dan hal itu sering terjadi apabila hal yang dikehendaki itu tidak mudah diperoleh atau sebaliknya (Koentjaraningrat, 1990: 108). Dalam novel Durdjana Tama, Pak Uposonto berkehendak untuk dapat memiliki bayi yang lahir di malam Selasa Kliwon dengan tujuan agar hidupnya kaya raya seperti dulu sebelum ditinggal mati oleh anak lelakinya. Berawal dari inilah dia menculik bayi milik Pak Bei Projodigjoyo dan Bu Bei Projodigjoyo ketika baru saja dilahirkan, bayi itu adalah Bejo Santoso. 3.2.3 Malam Selasa Kliwon Malam Selasa Kliwon di dalam novel Durdjana Tama (1965) merupakan suatu konsep orang jawa dalam meyakini tentang makna yang ada di dalamnya. konsep menurut Koentjaraningrat di dalam bukunya Pengantar Ilmu Antropologi (1990: 104), menjelaskan bahwa seorang individu dapat juga menggabungkan

53 dan membandingkan bagian-bagian dari suatu penggambaran dengan bagianbagian dari berbagai penggambaran lain yang sejenis dan berdasarkan azas-azas tertentu secara konsisten. Dengan proses akal itu individu mempunyai suatu kemampuan untuk membentuk suatu penggambaran baru yang menjadi bahan konkret dari penggambaran baru itu. Dengan demikian manusia dapat membuat suatu penggambaran tentang tempat-tempat tertentu di muka bumi, bahkan juga di luar bumi, padahal ia belum pernah berpengalaman melihat atau mempersepsikan tempat-tempat tadi. Penggambaran abstrak tadi dalam ilmu-ilmu sosial disebut konsep. Secara sederhana dapat diartikan bahwa konsep adalah ide atau pengertian yang diabstrakkan dari persitiwa konkret (KBBI, 2008: 748). Kliwon mempunyai makna memiliki sifat wisa marta durjana (Gunasasmita, 2009: 23). Di dalam Baoesastra Djawa (1939: 665) wisa mempunyai arti apa-apa kang njalari ora becik yang berarti apa-apa yang menyebabkan tidak baik. Kemudian marta di dalam Baoesastra Djawa (1939: 297) mempunyai arti lembah manah, sareh yang berarti lemah lembut dan sabar. Kemudian durdjana di dalam Baoesastra Djawa (1939: 72) mempunyai arti (wong ala) maling yang berarti penjahat. Penjelasan dari sifat tersebut, yaitu memiliki sifat yang kompleks karena bisa baik dan bisa buruk (Gunasasmita, 2009: 23). Selasa Kliwon; wong lamun lair ing dina Selasa Kliwon, wateke; jen busuk babar pisan, jen pinter dadi pudjangga, sedjatine ngulama (Tanojo, 1948: 32) maksudnya adalah orang yang lahir di malam Selasa Kliwon, wataknya; jika jahat maka akan jahat sekali dan jika pintar maka akan sangat pintar dan dapat dikatakan dapat menjadi pujangga atau ulama. Berdasarkan hal tersebut maka jelaslah bahwa bagi orang Jawa malam Selasa Kliwon sangat berarti dalam kehidupan. Di dalam novel Durdjana Tama ditemukan permasalahan tersebut, yaitu ada dua tokoh yang lahir di malam Selasa Kliwon, yang pertama adalah Bejo Santoso dan kedua adalah Pujo. Di bawah ini merupakan beberapa cuplikan novel Durdjana Tama yang mendukung tentang hal tersebut :. Nanging anggone njolong baji marga deweke nduweni kapiyandelane gede,, jen bisa njolong baji lahir ing dina malem Selasa Kliwon, bakal tansah oleh redjeki gede, saka prabawane botjah mau. Djarene botjah lahir wetone dina Selasa Kliwon mau jen ala, ala banget, nanging jen betjik, betjik banget. Bisa

54 dadi pudjangga lan ngulama. Apa maneh jen botjah mau nalika ana wetengan ketiban ndaru, bakal nggawa prabawa gede (Durdjana Tama: 11).. tetapi niatnya menculik bayi karena dia mempunyai keyakinan yang besar, jika bisa mencuri bayi yang lahir di malam Selasa Kliwon, akan slelalu mendapatkan rejeki yang banyak, dari wibawa anak tadi. Katanya anak yang lahir wetonnya Selasa Keliwon tadi jahat, jahat banget, namun jika baik, baik banget. Bisa jadi pujangga dan ulama. Apa lagi jika anak tadi ketika di dalam kandungan kejatuhan wahyu, akan membawa wibawa besar (Durdjana Tama: 11). Berdasarkan uraian di atas maka dapatlah kita ketahui serta pahami bahwa bagi orang Jawa suatu kepercayaan dan keyakinan kehadirannya sangat penting untuk kehidupan, hanya saja ada yang menjalankannya untuk hal baik atau untuk hal buruk. Sama halnya seperti tindakan yang dilakukan oleh Pak Uposonto yang telah menculik bayi, berkenaan dengan dengan tujuannya untuk mencapai hidup yang kaya raya dan bahagia. Berdasarkan isi novel Durdjana Tama menceritakan bahwa Pak Uposonto merupakan orang yang pekerjaan sehari-harinya merampok dan mencuri serta sangat disegani oleh para tetangganya. Hal itu mempengaruhi kehidupan Bejo Santoso yang memiliki perilaku yang sama dengan Pak Uposonto, karena Bejo Santoso dirawat dan dibesarkan oleh Pak Uposonto. Bagi masyarakat Jawa berdasarkan novel Durdjana Tama berisi pemahaman bahwa jika seorang yang dilahirkan dari orangtua yang baik-baik dan terhormat maka anak yang dilahirkan pun akan mengikuti sifat kedua orangtuanya tersebut. Namun, jika anak tersebut bukan keturunan keluarga baik-baik dan terhormat, maka perilaku anak itu akan menuruni kedua orangtuanya pula. Pujo merupakan anak dari kedua orangtua yang berasal dari tingkat sosial yang rendah, mereka adalah tuna wisma yang tinggalnya di bawah Jembatan Jurug. Pujo merupakan seorang durjana karena Pujo di dalam novel Durdjana Tama memerankan sebagai tokoh yang melakukan berbagai aksi kejahatan, dan kejahatan-kejahatan itu dia tuduhkan kepada Bejo Santoso. Namun seperti yang penulis jelaskan sebelumnya bagi orang Jawa keturunan orang baik-baik, maka akan jadi orang baik pula. Bejo Santoso difitnah oleh Pujo, namun Bejo Santoso mampu membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah dengan menangkap Pujo kemudian mengikatnya di dalam mobil milik Sulastini. Singkat cerita, akhirnya

55 Pujo bersalah kemudian diserahkan kepada pihak yang berwajib. Sedangkan Bejo Santoso kembali kepada orangtuanya dan kemudian menikah dengan Sulastini.