BAB I PENDAHULUAN. Rafika Warma, Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosda Karya, 2013) hlm. 16. aplikasinya (Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada, 2009) hlm, 13

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan, tantangan masa depan, kemajuan teknologi dan seni maka diperlukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Education For All Global Monitoring Report 2012 yang dikeluarkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai : (A) latar belakang, (B)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Indonesia telah mengalami sepuluh kali perubahan, yaitu Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 3.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat dipisahkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran dapat dikatakan sebagai hasil dari memori, kognisi, dan metakognisi yang berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia haruslah dilakukan dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hakekat interaksi pembelajaran adalah suatu kegiatan komunikasi yang dilakukan secara timbal balik antara siswa,

ANALISIS KURIKULUM 2013 DAN KTSP Landasan Pendidikan SD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan berkualitas menjadi hal penting yang harus dimiliki oleh setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di bidang pendidikan merupakan upaya

BAB II LANDASAN TEORI. berasal dari kata courier yang berarti berlari (to run). Kurikulum berarti suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (Sains) merupakan ilmu yang berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang dibutuhkan dalam belajar. Jika sebelumnya pembelajaran

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan akan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) yang dapat berkompetisi di

I. PENDAHULUAN. Kata Kunci: karakter, pendekatan saintifik

I. PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting untuk kemajuan

ANALISIS HAMBATAN PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 BAGI GURU KELAS X SMA/SEDERAJAT DI KECAMATAN RAMBAH SAMO

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah dengan melakukan perubahan kurikulum. UU No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pusat kegiatan pembelajaran dan guru sebagai fasilitator. Kurikulum

I. PENDAHULUAN. nasional di Indonesia. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Prima Mutia Sari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Bab I Pasal I Ayat 1 menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KREATIVITAS SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

depan yang akan dijalani yang diwarnai tantangan dan perubahan. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari Kurikulum Tingkat Satuan

BAB I PENDAHULUAN. pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa

BAB I PENDAHULUAN. suatu lembaga pendidikan. Kurikulum menyangkut suatu rencana dan

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHUHUAN. solusinya untuk menghindari ketertinggalan dari negara-negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN. pembenahan di segala bidang termasuk bidang pendidikan. Hal ini juga dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur

I. PENDAHULUAN. berkembang dengan pesat. Hal ini tidak terlepas dari peranan dunia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan secara optimal supaya menghasilkan lulusan-lulusan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia,

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbasis karakter (competency and character based curriculum), yang dirancang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Astrid Sutrianing Tria, 2014

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

I. PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu kompetensi penting sebagai

LATAR BELAKANG MASALAH

KONSEP PENDEKATAN SCIENTIFIC

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Pemerintah kabupaten dan kota di

BAB I PENDAHULUAN. didik untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum yang dikembangkan pada tataran satuan pendidikan. Oleh karena itu,

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan. berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang

BAB I PENDAHULUAN. negara. Pendidikan tidak terlepas dari Kurikulum pendidikan yang telah

BABI PENDAHULUAN. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan. sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. semakin lama semakin terbuka. Hal ini dapat dicontohkan, ketika

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat di era

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Judul. Pengembangan Instrumen Asesmen Otentik pada Pembelajaran Subkonsep Fotosintesis di SMP

BAB I PENDAHULUAN. Emas Di lingkungan Kemendikbud, pendidikan karakter menjadi fokus

BAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi memungkinkan semua pihak memperoleh informasi dengan melimpah, cepat

BAB I PENDAHULUAN. budaya dalam bentuk pola pikir. Sebagai proses transformasi, sudah barang tentu

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang. dalam pembangunan bangsa dan karakter.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadikan motivasi pemerintah untuk selalu memperbaiki sistem

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya seseorang untuk mengembangkan potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan sebagaimana dirumuskan dalam

I. PENDAHULUAN. Pada hakikatnya, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dibangun atas dasar produk

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun pelajaran 2013/2014, pemerintah sudah menerapkan kurikulum yang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggara pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang; (a) beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur; (b) berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif; (c) sehat, mandiri, dan percaya diri; dan (d) toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab. Dilihat dari pentingnya ketercapaian tujuan pendidikan nasional, pemerintah selalu berusaha memperbaiki tatanan pendidikan di Indonesia, salah satunya melalui penyusunan dan pengembangan kurikulum.hal ini perlu dilakukan karena kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus merupakan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran pada semua jenis dan jenjang pendidikan. Dalam suatu pendidikan, kurikulum bersifat dinamis yang artinya perlu perubahan, pengembangan dan penyempurnaan agar dapat mengikuti perkembangan dan tatanan zaman.perubahan, pengembangan, dan penyempurnaan kurikulum harus dilakukan secara sistematis dan terarah. Dalam sepuluh tahun terakhir, Indonesia telah mengalami tiga kali perbaikan kurikulum, yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) pada tahun 2004, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006, dan Kurikulum 2013 yang sudah disosialisasikan serta dilaksanakan di beberapa sekolah pilotingdi seluruh Indonesia. Penyempurnaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013, didorong oleh beberapa hasil studi Internasional tentang 1

2 kemampuan peserta didik Indonesia dalam kancah Internasional. Hasil survei Trends in International Math and Science (TIMS) tahun 2007, yang dilakukan oleh Global Institute, menunjukkan hanya lima persen peserta didik Indonesia yang mampu mengerjakan soal penalaran berkategori tinggi serta hasil studi pada tahun 2009 menempatkan Indonesia pada peringkat bawah sepuluh besar dari 65 negara pada Programme for International Student Assesment (PISA). Selain itu, perubahan kurikulum juga karena adanya beberapa kelemahan yang ditemukan dalam KTSP 2006 sebagai berikut; (a) isi dan pesan-pesan kurikulum masih terlalu padat, (b) kurikulum belum mengembangkan kompetensi secara utuh sesuai dengan visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional, (3) kompetensi yang dikembangkan lebih didominasi oleh aspek pengetahuan, (d) belum terakomodasinya keseimbangan soft skill dan hard skill, serta jiwa kewirausahaan, (e) kurikulum belum peka dan tanggap terhadap berbagai perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global, (f) standar proses pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru, dan (g) penilaian belum menggunakan standar penilaian berbasis kompetensi, serta belum tegas memberikan layanan remedial dan pengayaan secara berbeda (Mulyasa, 2013: 60-61). Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang dapat menghasilkan insan indonesia yang: produktif, kreatif, inovatif, afektif melalui penguatan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang terintegrasi (Depdikbud, 2013).Ranah sikap terkait pada substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu mengapa.ranah keterampilan terkait dengan substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu bagaimana. Ranah pengetahuan terkait dengan substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu apa. Dalam hal ini, pengembangan kurikulum difokuskan pada pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik, berupa paduan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat didemonstrasikan peserta didik

3 sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya secara kontekstual. Pemahaman peserta didik secara kontekstual dapat tercapai dengan penerapan scientific approach dalam proses pembelajaran sesuai tuntutan yang ada di dalam kurikulum 2013. Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah atau scientific approach. Scientific approach merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang terdiri dari kegiatan mengamati, kegiatan menanya, kegiatan mengumpulkan informasi/eksperimen, kegiatan mengasosiasikan/mengolah informasi, dan kegiatan mengkomunikasikan (Permendikbud No. 81 Tahun 2013 Lampiran VI).Pendekatan ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas sesuatu atau beberapa fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya.untuk dapat disebut ilmiah, pendekatan ilmiah harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik.oleh karena itu, pendekatan ilmiah umumnya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau eksperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji hipotesis.hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pembelajaran dengan scientific approach menjadi sangat penting di dalam Kurikulum 2013 dengan berbagai alasan yang telah dikemukakan sebelumnya.pada bagian ini, peran guru sangatlah penting dalam pelaksanaannya. Guru dituntut secara professional merancang pembelajaran yang efektif dan bermakna, mengorganisasikan pembelajaran, memilih pendekatan yang tepat, menentukan prosedur pembelajaran dan pembentukan kompetensi secara benar,

4 serta menetapkan kriteria keberhasilan. Guru harus menguasai prinsip-prinsip pembelajaran, keterampilan menilai hasil-hasil belajar peserta didik, serta memilih dan menggunakan strategi atau pendekatan pembelajaran. Kompetensikompetensi tersebut merupakan bagian integral bagi seorang guru sebagai tenaga profesional, yang hanya dapat dikuasai dengan baik melalui pengalaman praktik yang intensif. Dalam pelaksanaan Kurikulum 2013, semua pihak yang terkait termasuk guru tidak dilepas begitu saja.semua pihak yang terlibat di dalam Kurikulum 2013, termasuk guru diberikan sosialisasi terlebih dahulu, diberikan pelatihanpelatihan serta pendampingan dalam pelaksanaan Kurikulum 2013.Hanya saja, tidak semua guru mendapatkan pelatihan secara langsung dari pihak yang berkompeten. Hasil wawancara peneliti secara informal dengan salah satu guru di salah satu SMP di kota Bandung, mengatakan bahwa satu sekolah hanya mengirim beberapa guru inti yang mewakili beberapa bidang studi tertentu untuk mendapatkan pelatihan. Kemudian, tanggungjawab guru yang telah mengikuti pelatihanlah untuk menyampaikan pengetahuan yang mereka peroleh kepada rekan-rekan guru lainnya di sekolah terpilih.hal ini menjadi salah satu masalah yang dihadapi oleh guru-guru yang tidak mendapatkan pelatihan secara langsung, sedangkan tuntutan dan tanggungjawab seorang guru dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 sangatlah besar. Seorang guru dituntut mampu untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran melalui pendekatan ilmiah (scientific approach). Melalui pendekatan ilmiah, diharapkan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik dapat terbentuk dengan baik.ada banyak sikap dan keterampilan yang dituntut dalam Kurikulum 2013.Aspek sikap tertuang di dalam kompetensi inti satu dan dua, sedangkan aspek keterampilan tertuang dalam kompetensi empat yang terintegrasi dengan kompetensi tiga di dalam Kurikulum 2013.Salah satu sikap peserta didik yang bisa dilihat melalui pembelajaran dengan

5 scientific approach adalah sikap ilmiah. Sikap ilmiah peserta didik akan terbentuk seiring dengan aktivitas yang dilakukan pada kegiatan-kegiatan melalui scientific approach. Begitu pula dengan aspek pengetahuan dan keterampilan peserta didik akan terbentuk melalui aktivitas-akitivitas siswa yang terlaksana melalui scientific approach. Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yangterjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerja sama dengan siswa lain, serta tanggungjawab terhadap tugas yang diberikan. Aktivitas belajar siswa yang berjalan dengan baik akan memberikan dampak yang baik pula terhadap siswa, sehingga siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan serta perilaku lainnya, termasuk sikap dan nilai. Aktivitas siswa di dalam proses pembelajaran dengan scientific approach terkait dengan aktivitas mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/ eksperimen, mangasosiasikan/ mengolah informasi, dan aktivitas mengkomunikasikan. Aktivitas yang berkaitan dengan penerapan scientific approach ini sangat penting dalam proses pembelajaran IPA. Hal ini dikarenakan IPA didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, dan deduksi untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya. Ada tiga kemampuan dalam IPA yaitu kemampuan untuk mengetahui apa yang diamati, kemampuan untuk memprediksi apa yang belum diamati dan kemampuan menguji tindak lanjut hasil eksperimen, dan dikembangkannya sikap ilmiah. Kegiatan pembelajaran IPA mencakup pengembangan kemampuan dalam mengajukan pertanyaan, mencari jawaban, memahami jawaban, menyempurnakan jawaban tentang apa, mengapa, dan bagaimana tentang gejala alam maupun karakteristik alam sekitar melalui cara-cara sistematis yang akan diterapkan dalam

6 lingkungan dan teknologi. Oleh karena itu, siswa harus melakukan aktivitas belajar sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013 melalui penerapanscientific approach dalam proses pembelajarannya. Implementasi scientific approach dalam pembelajaran IPA dapat dilihat dalam proses pembelajaran pada Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sekolah yang terpilih sebagai piloting dalam melaksanakan Kurikulum 2013 dibekali dengan sumber belajar bagi peserta didik berupa buku IPA pegangan siswa dan buku IPA pegangan guru yang dikeluarkan secara resmi oleh Kemendikbud. Sumber belajar ini diharapkan dapat membantu guru dan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013.Mengingat pentingnya implementasi scientific approach dalam pembelajaran Kurikulum 2013, maka sangat diperlukan informasi mengenai implementasi scientific approach dalam proses pembelajaran di sekolah. Informasi ini dapat diperoleh dengan menganalisis implementasi scientific approach dalam proses pembelajaran dengan Kurikulum 2013. Berdasarkan hal diatas maka penulis melakukan suatu penelitian yang berjudul Analisis implementasi scientific approach pada pembelajaran IPA SMP Kurikulum 2013. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana implementasi scientific approach pada pembelajaran IPA SMP Kurikulum 2013? C. Pertanyaan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka pertanyaan penelitian yang digunakan adalah: 1. Bagaimana perencanaan guru dalam mengimplementasikan scientific approachdalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)?

7 2. Bagaimana kemunculan kegiatan scientificdalam buku IPApegangan siswa SMP Kurikukulum 2013? 3. Bagaimana implementasi scientific approach dalam proses pembelajaran IPA SMP Kurikulum 2013? 4. Bagaimana profil aktivitas belajar siswa melalui penerapan scientific approach dalam proses pembelajaran? 5. Bagaimana profil sikap ilmiah siswa melalui penerapan scientific approach dalam proses pembelajaran? D. Batasan Masalah Untuk memperjelas permasalahan penelitian ini, maka ruang lingkupnya dibatasi sebagai berikut: 1. Implementasi scientific approachdalam proses pembelajaran yang dianalisis dibatasi pada tiga KD yaitu KD 3.8 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya, KD 3.9 mendeskripsikan pencemaran dan dampaknya bagi makhluk hidup, dan KD 3.10 mendeskripsikan tentang penyebab terjadinya pemanasan global dan dampaknya bagi ekosistem. 2. Scientific approach yang dimaksud adalah scientific approach yang sesuai dengan kurikulum 2013 yang dimuat dalam Permendikbud No. 81 A Lampiran VI dengan tahapan pembelajaran sebagai berikut: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/eksperimen, mengasosiasikan/mengolah infromasi, dan mengkomunikasikan. 3. Buku IPA pegangan siswayang dianalisis adalah buku IPA pegangansiswa kelas VII SMP yangdikeluarkan secara resmi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta telah digunakan di sekolah dalam proses pembelajaran. Materi yang dianalisis terdiri dari tiga materi pokok berdasarkan KD 3.8 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya, KD 3.9 mendeskripsikan pencemaran dan dampaknya bagi makhluk hidup, dan KD 3.10

8 mendeskripsikan tentang penyebab terjadinya pemanasan global dan dampaknya bagi ekosistem. 4. Aktivitas siswa yang diamati adalah aktivitas siswa yang terkait dengan scientific approach, yaitu aktivitas mengamati, aktivitas menanya, aktivitas mengumpulkan informasi/ eksperimen, aktivitas mengasosiasikan/ mengolah infromasi, dan aktivitas mengkomunikasikan. 5. Sikap ilmiah yang diamati dibatasi pada enam indikator sikap ilmiah menurut Carin yaitu rasa ingin tahu, mengutamakan bukti, bersikap skeptis, menerima perbedaan, mampu bekerjasama, dan bersikap positif terhadap kegagalan. Sikap ilmiah yang diamati dijaring melalui angket sikap ilmiah. 6. Penelitian dilakukan di salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas VII semester genap tahun pelajaran 2013/2014 yang telah menerapkan Kurikulum 2013. E. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menganalisis perencanaan guru dalam mengimplementasikan scientific approachdalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 2. Menganalisis kemunculan kegiatanscientificdalam buku IPA pegangan siswa SMP Kurikulum 2013. 3. Menganalisis implementasiscientific approach dalam prosespembelajaran IPA SMP Kurikulum 2013. 4. Menganalisis profil aktivitas belajarsiswamelalui penerapan scientific approach dalam proses pembelajaran. 5. Menganalisis profil sikap ilmiah siswa melalui penerapan scientific approach dalam proses pembelajaran.

9 F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat bagi peneliti Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yang besar berupa pengalaman meneliti dan menulis untuk menjadi calon pendidik dan sebagai wahana untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh di peguruan tinggi dalam upaya menganalisis dan memecahkan masalah yang berhubungan dengan pendidikan khususnya pembelajaran IPA dan Biologi. 2. Manfaat bagi guru Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi guru dalam merencanakan pelaksanaan pembelajaran serta melaksanakan pembelajaran dengan penerapan scientific approachsesuai tuntutan Kurikulum 2013. 3. Manfaat bagi sekolah Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan evaluasi bagi penyelenggaraan pembelajaran dengan Kurikulum 2013 di sekolah. 4. Manfaat bagi pemerintah Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai implementasi scientific approachdalam pembelajaran IPA di SMP serta dapat dijadikan refrensi dalam rangka penyempurnaan Kurikulum 2013. 5. Manfaat bagi calon peneliti lain Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi calon peneliti lain yaitu dapat menjadi sumber inspirasi dan landasan atau dasar untuk dikembangkan menjadi penelitian lanjutan.