ARAHAN KONSEP PERANCANGAN KAWASAN KONSERVASI BENTENG MARLBOROUGH KOTA BENGKULU TUGAS AKHIR

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D

PERANSERTA STAKEHOLDER DALAM REVITALISASI KAWASAN KERATON KASUNANAN SURAKARTA TUGAS AKHIR. Oleh: YANTHI LYDIA INDRAWATI L2D

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Bangsa Barat datang ke Indonesia khususnya di Bengkulu sesungguhnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kisaran terbagi menjadi dua kecamatan yaitu Kecamatan Kisaran Timur dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

STUDI PENENTUAN KLASIFIKASI POTENSI KAWASAN KONSERVASI DI KOTA AMBARAWA TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari target yang ditetapkan. Kegiatan pertambangan mengalami penurunan seiring

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI PARTISIPASI PEDAGANG DAN PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PARTISIPASI DALAM REVITALISASI KAWASAN ALUN-ALUN SURAKARTA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan untuk fasilitas-fasilitas pendukungnya. menginap dalam jangka waktu pendek.

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Peta Wisata Kabupaten Sleman Sumber : diakses Maret Diakses tanggal 7 Maret 2013, 15.

PERSEPSI DAN PREFERENSI MASYARAKAT YANG BERAKTIVITAS DI KOTA LAMA SEMARANG DAN SEKITARNYA TERHADAP CITY WALK DI JALAN MERAK SEMARANG TUGAS AKHIR

PERUBAHAN FASADE DAN FUNGSI BANGUNAN BERSEJARAH (DI RUAS JALAN UTAMA KAWASAN MALIOBORO) TUGAS AKHIR. Oleh: NDARU RISDANTI L2D

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung memiliki sejarah yang sangat panjang. Kota Bandung berdiri

REVITALISASI WISMA PHI SEMARANG SEBAGAI CITY HOTEL Dengan Penekanan Desain Arsitektur Post-Modern James Stirling

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I WHAT? Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB VII KESIMPULAN, SARAN DAN KONTRIBUSI TEORI

BAB I Pendahuluan. Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata

STUDI PENGEMBANGAN PECINAN LASEM SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA TUGAS AKHIR. Oleh : Indri Wahyu Hastari L2D

PENENTUAN KAWASAN KONSERVASI KOTA-KOTA AWAL DI KABUPATEN REMBANG TUGAS AKHIR. Oleh: OCTA FITAYANI L2D

STUDI PENENTUAN KAWASAN KONSERVASI KOTA TEGAL MELALUI PENDEKATAN MORFOLOGI KOTA TUGAS AKHIR. Oleh : PRIMA AMALIA L2D

KAJIAN PERKEMBANGAN KOTA BATANG BERDASARKAN STRUKTUR RUANG KOTA TUGAS AKHIR

BAB V A. KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk penyusunan karya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

STUDI POLA MORFOLOGI KOTA DALAM PENENTUAN KAWASAN KONSERVASI KOTA DI KABUPATEN KENDAL TUGAS AKHIR

2015 PENGARUH PENYAMPAIAN PEOPLE,PHYSICAL EVID ENCE D AN PROCESS TERHAD AP KEPUTUSAN BERKUNJUNG

Lebih Dekat dengan Masjid Agung Kauman, Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari /

PENATAAN MUSEUM KERETA API AMBARAWA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Post Modern Neo-Vernacular

BAB I PENDAHULUAN. Ruang Publik Yaroana Masigi berada di tengah-tengah permukiman

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara.

KAJIAN POLA PERGERAKAN DAN PENYEDIAAN RUANG PEJALAN KAKI DI KAWASAN WISATA CANDI BOROBUDUR TUGAS AKHIR

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penjajahan Belanda di Indonesia membawa pengaruh penting bagi aspek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR CITY HOTEL DI BENTENG VASTENBURG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Dikutip dari pada Kamis, 10 April 2014 pukul WIB. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : Pendahuluan BAB 2 : Tinjauan Teori BAB 3 : Metodologi Penelitian BAB 4 : Hasil dan Pembahasan BAB 5 : Kesimpulan dan Saran

BAB. I PENDAHULUAN. wilayah III (Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan) serta dikenal dengan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Benteng Fort Rotterdam

BAB I PENDAHULUAN. TABEL 1.1 JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA DAN NUSANTARA KE OBJEK WISATA KOTA BANDUNG Jumlah. Jumlah Tahun.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Belanda pada tahun 1619 yang dipimpin oleh Jan Pieterzoon Coen.

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan Pariwisata adalah asset yang dimiliki oleh Negara yang

BAB I PENDAHULUAN. 1 ( balai pustaka Kamus Bahasa Indonesia 1988 ) 2 Ibid 3 Ibid

BAB I PENDAHULUAN. bangunan yang sudah ditetapkan sebagai cagar budaya, namun banyak juga yang

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dalam bahasa Indonesia merupakan peristiwa yang benar-benar

BAB I PENDAHULUAN. dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu fasilitas yang bersifat umum dan. mempertahankan daerah yang dikuasai Belanda.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Semarang sebagai lahan incaran investor

PUSAT KESENIAN JAWA TENGAH DI SEMARANG

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Konsep Perancangan dari 5 Elemen Kawasan. berdasarkan Teori Kevin Lynch menyimpulkan bahwa dari 5 elemen yang

PENGEMBANGAN OBYEK WISATA PANTAI PASIR KENCANA DI PEKALONGAN DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR REGIONALISM BERTEMA EKOTURISME

PEMBERDAYAAN GURU-GURU IPS / SEJARAH DI BANTUL DALAM UPAYA PENINGKATAN KESADARAN MASYARAKAT TERHADAP PELESTARIAN BENDA-BENDA PENINGGALAN SEJARAH *

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Hubungan antara kota dengan kawasan tepi air telah terjalin sejak awal peradaban manusia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN JUDUL

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

PENGEMBANGAN KAWASAN GUA SUNYARAGI SEBAGAI TAMAN WISATA BUDAYA DI CIREBON

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB V KESIMPULAN. menjalar ke Suriah merupakan akar dari konflik berkepanjangan yang terjadi di Suriah.

BAB I PENDAHULUAN. Mega Destatriyana, 2015 Batavia baru di Weltevreden Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. a. Perkembangan morfologi Kawasan Alun-alun Lama Kota Semarang. Kawasan Alun-alun Lama Kota Semarang berada di bagian pusat kota

BAB III METODE PERANCANGAN. dapat digunakan ialah metode deskriptif analisis. Metode deskriptif merupakan

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 59 TAHUN 2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Perumusan Masalah

fauna, gua masegit sela (disepanjang Pulau Nusakambangan) dan suasana alam yang

2015 PENGEMBANGAN RUMAH BERSEJARAH INGGIT GARNASIH SEBAGAI ATRAKSI WISATA BUDAYA DI KOTA BANDUNG

HASIL PENELITIAN. Kata kunci: Kata kunci: Bangunan Kuno dan Kawasan Bersejarah, Konservasi Pusat Kota Lama Manado, Heritage Bulding.

PENGEMBANGAN MASJID AGUNG DEMAK DAN SEKITARNYA SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA

Gambar 1 Kerangka pemikiran 2 TINJAUAN PUSTAKA. Lanskap Sejarah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya ini dibuktikan dengan banyaknya pusat perbelanjaan dibangun

PASAR FESTIVAL INDUSTRI KERAJINAN DAN KULINER JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

POLA PEMANFAATAN DAN PELAYANAN ALUN-ALUN KOTA PATI BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG TUGAS AKHIR TKPA 244

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II KAJIAN LITERATUR

BAB I PENDAHULUAN. keberadaban. Pengalihan kewenangan pemeliharaan dan pelestarian kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. Kota merupakan salah satu wilayah hunian manusia yang paling kompleks,

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kawasan yang memiliki m nilai arti kesejarahan ataupun aupun nilai seni

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah,

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. adimistratif Nias merupakan kabupaten yang termasuk dalam Propinsi Sumatera Utara.

BAB IV ANALISIS PERSEPSI DAN PREFERENSI MASYARAKAT TENTANG ASPEK PERANCANGAN KOTA

Transkripsi:

ARAHAN KONSEP PERANCANGAN KAWASAN KONSERVASI BENTENG MARLBOROUGH KOTA BENGKULU TUGAS AKHIR Oleh : FAISAL ERIZA L2D 307 012 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2009

ABSTRAKSI Dalam kegiatan konservasi sendiri masih terdapat permasalahan mendasar tentang pengertian monumen dan warisan sejarah. Monumen secara terbatas diartikan hanya pada bangunan monumental, candi, tugu ataupun prasasti. Kecuali keraton, istana dan bangunan religius, peninggalan sejarah lainnya yang tidak tergolong dalam kategori grand architecture-sebenarnya juga produk budaya-belum dapat diterima. Dalam diskusi warisan sejarah, pumpunan pengkajian masih terbatas pada warisan budaya dalam bentuk kesenian tradisional, kaligrafi, seni kriya, seni lukis tradisional, dan bahasa daerah/dialek. Sedangkan apresiasi terhadap artefak sejarah dalam konteks seni bangunan maupun kawasan kota sangat terbatas. Dewasa ini keberadaan kawasan bersejarah telah terkalahkan oleh perkembangan kawasan yang semakin maju dan modern yang menyebabkan kawasan ini semakin terbengkalai. Fenomena tersebut juga terjadi di kawasan Benteng Marlborough Bengkulu yang merupakan salah satu pusat pertumbuhan di kota Bengkulu. Berbagai permasalahan seperti penurunan kualitas fisik kawasan, kurangnya dana pelestarian, upaya pengelolaan kawasan yang belum optimal, serta kurangnya atraksi wisata menyebabkan kawasan ini semakin dilupakan banyak orang. Alasan itulah yang membuat keberadaan Benteng Marlborough Bengkulu ini perlu dilestarikan agar dapat dipertahankan keberadaannya, hal ini mengingat potensi wisata yang di miliki oleh kawasan ini dapat bermanfaat bagi kota Bengkulu Permasalahan yang terjadi di Kawasan Benteng Marlborough tersebut jika dibiarkan terus menerus, maka kondisinya akan semakin mengkhawatirkan. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya pelestarian maka dari itu diperlukan suatu konsep perancangan kawasan konservasi yang sesuai dan dapat diterapkan terhadap kawasan konservasi. Sehingga dapat meminimalisasi permasalahan yang terjadi di kawasan Benteng Marlborough serta mengoptimalkan potensi yang terdapat didalamnya dan tidak hanya pelestarian secara fisik saja namun juga harus mampu mengelola kawasan sekitar Benteng Marlborugh agar juga mampu mengembangkan aktivitas wisata yang terdapat di kawasan itu. Dalam penelitian ini dilakukan survey wawancara untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam melakukan analisis. Adapun sumber informasi tersebut didapatkan oleh dinas pariwisata, dinas pendidikan nasional, BAPPEDA, Dinas Tata Kota dan Dinas Pekerjaan Umum. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Pendekatan kualitatif ini digunakan dalam analisis sejarah dan perkembangan kawasan, analisis zonasi, analisis pelestarian kawasan, analisis keutuhan struktur kawasan, analisis bentuk kegiatan konservasi, analisis elemen parancangan kota. Selain itu juga dilakukan pendekatan komparatif kualitatif dalam analisis pengelolaan kawasan yang membandingkan upaya pelestarian di Benteng Marlborough dengan Benteng Mallaca dan Benteng Vrederburg sebagai lesson learned. Berdasarkan analisis-analisis yang telah dilakukan, maka bentuk konservasi yang dapat diterapkan di kawasan Benteng Marlborough Bengkulu adalah Preservasi. Preservasi menjadi tema besar dalam kegiatan pelestarian Benteng Marlborough, yang meliputi preservasi fisik (Reviitalisasi fisik), revitalisasi ekonomi, dan revitalisasi budaya. Kegiatan pelstarian tersebut tidak akan berhasil apabila tidak adanya kerjasama antara semua stakeholder yang terkait. Oleh karena itu perlu adanya partisipasi dan kerjasam dari masyarakat, pemerintah kota dan pengelola Benteng Marlborough. Bentuk kegiatan konservasi yang dapat dilakukan adalah Revitalisasi fisik (kawasan di sekitar Benteng Marlborough Bengkulu), Rehabilitasi (kawasan pecinan) serta revitalisasi ekonomi dan sosial budaya. Terdapat tiga zona yaitu tempat-tempat yang dianggap bersejarah dan pusat aktivitas dari masyarakat dimana saat ini berfungsi sebagai generaotor aktivitas masyarakat, terdapat kawasan yang terpengaruh secara langsung dengan kawasan yang menjadi pusat aktivitas, dan yang tidak terpengaruh secara langsung. Perlu adanya dukungan peraturan tertulis mengenai kegiatan konservasi di Kawasan Benteng Marlborough Bengkulu, yang mana peraturan tersebut meliputi, kegiatan konservasi renovsi, rehabilitasi, revitalisasi fisik, ekonomi, sosial budaya dan politik. Hal ini berdasarkan oleh temuan studi. Perlu adanya semua pihak dalam menentukan langkah-langkah atau tindakan yang akan dilakukan di Kawasan Benteng Marlborough, baik pemerintah kota, pengelola kawasan, masyarakat setempat, para pedagang maupun masyarakat Kota Bengkulu. Untuk menambah atraksi wisata berupa wisata kuliner dapat bekerjasama dengan para PKL yang terdapat di Kawasan Benteng Marlborough, kerjasama dengan masyarakat yang terletak di kawasan permukiman sekitar. Perlu di bentuk suatu yayasan atau lembaga khusus yang mengurus tentang pelestarian dan pengelolaan kawasan. Key word : Konservasi, Perancangan, kawasan bersejarah

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelestarian adalah upaya pegelolaan pusaka melalui kegiatan penelitian, perencanaan, perlindungan, pemeliharaan, pemanfaatan, pengawasan,dan/atau pengembagan secara selektif untuk menjaga kesinambungan, keserasian, dan daya dukungnya dalam menjawab dinamika jaman untuk membangun kehidupan bangsa yang berkualitas (Piagam Pelestarian Pusaka Indonesia 2003). Area konservasi adalah area yang memiliki karakteristik khas pada arsitektural dan nilai sejarahnya yang berpotensi untuk dilestarikan (Ross, 1991: 120). Karakter yang khas tersebut meliputi topografi area, perkembangan sejarah, penggunaan material untuk membangun, dan kualitas keterhubungan area tersebut dengan bangunan, alam, dan open space (Ross, 1991: 121). Kawasan cagar budaya dapat diartikan sebagai setting budaya suatu kawasan yang memerlukan perlindungan atau pelestarian. Kawasan ini dilindungi karena memiliki komponenkomponen yang bernilai budaya sedemikian rupa sehingga memunculkan karakter lingkungan cagar budaya. Kawasan cagar budaya tidak hanya berisikan benda cagar budaya saja namun juga kesatuan lingkungan di sekitarnya yang dapat menjadi identitas suatu daerah sehingga bisa dibedakan dengan daerah lainnya. Berdasarkan Undang- Undang No 5 tahun 1992, benda cagar budaya merupakan benda buatan manusia, bergerak atau tidak bergerak yang berupa kesatuan atau kelompok, atau bagianbagiannya atau sisa-sisanya, yang berumur sekurang-kurangnya 50 tahun, atau mewakili masa gaya yang khas dan mewakili masa gaya sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun, serta dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan. Serta benda alam yang dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan. Benda cagar budaya merupakan kekayaan budaya bangsa yang penting artinya bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan, sehingga perlu dilindungi dan dilestarikan demi pemupukan kesadaran jatidiri bangsa dan kepentingan nasional. Dewasa ini banyak kota-kota besar di Indonesia merencanakan kota baru. Adanya kota baru tersebut seringkali mengesampingkan perhatian terhadap kota-kota lama yang menjadi embrio awal perkembangan suatu kota. Oleh karena itu konservasi sangat dibutuhkan dalam mempertahankan dan melestarikan ciri khas dari kota tersebut. Konservasi juga mempunyai makna yang sangat penting dalam suatu kota, adapun alasan pentingnya kegiatan konservasi yaitu, karena kawasan sejarah merupakan bagian dari kehidupan kita, sebagai identitas dan makna suatu tempat (saat ini kota-kota cenderung homogen), makna

2 kesejarahan, seni bangunan (landmark/tengaran), keuntungan ekonomi ( bisnis tetap, pelaku pasar, museum aktif), Tourism Potential (tourist-historic city, wisata budaya, heritage tourism), Inspirasi (preseden perancangan kota : budaya tradisional, budaya Cina, arab, India, eropa), Educational Purposes (apresiasi budaya rancang bangun, aspek dimensi sosial budaya komunitas) Bengkulu adalah sebuah provinsi yang ada di Pulau Sumatera, Indonesia. Di masa lalu daerah ini pernah menjadi ajang persaingan dagang antara Inggris dan Belanda. Mereka berusaha untuk menguasai komoditi (lada) yang ada di sana. Tahun 1664 Belanda dengan VOC-nya mendirikan kantor pelelangan di sana. Tahun 1670 Sultan Banten mengeluarkan peraturan transaksi lada yang baru. Peraturan itu membuat pihak Belanda mengalami kerugian. Untuk itu, pada tahun yang (1670) Belanda meninggalkan Bengkulu. Mereka pergi ke Banten dengan tujuan menguasainya. Di sana Belanda berhasil membuat Sultan Banten menandatangani perjanjian tentang hak monopoli perdagangan oleh Belanda. Perjanjian itulah yang kemudian membuat perhatian Belanda hanya tertuju pada Banten. Dan, kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Inggris, melalui EIC-nya, untuk masuk ke Bengkulu. Pihak Bengkulu sendiri sebenarnya juga berkeinginan untuk mengadakan hubungan dagang dengan Inggris. Hal itu ditunjukkan dengan dikirimnya undangan untuk berdagang di wilayah tersebut kepada pusat perdagangan Inggris di Madras (India). Jadi, kedatangan Inggris di Bengkulu diibaratkan bagaikan pucuk dicinta, ulam pun tiba. Saat bercokol di Bengkulu inilah Inggris tidak hanya mendirikan bangunan pemerintahan, tetapi juga religi, hunian dan pertahanan. Benteng Marlborough didirikan oleh East Indian Company (EIC) pada tahun 1713-1719 dibawah pimpinan Gubernur Joseph Callet. Benteng ini konon merupakan benteng terkuat Inggris di daerah Timur setelah Benteng St. George di Madras (India). Benteng ini didirikan di atas bukit buatan, menghadap ke arah kota Bengkulu dan memunggungi Samudera Hindia. Benteng ini pernah diserang dan sebagian dibakar oleh rakyat Bengkulu yang membuat penghuninya menyelamatkan diri ke kapal-kapal mereka dan pergi ke Madras. Mereka baru kembali tahun 1724 setelah perjanjian diperbaiki. Pada 1793 serangan besar-besaran dilancarkan lagi yang membuat seorang opsir Inggris, Robert Hamilton, tewas dan tahun 1807 Residen Thomas Parr pun terbunuh pula. Keduanya diperingati dengan pendirian monumen-monumen di kota Bengkulu oleh pemerintah Inggris. Kawasan Benteng Marlborough merupakan salah satu urban heritage di Kota Bengkulu yang dilindungi. Sebagai kawasan cagar budaya dengan nilai historik tinggi, kawasan ini merupakan salah satu potensi aset wisata yang dapat dikembangkan dan dikelola dengan kekayaan urban heritage yang dimiliki. Pada zaman kolonial Inggris, kawasan ini merupakan kawasan strategis sebagai pusat pertumbuhan dari Kota Bengkulu. Potensi Kawasan Benteng Marlborough selain memiliki kekayaan urban heritage yang dapat dikembangkan menjadi aset wisata, letak dan

3 posisinya sangat strategis dekat dengan kawasan kampung cina dan pantai, aksesibilitas yang mudah, dan adanya pasar tradisional sehingga sangat mendukung pengembangan kawasan dari sektor perekonomian maupun pariwisata. Benteng bersejarah peninggalan penjajah Inggris dari abad ke-18, Fort Marlborough di Bengkulu, saat ini kondisinya kurang terawat. Akibatnya, kondisi bangunan yang dulu berfungsi sebagai benteng pertahanan militer dan sebagai tempat pengawasan jalur perdagangan tersebut, terkesan kumuh. Dinding luar benteng yang konon merupakan benteng terbesar yang dibangun Inggris di Asia setelah Benteng St George di Madras, India, tersebut tampak kusam dan ditumbuhi lumut. Sedangkan dinding dalam benteng yang bercat warna putih, juga mengelupas di banyak tempat dan berjamur. Bahkan di salah satu sudut benteng yang menghadap ke laut, kini telah berubah menjadi tempat pembuangan sampah. Kondisi ini membuat benteng yang sangat kuat itu terlihat jorok. Kekuatan benteng ini teruji ketika terjadi gempa di Bengkulu pada tahun 2000. Tidak seperti ribuan bangunan lainnya di Bengkulu yang ketika itu hancur, benteng Fort Marlborough tidak mengalami kerusakan berarti. Selain itu kesadaran pengunjung untuk membuang sampah ke tempatnya juga terlihat sangat kurang. Sampah tampak tersebar di seluruh areal gedung. Hal ini tidak lepas dari sedikitnya tempat sampah disediakan pada bangunan kokoh itu, kecuali beberapa tempat sampah yang sudah rusak sehingga tidak mampu menampung sampah lagi. Sebelumnya, benteng yang kokoh berdiri di pinggir Pantai Tapak Padri, Bengkulu, ini pernah dipugar pada tahun 1977. Pemugaran selesai pada tahun 1984. Dari pemaparan di atas, maka perlu diadakan salah satu studi pelestarian yang berhubungan dengan konservasi kawasan bersejarah atau cagar budaya. Pemahaman konservasi merupakan salah satu hal yang sangat penting dilakukan dalam suatu pelestarian kawasan bersejarah karena mencakup hal-hal berupa perlindungan dan peningkatan mutu baik fisik maupun non fisik. Studi ini diharapkan dapat menjadikan gambaran mengenai langkah-langkah dalam perlindungan kawasan sejarah sehingga akan tercipta suatu bentuk peduli terhadap bangunanbangunan yang sarat akan nilai historisnya. Konservasi kawasan benteng marlborough sebagai langkah awal bagi studi-studi konservasi di masa mendatang serta dapat digunakan sebagai acuan untuk pengambilan keputusan dalam bidang pelestarian kawasan bersejarah dalam hubungannya dengan konservasi kawasan. 1.2 Perumusan Masalah Kawasan Benteng Marlborough merupakan salah satu urban heritage di Kota Bengkulu yang difungsikan sebagai kawasan cagar budaya. Kekayaan nilai historis yang dimiliki merupakan potensi yang dapat dijadikan aset wisata dalam menghidupkan Benteng Marlborough sebagai Kawasan Wisata Budaya. Seiring dengan perkembangan Kota Bengkulu, Kawasan Benteng