BAB I PENDAHULUAN. tambahan bagi perusahaan dalam mengimplementasikan rencana strategis

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan pasar modal untuk berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan teknologi dan cara berpikir manusia yang semakin pesat,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis dewasa ini cenderung semakin pesat. Tingkat

BAB I PENDAHULUAN. aset-aset financial (financial asset) dan investasi pada aset-aset riil (riel assets).

BAB I PENDAHULUAN. dan ekuitas (saham preferen dan saham biasa) yang ditetapkan perusahaan (Mardiyanto,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan tujuan perusahaan. Kegiatan pendanaan berhubungan penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengelola keuangan perusahaan dengan sebaik-baiknya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. serta menjaga kelangsungan hidup perusahaan. adalah keputusan pendanaan atau keputusan struktur modal, yaitu keputusan

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dan profitabilitas. Struktur modal berkaitan dengan bagaimana distribusi aktiva

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perusahaan harus meningkatkan nilai perusahaannya.

BAB I PENDAHULUAN. hanya dapat dinilai berdasar dampaknya pada harga saham biasa perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin bertahan dan lebih maju perlu mengembangkan strategi

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan Current Ratio, Debt to Equity dan Return on Investment terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Dengan memperoleh laba yang maksimal, maka perusahaan dapat

BAB 1 perusahaan sehingga menjadi faktor penentu dalam berinvestasi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, baik secara politik,

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 6,23% sedikit turun dibandingkan pada tahun 2011 yaitu 6,5%. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. maupun biaya operasional dalam perusahaan yang didirikan. Maka agar tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keputusan pendanaan merupakan salah satu keputusan penting yang

BAB I PENDAHULUAN. merefleksikan penilaian masyarakat terhadap kinerja perusahaan. Nilai

BAB 1 PENDAHULUAN. lain untuk mengidentifikasi peluang investasi, untuk menganalisis dan menilai

BAB I PENDAHULUAN. Banyak negara (termasuk Indonesia) menganggap sektor industri sebagai motor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini perusahaan dihadapkan pada suatu kondisi persaingan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam perusahaan. Oleh karena itu, keputusan pendanaan menjadi pertimbangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ekonomi global yang terus maju pada saat ini, dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. diperdagangkan. Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak, karena yang

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang tidak dapat dipisahkan dari fungsi kesehatan. Industri farmasi di

BAB I PENDAHULUAN. para pemegang sahamnya melalui peningkatan nilai perusahaan. Perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berdirinya suatu perusahaan harus memiliki suatu tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Investasi memiliki keterkaitan dengan aktivitas konsumsi, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang semakin keras telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profitabilitas (profitability) adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Peran industri-industri yang beroperasi di Indonesia memberikan dampak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia otomotif kini semakin pesat khususnya di Indonesia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai perusahaan. Menurut IAI dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin meningkatnya jumlah gedung, perkantoran, mall, hotel,

BAB I PENDAHULUAN. modal sendiri dan pinjaman. Untuk memenuhi kebutuhan dana yang cukup besar

BAB I PENDAHULUAN. usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya perekonomian dan daya beli masyarakat yang masih cukup

BAB I PENDAHULUAN. adalah perusahaan yang mengalami peningkatan, sejak beberapa tahun yang lalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendirian sebuah perusahaan bukanlah tanpa tujuan. Tujuan didirikannya

BAB I PENDAHULUAN. Mempertahankan kontinuitas perusahaan merupakan elemen. penting yang harus dijaga oleh perusahaan, terutama menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kecil maupun perusahaan besar, salah satunya dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasar modal adalah sarana yang mempertemukan penjual dan pembeli

BAB I PENDAHULUAN UKDW. laporan keuangan yang diterbitkan pada setiap periode tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam menjalankan serta mengembangkan kegiatan investasinya serta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pesatnya perkembangan dunia industri menimbulkan persaingan yang ketat

BAB 1 PENDAHULUAN. mengelola dan menjalankan operasional usahanya. Ketika menjalankan

BAB I PENDAHULUAN an, melalui pembangunan industri pengolahan kayu terpadu. Pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi di Indonesia yang tidak stabil seperti saat ini setiap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. bisa membuat suatu perusahaan mengalami financial distress (Wahyu, 2009 dalam

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Sartono (2010:8) dalam Ayu (2013:359) Persaingan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang tersedia bagi pemegang saham (Sartono:2001). Setiap keputusan pendanaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan pada zaman seperti sekarang ini menuntut kemampuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kondisi perekonomian yang semakin berkembang pada saat ini menuntut

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. aktiva, baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengambil peluang ini karena industri sektor properti yang terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan manufaktur untuk melakukan kegiatan ekonomi dan mengelola

BAB I PENDAHULUAN. Tangga, Dan Sub Sektor Peralatan Rumah Tangga. Berdasarkan Sektor Industri Barang Konsumsi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian banyak pihak, khususnya masyarakat bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. imbalan dari investasinya tersebut. Investasi yang akan dilakukan oleh investor

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perusahaan di Indonesia yang semakin lama semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. (Tandelilin, 2010:31). Salah satu bidang investasi yang cukup menarik namun

BAB I PENDAHULUAN. rasio profitabilitas yang berhubungan dengan struktur modal salah satunya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar BelakangMasalah. Banyaknya perusahaan dan kondisi perekonomian saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan operasional perusahaannya memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi di masa yang akan datang. (Jones, 2004). Tujuan kegiatan investasi

BAB I PENDAHULUAN. keadaan perekonomian sejak bulan Oktober 2014 hingga saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya, tidak terkecuali Indonesia. Menurut Mumtaz (2010), di

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk kredit. Bank menjual jasa keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat, baik

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Myes dan Majluf Disebut sebagai pecking order theory karena teori ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi untuk melakukan kegiatan ekonomi dan mengelola fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan besar terjadi secara global seiring dengan perlambatan ekonomi dunia. Resiko ketidakpastian di pasar keuangan dunia memberikan tekanan tambahan bagi perusahaan dalam mengimplementasikan rencana strategis perusahaan dan mengakibatkan penangguhan ataupun penghematan dari yang direncanakan guna menghindari kerugian yang tidak diinginkan. Perusahaan dituntut untuk mampu menciptakan dan meningkatkan nilai perusahaan serta mengelola faktor faktor produksi yang ada secara efektif dan efisien. Hal ini dilakukan agar profitabilitas perusahaan semakin meningkat. Meskipun pemerintah telah melakukan banyak terobosan, perlambatan ekonomi tidak terhindarkan terutama disebabkan oleh faktor eksternal, termasuk diantaranya ketidakstabilan kondisi keuangan global, perlambatan ekonomi negara berkembang yang merupakan mitra dagang Indonesia, dan penurunan harga komoditas. Dampak langsung yang ditimbulkan oleh faktor eksternal tersebut adalah turunnya ekspor non migas dan melemahnya nilai tukar Rupiah yang cukup signifikan dan kondisi ini telah memberi dampak negatif pada pangsa pasar perseroan di bidang properti dan otomotif yang ikut mengalami penurunan permintaan. Berkembangnya perusahaan industri manufaktur di Indonesia cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari berkembangnya jumlah perusahaan manufaktur yang 1

2 terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan bertambahnya perusahaan manufaktur tidak menutup kemungkinan perusahaan ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan prospeknya menguntungkan di masa kini maupun masa yang akan datang, akan tetapi persaingan pun menjadi semakin ketat. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia meliputi 3 sektor yaitu sektor industri dasar dan kimia, sektor aneka industri dan sektor industri barang konsumsi. Salah satu sektor industri manufaktur yang mengalami pertumbuhan cukup besar adalah sektor industri dasar dan kimia. Tabel 1.1 di bawah ini menunjukkan pertumbuhan jumlah emiten perusahaan industri manufaktur per sektor yang terdaftar di BEI pada akhir periode 2008 dan 2015. Tabel 1.1 Jumlah Perusahaan Industri Manufaktur di BEI Sektor Tahun 2008 Tahun 2015 Industri Dasar dan Kimia 56 65 Aneka Industri 38 41 Industri Barang Konsumsi 31 37 Total 125 143 Sumber: www.sahamok.com Sektor industri dasar dan kimia merupakan sektor yang mewakili unsur dasar yang digunakan dalam kehidupan sehari hari. Hampir semua barang yang kita gunakan sehari hari merupakan produk dari perusahaan industri dasar dan kimia. Sektor industri dasar dan kimia terdiri dari 8 sub sektor yaitu

3 sub sektor semen ; sub sektor keramik, porselen dan kaca ; sub sektor logam dan sejenisnya ; sub sektor kimia ; sub sektor plastik dan kemasan ; sub sektor pakan ternak ; sub sektor kayu dan pengolahannya ; sub sektor pulp dan kertas. Perusahaan manufaktur sub sektor keramik, porselen dan kaca yang terdaftar di BEI pada periode laporan tahun 2015 tercatat sebanyak 6 perusahaan yaitu PT. Asahimas Flat Glass Tbk, PT. Arwana Citramulia Tbk, PT. Intikeramik Alamasri Industri Tbk, PT. Keramika Indonesia Assosiasi Tbk, PT. Mulia Industrindo Tbk, dan PT. Surya Toto Indonesia Tbk. Dari 6 perusahaan tersebut dapat dilihat rasio Return On Equity (ROE) selama periode 2008 2015 sebagai berikut: Tabel 1.2 Return On Equity Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Keramik, Porselen dan Kaca Yang Terdaftar Di BEI Periode 2008 2015 TAHUN Return On Equity (%) AMFG ARNA IKAI KIAS MLIA TOTO 2008 15% 19% 1% 23% 15% 17% 2009 4% 19% -12% 13% -41% 35% 2010 18% 19% -12% 6% -325% 31% 2011 16% 20% -18% -2% -4% 29% 2012 14% 26% -16% 4% -2% 26% 2013 12% 31% -21% 4% -44% 23% 2014 14% 29% -15% 4% 11% 26% 2015 10% 8% -158% -9% -14% 19% Sumber: www.idx.co.id (Data sekunder diolah) Tabel 1.2 di atas menunjukkan bahwa ROE pada perusahaan manufaktur sub sektor keramik, porselen dan kaca periode 2008 2015 cenderung mengalami fluktuatif dari tahun ke tahun. Ini disebabkan karena perusahaan mengalami penurunan laba bersih setelah pajak karena menurunnya volume

4 penjualan dan kenaikan biaya produksi sedangkan harga jual tetap. Ini menunjukkan bahwa perusahaan belum efisien dalam penggunaan modal, juga pengembalian laba bersih atas modal yang diinvestasikan oleh pemilik perusahaan dalam keadaan kurang baik. Rasio ini merupakan indikator yang amat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih yang berkaitan dengan dividen. Tabel 1.3 Debt to Equity Ratio Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Keramik, Porselen dan Kaca Yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2015 TAHUN Debt to Equity Ratio (%) AMFG ARNA IKAI KIAS MLIA TOTO 2008 35% 158% 128% 761% -175% 184% 2009 29% 138% 148% 512% -192% 91% 2010 29% 112% 90% 288% -1034% 73% 2011 25% 72% 90% 92% 601% 76% 2012 27% 55% 104% 9% 430% 70% 2013 28% 49% 135% 13% 566% 69% 2014 23% 38% 189% 12% 523% 83% 2015 26% 60% 465% 17% 539% 64% Sumber: www.idx.co.id (Data sekunder diolah) Tabel 1.3 di atas menunjukkan bahwa DER pada perusahaan manufaktur sub sektor keramik, porselen dan kaca mengalami fluktuatif dari tahun 2008 2015. Tingginya nilai DER menjelaskan bahwa tingkat hutang perusahaan manufaktur sub sektor keramik, porselen dan kaca dalam struktur modalnya mengalami peningkatan. Peningkatan hutang ini disebabkan oleh krisis finansial global yang terjadi di seluruh industri di Indonesia. Perusahaan harus menurunkan proporsi hutang yang dimilikinya sehingga nilai DER bisa

5 menurun. Dengan menurunnya nilai DER akan mengakibatkan profitabilitas perusahaan meningkat karena berkurangnya beban bunga yang harus dibayarkan kepada kreditur. Peningkatan DER menunjukkan bahwa penggunaan hutang perusahaan semakin tinggi daripada modal sendiri dalam struktur modalnya. Penelitian ini akan membahas tentang 4 faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur sub sektor keramik, porselen dan kaca. Keempat faktor tersebut adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, struktur modal dan leverage. Penulis tertarik dengan sektor keramik, porselen dan kaca karena sektor ini mempunyai prospek usaha yang menarik dan menguntungkan seiring dengan perkembangan industri properti di Indonesia. Dari hasil penelitian terdahulu Prasetyorini (2013), Soliha dan Taswan (2002) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Ukuran perusahaan adalah pengelompokan perusahaan ke dalam beberapa kelompok yaitu perusahaan besar, perusahaan sedang dan perusahaan kecil. Ukuran perusahaan dianggap mampu mempengaruhi nilai perusahaan karena semakin besar ukuran perusahaan maka perusahaan akan semakin dikenal oleh masyarakat sehingga mudah bagi perusahaan untuk memperoleh sumber pendanaan dari pasar modal. Nilai perusahaan dapat pula dipengaruhi oleh profitabilitas perusahaan tersebut. Profitabilitas adalah sejauh mana perusahaan menghasilkan laba dari penjualan dan investasi perusahaan (Weston dan Copeland, 1992). Rasio profitabilitas adalah sekelompok rasio yang menunjukkan pengaruh gabungan

6 dari likuiditas, pengelolaan aktiva, dan pengelolaan utang terhadap hasil hasil operasi (Weston dan Brigham, 1990:304). Penilaian prestasi perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Apabila profitabilitas perusahaan baik akan meningkatkan pula nilai perusahaan. Dalam penelitian ini, rasio profitabilitas diukur dengan Return On Equity (ROE). Return On Equity (ROE) adalah tingkat pengembalian atas ekuitas saham biasa. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian atas investasi bagi pemegang saham biasa (Brigham dan Houston, 2010:149). Pemegang saham mempunyai klaim sisa atas keuntungan yang diperoleh perusahaan, pertama akan dipakai untuk membayar bunga hutang kemudian saham preferen setelah itu ke pemegang saham biasa. Rasio ini sangat penting karena menunjukkan tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh manajemen dari modal yang disediakan oleh pemilik perusahaan. Selain ukuran perusahaan dan profitabilitas, struktur modal juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan. Dari hasil penelitian yang dilakukan Moniaga (2013), struktur modal berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Struktur modal adalah merupakan perimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa (Sartono, 2010:225). Dalam penelitian ini struktur modal diukur dengan menggunakan Debt to Equity Ratio. Debt to Equity Ratio (DER) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur hutang yang digunakan suatu perusahaan berbanding dengan modal sendiri. Semakin tinggi

7 rasio DER menunjukkan penggunaan hutang semakin tinggi daripada modal sendiri. Nilai perusahaan juga dipengaruhi oleh besar kecilnya leverage yang dihasilkan oleh perusahaan. Dari hasil penelitian yang dilakukan Cheng dan Tzeng (2011) menunjukkan bahwa leverage berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Dalam manajemen keuangan, leverage adalah penggunaan aset dan sumber dana (sources of funds) oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap (beban tetap) dengan maksud agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham (Sartono, 2010:257). Perusahaan menggunakan operating dan financial leverage dengan tujuan agar keuntungan yang diperoleh lebih besar daripada biaya aset dan sumber dananya sehingga meningkatkan keuntungan pemegang saham. Sebaliknya, leverage juga meningkatkan variabilitas (resiko) keuntungan, karena jika perusahaan ternyata mendapatkan keuntungan yang lebih rendah dari biaya tetapnya maka penggunaan leverage akan menurunkan keuntungan pemegang saham. Konsep leverage tersebut sangat penting untuk menunjukkan kepada analis keuangan dalam melihat trade-off antara risiko dan tingkat keuntungan dari berbagai tipe keputusan finansial (Sartono, 2010:257). Para investor umumnya cenderung menghindari risiko. Risiko yang timbul dalam penggunaan financial leverage disebut dengan financial risk yaitu risiko tambahan yang dibebankan kepada pemegang saham sebagai hasil penggunaan utang oleh perusahaan. Semakin tinggi leverage maka akan semakin tinggi pula risiko finansialnya dan sebaliknya (Horne dan Wachowicz, 2005).

8 Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini akan menguji 4 faktor independen, yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, struktur modal dan leverage terhadap faktor dependen yaitu nilai perusahaan. Oleh karena itu, penulis memberi judul : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Struktur Modal Dan Leverage Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Industri Dasar Dan Kimia Sub Sektor Keramik, Porselen Dan Kaca Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2015). 1.2. Identifikasi dan Pembatasan Masalah 1.2.1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, penulis mengidentifikasi masalah masalah yang ada dalam penelitian ini sebagai berikut: 1.2.1.1. Perlambatan ekonomi yang terjadi di seluruh dunia serta terdepresiasinya mata uang Rupiah terhadap Dollar Amerika membuat daya beli masyarakat melemah. Hal ini sangat berpengaruh pada sektor properti dan otomotif yang merupakan pasar utama dari produk perseroan yang berakibat pada menurunnya perolehan laba pada perusahaan manufaktur sektor keramik, porselen dan kaca. 1.2.1.2. Debt to Equity Ratio (DER) pada setiap perusahaan manufaktur sub sektor keramik, porselen dan kaca mengalami fluktuatif dari tahun 2008 2015 yang disebabkan meningkatnya hutang perusahaan setiap tahun. Tingginya nilai DER menjelaskan bahwa tingkat hutang perusahaan meningkat.

9 Peningkatan hutang ini disebabkan oleh krisis finansial global yang terjadi di seluruh industri di Indonesia. 1.2.1.3. Rasio Return On Equity (ROE) pada setiap perusahaan manufaktur sub sektor keramik, porselen dan kaca mengalami fluktuatif dari tahun 2008 2015, ini menunjukkan bahwa laba bersih setelah pajak yang dihasilkan perusahaan tidak stabil setiap tahun dan kurangnya efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan modal sendiri yang dilakukan oleh manajemen perusahaan. 1.2.2. Pembatasan Masalah 1.2.2.1. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sub sektor keramik, porselen, dan kaca yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 1.2.2.2. Periode penelitian antara tahun 2008 2015. 1.2.2.3. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, struktur modal dan leverage. Variabel dependen yang digunakan adalah nilai perusahaan. 1.3. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1.3.1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur sub sektor keramik, porselen, dan kaca yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

10 1.3.2. Apakah profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur sub sektor keramik, porselen, dan kaca yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 1.3.3. Apakah struktur modal berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur sub sektor keramik, porselen, dan kaca yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 1.3.4. Apakah leverage berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur sub sektor keramik, porselen, dan kaca yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini berdasarkan perumusan masalah diatas adalah sebagai berikut : 1.4.1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan variabel ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur sub sektor keramik, porselen, dan kaca yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.4.2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan variabel profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur sub sektor keramik, porselen, dan kaca yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.4.3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan variabel struktur modal terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur sub sektor keramik, porselen, dan kaca yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

11 1.4.4. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan variabel leverage terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur sub sektor keramik, porselen, dan kaca yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.5. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.5.1. Bagi Penulis 1.5.1.1. Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai resiko dan faktor faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan industri keramik, porselen dan kaca. 1.5.1.2. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Program Studi Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul Jakarta. 1.5.2. Bagi Perusahaan 1.5.2.1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan masukan dan pertimbangan bagi perusahaan dalam mengaplikasikan variabel variabel penelitian ini untuk membantu meningkatkan nilai perusahaan. 1.5.2.2. Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk mengevaluasi, memperbaiki, dan meningkatkan kinerja manajemen di masa yang akan datang. 1.5.3. Bagi Peneliti selanjutnya Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi untuk penelitian yang akan dilakukan selanjutnya.

12 1.5.4. Bagi Investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi dan alat bantu bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi untuk memperhitungkan resiko dan mendapatkan keuntungan.