I. PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan di SMP Negeri 26 Bandar. ketika pertanyaan dibalik dengan rumus yang sama, siswa tidak bisa

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang telah berusaha

I. PENDAHULUAN. erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, oleh karena itu pembelajaran harus

I. PENDAHULUAN. berlaku sehingga bila kesadaran ini terwujud, maka seseorang dapat

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan pemberian stimulus kepada

I.PENDAHULUAN. menunjukkan kondisi ini adalah berdasarkan The Third Internasional

I. PENDAHULUAN. pembelajaran di kelas, interaksi aktif antara siswa dengan guru atau siswa dengan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

I. PENDAHULUAN. erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, oleh karena itu pembelajaran harus

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang melibatkan siswa dalam kegiatan pengamatan dan percobaan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Swasta Eria Medan peneliti mengamati bahwa proses pembelajaran di dalam kelas

I. PENDAHULUAN. setiap saat semua orang atau kelompok melakukan interaksi. Bila tak ada komunikasi

I. PENDAHULUAN. informasi, ide, keterampilan, nilai, dan cara berpikir. Proses pembelajaran. siswa yang pasif dalam mengikuti pembelajaran.

I. PENDAHULUAN. kepada siswa sejak tingkat dasar secara umum dalam mata pelajaran ilmu

I. PENDAHULUAN. Fisika sebagai salah satu ilmu dasar dewasa ini telah berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam

I. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam

Didik Cahyono 1), Dwi Haryoto 2), dan Asim 3) Universitas Negeri Malang

I. PENDAHULUAN. Pada kurikulum biologi SMP materi sistem gerak yang dipelajari di kelas VIII,

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008:26). Menurut Amri dan Ahmadi. (2010:89) bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru harus memahami

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi manusia termasuk dirinya sendiri. Dalam Undang-Undang RI No.

BAB I PENDAHULUAN. belahan dunia manapun di planet bumi ini. Untuk menciptakan SDM yang

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dan prioritas yang tinggi oleh pemerintah, pengelola pendidikan

Kegiatan belajar mengajar sangat ditentukan oleh kerjasama antara guru dan. dimaksud adalah kemampuan seorang guru dalam memilih metode,

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu proses pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada siswa sejatinya

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi memiliki peran penting dalam peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Gejala umum yang terjadi pada peserta didik saat ini adalah malas berpikir

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. akan mati. Karena pentingnya komunikasi maka hampir 99% manusia. menghabiskan aktivitasnya dengan komunikasi.

BAB I. PENDAHULUAN. belajar. Membelajarkan siswa yaitu membimbing kegiatan siswa belajar,

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat. menyebabkan arus informasi menjadi cepat dan tanpa batas.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

Merita Diana SMPN 1 Tanjungraja, Lampung Utara. ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. sehari-hari. Namun dengan kondisi kehidupan yang berubah dengan sangat

I. PENDAHULUAN. pesat. Manusia dituntut memiliki keterampilan berpikir kritis, sistematis,

I. PENDAHULUAN. untuk menghasilkan siswa yang berkualitas. Siswa yang berkualitas adalah siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang. segenap aspek organisme atau pribadi. Kegiatan pembelajaran seperti

I. PENDAHULUAN. Karakterisktik siswa yang beragam selalu dihadapkan guru dalam kegiatan

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Proses pendidikan dipandang sebagai aktivitas yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. sistematis. Indikator penalaran belajar matematika yaitu: a) membuat analogi

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat sama sekali kalau hal tersebut hanya dikomunikasikan oleh guru

I. PENDAHULUAN. (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) didasarkan pada pemberdayaan siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. penyampaian informasi (transfer of knowledge) dari guru ke siswa. Padahal

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi berdasarkan Standar Isi (SI) memiliki peran penting

2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN S LEARNING IN SCIENCE

BAB I PENDAHULUAN. diri siswa sudah terdapat motivasi maka proses belajar mengajar di kelas akan. berjalan dengan lancar serta tercapai tujuannya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. aktif mengungkapkan gagasan dan ide-ide secara individual maupun kelompok.

I. PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas guna membangun bangsa yang maju. Kesuksesan di bidang pendidikan merupkan awal bangsa yang maju.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kumpulan elemen atau komponen yang saling terkait

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran biologi pada Sekolah Menengah Atas berdasarkan Standar

BAB I PENDAHULUAN. umum, yaitu gabungan antara fisika, kimia, dan biologi yang terpadu. Materi

I. PENDAHULUAN. demi peningkatan kualitas maupun kuantitas prestasi belajar peserta didik,

II. KERANGKA TEORETIS. 1. Pembelajaran berbasis masalah (Problem- Based Learning)

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas

I.PENDAHULUAN. produk, proses dan sikap. Produk IPA berupa fakta, konsep, prinsip,

I. PENDAHULUAN. siswa yang meliputi keterampilan berpikir generik sains, kegiatan

I. PENDAHULUAN. kimia adalah pengetahuan yang berupa fakta, teori, prinsip,dan hukum. Proses

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki kekuatan yang dinamis dalam menyiapkan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penguasaan konsep siswa terhadap materi fluida statis diukur dengan tes

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan

UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA. (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII Semester II SMP Negeri 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan saat ini tidak hanya sebatas proses pembelajaran dan

I. PENDAHULUAN. Rasa percaya diri merupakan salah satu diantara aspek-aspek kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kelangsungan peradaban di seluruh dunia. Di Indonesia, tujuan bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai salah satu sumber belajar, selalu berusaha memberikan

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia mulai mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Terbukti

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan mendasar yang diperlukan oleh setiap manusia. Menurut UU

II. KERANGKA TEORETIS. Sesuatu yang telah dimiliki berupa pengertian-pengertian dan dalam batasan

I. PENDAHULUAN. depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi matematika (mathematical communication), penalaran. (mathematical problem solving), mengaitkan ide ide (connection), dan

I. PENDAHULUAN. Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada

I. PENDAHULUAN. Siswa sulit untuk mengaplikasikan hasil pembelajaran fisika dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

I. PENDAHULUAN. bertukar informasi. Pengertian pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan

I. PENDAHULUAN. Salah satu mata pelajaran di Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah Biologi. Biologi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan mampu melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia mempunyai hak untuk memenuhi kebutuhannya

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

I. PENDAHULUAN. dan kritis (Suherman dkk, 2003). Hal serupa juga disampaikan oleh Shadiq (2003)

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan di SMP Negeri 26 Bandar Lampung, selama proses pembelajaran berlangsung diperoleh data sebagian siswa kurang aktif bertanya meskipun diberi kesempatan oleh guru untuk bertanya dan kurang dapat memecahkan masalah fisika sebagai salah satu kemampuan berpikir kritis siswa. Disamping itu, dalam proses pembelajaran ketika pertanyaan dibalik dengan rumus yang sama, siswa tidak bisa menjawabnya. Seharusnya mereka dapat memecahkan masalah fisika yan baru dipelajari, bukan hanya sekedar menghafal langkah-langkah pemecahan masalahnya. Kreatifitas seorang guru dalam mengajar fisika di SMP menjadi faktor penting agar fisika menjadi mata pelajaran yang menyenangkan dan menarik di dalam kelas. Kreatifitas bukanlah suatu bakat tetapi bisa dipelajari dan harus dilatih. Hal yang harus dilakukan oleh seorang guru antara lain dengan menerapkan model pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa dan kemampuan berpikir kritis.

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak 2 mengajar. Dari sisi guru tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar, sedangkan dari sisi siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar. Suatu proses belajar mengajar dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan dari proses belajar mengajar tersebut. SMP Negeri 26 Bandar Lampung menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70. Dilihat dari hasil belajarnya, siswa yang mendapat nilai ke atas hanya 17 siswa atau 50% dari 34 siswa utuk kelas VIIIb, sedangakan untuk kelas VIIId siswa yang mendapat nilai ke atas hanya 12 siswa atau 35,29% dari 34 siswa. Hal ini menunjukkan hasil belajar siswa di SMP Negeri 26 Bandar Lampung belum mencapai KKM. Rendahnya hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa di sekolah ini diduga karena kemampuan pemecahan masalah khususnya penyelesaian soal yang dimiliki siswa masih rendah. Siswa diduga hanya terbiasa menyelesaikan soal yang diberikan oleh gurunya saja. Kebiasaan siswa menghafal dalam belajar menyebabkan kemampuan berpikir kritis siswa untuk penyelesaian soal tidak berkembang. Berpikir kritis merupakan salah satu jenis berpikir yang konvergen, yaitu menuju ke satu titik. Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya karena kemampuan dalam berpikir kritis memberikan arahan yang tepat dalam berpikir dan bekerja, dan membantu dalam menentukan keterkaitan sesuatu dengan yang lainnya dengan lebih akurat. Pada proses pembelajaran, siswa yang memiliki keterampilan berpikir

3 kritis akan selalu bertanya pada diri sendiri dalam setiap menghadapi segala persoalan untuk menentukan yang terbaik bagi dirinya. Siswa yang memiliki keterampilan berpikir kritis akan terpatri dalam watak dan kepribadiannya dan terimplementasi dalam segala aspek kehidupannya. Oleh sebab itu berpikir kritis sangat dibutuhkan dalam pembelajaran. Salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS). Model pembelajaran CLIS adalah kerangka berfikir untuk menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjadinya kegiatan belajar mengajar yang melibatkan siswa dalam kegiatan pengamatan dan percobaan. Proses pembelajaran dengan model pembelajaran problem solving mengandung aktivitas belajar dalam memecahkan masalah, baik individual maupun kelompok. Pada model pembelajaran ini dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran problem solving diduga cocok diterapkan agar mereka terbiasa untuk memecahkan masalah dan juga pembelajaran ini dapat lebih mendekatkan interaksi antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar, sehingga meningkatkan keinginan siswa untuk belajar dan merasa nyaman dalam belajar fisika. Kenyataannya penelitian tentang perbandingan hasil belajar fisika dan kemampuan berfikir kritis siswa antara model pembelajaran CLIS dan model pembelajaran Problem Solving belum pernah dilakukan di SMP Negeri 26 Bandar Lampung sebelumnya. Atas dasar inilah penulis telah melakukan

penelitian tentang dan Kemampuan 4 Berpikir Kritis siswa antara Model Pembelajaran CLIS dengan Problem Solving B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut: 1. Apakah ada perbedaan hasil belajar fisika antara siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran CLIS dan Problem Solving? 2. Apakah ada perbedaan kemampuan berpikir kritis antara siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran CLIS dan Problem Solving? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: 1. Perbedaan hasil belajar fisika antara siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran CLIS dan Problem Solving. 2. Perbedaan kemampuan berpikir kritis antara siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran CLIS dan Problem Solving. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah:

1. Dapat menjadi alternatif baru bagi guru dalam menyajikan materi 5 pembelajaran yang dapat diterapkan di kelas untuk meningkatkan kemampuan belajar IPA siswa. 2. Dapat mengetahui peningkatan hasil belajar fisika dan kemampuan berpikir kritis siswa terhadap suatu materi dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CLIS dengan problem solving. 3. Dapat menjadi variasi belajar yang menarik bagi siswa serta dapat membantu siswa meningkatkan kemapuannya dalam memahami materimateri IPA. E. Ruang Lingkup Penelitian Agar penelitian ini dapat mencapai sasaran sebagaimana yang telah dirumuskan, maka ruang lingkup penelitian ini sebagai berikut : 1. Model CLIS adalah model pembelajaran yang berusaha mengembangkan ide atau gagasan siswa tentang suatu masalah tertentu dalam pembelajaran serta merekonstruksi ide atau gagasan berdasarkan hasil pengamatan atau percobaan. Langkah pembelajarannya terdiri dari 5 tahap yaitu orientasi, pemunculan gagasan, penyusunan ulang gagasan, penerapan gagasan, dan pemantapan gagasan. Dalam penelitian ini interaksi siswa terhadap model pembelajaran CLIS akan menjadi fokus kajian. 2. Problem solving adalah salah satu pembelajaran dimana siswa belajar menemukan dan memecahkan masalah berdasarkan data dan informasi sehingga diperoleh kesimpulan. Sintaks pembelajaran berbasis masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1)mendefinisikan masalah,

(2) mendiagnosa masalah, (3) merumuskan alternatif strategi, (4) 6 menentukan dan menerapkan strategi pilihan pengambil keputusan, (5) melakukan evaluasi baik evaluasi proses dan hasil. Dalam penelitian ini pembelajaran problem solving yang dilakukan akan lebih sederhana, disesuaikan dengan tingkat berfikir siswa SMP yaitu bagaimana siswa mengatasi masalah yang dihadapi dalam waktu yang cukup efisien. 3. Hasil belajar siswa adalah nilai yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan terhadap siswa yang meliputi satu ranah yaitu: kognitif setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model CLIS dan problem solving. 4. Kemampuan berpikir kritis merupakan suatu proses kognitif untuk memperoleh pengetahuan yang meliputi kegiatan menganalisis, mensintesis, mengenal permasalahan dan pemecahannya, menyimpulkan, dan mengevaluasi. Dalam penelitian ini indikator kemampuan berpikir kritis yang akan digunakan adalah: (1) memberikan penjelasan sederhana, (2) membuat penjelasan lebih lanjut, dan (3) menerapkan strategi dan taktik. 5. Objek penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester II SMP Negeri 26 Bandar Lampung. 6. Materi yang akan dibelajarkan dalam penelitian ini adalah materi pokok Getaran dan Gelombang pada Kompetensi Dasar: Mendeskripsikan konsep getaran dan gelombang serta parameter-parameternya.