PRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BATU II OLEH : DR. V. LILIK HARIYANTO NIM:

dokumen-dokumen yang mirip
PRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BETON OLEH: DR. V. LILIK HARIYANTO

JOBSHEET PRAKTIK KERJA BATU I

KATA PENGANTAR. Dengan modul ini peserta diklat dapat melaksanakan praktik tanpa harus banyak dibantu oleh instruktur.

METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN KERAMIK

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PEMASANGAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING F.45...

MEMPLESTER PROFIL HIAS

MEMASANG KUSEN PADA DINDING PASANGAN

MEMASANG KONSTRUKSI BATU BATA BENTUK BUSUR

PENGAMATAN PEKERJAAN FINISHING DINDING, LANTAI DAN PLAFON PADA BANGUNAN OFFICE AT PASAR BARU.

KEGIATAN BELAJAR I MEMPERSIAPKAN ADUKAN PASTA SEBAGAI BAHAN ACIAN UNTUK PERMUKAAN PLESTERAN

LABORATORIUM / WORKSHOP KERJA BATU JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KONSTRUKSI DINDING BATU BATA

BAB III KONSTRUKSI DINDING BATU BATA

KONSTRUKSI PONDASI Pondasi Dangkal Pasangan Batu bata/batu kali


BAB V LAPORAN PROSES PENGAMATAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKO SETIABUDHI - BANDUNG

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

KONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK

Lantai Jemuran Gabah KATA PENGANTAR

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN

INSTALLATION MAINTENANCE AND CLEANING GUIDE

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG

KEGIATAN BELAJAR II SAMBUNGAN KAYU MENYUDUT

6 a) Kelebihan 1) Merupakan bahan tahan panas dan dapat menjadi perlindungan terhadap api/kebakaran. 2) Tidak memerlukan keahlian khusus untuk memasan

DINDING DINDING BATU BUATAN

MEMPLESTER BIDANG RATA

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata. Pembuatan Pasangan Bata Dekoratif F.45 TPB I 08

KEGIATAN BELAJAR I SAMBUNGAN KAYU MEMANJANG

MM-100 PEREKAT PASANGAN BATA RINGAN THIN BED

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PEMASANGAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING

BAB IV : TINJAUAN KHUSUS PROYEK

FAQ. Pengisi Nat (Tile Grout):

A. METODE PELAKSANAAN GEDUNG 2 TINGKAT PONDASI TIANG PANCANG. Adapun metode pelaksanaan yang digunakan adalah sebagai berikut:

10. Panjang penyaluran dan sambungan lewatan

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG

BAB X PINTU DAN JENDELA

Panduan Praktis Perbaikan Kerusakan Rumah Pasca Gempa Bumi

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG

MORTAR NUSANTARA PLASTERAN DAN ADUKAN PASANGAN BATA MDU-100

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii PEDOMAN PENGGUNAAN LAPORAN KERJA PRAKTIK... iv

KEGIATAN BELAJAR IV SAMBUNGAN MELEBAR DAN SUDUT PETI

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V PONDASI TELAPAK

MEMASANG RANGKA DAN PENUTUP PLAFON

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

BAB VII METODE PELAKSANAAN


MEMASANG DAUN PINTU DAN JENDELA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

II. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL

Setelah melakukan kegiatan/praktikum ini diharapkan :

BAB V : DETAIL PELAKSANAAN PRAKTIK PROFESI

b. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DISPERINDAGSAR BOYOLALI (DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PASAR) PT WIDHA DYAH AYU PURBO SIWI 2B314953

BAB III METODE PENELITIAN

II. PEKERJAAN PENDAHULUAN

BAB 3 METODOLOGI. penelitian beton ringan dengan campuran EPS di Indonesia. Referensi yang

BAB IV METODE PENELITIAN

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB I. Laporan Praktikum 1

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

Aditif Mortar Waterproof, untuk pengisi celah pipa toilet, perbaikan dinding,

BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN. Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB X PEKERJAAN DINDING DAN PASANGAN

PANDUAN PEMASANGAN KAMAR MANDI

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA

MODUL PRAKTIKUM MATERIAL KONSTRUKSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Adapun cara ilmiah yang dimaksud adalah

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN JALAN: 13. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN BERKALA JEMBATAN

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan di pabrik genteng beton Mulia di jalan Gatot Subroto, Medan, Sumatera

A. Pasangan Dinding Batu Bata

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN :

BAB IV METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mekanika Bahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25

GENTONG PENAMPUNGAN CARA CETAKAN (KAPASITAS 250 LITER)

Handout Kegiatan Untuk Mahasiswa Baru Physical Infrastructure Development Social Act 2016

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA

PENGARUH PECAHAN BATA PRESS SEBAGAI BAHAN PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON TERHADAP NILAI KUAT TEKAN

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata PELAKSANAAN PEKERJAAN PASANGAN BATA

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI BANGUNAN SUBSEKTOR KONSTRUKSI BATU BANGUNAN MEMBUAT ACIAN DAN PROFIL KBS.BG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

BAB IV: TINJAUAN PEKERJAAN ARSITEKTUR

International Quality Waterproofing

BAB III METODE PENELITIAN MULAI PERSIAPAN ALAT & BAHAN PENYUSUN BETON ANALISA BAHAN PENYUSUN BETON

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

: MUHAMMAD IQBAL NPM : DOSEN PEMBIMBING : DIMYATI, ST., MT

Transkripsi:

PRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BATU II OLEH : DR. V. LILIK HARIYANTO NIM: 09702261020 BENGKEL KERJA BATU DAN BETON JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN JOBSHEET PRAKTIK KERJA BATU II PLESTERAN DINDING 4 X 50 MENIT SMT. : II BIDANG TEGAK PERTEMUAN: 1 A. Standar Kompetensi. Melaksanakan pekerjaan finishing bangunan. B. Kompetensi Dasar. Melaksanakan pekerjaan plesteran dinding bidang tegak. C. Indikator. 1. Proses pelaksanaan pekerjaan plesteran dinding bidang tegak dapat ditentukan. 2. Hasil pelaksanaan pekerjaan plesteran dinding bidang tegak dapat ditentukan. D. Peralatan Praktik. 1. Water Pass. 2. Blebes. 3. Palu besi (Martil). 4. Pensil. 5. Ember. 6. Sekop. 7. Meteran. 8. Unting-unting 9. Benang kasur 10. Paku 11. Roskam E. Bahan Praktik. 1. Pasir ayak. 2. Kapur halus. 3. Air 1

F. Keselamatan Kerja. 1. Memakai pakaian kerja dengan lengkap dan benar. 2. Membersihkan tempat kerja (media pasang) dari kotoran yang mengganggu. 3. Menggunakan alat-alat yang tersedia sebaik-baiknya dan hindari penggunaan alat untuk hal-hal yang tidak semestinya. 4. Menghindari pemborosan penggunaan bahan. 5. Menjaga agar tempat kerja selalu bersih. 6. Bekerja sesuai dengan langkah kerja. 7. Menanyakan kepada pembimbing bila ada hal-hal yang kurang jelas. G. Langkah Kerja. 1. Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan. 2. Bersihkan tempat kerja sehingga pekerjaan berjalan dengan lancar. 3. Tentukan bidang yang akan diplester dengan ukuran (1.00 x 1.00) m. 4. Pasangan paku pada ujung-ujung bidang. 5. Ikatkan benang kasur pada paku untuk menentukan bidang kerataan plesteran. 6. Buatlah alur kepala plesteran vertical sebanyak dua alur dengan jarak 0,80 m pada bidang yang akan diplester. 7. Yakinkan alur kepala plesteran vertikal (cek dengan unting-unting atau waterpas). 8. Isi ruangan antara alur kepala plesteran dengan adukan hingga penuh. 9. Ratakan dengan blebes, hingga permukaan plesteran rata. 10. Padatkan plesteran yang telah menempel dengan roskam 11. Cek dan yakinkan permukaa plesteran telah rata, apabila belum rata betulkan dengan cara menambah adukan dan diratakan dengan blebes kemudian padatkan. 12. Rapikan pekerjaan hingga volume pekerjaan terpenuhi. 2

MEDIA PASANG KETEBALAN BIDANG PLESTERAN YANG DIRENCANAKAN UNTING-UNTING MENGUKUR KETEGAKAN BIDANG (POTONGAN SAMPING) BENANG KASUR KOP PANDUAN UNTUK KETEBALAN, KETEGAKAN DAN KERATAAN BIDANG PLESTERAN 0,80 M MENENTUKAN PEDOMAN AWAL KEPALA PLESTERAN (TAMPAK DEPAN) 3

KEPALA PLESTERAN MEMBUAT ALUR/KEPALA PLESTERAN (GAMBAR PERSPEKTIF) ARAH PERATAAN BLEBES KEPALA PLESTERAN BLEBES MEMBUAT ALUR/KEPALA PLESTERAN (GAMBAR PERSPEKTIF) 4

PLESTERAN JADI ARAH PUTARAN ROSKAN SAAT MEMADATKAN PLESTERAN PLESTERAN JADI (GAMBAR PERSPEKTIF) H. Evaluasi. 1. Penilaian proses No Aspek yang dinilai Bobot 1 Langkah kerja 5 2 Penggunaan alat 5 3 Sikap kerja 5 4 Penggunaan sumber informasi 5 5 Kemampuan menganalisis pekerjaan 5 6 Ketelitian 5 7 Keselamatan kerja 5 8 Kerapihan 5 9 Kebersihan 5 10 Waktu 5 JUMLAH 50 5

2. Penilaian hasil No Aspek yang dinilai Bobot 1 Ketegakan bidang 15 2 Kedataran sisi atas 5 3 Kerataan bidang 15 4 Kehalusan bidang 5 5 Homoginitas tekstur bidang 5 6 Kepadatan spesi 5 JUMLAH 50 I. Sumber Bacaan Aman Subakti. (1994). Teknologi beton dalam praktik. Surabaya: FTS & ITS. Sumarjo H. (1997). Konstruksi batu beton. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Teknik Sipil perencanaan, FT UNY. 6

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN JOBSHEET PRAKTIK KERJA BATU II 4 X 50 MENIT SMT. : II PLESTERAN SUDUT DALAM PERTEMUAN: 2 A. Standar Kompetensi. Melaksanakan pekerjaan finishing bangunan. B. Kompetensi Dasar. Melaksanakan pekerjaan plesteran sudut dalam. C. Indikator. 1. Proses pelaksanaan pekerjaan plesteran sudut dalam dapat ditentukan. 2. Hasil pelaksanaan pekerjaan plesteran sudut dalam dapat ditentukan. D. Peralatan Praktik. 1. Water Pass. 2. Blebes. 3. Palu besi (Martil). 4. Pensil. 5. Ember. 6. Sekop. 7. Meteran. 8. Unting-unting 9. Benang kasur 10. Paku 11. Roskam 12. Siku baja E. Bahan Praktik. 1. Pasir ayak. 2. Kapur halus. 3. Air F. Keselamatan Kerja. 1

1. Memakai pakaian kerja dengan lengkap dan benar. 2. Membersihkan tempat kerja (media pasang) dari kotoran yang mengganggu. 3. Menggunakan alat-alat yang tersedia sebaik-baiknya dan hindari penggunaan alat untuk hal-hal yang tidak semestinya. 4. Menghindari pemborosan penggunaan bahan. 5. Menjaga agar tempat kerja selalu bersih. 6. Bekerja sesuai dengan langkah kerja. 7. Menanyakan kepada pembimbing bila ada hal-hal yang kurang jelas. G. Langkah Kerja. 1. Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan. 2. Bersihkan tempat kerja sehingga pekerjaan berjalan dengan lancar. 3. Tentukan sudut dalam yang akan diplester dengan ukuran (1.00 x 1.00) m, (melanjutkan pekerjaan yang lalu). 4. Pasangan paku pada ujung-ujung bidang. 5. Ikatkan benang kasur pada paku untuk menentukan bidang kerataan plesteran. 6. Buatlah alur kepala plesteran vertikal sebanyak dua alur dengan jarak tertentu pada bidang yang akan diplester untuk sudut dalam. 7. Yakinkan alur kepala plesteran vertikal (cek dengan unting-unting atau waterpas). 8. Isi ruangan antara alur kepala plesteran dengan adukan hingga penuh. 9. Ratakan dengan blebes, hingga permukaan plesteran rata dan sudut dalam terbentuk. 10. Padatkan plesteran yang telah menempel dengan roskam 11. Cek dan yakinkan permukaa plesteran telah rata, apabila belum rata betulkan dengan cara menambah adukan dan diratakan dengan blebes kemudian padatkan. Demikian pula cek sudut dalamnya dengan siku baja dan yakinkan sudut dalam membentuk sudut 90 o. 12. Rapikan pekerjaan hingga volume pekerjaan terpenuhi. 2

MEDIA PASANG KETEBALAN BIDANG PLESTERAN YANG DIRENCANAKAN UNTING-UNTING MENGUKUR KETEGAKAN BIDANG (POTONGAN SAMPING) BENANG KASUR KOP PANDUAN UNTUK KETEBALAN, KETEGAKAN DAN KERATAAN BIDANG PLESTERAN 0,80 M MENENTUKAN PEDOMAN AWAL KEPALA PLESTERAN (TAMPAK DEPAN) 3

KEPALA PLESTERAN MEMBUAT ALUR/KEPALA PLESTERAN (GAMBAR PERSPEKTIF) ARAH PERATAAN BLEBES KEPALA PLESTERAN BLEBES MEMBUAT ALUR/KEPALA PLESTERAN (GAMBAR PERSPEKTIF) AREA PEKERJAAN PLESTERAN SUDUT DALAM 4

H. Evaluasi. 1. Penilaian proses No Aspek yang dinilai Bobot 1 Langkah kerja 5 2 Penggunaan alat 5 3 Sikap kerja 5 4 Penggunaan sumber informasi 5 5 Kemampuan menganalisis pekerjaan 5 6 Ketelitian 5 7 Keselamatan kerja 5 8 Kerapihan 5 9 Kebersihan 5 10 Waktu 5 JUMLAH 50 2. Penilaian hasil 5

No Aspek yang dinilai Bobot 1 Ketegakan bidang 10 2 Kedataran sisi atas 5 3 Kerataan bidang 10 4 Kehalusan bidang 5 5 Homoginitas tekstur bidang 5 6 Kepadatan spesi 5 7 Kesikuan 10 JUMLAH 50 I. Sumber Bacaan Aman Subakti. (1994). Teknologi beton dalam praktik. Surabaya: FTS & ITS. Sumarjo H. (1997). Konstruksi batu beton. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Teknik Sipil perencanaan, FT UNY. 6

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN JOBSHEET PRAKTIK KERJA BATU II 4 X 50 MENIT SMT. : II PLESTERAN SUDUT LUAR PERTEMUAN: 3 A. Standar Kompetensi. Melaksanakan pekerjaan finishing bangunan. B. Kompetensi Dasar. Melaksanakan pekerjaan plesteran sudut luar. C. Indikator. 1. Proses pelaksanaan pekerjaan plesteran sudut luar dapat ditentukan. 2. Hasil pelaksanaan pekerjaan plesteran sudut luar dapat ditentukan. D. Peralatan Praktik. 1. Water Pass. 2. Blebes. 3. Palu besi (Martil). 4. Pensil. 5. Ember. 6. Sekop. 7. Meteran. 8. Unting-unting 9. Benang kasur 10. Paku 11. Roskam 12. Siku baja E. Bahan Praktik. 1. Pasir ayak. 2. Kapur halus. 3. Air 1

F. Keselamatan Kerja. 1. Memakai pakaian kerja dengan lengkap dan benar. 2. Membersihkan tempat kerja (media pasang) dari kotoran yang mengganggu. 3. Menggunakan alat-alat yang tersedia sebaik-baiknya dan hindari penggunaan alat untuk hal-hal yang tidak semestinya. 4. Menghindari pemborosan penggunaan bahan. 5. Menjaga agar tempat kerja selalu bersih. 6. Bekerja sesuai dengan langkah kerja. 7. Menanyakan kepada pembimbing bila ada hal-hal yang kurang jelas. G. Langkah Kerja. 1. Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan. 2. Bersihkan tempat kerja sehingga pekerjaan berjalan dengan lancar. 3. Tentukan sudut luar yang akan diplester dengan ukuran (1.00 x 1.00) m, (melanjutkan pekerjaan yang lalu). 4. Pasangan paku pada ujung-ujung bidang. 5. Ikatkan benang kasur pada paku untuk menentukan bidang kerataan plesteran. 6. Buatlah alur kepala plesteran vertikal sebanyak dua alur dengan jarak tertentu pada bidang yang akan diplester untuk sudut luar. 7. Yakinkan alur kepala plesteran vertikal (cek dengan unting-unting atau waterpas). 8. Isi ruangan antara alur kepala plesteran dengan adukan hingga penuh. 9. Ratakan dengan blebes, hingga permukaan plesteran rata dan sudut luar terbentuk. 10. Padatkan plesteran yang telah menempel dengan roskam 11. Cek dan yakinkan permukaan plesteran telah rata, apabila belum rata betulkan dengan cara menambah adukan dan diratakan dengan blebes kemudian padatkan. Demikian pula cek sudut luarnya dengan siku baja dan yakinkan sudut luar membentuk sudut 90 o. 2

12. Rapikan pekerjaan hingga volume pekerjaan terpenuhi. MEDIA PASANG KETEBALAN BIDANG PLESTERAN YANG DIRENCANAKAN UNTING-UNTING MENGUKUR KETEGAKAN BIDANG (POTONGAN SAMPING) BENANG KASUR KOP PANDUAN UNTUK KETEBALAN, KETEGAKAN DAN KERATAAN BIDANG PLESTERAN 0,80 M MENENTUKAN PEDOMAN AWAL KEPALA PLESTERAN (TAMPAK DEPAN) 3

KEPALA PLESTERAN MEMBUAT ALUR/KEPALA PLESTERAN (GAMBAR PERSPEKTIF) ARAH PERATAAN BLEBES KEPALA PLESTERAN BLEBES MEMBUAT ALUR/KEPALA PLESTERAN (GAMBAR PERSPEKTIF) 4

AREA PEKERJAAN PLESTERAN SUDUT LUAR ARAH PUTARAN ROSKAN SAAT MEMADATKAN PLESTERAN H. Evaluasi. 1. Penilaian proses PLESTERAN SUDUT LUARJADI (GAMBAR PERSPEKTIF) No Aspek yang dinilai Bobot 1 Langkah kerja 5 2 Penggunaan alat 5 3 Sikap kerja 5 4 Penggunaan sumber informasi 5 5 Kemampuan menganalisis pekerjaan 5 6 Ketelitian 5 7 Keselamatan kerja 5 8 Kerapihan 5 9 Kebersihan 5 10 Waktu 5 JUMLAH 50 5

2. Penilaian hasil No Aspek yang dinilai Bobot 1 Ketegakan bidang 10 2 Kedataran sisi atas 5 3 Kerataan bidang 10 4 Kehalusan bidang 5 5 Homoginitas tekstur bidang 5 6 Kepadatan spesi 5 7 Kesikuan 10 JUMLAH 50 I. Sumber Bacaan Aman Subakti. (1994). Teknologi beton dalam praktik. Surabaya: FTS & ITS. Sumarjo H. (1997). Konstruksi batu beton. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Teknik Sipil perencanaan, FT UNY. 6

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN JOBSHEET PRAKTIK KERJA BATU II 2 (6 X 45) MENIT SMT. : II PLESTERAN VARIASI PERTEMUAN: 4 A. Standar Kompetensi. Melaksanakan pekerjaan finishing bangunan. B. Kompetensi Dasar. Melaksanakan pekerjaan plesteran variasi. C. Indikator. 1. Proses pelaksanaan pekerjaan plesteran variasi dapat ditentukan. 2. Hasil pelaksanaan pekerjaan plesteran variasi dapat ditentukan. D. Peralatan Praktik. 1. Water Pass. 2. Blebes. 3. Palu besi (Martil). 4. Pensil. 5. Ember. 6. Sekop. 7. Meteran. 8. Unting-unting 9. Benang kasur 10. Paku 11. Roskam 12. Siku baja E. Bahan Praktik. 1. Pasir ayak. 2. Kapur halus. 3. Air 1

F. Keselamatan Kerja. 1. Memakai pakaian kerja dengan lengkap dan benar. 2. Membersihkan tempat kerja (media pasang) dari kotoran yang mengganggu. 3. Menggunakan alat-alat yang tersedia sebaik-baiknya dan hindari penggunaan alat untuk hal-hal yang tidak semestinya. 4. Menghindari pemborosan penggunaan bahan. 5. Menjaga agar tempat kerja selalu bersih. 6. Bekerja sesuai dengan langkah kerja. 7. Menanyakan kepada pembimbing bila ada hal-hal yang kurang jelas. G. Langkah Kerja. 1. Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan. 2. Bersihkan tempat kerja sehingga pekerjaan berjalan dengan lancar. 3. Buatlah variasi plesteran dengan urutan: (a) lapis kedua, (b) lapis ketiga dan (c) asesoris kelengkapan variasi sesuai dengan gambar kerja. 4. Padatkan plesteran yang telah menempel dengan roskam dan yakinkan bahwa sisi pada plesteran variasi tajam dan tidak mudah grimpil. 5. Cek dan yakinkan permukaan plesteran telah rata, apabila belum rata betulkan dengan cara menambah adukan dan diratakan dengan blebes kemudian padatkan. Demikian pula cek sudut-sudut plesteran variasinya harus sesuai dengan ketentuan. 6. Rapikan pekerjaan hingga volume pekerjaan terpenuhi. 2

MEDIA PASANG KETEBALAN BIDANG PLESTERAN YANG DIRENCANAKAN UNTING-UNTING MENGUKUR KETEGAKAN BIDANG (POTONGAN SAMPING) BENANG KASUR KOP PANDUAN UNTUK KETEBALAN, KETEGAKAN DAN KERATAAN BIDANG PLESTERAN 0,80 M MENENTUKAN PEDOMAN AWAL KEPALA PLESTERAN (TAMPAK DEPAN) 3

KEPALA PLESTERAN MEMBUAT ALUR/KEPALA PLESTERAN (GAMBAR PERSPEKTIF) ARAH PERATAAN BLEBES KEPALA PLESTERAN BLEBES MEMBUAT ALUR/KEPALA PLESTERAN (GAMBAR PERSPEKTIF) 4

LAPIS 2 8 cm 8 cm 10 cm SPONENG SETEBAL 1 CM 10 cm 10 cm 80 cm LAPIS 1 LAPIS 3 55 cm 25 cm 25 cm 25 cm 25 cm PLESTERAN VARIASI (TAMPAK DEPAN) HASIL AKHIR PLESTERAN VARIASI (GAMBAR PERSPEKTIF) 5

H. Evaluasi. 1. Penilaian proses No Aspek yang dinilai Bobot 1 Langkah kerja 5 2 Penggunaan alat 5 3 Sikap kerja 5 4 Penggunaan sumber informasi 5 5 Kemampuan menganalisis pekerjaan 5 6 Ketelitian 5 7 Keselamatan kerja 5 8 Kerapihan 5 9 Kebersihan 5 10 Waktu 5 JUMLAH 50 2. Penilaian hasil No Aspek yang dinilai Bobot 1 Ketegakan bidang 10 2 Presisi ukuran 5 3 Kerataan bidang 10 4 Kehalusan bidang 5 5 Homoginitas tekstur bidang 5 6 Ketajaman sisi 5 7 Kesikuan 10 JUMLAH 50 I. Sumber Bacaan Aman Subakti. (1994). Teknologi beton dalam praktik. Surabaya: FTS & ITS. Sumarjo H. (1997). Konstruksi batu beton. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Teknik Sipil perencanaan, FT UNY. 6

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN JOBSHEET PRAKTIK KERJA BATU II PASANGAN TEGEL 4 X 50 MENIT SMT. : I KERAMIK PERTEMUAN: 5 A. Standar Kompetensi Melaksanakan pekerjaan finishing bangunan. B. Kompetensi Dasar Memasang tegel keramik pada dinding tegak. C. Indikator 1. Proses pemasangan tegel keramik pada dinding tegak dapat ditentukan. 2. Hasil praktik pemasangan tegel keramik pada dinding tegak dapat ditentukan. D. Peralatan Praktik. 1. Palu besi 10. Mesin potong tegel 2. Benang 11. Cetok spesi 3. Senduk spesi 4. Cangkul 5. Waterpass 6. Hawk 7. Blebes 8. Paku 9. Meteran E. Bahan Praktik 1. Kapur pasang saring halus. 2. Tegel keramik 3. Media pasang keramik 4. Air secukupnya. 1

D. Keselamatan Kerja 1. Pakailah pakaian kerja yang lengkap dan betul. 2. Pergunakan alat alat yang sesuai dengan fungsinya 3. Tempatkan alat alat dan bahan bahan di tempat yang tidak mengganggu dan mudah di jangkau. 4. Bekerjalah sesuai dengan langkah kerja. 5. Ikutilah petunjuk Dosen pembimbing dengan baik. 6. Berkonsentrasilah pada pekerjaan yang saudara kerjakan dengan teliti. 7. Jagalah kebersihan dan kerapian pekerjaan. E. Langkah Kerja 1. Periksa kerataan permukaan dinding. Segera rapikan jika muka dinding tak rata. Setelah rata, bersihkan permukaan dinding dengan waterjet untuk merontokkan berbagai macam kotoran yang mungkin mengurangi daya rekat keramik ke dinding. 2. Rendam keramik dalam air bersih, minimal 30 menit. Tiriskan dengan posisi berdiri. 3. Lapis tipis permukaan dinding dengan campuran pasta kapur. Tebal lapisan lebih kurang 3 mm. Biarkan sedikit agak mongering. 4. Untuk pemasangan keramik, screed perlu dibasahi dengan air. Upaya ini untuk meminimalkan penyusutan saat proses pengeringan. 5. Pasang keramik ke dinding. Lapiskan adukan kapur pasir ke bagian belakang keramik. Setelah itu pasang keramik pada dinding satu per satu, dimulai dari bawah ke atas. 6. Ketok keramik dengan palu, agar bagian bawahnya menempel baik ke dinding. Gunakan palu untuk mengatur level permukaan antar keramik, sehingga rata. 7. Setelah terpasang dan mengering, bersihkan permukaan keramik menggunakan spons basah. 2

8. Setelah keramik terpasang dan kondisi kering, lakukan pengisian nat. Gunakan adukan pasta kapur halus. Gunakan rubber float untuk mendapatkan permukaan yang datar dan rapi. 9. Terakhir, bersihkan sisa-sisa pengisian nat dengan spons atau handuk, kemudian lap kembali seluruh permukaan keramik hingga kotoran tidak bersisa. F. Gambar Kerja 1.00 m PAKU PERTOLONGAN TEGEL KERAMIK 20/20 1.00 m MEDIA PASANG PASANGAN TEGEL KERAMIK PADA DINDING TEGAK Gambar 1. : Layout pasangan tegel keamik pada dinding tegak 3

Gambar 2. : Cara mengukur kedataran benang dengan waterpass Gambar 3. : Cara mengukur ketegakan benang dengan waterpass Gambar 4. : Cara menghamparkan pasta semen untuk pasangan tegel keramik pada tembok dinding Gambar 5. : Cara meratakan dan member alur pasta semen untuk pasangan tegel keramik pada tembok dinding 4

Gambar 6. : Cara memasang tegel keramik untuk mendapatkan posisi yang rapi dengan memukul tegel keramik memakai palu kayu Gambar 7. : Cara memasang tegel keramik untuk berikutnya. Gambar 8. : Cara mengukur pasangan tegel keramik. Gambar 8. : Cara mengukur pasangan tegel keramik. 5

Gambar 9. : Cara melapisi tegel keramik dengan pasta semen sebelum dipasang. Gambar 10. : Cara melapisi memasang tegel keramik pada media pasang. Gambar 11. : Cara mengkolot pada tegel keramik yang telah terpasang pada media pasang. Gambar 12. : Cara membersihkan tegel keramik yang telah terpasang pada media pasang. 6

I. Evaluasi. 1. Penilaian proses No Aspek yang dinilai Bobot 1 Langkah kerja 5 2 Penggunaan alat 5 3 Sikap kerja 5 4 Penggunaan sumber informasi 5 5 Kemampuan menganalisis pekerjaan 5 6 Ketelitian 5 7 Keselamatan kerja 5 8 Kerapian 5 9 Kebersihan 5 10 Waktu 5 JUMLAH 50 2. Penilaian hasil No Aspek yang dinilai Bobot 1 Ketegakan 10 2 Kerataan bidang 10 3 Konsistensi siar 10 4 Kesikuan 5 5 Konsistensi ukuran 10 6 Daya adesi keramik dengan media pasang 5 JUMLAH 50 J. Sumber Bacaan Aman Subakti. (1994). Teknologi beton dalam praktik. Surabaya: FTS & ITS. Sumarjo H. (1997). Konstruksi batu beton. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Teknik Sipil perencanaan, FT UNY. 7

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN JOBSHEET PRAKTIK KERJA BATU II PASANGAN TEGEL KERAMIK 3(4 X 50) MENIT SMT. : II BAK CUCI DAN BAK MANDI PERTEMUAN: 6, 7, 8 A. Standar Kompetensi Melaksanakan pekerjaan finishing bangunan. B. Kompetensi Dasar Memasang tegel keramik untuk bak cuci dan bak mandi. C. Indikator 1. Proses pemasangan tegel keramik untuk bak cuci dan bak mandi dapat ditentukan. 2. Hasil praktik pemasangan tegel keramik untuk bak cuci dan bak mandi dapat ditentukan. D. Peralatan Praktik. 1. Palu besi 10. Mesin potong tegel 2. Benang 11. Cetok spesi 3. Senduk spesi 4. Cangkul 5. Waterpass 6. Hawk 7. Blebes 8. Paku 9. Meteran E. Bahan Praktik 1. Semen portlan (PC) 2. Tegel keramik 3. Media pasang keramik (bak cuci dan bak mandi). 4. Air secukupnya. 1

D. Keselamatan Kerja 1. Pakailah pakaian kerja yang lengkap dan betul. 2. Pergunakan alat alat yang sesuai dengan fungsinya 3. Tempatkan alat alat dan bahan bahan di tempat yang tidak mengganggu dan mudah di jangkau. 4. Bekerjalah sesuai dengan langkah kerja. 5. Ikutilah petunjuk Dosen pembimbing dengan baik. 6. Berkonsentrasilah pada pekerjaan yang saudara kerjakan dengan teliti. 7. Jagalah kebersihan dan kerapian pekerjaan. E. Langkah Kerja 1. Periksa kerataan permukaan dinding. Segera rapikan jika muka dinding tak rata. Setelah rata, bersihkan permukaan dinding dengan waterjet untuk merontokkan berbagai macam kotoran yang mungkin mengurangi daya rekat keramik ke dinding. 2. Rendam keramik dalam air bersih, minimal 30 menit. Tiriskan dengan posisi berdiri. 3. Lapis tipis permukaan dinding dengan campuran semen dan pasir. Tebal lapisan 0,5 1,0 cm. Gunakan adukan semen pasir dengan komposisi semen-pasir 1:2. Tambahkan adhesive jika perlu. Biarkan 1 hari hingga lapisan mengeras. 4. Untuk pemasangan keramik, screed perlu dibasahi dengan air. Upaya ini untuk meminimalkan penyusutan saat proses pengeringan. 5. Pasang keramik ke dinding. Lapiskan adukan semen pasir ke bagian belakang keramik. Setelah itu pasang keramik pada dinding satu per satu, dimulai dari bawah ke atas. 6. Ketok keramik dengan palu, agar bagian bawahnya menempel baik ke dinding. Gunakan palu untuk mengatur level permukaan antar keramik, sehingga rata. 7. Setelah terpasang tiga jam, bersihkan permukaan keramik menggunakan spons basah. 2

8. Setelah keramik terpasang (minimal 24 jam), lakukan pengisian nat. Gunakan adukan semen-pasir halus dengan komposisi 2:1. Gunakan rubber float untuk mendapatkan permukaan yang datar dan rapi. 9. Terakhir, bersihkan sisa-sisa pengisian nat dengan spons atau handuk, kemudian lap kembali seluruh permukaan keramik hingga kotoran tidak bersisa. F. Gambar Kerja 1. Gambar Kerja untuk Bak Cuci 110 cm 40 cm 10 cm 60 cm 40 cm 10 cm 10 cm TEGEL PORSELIN (20/30) cm TAMPAK ATAS 110 cm 30 cm 5 cm 80 cm PIPA ø 1 TAMPAK DEPAN 3

60 cm 5 cm 80 cm MEDIA PASANG TAMPAK SAMPING GAMBAR PASANGAN TEGEL KERAMIK BAK CUCI 2. Gambar Kerja untuk Bak Mandi. 5 cm 60 cm 10 cm 10 cm 75 cm 60 cm A 5 cm A 75 cm TAMPAK ATAS 5 cm 75 cm 60 cm 20/30 TAMPAK SAMPING KANAN 4

75 cm 60 cm 5 cm 20/30 MEDIA PASANG 60 cm 3 cm GAMBAR PASANGAN TEGEL KERAMIK BAK MANDI I. Evaluasi. 1. Penilaian proses No Aspek yang dinilai Bobot 1 Langkah kerja 5 2 Penggunaan alat 5 3 Sikap kerja 5 4 Penggunaan sumber informasi 5 5 Kemampuan menganalisis pekerjaan 5 6 Ketelitian 5 7 Keselamatan kerja 5 8 Kerapian 5 9 Kebersihan 5 10 Waktu 5 JUMLAH 50 2. Penilaian hasil No Aspek yang dinilai Bobot 1 Kerataan bidang 10 2 Konsistensi siar 10 3 Kesikuan 10 4 Konsistensi ukuran 10 5 Cutting 10 JUMLAH 50 J. Sumber Bacaan POTONGAN A-A Aman Subakti. (1994). Teknologi beton dalam praktik. Surabaya: FTS & ITS. Sumarjo H. (1997). Konstruksi batu beton. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Teknik Sipil perencanaan, FT UNY. 5

GAMBAR PASANGAN TEGEL KERAMIK BAK CUCI 110 cm 40 cm 10 cm 60 cm 40 cm 10 cm 10 cm TEGEL PORSELIN (20/30) cm TAMPAK ATAS 110 cm 60 cm 30 cm 5 cm 5 cm 80 cm PIPA ø 1 80 cm MEDIA PASANG TAMPAK DEPAN TAMPAK SAMPING

GAMBAR PASANGAN TEGEL KERAMIK BAK MANDI 5 cm 60 cm 10 cm 10 cm 75 cm 60 cm A 5 cm A 75 cm TAMPAK ATAS 75 cm 75 cm 5 cm 5 cm 60 cm 20/30 MEDIA PASANG 60 cm 20/30 3 cm 60 cm POTONGAN A-A TAMPAK SAMPING KANAN