BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
Pesawat Polonia

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persilangan rute perdagangan

2 Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5070); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian (Lemb

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran pelabuhan yang memadai berperan besar dalam menunjang mobilitas barang dan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. akan menempatkan eksploitasi laut sebagai primadona industri, baik dari segi

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah akan memicu peningkatan ekonomi serta mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. besar dengan biaya rendah merupakan keungggulannya. selayaknya memiliki keunggulan di sektor maritim. Salah satu bagian penting

2016, No kepelabuhanan, perlu dilakukan penyempurnaan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan L

BAB II PROFIL DAN PROSES BISNIS PT PELINDO III (PERSERO) pendiriannya dituangkan dalam PP No.19 Tahun 1960.

PERAN PELABUHAN CIREBON DALAM MENDUKUNG PERTUMBUHAN INDUSTRI DI KABUPATEN CIREBON (Studi Kasus: Industri Meubel Rotan di Kabupaten Cirebon)

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan, pelabuhan adalah

BAB 1 BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari ribuan pulau, maka untuk menghubungkan pulau-pulau tersebut

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1983 TENTANG PEMBINAAN KEPELABUHANAN

2015, No ruang wilayah Kabupaten Manggarai Barat sebagaimana yang direkomedasikan oleh Bupati Manggarai Barat melalui surat Nomor BU.005/74/IV

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 69 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN REMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR PM 103 TAHUN 2017 TENTANG PENGATURAN DAN PENGENDALIAN KENDARAAN YANG MENGGUNAKAN JASA ANGKUTAN PENYEBERANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANALISIS KINERJA PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

KEBUTUHAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN KOLAKA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN KOLAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Pelabuhan umum di Indonesia terdiri dari pelabuhan umum yang

BAB I PENDAHULUAN. perairan dua per tiga dari luas wilayah Indonesia. Sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 84 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN LINAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN MARET 2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan L

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara kepulauan/maritim yang dua pertiga

# masuk ke suatu daerah tertentu dan sebagai prasarana penghubung antar daerah, antar pulau, bahkan antar negara. Hal tersebut ditegaskan dalam UU No.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

RANCANGAN KRITERIA KLASIFIKASI PELAYANAN PELABUHAN

RANCANGAN PERATURAN MENTERI TENTANG PENYELENGGARAAN PELABUHAN PENYEBERANGAN MENTERI PERHUBUNGAN,

BAB V PENUTUP. kajian dalam penelitian ini dan telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN (OBJEK PENELITIAN)

Menimbang: a. bahwa dalam rangka mendukung kegiatan Layanan Tunggal

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN PENYEBERANGAN SINABANG KABUPATEN SIMEULUE

KAJIAN JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN LAUT NASIONAL UNTUK MUATAN PETIKEMAS DALAM MENUNJANG KONEKTIVITAS NASIONAL

BAB I. Pendahuluan. Indonesia terletak di wilayah Jawa Tengah, yaitu Pelabuhan Tanjung Emas

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH DI PELABUHAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai tempat perpindahan intra-dan antarmoda transportasi.

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran KATA PENGANTAR

I. PENDAHULUAN. bernegara dan bermasyarakat yang lebih baik dari kondisi sekarang. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. dan atau jasa yang ditawarkan dari sebuah perusahaan transportasi.

Rp ,- (Edisi Indonesia) / Rp ,- (Edisi Inggris) US$ 750 Harga Luar Negeri

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan jasa angkutan laut semakin lama semakin meningkat, baik

7 STRATEGI PENGEMBANGAN PELABUHAN TANJUNG PRIOK SEBAGAI INTERNATIONAL HUB PORT. Pendahuluan

PP 58/1991, PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PELABUHAN III MENJADI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)

Bab I. Pendahuluan. Globalisasi mencerminkan hubungan tanpa batas antara negara satu

BAB V PENUTUP. rahim kedaulatan internal sebuah negara pantai / kepulauan atas territorial laut dan

Yukki Nugrahawan Hanafi Ketua Umum DPP ALFI/ILFA

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi telah digunakan secara meluas di segala bidang, seperti

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Universitas Sumatera Utara

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

I-1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim dengan luas wilayah laut terbesar di

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ada di Indonesia sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2016, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran N

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. (Asia dan Australia), jelas ini memberikan keuntungan bagi negara indonesia

2015, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lemb

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR: 51 TAHUN 2004 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI PERHUBUNGAN DAN KEPALA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON

BAB I PENDAHULUAN. barang dari satu tempat ketempat lainnya yang diangkut melalui jalur transportasi

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik In

BAB 1. Latar Belakang Permasalahan

PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 11 TAHUN 1983 TENTANG PEMBINAAN KEPELABUHANAN Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1985 Tanggal 11 April 1985

PERKEMBANGAN STATISTIK TRANSPORTASI JAWA TENGAH BULAN JULI 2017

PERKEMBANGAN STATISTIK TRANSPORTASI JAWA TENGAH BULAN MARET 2017

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1985 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 11 TAHUN 1983 TENTANG PEMBINAAN KEPELABUHANAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dan negara dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia. Hal tersebut membuat negara Indonesia membutuhkan jenis transportasi yang dapat menjadi penghubung antar pulau, salah satu jenis transportasi yang dapat digunakan untuk menghubungkan negera Indonesia adalah melalui jenis transportasi laut, dengan menggunakan jenis transportasi melalui jalur laut pulau di negara Indonesia dapat terhubung antara pulau satu dengan pulau yang lain. Dengan saling terhubungnya pulau-pulau di Indonesia maka akan terjadi pemerataan pembangunan dan tidak terjadi kesenjangan harga komoditas antar pulau di Indonesia. Selain itu melalui transportasi laut juga negara Indonesia dapat terhubungan dan melakukan kegiatan perdagangan dengan negara-negara lain. Sejarah perkembangan bangsa Indonesia tidak terlepas dari berbagai kegiatan perdagangan melalui jalur maritim pada zaman dahulu, hal tersebut dikarenakan Indonesia terletak di jalur perdagangan laut internasional dan antar pulau.oleh karena itu jalur maritim telah sangat berpengaruh bagi perkembangan bangsa di negara Indonesia. Seiring dengan perkembangan negara Indonesia jalur transportasi melalui laut kurang menjadi perhatian dalam pembangunan infrasturktur nasional, pembangunan hanya berfokus pada infrastruktur darat dan hanya berfokus di pulau Jawa, akibatnya terjadi ketidakmerataan dan kesenjangan dari berbagai aspek terutama harga komoditas di Indonesia. Penyebabnya adalah kurangnya konektifitas antar pulau,daerah-daerah di wilayah Indonesia bagian timur sulit mendapatkan pasokan komoditas dari daerah di wilayah Indonesia bagian barat. Akibatnya pembangunan 1

2 daerah-daerah Indonesia bagian timur jauh tertinggal jika dibandingkan dengan pembangunan daerah-daerah yang berada di Indonesia bagian barat khususnya pulau jawa. Pada masa pemerintahan presiden Jokowi Jusuf Kallatransportasi laut manjadi perhatian kembali, pemerintah pada era kepemimpinan presiden Jokowi Jusuf Kallaberusaha untuk membangun konektifitas antar pulau di Indonesia melalui program tol laut yang digagasnya.program ini diharapkan dapat membangkitkan lagi transportasi laut yang telah lama dilupakan dan menjadikan negara Indonesia menjadi poros maritim dunia.tol laut yang merupakan salah satu program untuk melancarkan konektivitas antar daerah menjadi perbincangan yang cukup intensif di masa pemerintahan Jokowi Jusuf Kalla. Untuk menjamin kelancaran program ini, kesiapan pemerintah dan intansi yang terkait dengan sektor perhubungan laut menjadi sorotan utama.strategi membuat negara Indonesia kembali menjadi poros maritim dunia merupakan langkah yang baik dan diharapkan dapat memudahkan negara Indonesia untuk membangun konektifitas antar pulau dalam negeri serta untuk melakukan perdagangan internasional dalam era globalisasi saat ini. Era Globalisasi adalah suatu keniscayaan bagi semua bangsa dan negara, perkembangan infrastrukur dan teknologi informasi membuat batas-batas antar negara menjadi semu, interaksi dalam berbagai aspek kehidupan manusia tidak bisa dibatasi dalam lingkup negara, proses pertukaran pandangan dunia, pemikiran, produk, dan kebudayaan merupakan hal yang tidak bisa dihindari dan sangat sulit dibatasi. Negara pada era globalisasi tidak dapat hanya bergantung pada sumber daya dalam negeri sendiri, melainkan harus berinteraksi dengan berbagai negara untuk mecukupi kebutuhan. Salah satu aspek yang sangat berpengaruh penting dalam mendukung kelancaran proses perdagangan internasional dan perdagangan domestik adalah aspek kepelabuhanan, pintu dari keluar dan masuknya komoditas baik itu domestik maupun internasional adalah pelabuhan.

3 Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan, yang dimaksud pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas terterntu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/ atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas kesemalamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi. Sedangkan pengertian kepelabuhanan meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan penyelenggaraan pelabuhan dan kegiatan lainnya dalam melaksanakan fungsi pelabuhan untuk menunjang kelancaran, keamanan dan ketertiban arus lalu lintas kapal, penumpang dan/ atau barang, keselamatan berlayar, serta tempat perpindahan intra dan/ atau antar moda transportasi. Peran pelabuhan disini menjadi sangat penting karena menjadi mata rantai transportasi, yaitu merupakan titik pertemuan antara transportasi darat dan transportasi laut.gambaran suatu negara sangat ditentukan oleh pelabuhan yang dimiliki, baik atau buruknya pelayanan, kelancaran, serta kebersihan dipelabuhan merupakan cermin dari negara yang bersangkutan.maka dari itu pelayanan pelabuhan yang maksimal merupakan hal yang sangat penting seiring dengan mulai bangkitnya maritim Indonesia. PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau lebih dikenal dengan sebutan Pelindo 3 merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam jasa layanan operator terminal pelabuhan. Perusahaan dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 1991 tentang pengalihan bentuk Perusahaan Umum (Perum) Pelabuhan Indonesia III Menjadi Perusahaan Perseroan (Persero). Peraturan tersebut ditandatangani oleh Presiden ke 2 Republik Indonesia Soeharto pada tanggal 19 Oktober 1991. Berdasarkan UU No.17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, Pelindo III bertanggung jawab atas Keselamatan Pelayaran, Penyelenggaraan Pelabuhan, Angkutan Perairan dan Lingkungan Maritim.Surat dari Kementerian Perhubungan, Dirjen Perhubungan Laut yang diterbitkan bulan Februari 2011 menjelaskan tentang penunjukan Pelindo III sebagai

4 Badan Usaha Pelabuhan (BUP), semakin menegaskan peran Pelindo III sebagai Terminal Operator. PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) mengelola 73 pelabuhan di tujuh provinsi di Indonesia. Salah satu cabang PT. Pelabuhan Indonesia III berada di Surabaya dan Gresik setiap tahun PT. Pelabuhan Indonesia III kantor cabang Surabaya dan Gresik mengalami peningkatan termasuk dalam peningkatan pelayanan kapal. Gambar 1.1 Grafik Perkembangan Bisnis dan Pelayanan Kapal Sumber: Sosialisasi Petunjuk Teknis dan Standard Operating Procedure (SOP) serta Sharing Session Pelayanan Pemanduan dan Penundaan di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) tahun 2016, Kamis (25/2/2016) Dari tahun 2011 Sampai 2014 tercatat telah terjadi peningkatan pelayanan kapal (arus perak dan gresik) di PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) sebesar 3.673 UNIT dan 18.238.893 GT, akan tetapi pada karena akibat melemahnya kondisi bisnis di Indonesia terjadi penurunan pelayanan kapal sebesar 2801 UNIT dan 4.565.282 GT. Penurunan pada tahun 2015 tidak disebabkan dari faktor pelayanan di pelabuhan akan tetapi karena iklim bisnis yang memang sedang melemah di Indonesia. Secara keseluruhan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 telah terjadi peningkatan pelayanan kapal sebesar 1% UNIT dan 4% GT. Terjadinya peningkatan pelayanan kapal di PT. Pelabuhan Indonesia III harus di dukung dengan peningkatan dalam proses

5 pengurusan prosedur administrasi pelayanan kapal sehingga dapat mendukung kelancaran proses-proses kegiatan kepelabuhanan selanjutnya seperti proses kegiatan bongkar muat dan lain-lain. Strategi yang di terapkan oleh pelabuhan tanjung perak Surabaya untuk meningkatkan pelayanan kepelabuhanan khususnya dalam pelayanan kapal adalah dengan menggunakan Pelayanan Satu Atap (PPSA) yang memiliki berbagai keunggulan yaitu lebih praktis, mudah, dan cepat, terkoneksi langsung dengan perbankan dan aman. PPSA pelabuhan Tanjung Perak Surabaya juga telah mendapatkan apresiasi dari Kementerian Perhubungan Republik Indonesia (Kemenhub).Apresiasi tersebut berupa penghargaan Prima Utama untuk pelayanan prima sektor transportasi Tahun 2014. Hal itu menunjukkan bahwa Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya mempunyai prosedur administrasi yang dapat mendukung kelancaran proses kegiatan dalam bidang kepelabuhanan. Selain peningkatan prosedur di dalam meningkatkan pelayanan kepelabuhanan, juga di perlukan peningkatan sistem informasi manajemen. Seiring dengan perkembangan teknologi di Era moderen yang serba dilakukan secara On-Line Real Time, maka Pelabuhan Indonesia III (persero) juga menerapkan pelayanan yang berbasis on-lineyaitu melalui aplikasi portal anjungan. Launching aplikasi online juga merupakan sebuah solusi yang tepat dan bermanfaat, dalam rangka perkembangan teknologi dunia, serta untuk mewujudkan Green Port, kata Edi Priyanto, Kepala Humas PT Pelindo III (Persero).Edi menjelaskan, pada sistem manual, selama ini para pengguna jasa pelayanan kepelabuhanan harus melakukan kegiatan di beberapa tempat.kondisi itu membutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit, sehingga menimbulkan inefisiensi. Demikian halnya kertas yang digunakan cukup banyak, sehingga bertentangan pula dengan program Green Port, jelas Edi. (Website Resmi Pelindo III) Kelemahan sistem manual ini, antara lain, proses pencetakan nota yang memerlukan banyak biaya (biaya kertas dan biaya cetak),

6 membutuhkan banyak waktu, tenaga kurir, risiko, dan petugas arsip.dengan mempertimbangkan sistem manual saat ini yang tidak efisien, dan memberikan kemudahan kepada para pengguna jasa yang merupakan pelaku bisnis nasional dan internasional. Mengingat pentingnya Sistem Informasi tersebut di dalam peningkatan pelayanan kepelabuhanan dan juga mengikuti kebutuhan konsumen di era digital sekarang ini yang semakin meningkat maka penulis mengambil Judul SISTEM PEMROSESAN TRANSAKSI PELAYANAN KAPAL MELALUI APLIKASI PORTAL ANJUNGAN DI PT. PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO) SURABAYA. B. Perumusan Masalah Dari latar belakang yang telah penulis uraikan di atas, maka penulis merumuskan masalah yaitu: Bagaimana Sistem Pemrosesan Transaksi Pelayanan Kapal Melalui Portal Anjungan dipt. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Surabaya? C. Tujuan Pengamatan Adapun tujuan dari kegiatan pengamatan dalam penulisan laporan tugas akhir ini adalah: 1. Tujuan Operasional a. Untuk mengamati sistem pemrosesan transaksi pelayanan kapal melalui portal anjungan di PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Surabaya. b. Mengetahui implementasi dan pengaplikasian Portal Anjungan di PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Surabaya. c. Mengetahui dan membandingkan transaksi pelayanan kapal melalui sistem konvensional dan melalui sistem portal anjungan.

7 2. Tujuan Fungsional a. Untuk mempercepat pelayanan kepelabuhanan terutama pelayanan kapal. b. Untuk memenuhi kebutuhan informasi pelanggan yang semakin meningkat di era digital. c. Untuk memenuhi harapan pelanggan yaitu terciptanya sistem yang cepat, fleksibel, akuntabel, dan transparan. D. Manfaat Pengamatan Manfaat dari kegiatan pengamatan penulisan laporan tugas akhir ini adalah: 1. Bagi PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) a. Diharapkan dapat memberikan masukan dan saran mengenai Sistem Informasi Pemrosesan Transaksi di PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Surabaya. b. Diharapkan dapat memberikan saran kepada PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Surabaya agar dapat menghasilkan informasi yang efektif bagi manajemen maupun pagi para pengguna jasa. c. Sebagai saran dan masukan kepada PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Surabaya sehingga dapat terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat khususnya para pengguna jasa kepelabuhanan. 2. Bagi Penulis a. Penulis dapat mengetahui bagaimana sistem pemrosesan transaksi melaui portal anjungan. b. Sebagai bekal bagi penulis dalam menggunakan sistem informasi pemrosesan transaksi. c. Penulis dapat memperluas pengalaman dan pengetahuan khususnya dibidang kepelabuhanan dan bidang ekspor dan impor.

8 3. Bagi Pembaca a. Sebagai informasi dan gambaran mengenai sistam informasi pemrosesan transaksi pelayanan kapal melalui portal anjungan di PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Surabaya. b. Sebagai informasi dan gambaran tentang kegiatan ekspor dan impor melalui pelabuhan laut di PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Surabaya. c. Sebagai informasi dan gambaran mengenai kegiatan kepelabuhanan khususnya dalam pelayanan kapal. 4. Bagi Mahasiswa a. Sebagai referensi dalam penulisan tugas akhir khususnya bagi mahasiswa Program Diploma III Manajemen Administrasi yang berkaitan dengan kegiatan kepelabuhanan maupun kegiatan ekspor dan impor b. Menambah referensi pengetahuan tentang implementasi sistem informasi pemrosesan transaksi dalam perusahaan BUMN khususnya di PT. Pelabuhan Indonesia III. c. Menambah wawasan dan pengetahuan yang berkaitan dengan kegiatan kepelabuhanan, dan kegiatan ekspor dan impor.