BAB II PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN PERAN MELALUI METODE KETERAMPILAN PROSES. Drama di teater adalah salah satu bentuk karya sastra, bedanya dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran

BAB I PENDAHULUAN. terbatas oleh usia, ruang, dan waktu. Dalam situasi dan kondisi apapun apabila

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

Menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan kaidah penulisan drama.

BAB I PENDAHULAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan utama

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

BAB I PENDAHULUAN. pada satu atau beberapa karakter utama yang sukses menikmati perannya atau

BAB I PENDAHULUAN. sastra menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Drama merupakan salah satu

B. Unsur-unsur pembangun drama Unsur dalam drama tidak jauh berbeda dengan unsur dalam cerpen, novel, maupun roman. Dialog menjadi ciri formal drama

BAB I PENDAHULUAN. Pertunjukan drama merupakan sebuah kerja kolektif. Sebagai kerja seni

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 5. DRAMALatihan Soal 5.5. Pembahasan Teks : Orang yang mengatur jalannya pertunjukan drama disebut sutradara

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

BAB II KAJIAN TEORITIS. 2.1 Kedudukan Pembelajaran Mendeskripsikan Perilaku Manusia Melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, karya sastra memberikan manfaat kepada pengarang dan pembaca

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia : SDN. 12 Sungai Lareh Kota Padang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

KATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Kajian yang relevan sebelumnya dengan penelitian ini, yakni penelitian

THE STUDENTS ABILITY IN WRITING SCRIPT AT THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 36 PEKANBARU.

BAB I PENDAHULUAN. drama dapat digolongkan menjadi dua, yaitu part text, artinya yang ditulis dalam teks

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Drama hadir atas proses yang panjang dan tidak hanya terhenti sebagai

BAB I PENDAHULUAN. cipta yang menggambarkan kejadian-kejadian yang berkembang di masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Soemardjo dan Saini K.M (1991:2) sastra merupakan karya fiktif

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. berarti berbuat, to act atau to do (Morris dalam taringan, 2000:69). Drama dapat

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya era globalisasi berdampak pada tatanan persaingan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Selain berfungsi untuk menyusun landasan atau kerangka teori, kajian pustaka

BAB I PENDAHULUAN. yaitu keterampilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis.

HASIL DAN PEMBAHASAN Menyikapi Kompetensi Dasar tentang Drama pada Kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan yang terjadi pada zaman kerajaan masa lampau, yang merupakan

BAB II KAJIAN TEORITIS. memahami apa yang ia pelajari. Pembelajaran tersebut dapat dilakukan salah

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA DAERAH (JAWA) SMP/ MTs

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. berupa pengalaman, semangat, ide, pemikiran, dan keyakinan dalam suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI. Kajian pustaka berfungsi untuk mengetahui faktor-faktor original atau

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah sangat erat dengan teknik mengajar guru agar mampu memotivasi siswa

KD Menulis naskah drama berdasarkan cerpen yang sudah dibaca

Soal UTS Bahasa Indonesia Kelas VI Semester 2

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. Peneliti mengambil penelitian dengan judul Resepsi mahasiswa Jurusan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Wayang orang atau wayang wong dalam bahasa Jawa-nya yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sering melaksanakan tugas-tugas menyimak, disertai kondisi fisik dan mental yang prima,

MODUL SENI BUDAYA SEKOLAH MENENGAH KEJURUN SENI TEATER

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran berbahasa mempunyai peranan yang sangat penting, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Drama merupakan gambaran kehidupan sosial dan budaya masyarakat

Analisis drama. Kelas XI Bahasa Semester 1

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil ciptaan dan kreativitas pengarang yang menggambarkan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah ungkapan atau pikiran seseorang yang dituangkan

MAPEL SENI BUDAYA TEATER K13

MODUL PEMBELAJARAN SENI BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ARTIKEL KARYA SENI. Oleh : NI WAYAN PHIA WIDIARI EKA TANA

Peningkatan Kemampuan Menganalisis Unsur Intrinsik Teks Drama Dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share.

BAB I PENDAHULUAN. semua peristiwa itu aktivitas menyimak terjadi. Dalam mengikuti pendidikan. peristiwa ini keterampilan menyimak mutlak diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa yang baik. Bentuk bahasa dapat dibagi dua macam, yaitu

KISI-KISI SOAL KOMPETENSI PROFESIONAL BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS VI SEMESTER 2

BAB II SENI PERTUNJUKAN TEATER SECARA UMUM. Seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi individu atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup keterampilan menyimak, berbicara,

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERMAIN DRAMA MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING DENGAN MULTIMEDIA PADA SISWA KELAS V SDN PURWOYOSO 06 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian ketoprak atau dalam bahasa Jawa sering disebut kethoprak adalah

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Drama merupakan tiruan kehidupan manusia yang dipentaskan dihadapan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 23 KOTA JAMBI TAHUN AJARAN 2016/2017 Yundi Fitrah dan Lia Khairia FKIP Universitas Jambi

SILABUS BAHASA JAWA KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR JAWA TENGAH

Kemampuan Menulis Naskah Drama oleh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 12 Kabupaten Muaro Jambi

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA TAMAN KANAK-KANAK KOTA A DISUSUN OLEH: MARYANI.M SEMESTER 4 PROGRAM STUDI S1 PAUD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERDIALOG TEKS DRAMA BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SRIBIT TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. dituangkan dalam sebuah karya. Sastra lahir dari dorongan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, pengalaman, kreatifitas imajinasi manusia, sampai pada penelaahan

PERENCANAAN PEMBELAJARAN MENGEKSPRESIKAN DIALOG TOKOH YANG TERSINKRON KOMPETENSI JURUSAN DALAM PEMENTASAN DRAMA BERMETODE SOSIODRAMA

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan istilah catur- tunggal. Keempat keterampilan tersebut yaitu : keterampilan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab IV ini menguraikan hasil penelitian mengenai problematika siswa kelas VIII

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun

BAB I PENDAHULUAN. yang berlakon dengan unsur-unsur utama dialog, tembang, dan dagelan.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun dapat dirinci beberapa

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER

INTISARI BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

BAB II PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN PERAN MELALUI METODE KETERAMPILAN PROSES A.Pengertian Drama atau Bermain Peran Drama di teater adalah salah satu bentuk karya sastra, bedanya dengan bentuk lain (prosa dan puisi) drama bukanlah teks yang dipentaskan, dimainkan, di lakonkan. Karena itu drama penikmatnya melalui proses menyaksikan, menyakasikan, menonton pementasan drama. Kata drama berasal dari bahasa Yunani dromai yang berarti berbuat, bertindak, bereaksi. Istilah yang terpopuler di Indonesia untuk menyebut cerita yang di pentaskan adalah drama atau teater. Drama adalah lakon yang dipertunjukkan (Suharyanto, 1982:82). Berdasar penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa yang di maksud dengan drama atau bermain peran adalah cerita yang di lakonkan yang di bawa dalam sebuah pertunjukan. Dalam perkembangan drama terbagi kedalam drama tradisional atau bahasanya menggunakan bahasa daerah dan masih bersifat kedaerahan, seperti ludruk, reog ponorogo, ketoprak, wayang orang, dll. Drama modern merupakan pengarah dari barat, kehadiran di buat dan diadakan oleh pengarang atau yang di sebut dengan sutradara, dan tulisannya sudah lengkap yang di sebut dengan skenario. 6

1. Unsur-unsur Drama atau Bermain Peran Dari batasan ini jelaslah bahwa drama terdapat unsur pementasan drama dan unsur lakon drama. Yang termasuk ke dalam unsur pementasan drama ialah: a. Lakon drama b. Pemain drama (aktor dan aktris) c. Pentas d. Sutradara dan e. Penonton 2. Nilai Drama Semua drama mengandung arti tersendiri menurut yang menciptakannya dan yang menikmatinya. Kadang dipengaruhi oleh pengalaman pribadi sehigga cerita lebih terkesan dan mengharukan ataupun menggembirakan, yang akhirnya akan terjadi sebuah pembelajaran dalam kehidupannya. 3. Jenis Drama Jenis drama dibedakan berdasarkan isi lakon, macamnya, dan berdasarkan penyajiannya. Berdasarkan isi lakonnya: a. Drama tragedi atau duka cita, drama ini memiliki cirri-ciri lukisan drama sedih, pelucu, selalu di rundung malang sampai dengan akhir pertunjukkan (tewas) ada sifat keberanian dan kepahlawanan dari tokoh utama. b. Drama komedi atau suka cita. Drama ini memiliki ciri-ciri, lukisan drama yang lucu atau menyenangkan. 7

c. Melodrama Drama ini memiliki ciri-ciri, tema sedih, dan menggembirakan, mengetengahkan tokoh yang serius, tapi tokoh-tokoh itu diada-adakan, mata ratai sebab, akibat tidak dipertanggung jawabkan, karena muncul secara kebetulan, emosi yang di ketengahkan secara berlebihan bahkan cenderung sistementalis. 4. Unsur Intrisnik Drama Naskah drama memiliki wawancang dan kramagung. Wawancang merupakan percakapan, kramagung merupakan perintah atau petunjuk untuk berbuat, biasanya kragung di tulis dalam kurung, drama juga memiliki unsur intrinsik, unsur-unsur itu antara lain (1) tema (2) plot/alur (3) perwatakan atau karakter (4) dialog dan (5) konflik. B. Keterampilan Proses 1. Pengertian Metode Keterampilan Proses Pendekatan keterampilan proses bertolak dari dasar pemikiran bahwa penguasaan pengetahuan atau keterampilan tidak bersifat mekanistis tetapi memerlukan suatu (rangkaian) proses atau tahap-tahap kegiatan yang saling bersinergi dan berkesinambungan. Agar proses atau tahap-tahap itu dapat saling bersinergi dan berkesinambungan dalam mencapai hasil, maka seseorang harus memiliki keterampilan proses tersebut. Hal yang sama terjadi dalam penguasaan keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, ataupun menulis) dibutuhkan penguasaan keterampilan proses. Misalnya: sebuah karya tulis 8

dihasilkan oleh seseorang diakibatkan oleh seseorang itu memiliki keterampilan proses menulis. Proses menulis itu berawal dari tahap pramenulis, tahap menulis, tahap revisi, tahap editing, dan tahap publikasi. Dalam pendekatan ini, dipandang bahwa penguasaan keterampilan berbahasa oleh siswa dapat dicapai apabila siswa memiliki keterampilan proses dalam mengkomunikasikan pesan melalui bahasa, baik secara lisan atau tulis. Untuk itu, pembelajaran bahasa dan sastra indonsia di SD dapat mencapai hasil yang optimal dalam menngkatkan keterampilan berbahasa siswa dapat apabila pembelajaran menerapkan pendekatan keterampilan proses. Jadi, pendekatan keterampilan proses adalah cara pandang untuk melaksanakan pembelajaran bahasa dan sastra dengan mempertimbangkan bahwa penguasaan pengetahuan dan keterampilan berbahasa tidak bersifat mekanistis tetapi memerlukan serangkaian proses atau tahap-tahap kegaitan yang saling bersinergi dan bersinambungan. Metode keterampilan proses merupakan metode mengajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran kelompok,pembinaan kemampuan bekerja sama,komunikasi dan interaksi merupakan bagian keterampilan yang akan di hasilkan melalui pembelajaran bermain peran. Metode keterampilan proses lebih banyak menuntut aktivitas siswa sehingga metode keterampilan proses metode yang berlandaskan CBSA. 2. Langkah- langkah penerapan metode keterampilan prosesdalam pembelajaran drama. - Menuliskan teks percakapan yang telah di pilih topiknya. - Membaca teks percakapan berkali-kali sampai hapal. 9

- Menganalisis plotnya untuk menentukan pendahuluan,isi,kesimpulan dan urutanya - Menganalisis untuk menetapkan tindakan,konplik,dan klimak. - Memperhatikan penggunaan tanda baca yang benar. - Memperlihatkan karakter pelaku. - Memperlihatkan setting untuk menetapkan perasaan. - Menyertakan gesture,pengekpresian serta suara. - Membuat kerangka cerita - Mempraktekan dulu peran yang sudah di tentukan sendiri di hadapan teman. - Mendemontrasikan di depan kelas dengan pasangan temannya di depan kelas. 10