BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini memegang peranan penting dalam kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dalam bidang kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini sedang berusaha melaksanakan pembangunan nasional di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negara yang sedang berkembang dalam beberapa. pembangunannya. Dalam perkembangannya, Indonesia memiliki beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang memegang peranan sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diharapkan mampu memberikan sumbangan besar dalam. mengarahkan pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hak asasi manusia yang dijamin oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas serta memiliki

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas dan bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting bagi pembangunan bangsa, karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan disengaja untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa. Serta membantu perkembangan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini maju sangat

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan pada era globalisasi semakin tajam dan ketat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah menengah kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini bangsa Indonesia sedang melaksanakan pembangunan di segala

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi yang penting dalam pembangunan karena. sasarannya adalah peningkatan kulitas Sumber Daya Manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting di dalam peningkatan kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan suatu bangsa ditentukan oleh maju mundurnya Bangsa itu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengupayakan pembangunan nasional di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia terus menerus dilakukan dalam segala bidang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha pokok dalam peningkatan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengupayakan pembangunan nasional di berbagai bidang, salah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang sangat menentukan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi merupakan institusi yang mendidik para mahasiswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya

2014 PENERAPAN HASIL BELAJAR LAYANAN PRIMA PADA PRAKTIKUM TATA HIDANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam mengantisipasi

BAB I PENDAHULUAN. Program komputer merupakan bagian dari teknologi komputer yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas manusia sebagai sumber daya diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan nasional adalah membangun manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan termasuk dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai bangsa dan negara yang sedang berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai Negara berkembang berupaya meningkatkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini manusia dihadapkan pada suatu kehidupan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu. Menurut Witherington (Sudrajat,

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia diupayakan melalui pendidikan baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional pada dewasa ini diarahkan pada taraf hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berperan penting dalam penentuan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang pendidikan merupakan bagian dari pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. menggambarkan adanya peluang kerja tenaga terampil di bidang jasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan komponen penunjang suksesnya program. negeri yang mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas serta mampu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai komponen utama dalam pembangunan nasional harus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk menumbuhkan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan bentuk pendidikan menengah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia berkembang dengan sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dapat memberikan pengaruh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Fakultas. Salah satu program studi yang terdapat di UPI yaitu Pendidikan Tata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang saat ini sedang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional merupakan usaha pokok untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam membentuk

BAB I PENDAHULUAN Sinta Kumalasari,2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian meliputi prosedur dan cara melakukan verifikasi data

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pendidikan saat ini sedang memasuki era yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas. (SDM). Salah satu SDM yang diharapkan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang berupaya melakukan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi menuntut adanya perkembangan pada pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Hilda Nur Fadilah,2013 MANFAAT HASIL BELAJAR BUSANA PENGANTIN SEBAGAI KESIAPAN MEMBUKA USAHA BUSANA PENGANTIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dwi Ambarwati, 2013

PENERAPAN HASIL BELAJAR DESAIN HIASAN BUSANA PADA PEMBUATAN HIASAN LEKAPAN ADIBUSANA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Herlinda, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORITIS. Para ahli psikologi banyak mengemukakan tentang pengertian belajar,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting dalam peradaban manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Politeknik TEDC didirikan pada tahun 2002 berdasarkan ijin. penyelenggaraan dari DIKTI No. 73/D/O/2002. Politeknik TEDC merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh melalui pendidikan. Pendidikan memegang peranan penting dalam upaya menggali dan mengembangkan potensi sumber daya manusia. Pengembangan sumber daya manusia dimaksudkan agar manusia mempunyai keahlian dan keterampilan yang profesional sehingga dapat meningkatkan taraf kehidupan bangsa dan negara. Pendidikan juga merupakan salah satu usaha untuk melahirkan manusia-manusia pembangunan yang inovatif, kreatif, dan memiliki keinginan untuk maju. Pelaksanaan program pembangunan bangsa melalui penyelenggaraan sistem pendidikan dilaksanakan melalui tiga jalur, yaitu jalur pendidikan formal, nonformal dan informal, sebagaimana telah ditetapkan dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I pasal 1 ayat 11-13, yaitu : 1. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang berstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. 2. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara berstruktur dan berjenjang. 3. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Pendidikan formal dilaksanakan secara berjenjang dan berkesinambungan mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut atau universitas (UU RI No.20/2003 Pasal 20 ayat 1). Penjelasan 1

2 Atas UU RI No.20/2003 Pasal 20 Ayat 1 menjelaskan bahwa : Akademi merupakan salah satu bentuk perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam satu cabang atau sebagian cabang ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau seni tertentu. Salah satu lembaga pendidikan formal jenis akademi yang ada di Bandung adalah Akademi Tata Boga (ATB) Bandung yang berdiri sesuai SK Mendikbud Nomor 20/D/O/1997 pada Program Diploma III. ATB Bandung merupakan lembaga pendidikan formal pada lingkup disiplin keilmuan vokasional atau pendidikan vokasi seperti yang tercantum dalam Penjelasan Atas UU RI No.20/2003 Bab VI Pasal 15, yaitu : Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal setara dengan program sarjana. Mahasiswa ATB Bandung disiapkan untuk menjadi tenaga kerja profesional yang terampil, ahli dan berwawasan dalam bidang boga, seperti yang tercantum dalam Kurikulum ATB Bandung (1997:2), yaitu : 1. mencetak pribadi juru masak yang profesional, disiplin, ahli, terampil dan berwawasan boga sebagai insan terdidik yang siap bekerja dan berkarya serta menjadi wirausaha yang ulet, tangguh dan mempunyai kemampuan manajerial. 2. menghasilkan lulusan yang ahli dalam bidang pengolahan makanan dan pengelolaan kegiatan dapur serta pengelolaan usaha makanan. 3. mencetak lulusan yang memiliki wawasan, kemampuan dan keterampilan siap kerja pada bidang jasa boga. 4. menghasilkan tenaga ahli untuk mengisi kebutuhan tenaga pelaksana di bidang jasa boga. ATB Bandung memfokuskan diri dalam mencetak lulusan ahli madya dalam bidang boga yang siap kerja dan memenuhi kebutuhan tenaga profesional di bidang perhotelan, restoran, katering, rumah sakit dan industri makanan

3 sehingga dapat ikut serta dalam Pembangunan Nasional (Kurikulum ATB Bandung, 1997:1). Tujuan pendidikan ini direalisasikan dalam kurikulum pendidikan Program Diploma III dan I yang memuat sejumlah mata kuliah baik bersifat teori maupun praktek yang diselenggarakan dalam sistem SKS dalam bentuk paket pengambilan mata kuliah. Setiap semester mahasiswa harus menempuh dan mengambil mata kuliah yang telah ditentukan dan dijadwalkan. Mahasiswa harus menempuh beberapa mata kuliah selama 6 semester, yang dikategorikan dalam 7 SKS Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK), 82 SKS Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK), 6 SKS Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB), 12 SKS Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB) dan 12 SKS Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB). Salah satu MKK yang wajib ditempuh oleh mahasiswa pada semester I adalah mata kuliah Teknik Pengolahan Masakan (TPM). Mata kuliah ini bersifat teori dan praktek. Tujuan dari mata kuliah TPM yang penulis kutip dari SAP Teknik Pengolahan Masakan (2006:1) adalah : mahasiswa mampu menjelaskan dan mendemonstrasikan teknik-teknik dasar memasak. Ruang lingkup perkuliahan TPM meliputi pengetahuan teknik dasar memasak, pengetahuan alat dan teknik dasar potongan bahan makanan. Program praktikum yang dilaksanakan dalam mata kuliah TPM adalah membuat dan mengolah salad & dressing, stock & sauce, soup, vegetables, potatoes, pasta & rice, meat, poultry, fish & shellfish, sandwich dan canapé. Diharapkan setelah mempelajari materi ini mahasiswa memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menyiapkan dan mengolah makanan sebagai hasil belajarnya (Silabus Teknik Pengolahan Masakan, 2006 : 1).

4 Hasil belajar yang diperoleh mahasiswa setelah mengikuti perkuliahan TPM akan berbeda pada setiap individu tergantung dari proses belajar yang dilakukan oleh masing-masing individu. Proses belajar mengajar yang optimal akan menunjukkan hasil memuaskan dengan ditandai adanya perubahan tingkah laku yang mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Setelah mengikuti perkuliahan TPM diharapkan mahasiswa mampu mengembangkan hasil belajarnya secara luas, serta menjadi modal mahasiswa untuk menyiapkan diri dalam memasuki dunia kerja pada praktek kerja lapangan. Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan sarana latihan yang tepat bagi mahasiswa, karena mahasiswa dituntut untuk melaksanakan pekerjaan yang sesuai dengan dunia kerja. Tujuan dari pelaksanaan PKL adalah agar mahasiswa bisa menimba pengalaman dan wawasan profesional serta menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang telah didapat dari perkuliahan pada jasa makanan di hotel, restoran, katering, rumah sakit dan industri makanan lainnya. Hasil belajar TPM yang diperoleh mahasiswa berupa kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor, dapat memberikan gambaran secara objektif tentang kompetensi yang telah dimiliki mahasiswa setelah mengikuti perkuliahan. Hasil belajar dapat dijadikan tolok ukur kesiapan mahasiswa untuk terjun ke dunia kerja melalui program PKL di hotel. Faktor kesiapan dapat diukur dari prestasi hasil belajar yang diperoleh mahasiswa setelah mengikuti perkuliahan. Prestasi hasil belajar dinyatakan dalam bentuk skor atau nilai yang dapat menunjukkan keberhasilan belajar mahasiswa secara objektif, baik dari kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Nana Sudjana (1989:28) mengungkapkan bahwa : Kesiapan adalah adanya suatu perubahan tingkah laku siswa setelah melalui proses belajar mengajar. Perubahan sebagai hasil belajar ditunjukkan dalam bentuk seperti pengetahuannya, pemahamannya, sikapnya, tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapannya dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan aspek lain yang ada pada individu.

5 Seorang mahasiswa dikatakan siap untuk bekerja di hotel apabila mereka memiliki kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor di bidang pengolahan masakan khususnya teknik pengolahan masakan. Anggapan ini diperkuat oleh Moh. Surya (1985:73) bahwa kesiapan adalah suatu kondisi yang didasari oleh kecakapan tertentu seperti pengetahuan, keterampilan yang diperlukan untuk melakukan suatu pekerjaan. Uraian latar belakang masalah di atas menjadi dasar ketertarikan penulis untuk mengadakan penelitian tentang kontribusi hasil belajar TPM terhadap kesiapan PKL di hotel (Penelitian terbatas pada mahasiswa Program D-III Akademi Tata Boga Bandung Angkatan Tahun 2005 dan 2006). Penulis tertarik melakukan penelitian ini karena mata kuliah TPM yang diselenggarakan di ATB Bandung sejalan dengan mata kuliah Makanan Kontinental yang diselenggarakan di Program Studi Pendidikan Tata Boga Jurusan PKK FPTK UPI yang sedang penulis tempuh. Penulis sebagai calon pendidik dituntut untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi dunia kerja, maka penulis harus membekali diri dengan ilmu yang telah dipelajari dan menambah pengetahuan tentang teknik pengolahan masakan yang dapat penulis peroleh dari hasil penelitian ini. B. Rumusan Masalah Perumusan masalah merupakan langkah dari suatu problematika dan merupakan bagian pokok dari kegiatan penelitian (Suharsimi Arikunto,2000:38). Uraian latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, dapat dirumuskan pokok masalah dalam penelitian ini, yaitu : Berapa besar kontribusi hasil belajar Teknik Pengolahan Masakan terhadap kesiapan Praktek Kerja Lapangan di hotel?.

6 Masalah ini dirumuskan menjadi judul skripsi : Kontribusi Hasil Belajar Teknik Pengolahan Masakan Terhadap Kesiapan Praktek Kerja Lapangan di Hotel (Penelitian Terbatas Pada Mahasiswa Program D-III Akademi Tata Boga Bandung Angkatan Tahun 2005 dan 2006). Definisi operasional perlu dirumuskan untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman antara pembaca dan penulis tentang berbagai pengertian yang ada dalam penelitian ini, khususnya istilah yang dimaksud dalam rumusan judul. sebagai berikut : 1. Kontribusi Hasil Belajar Teknik Pengolahan Masakan a. Kontribusi adalah Sumbangan suatu variabel terhadap variabel yang lain. (Suprian A.S,1996:4). b. Hasil Belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap melalui proses tertentu sebagai hasil pengalaman individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. (Nasution,2003:22). c. Teknik Pengolahan Masakan (TPM) adalah Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK) yang diberikan kepada mahasiswa ATB dengan bobot 3 SKS yang membahas tentang teknik memasak salad & dressing, stock & sauce, soup, vegetables, potatoes, pasta & rice, meat, poultry, fish & shellfish, serta canape & sandwich, (GBPP Teknik Pengolahan Masakan, 2006:1). Pengertian Kontribusi Hasil Belajar TPM dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Suprian AS, Nasution dan GBPP 2006, yaitu sumbangan perubahan tingkah laku mahasiswa Program D-III ATB Bandung setelah

7 mengikuti kegiatan belajar mengajar TPM meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor dalam teknik memasak salad & dressing, stock & sauce, soup, vegetables, potatoes, pasta & rice, meat, poultry, fish & shellfish, serta canape & sandwich. 2. Kesiapan Praktek Kerja Lapangan di Hotel a. Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberikan respon/jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi, kondisi tersebut mencakup tiga aspek yaitu kondisi fisik, mental dan emosional, kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan serta keterampilan, pengetahuan dan pengertian yang telah dipelajari. (Slameto, 2003:113). b. Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah Cara belajar dengan memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk melihat dan mengamati kenyataan yang ada dan proses proses aktual.(oemar Hamalik, 1997:75). c. Hotel adalah Usaha penginapan yang memiliki tempat pelayanan makanminum yang dapat digunakan secara penuh maupun pada waktu-waktu tertentu, serta ditujukan untuk kepuasan tamu akan fasilitas, penawaran dan pelayanan. (Peter Kosma, 2000:12). Pengertian Kesiapan PKL di Hotel mengacu pada pendapat Slameto, Oemar Hamalik dan Peter Kosma adalah kondisi mahasiswa Program D-III ATB Bandung dalam memberikan respon terutama saat menyiapkan dan mengolah masakan untuk melaksanakan PKL di hotel yang menyediakan fasilitas dan pelayanan makanan-minuman.

8 Pengertian Kontribusi Hasil Belajar TPM Terhadap Kesiapan PKL di Hotel dalam penelitian ini adalah sumbangan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor TPM terhadap kondisi mahasiswa Program D-III ATB Bandung dalam memberikan respon pada saat menyiapkan dan mengolah masakan di tempat PKL yaitu di industri hotel. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar kontribusi hasil belajar TPM terhadap Kesiapan PKL di Hotel pada mahasiswa ATB Bandung angkatan tahun 2005 dan 2006. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan sejumlah data yang akurat mengenai : a. Hasil belajar mata kuliah TPM berupa kemampuan kognitif yang meliputi pengetahuan teknik dasar memasak, pengetahuan alat dan teknik dasar potongan bahan makanan, kemampuan afektif yang meliputi sikap dalam penanganan bahan makanan dan alat serta pemahaman prosedur kerja dan kemampuan psikomotor yang meliputi ketelitian dalam pemilihan bahan makanan, ketepatan dalam penggunaan teknik memasak dan kecepatan kerja. b. Kesiapan PKL di hotel, meliputi aspek kondisi fisik, mental dan emosional, aspek kebutuhan, motif dan tujuan serta aspek keterampilan, pengertian dan pengetahuan. c. Kontribusi dan besarnya kontribusi hasil belajar TPM terhadap Kesiapan PKL di Hotel pada mahasiswa ATB Bandung Angkatan 2005 dan 2006.

9 D. Asumsi Penelitian Asumsi menurut Winarno Surakhmad yang dikutip Suharsimi Arikunto (2002:58) yaitu : asumsi adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik. Asumsi dalam penelitian ini adalah : 1. Hasil belajar mata kuliah TPM yang diperoleh mahasiswa merupakan gambaran penguasaan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor dalam menyiapkan dan mengolah masakan. Asumsi ini selaras dengan pendapat Nana Sudjana (1995:37) bahwa :... hasil belajar yang diperoleh siswa dari proses pengajaran nampak dalam bentuk perubahan tingkah laku secara menyeluruh (komprehensif) yang terdiri atas unsur kognitif, afektif dan psikomotorik secara terpadu pada diri siswa. 2. Mahasiswa harus memiliki kesiapan untuk melaksanakan PKL di hotel. Kesiapan tersebut meliputi kesiapan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang telah diperoleh di kampus sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Asumsi ini sesuai dengan pendapat Moh. Surya (1985:73) bahwa kesiapan adalah suatu kondisi yang didasari oleh kecakapan tertentu seperti pengetahuan, keterampilan yang diperlukan untuk melakukan suatu pekerjaan. 3. Hasil belajar TPM (variabel X) yang diperoleh mahasiswa setelah mengikuti perkuliahan TPM secara optimal akan memberikan kontribusi yang positif dan signifikan pada kesiapan mahasiswa untuk melaksanakan PKL di hotel (variabel Y). Asumsi ini sesuai dengan pendapat (Suprian A.S,1996:4) bahwa Kontribusi adalah sumbangan suatu variabel terhadap variabel yang lain. Hasil belajar TPM dikatakan berhasil apabila mahasiswa dapat

10 mengaplikasikan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperoleh dari perkuliahan pada PKL di hotel. Asumsi ini sesuai dengan pendapat Nana Sudjana (1996:31) bahwa siswa dianggap berhasil apabila sanggup menerapkan pengetahuannnya dalam praktek kehidupannya. E. Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang ditentukan oleh peneliti, tetapi masih harus dibuktikan atau dites atau diuji kebenarannya (Suharsimi Arikunto, 2002:22). Pendapat Suharsimi Arikunto di atas dijadikan dasar untuk merumuskan hipotesis penelitian ini. Rumusan hipotesis dalam penelitian adalah : Terdapat kontribusi yang positif dan signifikan dari hasil belajar Teknik Pengolahan Masakan terhadap kesiapan Praktek Kerja Lapangan di Hotel pada mahasiswa ATB Bandung Angkatan Tahun 2005 dan 2006. F. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah tes dan angket. G. Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini diadakan di Lembaga Pendidikan Akademi Tata Boga Bandung yang berlamat di Jl. Cileunyi No.186 Kabupaten Bandung. ATB Bandung dipilih sebagai lokasi penelitian atas dasar pertimbangan sesuai dengan disiplin ilmu yang sedang penulis tempuh, yaitu bidang boga. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa ATB Program D-III khususnya Angkatan Tahun 2005 dan 2006 yang berjumlah 30 orang.