BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Biji Kemiri Sumber : Wikipedia, Kemiri (Aleurites moluccana) merupakan salah satu tanaman tahunan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Memiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perbedaan minyak dan lemak : didasarkan pada perbedaan titik lelehnya. Pada suhu kamar : - lemak berwujud padat - minyak berwujud cair

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bukan hidup untuk makan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menjaga

Kemiri berasal dari Maluku dan tersebar ke Polynesia, India, Filipina, Jawa, Australia dan kepulauan Pasifik, India Barat, Brazil dan Florida.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang

I. PENDAHULUAN. Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat

OUTLINE. PERLAKUAN AWAL Tujuan: TEKNOLOGI PENGOLAHAN MINYAK DAN LEMAK PANGAN PENDAHULUAN. Video: Sustainable Palm Oil Production PERLAKUAN AWAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia

UJI STABILITAS PROSES HOMOGENISASI SALAD DRESSING DARI MINYAK JAGUNG DAN AIR JERUK NIPIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. sawit kasar (CPO), sedangkan minyak yang diperoleh dari biji buah disebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

: INDYA EKA YULIASARI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR. Pabrik Margarin Dari Biji Jagung Dengan Proses Wet Rendering Dan Hidrogenasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Minyak nabati termasuk dalam golongan lipid yang dihasilkan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN TUGAS AKHIR GALUH CHYNINTYA R.P. NIM

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

PENGUJIAN KUALITAS MINYAK KEMIRI DENGAN MENGUKUR PUTARAN OPTIK MENGGUNAKAN POLARIMETER

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Bagian buah dan biji jarak pagar.

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS,

I PENDAHULUAN. mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI. lipids are those substances which are

LAPORAN PRAKTIKUM IBM I MINYAK dan LEMAK

KELAPA SAWIT dan MANFAATNYA

PENGARUH SUHU, WAKTU DAN KONSENTRASI PELARUT PADA EKSTRAKSI MINYAK KACANG KEDELAI SEBAGAI PENYEDIA VITAMIN E

Ekstraksi Biji Karet

MINYAK KELAPA DAN VCO. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA. yang jika disentuh dengan ujung-ujung jari akan terasa berlemak. Ciri khusus dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tetapi larut dalam pelarut organik non-polar, misalnya dietil eter, kloroform, dan

METODOLOGI PENELITIAN

MINYAK DAN LEMAK TITIS SARI K.

TINJAUAN PUSTAKA. pada masa yang akan datang akan mampu memberikan peran yang nyata dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

PENGARUH TEMPERATUR DAN F/S TERHADAP EKSTRAKSI MINYAK DARI BIJI KEMIRI SISA PENEKANAN MEKANIK

I. PENDAHULUAN. energi dan pembentukan jaringan adipose. Lemak merupakan sumber energi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tebu (Saccarum officinarum L) termasuk famili rumput-rumputan. Tanaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack) berasal dari Nigeria, Afrika

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. lapisan terluar beras yaitu bagian antara butir beras dan kulit padi berwarna

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

STUDI KUALITAS MINYAK GORENG DENGAN PARAMETER VISKOSITAS DAN INDEKS BIAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. minyak adalah kelapa sawit (Elaeis guinensis JACQ). Kelapa sawit (Elaeis guinensis

II. TINJAUAN PUSTAKA. minyak yang disebut minyak sawit. Minyak sawit terdiri dari dua jenis minyak

BAB I PENDAHULUAN. atau yang memiliki nama ilmiah Arachis hypogeae adalah salah satu tanaman

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN MARGARIN TERHADAP KADAR ASAM LEMAK BEBAS

PROSES PEMBUATAN MINYAK BIJI BUNGA MATAHARI MENGGUNAKAN METODE EKSTRAKSI-DESTILASI DENGAN PELARUT N-HEXAN DAN PELARUT ETANOL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan tanaman polong-polongan

BAB II PERENCANAAN PROSES

III. METODOLOGI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pangan yang digunakan untuk menghasilkan minyak goreng, shortening,

Prarancangan Pabrik Asam Stearat dari Minyak Kelapa Sawit Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pengantar. A. Latar Belakang

sidang tugas akhir kondisi penggorengan terbaik pada proses deep frying Oleh : 1. Septin Ayu Hapsari Arina Nurlaili R

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan asam lemak rantai panjang. Minyak dan lemak tidak berbeda dalam bentuk umum

BAB I PENDAHULUAN. terkena polusi dan zat zat yang terdapat di lingkungan kita. Kulit merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBUATAN BIODIESEL DARI ASAM LEMAK JENUH MINYAK BIJI KARET

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KEMIRI SUNAN. (Aleurites trisperma BLANCO) Kemiri sunan (Aleurites trisperma Blanco) atau kemiri China atau jarak Bandung (Sumedang)

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kacang Tanah Kacang tanah (Arachis hypogeae L.) adalah tanaman polong-polongan atau legum anggota suku Fabaceae yang dibudidayakan serta menjadi kacang-kacangan kedua terpenting setelah kedelai di Indonesia. Tanaman yang berasal dari benua Amerika ini tumbuh secara perdu setinggi 30-50 cm dengan daun-daun kecil tersusun majemuk (Anonim, 2015). Tanaman ini memiliki daun kecil berbentuk oval berwarna hijau, bunga berwarna kuning dengan buah berkulit keras dengan warna coklat serta memiliki serat di permukaannya. Buah tersebut apabila dibuka akan terdapat biji kacang tanah yang berwarna coklat muda pada kulit bijinya dan bila kulit bijinya dikupas akan terlihat biji kacang berwarna putih (Saputra, 2014). Tanaman kacang tanah dapat tumbuh subur pada daerah dengan ketinggian 500 m diatas permukaan laut dengan curah hujan berkisar antara 800 mm hingga 1.300 mm per tahunnya. Suhu yang dibutuhkan untuk budidaya kacang tanah adalah sekitar 28 o C hingga 32 o C. Pertumbuhan kacang tanah akan terhambat jika suhunya dibawah 10 o C sehingga bunga tidak akan tumbuh dengan sempurna. Kacang tanah juga membutuhkan kelembaban udara berkisar antara 65% hingga 75% dengan ph tanah antara 6,0 hingga 6,5. Frekuensi sinar matahari juga merupakan salah satu hal yang penting untuk perkembangan kacang tanah. Pulaupulau besar di Indonesia terdapat beberapa kawasan yang mampu memproduksi 4

5 kacang tanah dalam jumlah yang besar seperti Pulau Jawa, Sumatera, dan Sulawesi (Saputra, 2014). Klasifikasi tanaman kacang tanah: Gambar 1. Tanaman Kacang Tanah (Saputra, 2014) Kerajaan Divisi Upadivisi Kelas Ordo Famili Upafamili Genus Spesies : Plantae : Tracheophyta : Angiospermae : Magnoliophyta : Leguminales : Fabaceae : Faboideae : Arachis : Arachis hypogeae

6 Gambar 2. Biji Kacang Tanah (Saputra, 2014) Kacang tanah kaya akan lemak, protein, zat besi, vitamin E, vitamin B kompleks, vitamin K, vitamin A, kolin, kalsium, omega 3 dan omega 9. Tidak kalah dengan jenis kacang-kacangan yang lain, kacang tanah memiliki berbagai manfaat untuk tubuh seperti menjaga daya tahan tubuh, mencegah penyakit jantung serta menurunkan resiko jantung koroner, menurunkan kadar kolesterol, melawan bakteri tuberkulosis, menurunkan tekanan darah tinggi, mengurangi penyakit hemofilia, mengobati insomnia dan mampu mengurangi keputihan pada wanita (Saputra, 2014). Tabel 1. Komposisi Daging Biji Kacang Tanah Komposisi Jumlah (%) Kadar air 4,6-6,0 Protein kasar 25,0-30,0 Lemak 46,0-52,0 Serat kasar 2,8-3,0 Ekstrak tanpa N 10,0-13,0 Abu 2,5-3,0 (Ketaren, 1986) 2.2 Minyak Kacang Tanah Minyak kacang tanah mengandung 76-82% asam lemak tidak jenuh, yang terdiri dari 40-45% asam oleat dan 30-35% asam linoleat. Asam lemak jenuh

7 sebagian besar terdiri dari asam palmitat, sedangkan kadar asam miristat sekitar 5%. Kandungan asam linoleat yang tinggi akan menurunkan kestabilan minyak (Ketaren, 1986). Kestabilan minyak akan bertambah dengan cara hidrogenasi atau dengan penambahan anti-oksidan. Dalam minyak kacang tanah terdapat persenyawaan tokoferol yang merupakan anti-oksidan alami dan efektif dalam menghambat proses oksidasi minyak kacang tanah (Ketaren, 1986). Tabel 2. Komposisi Asam Lemak Minyak Kacang Tanah Komposisi 1921 USA 1934 Afrika Barat 1945 Argentina (%) (%) (%) Asam lemak jenuh 17,1 17,7 21,9 1. Miristat - - 0,4 2. Palmitat 6,3 8,2 11,4 3. Stearat 4,9 3,4 2,8 4. Behenat 5,9 6,1 7,3 Asam lemak tidak jenuh 1. Oleat 61,1 60,4 42,3 2. Linoleat 21,8 21,5 33,3 3. Heksa dekanoat - - 2,4 (Ketaren, 1986) Minyak kacang tanah merupakan minyak yang lebih baik daripada minyak jagung, minyak biji kapas, minyak olive, minyak bunga matahari untuk dijadikan salad dressing, dan disimpan di bawah suhu -11 C. Hal ini disebabkan karena minyak kacang tanah jika berwujud padat berbentuk amorf, di mana lapisan padat tersebut tidak pecah sewaktu proses pembekuan. Minyak kacang tanah yang didinginkan pada suhu -6,6 C, akan menghasilkan sejumlah besar trigliserida padat (Ketaren, 1986).

8 Tabel 3. Sifat Fisika dan Kimia Minyak Kacang Tanah Sebelum dimurnikan Karakteristik British Species N.C. Kisaran ACCS standard spanis runner Derajat asam 0,08-6,0 - - 1,5 1,5 Bilangan penyabunan 188,0-195,0 188,0-195,0 188 min - - Bilangan Iod 84,0-102,0 100,0-84 82-99 - - Bilangan thioainogen 67,0-73,0 63 - - - Bilangan hidroksil 2,5-9,5 8,6-9,6 - - - Bilangan Reichert-Meissl 0,2-1,0 0,5 - - - Bilangan Polenske 0,2-0,7 0,5 - - - Zat tak tersabunkan 0,2-0,8 1 0,8 max 0,64 0,7 Indeks bias n D 40 C 1,4605-1,4645 - - 1,4683 1,4681 Bobot jenis: 15/15 C - 0,917-0,921 0,17-0,92 - - Bobot jenis: 25/25 C 0,91-0,915 0,910-0,915 - - - Titer, C 26-32 26,32 - - - (Ketaren, 1986) Minyak kacang tanah seperti juga minyak nabati lainnya merupakan salah satu kebutuhan manusia, yang dipergunakan baik sebagai bahan pangan (edible purpose) maupun bahan non pangan (non edible purpose). Sebagai bahan pangan minyak kacang tanah dipergunakan untuk minyak goreng, bahan dasar pembuatan margarine, mayonnaise, salad dressing, dan mentega putih atau shortening, dan mempunyai keunggulan bila dibandingkan dengan minyak jenis lainnya, karena dapat dipakai berulang-ulang untuk menggoreng bahan pangan (Ketaren, 1986). Menurut Ketaren (1986), sebagai bahan non pangan, minyak kacang tanah banyak digunakan dalam industri sabun, face cream, shaving cream, pencuci rambut, dan bahan kosmetik lainnya. Dalam bidang farmasi minyak kacang tanah dapat digunakan untuk campuran pembuatan adrenalin, dan obat asma.

9 2.3 Perbedaan Lemak dan Minyak Pada umumnya untuk pengertian sehari-hari lemak merupakan bahan padat dalam suhu kamar, sedang minyak dalam bentuk cair dalam suhu kamar, tetapi keduanya terdiri dari molekul-molekul trigliserida. Lemak merupakan bahan padat pada suhu kamar, di antaranya disebabkan kandungannya yang tinggi akan asam lemak jenuh yang secara kimia tidak mengandung ikatan rangkap, sehingga mempunyai titik lebur yang lebih tinggi. Contoh asam lemak jenuh yang banyak terdapat di alam adalah asam palmitat dan asam stearat. Minyak merupakan bahan cair di antaranya disebabkan rendahnya kandungan asam lemak jenuh dan tingginya kandungan asam lemak yang tidak jenuh, yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap di antara atom-atom karbonnya, sehingga mempunyai titik lebur yang rendah (Winarno, 1991). Tabel 4. Klasifikasi Minyak Nabati Kelompok lemak Jenis lemak/minyak 1. Lemak (berwujud padat) Lemak biji coklat, inti sawit, cohune, babassu, tengkawang, nutmeg butter, mowvah butter, shea butter. 2. Minyak (berwujud cair) a. Tidak mengering (non drying oil) b. Setengah mongering (semi drying oil) c. Mengering (drying oil) (Ketaren, 1986) Minyak zaitun, kelapa, inti zaitun, kacang tanah, almond, inti alpukat, inti plum, jarak rape, mustard. Minyak dari biji kapas, kapok, jagung, gandum, biji bunga matahari, croton dan urgen. Minyak kacang kedelai, safflower, argemone, hemp, walnut, biji poppy, biji karet, perilla, tung, linseed, dan candle nut.

10 Jenis minyak mengering (drying oil) adalah minyak yang mempunyai sifat dapat mengering jika kena oksidasi, dan akan berubah menjadi lapisan tebal, bersifat kental dan membentuk sejenis selaput jika dibiarkan di udara terbuka. Istilah minyak setengah mongering, berupa minyak yang mempunyai daya mongering lebih lambat (Ketaren, 1986). 2.4 Ekstraksi Menurut Ketaren (1986), ekstraksi adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak. Adapun cara ekstraksi ini bermacam-macam, yaitu rendering (dry rendering dan wet rendering), mechanical expression, dan solvent extraction. 2.4.1 Rendering Rendering merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak dengan kadar air yang tinggi. Pada semua cara rendering, penggunaan panas adalah suatu hal yang spesifik, yang bertujuan untuk mengumpulkan protein pada dinding sel bahan dan untuk memecahkan dinding sel tersebut sehingga mudah ditembus oleh minyak atau lemak yang terkandung di dalamnya. Wet Rendering Wet rendering adalah proses rendering dengan penambahan sejumlah air selama berlangsungnya proses tersebut. Cara ini dikerjakan pada ketel yang terbuka atau tertutup dengan menggunakan temperatur yang tinggi serta tekanan 40 sampai 60 pound tekanan uap (40-60 psi). Peralatan yang digunakan adalah autoclave atau digester. Air dan bahan yang akan diesktraksi dimasukkan ke dalam digester

11 dengan tekanan uap air sekitar 40 sampai 60 pound selama 4-6 jam (Ketaren, 1986). Dry Rendering Dry rendering adalah cara rendering tanpa penambahan air selama proses berlangsung. Dry rendering dilakukan dalam ketel yang terbuka dan diperlengkapi dengan steam jacket serta alat pengaduk (agitator) (Ketaren, 1986). 2.4.2 Mechanical Expression (Pengepresan Mekanis) Pengepresan mekanis merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak, terutama untuk bahan yang berasal dari biji-bijian. Cara ini dilakukan untuk memisahkan minyak dari bahan yang berkadar minyak tinggi (30-70%). Pada pengepresan mekanis ini diperlukan perlakuan pendahuluan sebelum minyak atau lemak dipisahkan dari bijinya. Perlakuan pendahuluan tersebut mencakup pembuatan serpih, perajangan dan penggilingan serta tempering atau pemasakan. Pengepresan hidraulik (Hydraulic Pressing) Pada cara hydraulic pressing, bahan dipres dengan tekanan sekitar 2000 pound/inch². Banyaknya minyak atau lemak yang dapat diekstraksi tergantung dari lamanya pengepresan, tekanan yang dipergunakan, serta kandungan minyak dalam bahan asal, sedangkan banyaknya minyak yang tersisa pada bungkil bervariasi sekitar 4-6%, tergantung dari lamanya bungkil ditekan di bawah tekanan hidraulik.

12 Bahan yang mengandung minyak Perajangan Penggilingan Minyak kasar Ampas/bungkil Pengepresan Pemasakan/ pemanasan Gambar 3. Skema cara memperoleh minyak dengan pengepresan (Ketaren, 1986) Pengepresan Berulir (Screw Pressing) Cara screw pressing memerlukan perlakuan pendahuluan yang terdiri dari proses pemasakan atau tempering. Proses pemasakan berlangsung pada temperatur 240ºF dengan tekanan sekitar 15-20 ton/inch 2. Kadar air minyak atau lemak yang dihasilkan berkisar sekitar 2,5-3,5 %, sedangkan bungkil yang dihasilkan masih mengandung minyak sekitar 4-5 %. Cara lain untuk mengekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak adalah gabungan dari proses wet rendering dengan pengepresan secara mekanik atau dengan sentrifusi (Ketaren, 1986). 2.4.3 Solvent Extraction Cara ekstraksi ini dapat dilakukan dengan menggunakan pelarut dan digunakan untuk bahan yang kandungan minyaknya rendah. Lemak dalam bahan dilarutkan dengan pelarut. Tetapi cara ini kurang efektif, karena pelarut mahal dan lemak yang diperoleh harus dipisahkan dari pelarutnya dengan cara diuapkan.

13 Ampasnya harus dipisahkan dari pelarut yang tertahan, sebelum dapat digunakan sebagai bahan makanan ternak (Winarno, 1991). 2.5 Screw Press Metode pengepresan berulir (Screw Press) merupakan metode ekstraksi yang lebih maju dan telah diterapkan di industri pengolahan minyak. Cara ekstraksi ini paling sesuai untuk memisahkan minyak dari bahan yang kadar minyaknya di atas 10%. Tipe alat pengepres berulir yang digunakan dapat berupa pengepres berulir tunggal (single screw press) atau pengepres berulir ganda (twin screw press). Pada pengepresan jarak pagar, dengan teknik pengepres berulir tunggal (single screw press) dihasilkan rendemen sekitar 28-34%, sedangkan dengan teknik pengepres berulir ganda (twin screw press) dihasilkan rendemen minyak sekitar 40-45%. Keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari pengepresan berulir antara lain : 1. Bekerja secara kontinyu 2. Kapasitas olahnya tinggi 3. Efisiensi pengepresan lebih tinggi (kehilangan minyak kecil) 4. Pemakaian tenaga (operator) yang sedikit (Ivan, 2015) Menurut Heruhadi (2008), cara kerja alat ekstraksi biji jarak tipe berulir (screw) ini adalah dengan menerapkan prinsip ulir dimana bahan yang akan dipress ditekan dengan menggunakan daya dorong dari ulir yang berputar. Bahan yang masuk ke dalam alat akan terdorong dengan sendirinya ke arah depan, kemudian bahan akan mendapatkan tekanan setelah berada di ujung alat. Semakin bahan menuju ke bagian ujung alat, tekanan yang dialami bahan akan menjadi semakin lebih besar. Tekanan ini yang akan menyebabkan kandungan minyak yang terdapat dalam

14 bahan keluar. Minyak kasar yang keluar dari mesin pres dialirkan dan ditampung ke dalam tangki penampung selama beberapa waktu agar kotoran-kotoran yang terikut di dalamnya mengendap. Gambar 4. Alat Pengepres Ulir (Deli S., et al, 2011) 2.6 Pengertian Salad Dressing Salad Dressing adalah semacam saus untuk salad, makanan yang menggunakan proses pencampuran (homogenisasi) dengan prinsip pencampuran minyak dengan air. Homogenizer adalah suatu alat yang dirancang terdiri dari digital LCD, pengaduk, stabilizer, statif, dan clamp. Alat homogenizer ini mampu mencampur dengan kecepatan tinggi sampai 27.000 rpm yang dapat memisahkan antara air dengan minyak. Tujuan dari penggunaan alat homogenizer untuk pengujian stabilitas proses homogenisasi salad dressing ini, dengan menggunakan kecepatan putar homogenasasi, dan waktu putar yang berbeda beda saat pencampuran.(hilda,2011). Minyak nabati yang sering digunakan dalam pembuatan lemak adalah minyak kelapa, minyak inti sawit, minyak biji kapas, minyak wijen, minyak kedelai dan

15 minyak jagung. Minyak nabati umumnya berwujud cair, karena mengandung asam lemak tidak jenuh, seperti asam oleat, linoleat dan linolenat. Minyak nabati yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan Salad Dressing harus memenuhi persyaratan sebagai berikut, (Kataren, 1986) : 1. Bilangan Iod yang rendah. 2. Warna minyak kuning muda. 3. Flavor minyak yang baik. 4. Titik beku dan titik cair disekitar suhu kamar. 5. Asam lemak yang stabil. 6. Jenis minyak yang digunakan sebagai bahan baku harus banyak terdapat di suatu daerah. 2.7 Pembuatan Salad Dressing Pembuatan salad dressing disini menggunakan homogenizer 2.7.1 Prinsip kerja homogenizer : Homogenizer pada prinsipnya yaitu cairan yang akan diemulsikan dipaksa melewati suatu lubang sempit diantara lubang tetap dan suatu batang yang dapat digerak-gerakan. Luas lubang dapat diperkecil dengan menekan batang ke dalam lubang dengan bantuan sekrup pengatur batang dan kumpulan lubang-lubang tersebut dibuat dari baja yang sangat kuat agar dapat menahan gesekan dari laju bahan yang sangat tinggi. Emulsifikasi terjaid pada saat bahan melewati lubang dan ketika bahan bergesekan dengan dinding yng mengelilingi batang. Disamping itu pegas yang terletak diatas batang dapat menghasilkan getaran mekanis yang

16 berfrekuensi tinggi,sehingga dapat membuat cairan terdispersi (seperti metode ultrasonik).pada gambar 6-6 dapat dilihat salah satu model homogenzer yang banyak digunakan didalam industri. Homogeizer model ini, cairan yang akan diemulsikan dipaksa melalui lubang-lubang yang berukuran 10-4 cm 2 dengan gaya yang berkisar antara 500-5000 psi. (Aonim, 2014) 2.6.2 Keuntungan Homogenizer Homogenizer dapat menghasilkan partikel yang berukuran lebih kecil tetapi tidak seragam. Perbedaan lainnya adalah kenaikan temperature pada saat homogenisasi cukup rendah,yakni berkisar antara 10-30 0 F walaupun pada kejadian tertentu kenaikan temperature tersebut dapat mencapai 50-90 0 F,yakni tergantung pada tipe pompa yang digunakan menekan cairan. Pada umumnya pompa dengan system piston menyebabkan kenaikan temperature yang lebih rendah dengan pompa yang bergerigi. (Anonim, 2014).