PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF DALAM IPS

dokumen-dokumen yang mirip
Kata Kunci : Model Interaktif dan Pembelajaran IPS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan kualitas pendidikan ini menjadi suatu keharusan, terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Model Interaktif dan Sumber Pembelajaran IPS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kajian konsep dasar belajar dalam teori Behaviorisme didasarkan pada pemikiran

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PADA BIDANG STUDI IPS MATERI BENUA AFRIKA DENGAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

Elfa Sumiyati, S.Pd.SD SD Negeri 05 Kabawetan, Kepahiang Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Biologi berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata bios yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

A. Latar Belakang Penelitian

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan guna menghadapi tantangan dunia pada era globalisasi yang

KAJIAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL GURU BAHASA INDONESIA SMA NEGERI MAROS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arti make a match adalah mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI SAWAH 2 CIPUTAT

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarakan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan : Hasil belajar siswa SMA Negeri 2 Serui Kabupaten Kepulauan Yapen,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. definisi ini adalah penguasaan pengetahuan sebanyak-banyaknya agar cerdas,

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Menengah Pertama

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu proses pembelajaran tidaklah lepas dari berbagai hal

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SD. social studies, seperti di Amerika. Sardjiyo (repository. upi.

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN IPS MELALUI KELOMPOK KECIL

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai seorang individu dan sebagai warga negara atau masyarakat.

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pendidikan. Hal ini sesuai dengan UU No. 19 Tahun 2005 tentang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai warga negara yang menguasai pengetahuan (knowledge),

BAB I PENDAHULAN. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 (2006, h. 1) tentang standar isi

BAB I PENDAHULUAN. spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. TINJAUAN PUSTAKA. tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan. dapat menunjang hasil belajar (Sadirman, 1994: 99).

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembukaan UUD 1945 alinea ke IV adalah mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. diperjuangkan. Seorang pelajar harus memperjuangkan ilmu, seluruh waktu dan

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari,

I. PENDAHULUAN. prasarana pendidikan, pengangkatan tenaga kependidikan sampai pengesahan

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi

Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, J.PMIPA, FKIP, UNS. Alamat Korespondensi:

KAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIK

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kreativitas menurut para ahli psikologi penjelasannya masih berbeda-beda

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. ujung tombak dalam pendidikan dasar. Guru SD adalah orang yang paling

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I LATAR BELAKANG MASALAH. kerja, mendorong perguruan tinggi untuk membekali lulusannya dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. dan olahraga; (9) Keterampilan/kejuruan dan; (10) Muatan lokal.

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III SDN BERENG BENGKEL. Oleh : ENGRIPIN Dosen FKIP Universitas Palangka Raya

II. TINJAUAN PUSTAKA. baik. Efektivitas berasal dari kata efektif. Dalam Kamus Besar Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu proses pembelajaran tidaklah lepas dari berbagai hal

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran dan pelatihan. Pendidikan juga merupakan salah satu sarana untuk

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS II SD NEGERI TEBING TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika merupakan salah satu unsur utama dalam. mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hakikatnya matematika

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan pengajaran sejarah bertujuan agar peserta didik mampu mengembangkan

Model Pembelajaran Konstekstual dalam Bidang Studi Ekonomi Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan.

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENERAPAN METODE OUTDOOR STUDY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 TAJI TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

BAB I PENDAHULUAN. andil yang cukup besar. Guru memang bukan satu-satunya penentu. itu, guru adalah bapak ruhani ( spiritual father) bagi siswa, yang

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DITINJAU DARI HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS 4 SD

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF DALAM IPS SUMINAH Dosen KSDP Universitas Negeri Malang E-mail: suminahpp3@yahoo.co.id Abstrak: Model pembelajaran interaktif adalah suatu pendekatan pembelajaran yang mengembangkan potensi rasa ingin tahu siswa terhadap suatu objek atau peristiwa melalui pertanyaan. Model pembelajaran ini disebut juga pendekatan pertanyaan siswa. Dalam kegiatan pembelajaran interaktif guru berperan sebagai motivator, fasilitator, mediator, evaluator, pembimbing, dan agem pembaharu. Dengan demikian, kedudukan siswa dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas memiliki peran aktif, dimana aktivitasnya dapat diukur dari kegiatan memperhatikan, mencatat, bertanya, menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat, mengerjakan tugas baik tugas individu maupun tugas kelompok. Menurut Solikin dan Raharjo (2008) IPS membentu memecahkan permasalahan antara manusia dan lingkungannya sehingga manusia dapat memahami lingkungan. Kata Kunci: Pembelajaran, Model Interaktif, IPS Kegiatan pembelajaran merupakan inti proses pendidikan atau merupakan interaksi antar komponen pembelajaran sehingga tercipta interaksi edukatif yaitu antara guru, siswa, materi, media, metode, sumber belajar dan tujuan pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa lebih baik. Seperti yang diutarakan paradigma terdahulu Dahlan (1997) bahwa pendidikan IPS sebagai upaya strategis pembangunan manusia seutuhnya untuk menghadapi era globalisasi artinya IPS memiliki peranan penting membentuk atau menyiapkan anak didik dalam menghadapi kehidupan sehari-hari. Peranan ini menuntut pada guru sebagai seorang pendidik memiliki kemampuan yang dapat menciptakan interaksi edukatif tersebut. Seorang pendidik juga harus memahami tujuan dari IPS adalah membekali siswa dengan kemampuan mengembangkan penalarannya disamping aspek nilai dan moral (Udin. S, 2011), disamping itu menurut Lif Choiru Ahmadi (2011) menyatakan fungsi IPS yaitu membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna untuk masa depannya, keterampilan sosial dan intelektual dalam membina perhatian serta kepedulian sosialnya sebagai SDM yang bertanggung jawab merealisasikan tujuan Pendidikan Nasional. Karaktersitik IPS adalah merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial seperti geografi, sejarah, ekonomi, antropologi, sosiologi, politik, hukum dan budaya (Trianto, 2007). Oleh sebab itu dalam pembelajarannya diharapkan guru memiliki kemampuan dan keterampilan dalam memadukan konsepkonsep ilmu sosial serta dapat memilih model pembelajaran yang dapat meningkatkan kreatifitas berpikir logis pada anak didik. Salah satu model yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran IPS yang memadukan beberapa konsep ilmu sosial yaitu berbagai cabang ilmu sosial yang ruang lingkupnya interaksi antara lingkungan dan masyarakat maka yang paling sesuai digunakan untuk menyajikan materi adalah model pembelajaran interaktif. 9

10 WAHANA SEKOLAH DASAR (Kajian Teori dan Praktik Pendidikan) Tahun 24, Nomor 1,Januari 2016 Karena model pembelajaran interaktif merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang mengembangkan potensi rasa ingin tahu siswa terhadap suatu objek atau peristiwa melalui pertanyaan. Pembelajaran Interaktif Model pembelajaran ini mengacu pada falsafah pendidikan konstruktivisme bahwa pengetahuan dibentuk oleh siswa bukan ditransfer dari guru. Dalam proses pembentukan pengetahuan tersebut, guru berperan sebagai fasilitator bagi siswa. Menurut Harlen (1992) model pembelajaran interaktif adalah suatu pendekatan pembelajaran yang mengembangkan potensi rasa ingin tahu siswa terhadap suatu objek atau peristiwa melalui pertanyaan. Model pembelajaran ini disebut juga pendekatan pertanyaan siswa. Dengan kata lain, guru menggali pertanyaan siswa mengenai materi pembelajaran yang sedang dibahas, kemudian siswa mencari jawabannya. Namun pertanyaan yang diajukan guru tidak dapat langsung dijawab oleh siswa, akan tetapi siswa harus melalui proses penggalian informasi terlebih dahulu. Terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan oleh guru agar siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran, yakni aktivitas merumuskan pertanyaan dan menjawabnya. Faktor-faktor tersebut antara lain: yang pertama Faktor minat dan perhatian siswa, merupakan faktor utama penentu derajat keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Uzer (1996) terdapat 22 macam minat salah satu diantaranya adalah anak memiliki minat belajar. Guru memfasilitasi minat siswa tersebut, misalnya dengan cara memilih topik pembelajaran sebagai konsep kunci untuk mendapat perhatian siswa secara penuh. Faktor kedua Motivasi. Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbbuatan guna mancapai tujuan. Atau keadaan atau kesiapan dalam diri siswa yang mendorong tingkah lakunya untuk melakukan kegiatan belajar dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan motif adalah daya yang terdapat pada siswa yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi belajar dapat timbul dari dalam diri siswa dan pengaruh dari luar dirinya. Dalam kegiatan pembelajaran, guru sebagai motivator untuk menumbuh kembangkan kedua motivasi tersebut agar siswa mau dan mampu melakukan kegiatan belajar. Motivasi instrinsik telah dimiliki setiap siswa dengan adanya potensi rasa ingin tahu, sedangkan motivasi ekstrinsik dapat timbul dari upaya guru melalui penerapan sistem penghargaanhukuman yang diorientasikan pada upaya memotivasi siswa untuk belajar. Faktor ketiga Latar atau Konteks. Belajar berpasarkan pada realita akan menarik bagi siswa, belajar dimulai dari yang sederhana dapat memotivasi siswa, dan belajar berdasarkan pengalaman siswa dapat mengaktifkan siswa. Dalam kegiatan pembelajaran, guru perlu mencari tahu pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah dimiliki oleh siswa dengan dua tujuan, yaitu agar tidak terjadi pengulangan materi karena hal tersebut dapat menimbulkan kebosanan bagi siswa, dan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang telah dimiliki siswa tersebut. Faktor keempat perbedaan individu. Pada hakikatnya siswa adalah individu yang unik dan memiliki karakteristik berbeda-beda, baik pengetahuan, minat, bakat, sifat, kemampuan, dan latar belakang. Perbedaan tersebut dapat mempengaruhi kegiatan pembelajaran. Secara umum, siswa memiliki perbadaan secara vertikal dan secara horizontal. Perbedaan secara vertikal berkenaan dengan kecerdasan (IQ), dan perbedaan horizontal berkenaan dengan bakat (talenta) dan minat. Mengingat adanya perbedaan tersebut, guru hrndaknya menyadari dan memaklumi apabila ada siswa yang berhasil dengan baik atau bahkan sebaliknya mengalami kesukaran memahami materi pelajaran. Dalam hal ini guru harus tetap memperhatikan persamaan dan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF DALAM IPS... 11 perbedaan siswa dengan cara mengoptimalkan pengembangan kemampuan mereka masingmasing. Faktor kelima sosialisasi. Sosialisasi atau proses hubungan sosial, pada masa anakanak sedang tumbuh, yang ditandai dengan keinginannya untuk selalu berisaha menjallin hubungan dengan teman-temannya. Tetapi, ada suatu hal yang perlu mendapat perhatian guru ketika sedang berlangsung kegiatan pembelajaran, yaitu mereka merefleksikannya dengan cara mengobrol dengan temannya. Upaya guru untuk menyalurkan kebutuhan anak akan hubungan sosial tersebut dapat dilakukan dengan belajar kelompok sehingga dapat mengembangkan potensi dan melatih anak menciptakan suasana kerja sama, proses pembentukan kepribadian, tumbuhnya kesadaran akan perbedaan diantara temannya yang dapat menumbuhkan solidaritas melalui saling membantu menyelesaikan tugas. Faktor keenam belajar sambil bermain. Bermain merupakan kebutuhan bagi siswa yang sehat, karena bermain merupakan keaktifan yang menimbulkan kegemaran dan menyenangkan serta dapat mengembangkan potensi dan melatih anak untuk membentuk kepribadian saling membentu sesuai dengan PAKEM. Faktor ketujuh belajar sambil bekerja (learning by doing) menurut John Dewey (dalam Udin. S, 2011) mengemukakan pentingnya aktivitas belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran, aktivitas tersebut meliputi aktivitas jasmaniah dan mental. Aktivitas belajar terdapat lima kategori (1) aktivitas visual (visual activities), (2) aktivitas lisan (oral activities), (3) aktivitas mendengarkan (listening activities), (4) aktivitas gerak (motor activities), (5) aktivitas menulis (writing activities). Faktor kedelapan inkuiri. Siswa memiliki potensi untuk mencari dan menemukan sendiri (sense of inquiry) baik fakta maupun data informasi. Guru hendaknya memberikan sendiri informasi dalam materi. Dan Faktor kesembilan memecahkan masalah. Setiap siswa menyukai tantangan dalam belajar sesuai dengan kemampuannya. Tantangan belajar ini mendorong siswa aktif yang diciptakan oleh guru. Langkah-langkah model pembelajaran interaktif menurut Faire dan cosgrove (dalam Udin, 2011) terdapat 7 langkah yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini. (lihat gambar 1) Ketujuh langkah kegiatan pembelajaran interaktif tersebut dilaksanakan secara berurutan mulai dari persiapan sampai refleksi yaitu: 1) Persiapan, yaitu yaitu kegiatan yang dirancang sebelum melakukan kegiatan pembelajaran, 2) Pengetahuan awal, yaitu dalam kegiatan ini guru menggali pengetahuan siswa tentang materi yang akan dibahas, 3) kegiatan eksplorasi, pada kegiatan ini guru memberikan uraian singkat tentang materi pembelajaran dengan tujuan siswa memiliki gambaran materi.tidak lupa dalam menyampaikan materi guru juga memberikan motivasi kepada siswa. 4) pertanyaan siswa, tahap ini pertanyaan siswa ini merupakan refleksi rasa ingin tahu tentang materi yang telah disampikan guru. Guru mencatat pertanyaan untuk dipilih dan anak mencari jawabannya secara investigasi. 5) tahap penyelidikan, penyelidikan atau investigasi adalah kegiatan siswa untuk mencari jawaban dari pertanyaaan yang dipilih. 6) tahap pengetahuan akhir, kegiatan ini setiap siswa berkelompok mendiskusikan hasil penyelidikannya, dengan membandingkannya dengan pengetahuan awal. Perbedaan pengetahuan tersebut adalah hasil belajar siswa. 7) tahap refleksi, terdapat dua kegiatan pada tahap ini, yaitu membuat kesimpulan dan pemantapan. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan atas proses dan hasil belajar mereka, kemudian pemantapan dapat diberikan oleh guru dengan cara memberi tugas. Pembelajaran IPS Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang diajarkan di jenjang

12 WAHANA SEKOLAH DASAR (Kajian Teori dan Praktik Pendidikan) Tahun 24, Nomor 1,Januari 2016 Persiapan Pengetahuan Awal Pertanyaan Siswa Perbandingan Penyelidikan Pertanyaan Susulan Pengetahuan Akhir Refleksi Gambar 1 Langkah-langkah Model pembelajaran Interaktif Sd sampai sekolah menengah. Menurut Solikin dan Raharjo (2008) IPS membentu memecahkan permasalahan antara manusia dan lingkungannya sehingga manusia dapat memahami lingkungan. Lebih lanjut UU Sikdiknas pasal 27 (dalam Sapriyo, 2009) bahwa bahan kajian Ilmu Pengetahuan Sosial antara lain sejarah, ilmu bumi, ekonomi, kesehatan, dan sebagainya dimaksudkan untuk mengembangkan pengetahuan,pemahaman dan kemampuan analisis siswa terhadap kondisi sosial masyarakat. Selain itu Depdikbud (2006) dalam KTSP, tujuan IPS yaitu: 1) mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. 2) memiliki kemampuan dasar untuk berpikir kritis, logis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam bersosial. 3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk di tungkat lokal, nasional dan global. Berdasarkan karakteristik dan tujuan IPS dalam KTSP, maka pembelajarannya harus dapat menggunakan strategi yang memadukan atau mengintegrasikan dari berbagai konsep ilmu-ilmu sosial yang disajikan secara utuh, sehingga guru harus berusaha mengetahui dan menggali konsep-konsep yang telah dimiliki siswa dan memadukannya dengan pengetahuan baru. Sesuai dengan karakteristik IPS dan model pembelajaran interaktif, guru dalam menyampaikan materi pelajaran IPS sangat cocok menggunakan model pembelajaran interaktif, karena konsep-konsep IPS dapat dengan mudah dipahami oleh siswa melalui berbagai pertanyaan-pertanyaan yang nantinya dapat dijawab oleh siswa dengan cara penyelidikan. Materi pembelajaran IPS yang sangat kompleks dan berkaitan dengan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF DALAM IPS... 13 lingkungan dan masyarakat yang setiap hari dialami oleh siswa dapat dijadikan sebagai pertanyaan oleh guru, sehingga siswa dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya menjadi lebih baik sesuai dengan apa yang dia alami sendiri. KESIMPULAN Pengembangan model pembelajaran interaktif dalam IPS dapat dilakukan oleh guru pada semua pokok bahasan, dengan syarat harus memperhatikan sembilan hal yakni: motivasi, pemusatan perhatian, latar belakang siswa dan konteksitas materi pelajaran, perbedaan individual siswa, belajar sambil bermain, belajar sambil bekerja, belajar menemukan dan pemecahan permasalahan serta hubungan sosial. Dalam kegiatan pembelajaran interaktif guru berperan sebagai motivator, fasilitator, mediator, evaluator, pembimbing, dan agem pembaharu. Dengan demikian, kedudukan siswa dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas memiliki peran aktif, dimana aktivitasnya dapat diukur dari kegiatan memperhatikan, mencatat, bertanya, menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat, mengerjakan tugas baik tugas individu maupun tugas kelompok. Dengan situasi belajar yang demikian, siswa akan mendapatkan pengalaman yang berkesan, menyenagkan dan tidak membosankan. Artinya kegiatan pembelajara sesuai dengan filsafat konstruktivisme. Dalam kegiatan pembelajaran interaktif, guru dapat mengembangkan teknik bertanya efektif atau melakukan dialog kreatif dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa, pertanyaan tersebut akan dijawab siswa melalui penyelidikan terlebih dahulu dan dipecahkan melalui tahap diskusi kelompok bersama temannya dikelas. Hingga nanti ditarik kesimpulan bersama guru. Langkahlangkah model pembelajaran interaktif yaitu persiapan, pengetahuan awal, eksplorasi, pertanyaan siswa, penyelidikan, pengetahuan akhir, dan refleksi. DAFTAR RUJUKAN Winataputra, Udin S, dkk. 2011. Materi dan Pembelajaran IPS SD.Jakarta: Universitas Terbuka Satriya. 2009. Pendidikan IPS. Bandung: Remaja Rosdakarya Depdikbud. 2006. Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas Trianto, 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka Publikasi Riyanto,Yatim. 2011. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Group Ahmadi, Iif Khoiru, dkk. 2011. Pengembangan Pembelajaran IPS Terpadu. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya