BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. ini dilakukan sebagai pendekatan dalam desain Rumah Susun yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS PERANCANGAN

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PERMUKIMAN TUMBUH DIATAS LAHAN BENCANA LUMPUR LAPINDO

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN. perancangannya. Analisis yang akan dibahas meliputi analisis tapak, analisis

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian

BAB III : DATA DAN ANALISA

PROGRAM RUANG. 1. Bagian Depan Kelompok Elemen Unsur Kegiatan Bagian Komersial Kios Perdagangan barang-barang kebutuhan sehari-hari

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEWA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YANG UNGGUL, INKLUSIF, DAN HUMANIS

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah

BAB IV ANALISA. Heri Priana / Rusunawa di Otista

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Penerapan Tema dasar Arsitektur Islam yang berwawasan lingkungan pada

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT

Gambar 5.1. Zoning Ruang (sumber:konsep perancangan.2012)

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu

BAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman

BAB 4 ANALISA PERANCANGAN

BAB III ANALISIS 3.1 Analisis pemakai Analisis pengelompokan pemakai berdasarkan usia dan status

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB I PENDAHULUAN. pemukiman kumuh di kota yang padat penduduk atau dikenal dengan istilah urban

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB IV ANALISA. Berdasarkan referensi dari studi banding: susun untuk menambah efisiensi kerja. pembukaan kios di pagi hari.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB III ANALISIS. RINI SUGIARTI, S.Ars Gambar 10. Denah Dan Ukuran Bangunan Eksisting (Sumber : Data Penulis, 2017)

Kegiatan ini dilakukan penghuni apartemen

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR I DESTI RAHMIATI, ST, MT

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Kembali Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong di

BAB III PROGRAM PERANCANGAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN

PENDAHULUAN. Berbicara tentang tempat tinggal, kota Jakarta menyediakan lahan yang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP. V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V KONSEP RANCANGAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. perumahan di Kota Sleman dan lahan pertanian masih tetap. penggunaan tanah sebagai pertimbangan utama, juga harus

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, salah satunya adalah kawasan perbatasan Sidoarjo - Surabaya (dalam hal ini Desa Wonocolo, Kecamatan Taman).

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep desain kawasan menggunakan konsep hemat energi. yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Konsep ini merupakan

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN Perancangan Rumah Susun Sederhana Sewa bagi pekerja ini terdiri dari analisis tapak, analisis fungsi, analisis pengguna, analisis aktivitas, analisis ruang, analisis utilitas dan analisis struktur. Analisis ini dilakukan sebagai pendekatan dalam desain Rumah Susun yang disesuaikan dengan tema perancangan serta kebutuhan pengguna dan akan memberikan kenyamanan dan menghasilkan citra bangunan yang baik. 4.1 Analisis Tapak 4.1.1 Lokasi Site Dalam pemilihan lokasi tapak, perancangan Rumah Susun merupakan bangunan hunian tempat tinggal secara vertikal yang diperuntukkan bagi pekerja industri. Tapak terletak di daerah industri dengan pertimbangan faktor-faktor yang mendasari preferensi pekerja industri terhadap pemilihan atribut tempat tinggal, yaitu faktor aksesebilitas, kondisi dan keamanan lingkungan, kondisi kelengkapan hunian, kenyamanan, hubungan kekeluargaan, fasilitas sosial ekonomi, fasilitas sosial budaya, dan identitas lingkungan. Secara spesifik tapak berada di Wonocolo Taman, Kab. Sidoarjo. Berikut gambaran lokasi site: 77

Gambar 4.1 Lokasi Site Sumber: Analisis, 2012 4.1.2 Kedudukan dan Batas Site Tapak terpilih untuk perancangan rumah susun ini dibatasi oleh : Batas Utara : Pemukiman Batas Selatan : Pemukiman Batas Timur : Pemukiman Batas Barat : Kompleks Industri pabrik Sirulasi permukiman Batas tapak permukiman U Permukiman Jalan utama Tapak Jalan komplek Entrance permukiman Jalan permukiman Gambar 4.2 Batas Site Sumber: Analisis, 2012 78

Tapak yang dipilih memiliki luasan sebesar 36900 m² dan berdasarkan RDTRK, KDB sebesar 80%, dan KLB 3,2 maka tapak memiliki luas lahan yang terbangun adalah 29520 m². 290 m U 123 m 123 m 310 m Gambar 4.3 Bentuk dan Dimensi Site Sumber: Analisis, 2012 Gambar 4.4 Analisis kedudukan dan Batas site Sumber: Analisis, 2012 79

4.1.3 Analisis kebisingan Faktor kebisingan merupakan salah satu faktor yang harus di perhatikan dalam perancangan, karena dapat mempengaruhi peletakan massa bangunan dan zoning pada tapak, sumber kebisingan bersumber dari: Tinggi Publik Semi Publik Privat Servis Rendah Gambar 4.5 Tingkan kebisingan Untuk mereduksi sumber bising yang masuk ke dalam tapak, dapat disiasati dengan: Gambar 4.6 Analisis kebisingan 80

4.1.4 Analisis Antar Bangunan Analisis antar bangunan dilakukan untuk pembagian zoning sesuai dengan kebutuhan pengguna. Pembagian ini terdiri dari zona public, semi public, privat, dan servis. Penzoningan dapat memperjelas batasan daerah yang dapat di akses antara kebutuhan penghuni dan kebutuhan umum Penzoningan pada tapak dapat dibagi 4 yaitu: Hunian Komersial Penunjang : Rumah Susun : Unit pertokoan dan koperasi : Kantor pengelolah, parker, lapangan, taman bermain, mushollah,dan gedung serbaguna Service : Klinik dan pos keamanan Gambar 4.7 Analisis Antar Bangunan (Zoning) Sumber: Analisis, 2012 81

4.1.5 Analisis Pencapaian Faktor keramaian serta transportasi merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam perancangan, karena dapat mempengaruhi peletakan pintu keluar-masuk pada tapak. Dalam hal ini memberikan kemudahan bagi pengguna dalam mengakses serta kedekatan pencapaian dari arah sirkulasi sekitar atau jalan raya (hemat energi). Gambar 4.8 Analisis Pencapaian Sumber: Analisis, 2012 82

4.1.6 Bentukan Dan Tatanan Masa Pada Tapak Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, 2007 persyaratan penampilan bangunan gedung, yakni : a. Bentuk denah bangunan gedung rusun bertingkat tinggi sedapat mungkin simetris dan sederhana, guna mengantisipasi kerusakan yang diakibatkan oleh gempa. b. Dalam hal denah bangunan gedung berbentuk T, L, atau U, atau panjang lebih dari 50 m, maka harus dilakukan pemisahan struktur atau delatasi untuk mencegah terjadinya kerusakan akibat gempa atau penurunan tanah. c. Denah bangunan gedung berbentuk sentris (bujursangkar, segibanyak, atau lingkaran) lebih baik daripada denah bangunan yang berbentuk memanjang dalam mengantisipasi terjadinya kerusakan akibat gempa. d. Atap bangunan gedung harus dibuat dari konstruksi dan bahan yang ringan untuk mengurangi intensitas kerusakan akibat gempa. 83

Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, 2007 Adapun bentuk dan tatanan masa pada tapak dapat diperoleh dari analisis, yakni : 4.1.6.1 Analisis Matahari Berdasarkan kondisi eksisting, tapak akan menerima cahaya pagi mulai pukul 07.00 hingga pukul 10.00 dan tapak akan menerima cahaya siang mulai pukul 10.00 hingga pukul 15.00, dan pukul 15.00 hingga pukul 17.00 tapak akan menerima cahaya sore yang menyilaukan namun hal tersebut dapat diminimalkan dengan pembayangan. 84

Gambar 4.9 Analisis matahari 4.1.6.2 Analisis Angin dan Sirkulasi Udara Arah angin sangat penting didalam proses perancangan dan mempengaruhi pola peletakan bangunan untuk memaksimalkan pemanfaatan penghawaan secara alami sesuai tema arsitektur hijau. Secara makro ada 2 arah angin yang bertiup di indonesia yaitu: Angin muson barat : Bertiup dari arah barat laut menuju tenggara Angin muson timur : Bertiup dari arah tenggara menuju barat laut 85

Gambar 4.10 Analisis Angin dan Sirkulasi Udara Sumber: Analisis, 2012 4.1.6.3 Analisis air hujan Mengetahui bahwa Wonocolo-Sidoarjo merupakan daerah padat industri serta letak kota yang berbatasan langsung dengan kota Surabaya mengakibatkan Kota Taman memiliki suhu yang cukup panas, sehingga kota menjadi sedikit gersang dikarnakan kurang adanya daerah resapan air ataupun sungai yang cukup bersih dikarenakan limbah industri. Sebagian warga di perkampungan masih menggunakan air sumur gali atau air dari Perusahaan Daerah Air 86

Minum (PDAM). Maka dari itu analisis air hujan dilakukan untuk memberikan solusi agar nantinya penghuni tidak menggantungkan semua keperluar air rumah tangga pada PDAM. Selain dikarnakan faktor biaya, air PDAM juga tidak akan cukup untuk memenuhi semua kebutuhan penghuni rusunawa. Gambar 4.11 Analisis Air hujan Sumber: Analisis, 2012 4.1.6.4 Analisis Pola Sirkulasi Pejalan Kaki Dan Kendaraan Sirkulasi tapak meliputi pencapaian bangunan, jalan masuk ke dalam bangunan, konfigurasi jalan, hubungan jalan dengan ruang, serta bentuk ruang sirkulasi. Sirkulasi pada tapak perancangan rumah susun sederhana sewa ini terbagi menjadi 2, yaitu sirkulasi pejalan kaki dan kendaraan. 87

Parkir Berkumpul Datang Entrance Beraktivitas Pergi/ Berangkat Istirahat Skema 4.1 Pola Sirkulasi Pejalan kaki dan kendaraan Sumber: Analisis, 2012 Gambar 4.12 Analisis Sirkulasi Pejalan kaki dan kendaraan Sumber: Analisis, 2012 Gambar 4.12 Analisis Sirkulasi Sumber: Analisis, 2012 4.2 Analisis Bangunan Analisis bangunan ini bertujuan untuk menghadirkan kenyamanan bagi pengguna. Hal ini sebagi upaya mewadahi kegiatan pengguna yang disesuaikan dengan aktivitas dan perilaku masingmasing pengguna namun tetap memperhatikan kondisi lingkungan sekitar. Analisis ini meliputi analisis fungsi, analisis pengguna, analisis aktivitas, analisis ruang, analisis utilitas dan struktur. 88

4.2.1 Analisis Fungsi Fungsi-fungsi yang akan diwadahi dalam perancangan rumah susun sederhana sewa ini dikelompokkan berdasarkan jenis aktivitas yang terjadi. Sesuai dengan tujuan perancangan rumah susun sederhana sewa yang telah dijelaskan diatas, yaitu sebagai alternatif hunian bagi pekerja industri dan akan memberikan fasilitas berupa pelayanan umum dan pelayanan khusus. Pelayanan umum dalam rumah susun adalah sebagai penunjang kegiatan bersama bagi penghuni. Sedangkan pelayanan khusus yaitu untuk kegiatan individu penghuni sebagai hunian tempat tinggal sesuai dengan jumlah keluarga yang akan menghuni rumah susun. Aktivitas yang diwadahi antara lain sebagai berikut : a. Aktivitas Individu Aktivitas istirahat b. Aktivitas Kelompok Aktivitas interaksi Aktivitas niaga Aktivitas pengelolaan Aktivitas servis Dari keberadaan aktivitas tersebut maka fungsi dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu : 89

1. Fungsi primer, sebagai hunian tempat tinggal pekerja secara individu untuk beristirahat dan berkumpul. Fungsi utama tersebut meliputi unit rumah yang terdiri dari: single unit, hunian yang ditujukan bagi pekerja yang belum berkeluarga dan ingin tinggal sendiri. couple unit, hunian yang ditujukan bagi pekerja yang telah menikah dalam hal ini hanya pasangan suami dan istri. family unit, hunian yang ditujukan bagi pasangan suami dan istri yang telah berkeluarga, minimal memiliki dua anak. suites unit, hunian untuk pekerja single yang dapat dihuni oleh satu atau lebih dari 4 dengan fasilitas ruang tidur dan ruang bersama. 2. Fungsi sekunder, Fungsi ini meliputi kegiatan yang mewadahi penghuninya untuk bekumpul bersama dalam satuan bangunan bersama. Di dalamya juga terdapat kegiatan servis yang meliputi sarana olahraga, sarana ibadah dan klinik kesehatan. 3. Fungsi tersier, kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan ekonomi penghuni yang berasal dari kalangan menengah ke bawah, yaitu dengan mendirikan unit usaha berupa pertokoan atau koperasi. 90

4.2.2 Analisis Pengguna Analisis aktivitas pada perancangan rumah susun sederhana ini digolongkan berdasarkan klasifikasi fungsi bangunan serta jenis penggunanya. Pengguna dalam rumah susun dibagi atas dua kelompok, kelompok pengguna tersebut antara lain: 1. Pengguna Utama (fungsi primer) Kegiatan utama bangunan sebagai hunian tempat tinggal, sehingga pengguna utama adalah pekerja di kawasan industri. 2. Pengguna Pendukung (fungsi sekunder dan tersier) Pengguna pendukung sangat berperan dalam terlaksananya kegiatan utama, yakni pengelola yang merupakan pengatur dalam hal keberadaan rumah susun. Dalam hal ini pengelolah bertugas pengawas penggunaan bagian bersama (benda bersama dan tanah bersama) serta melakukan pemeliharaan, pemeriksaan dan perbaikan keadaan satuan rumah susun. Dari hasil pengelompokan di atas, jenis aktivitas dan pengguna dapat diketahui untuk memperoleh kebutuhan ruang yang diperlukan. Analisis aktivitas ini kelompokkan menurut fungsi, yaitu berdasarkan fungsi primer, sekunder dan tersier. Adapun table pengguna berdasarkan fungsisebagai berikut : 91

Tabel 4.1 Analisis Fungsi No Fungsi Pelaku Aktivitas Sifat FUNGSI PRIMER 1. Single Unit Pekerja Single Meletakkan peralatan Publik, dinamis (laki-laki atau Keperluan santai Privat, dinamis Perempuan) Istirahat Privat, statis Makan dan minum Publik, dinamis Memasak Publik, dinamis Keperluan metabolisme Privat,statis Mencuci Publik, aktif Menjemur pakaian Publik, aktif Berkumpul, mengobrol Publik, aktif Melakukan kegiatan Publik, dinamis bersama (kerja bakti, rapat) Melakukan kegiatan Publik, dinamis olahraga Melakukan kegiatan Publik, dinamis agama (ibadah, pengajian) 2. Couple Unit Suami Istirahat Privat, statis Keperluan santai Privat, dinamis Makan dan minum Publik, dinamis Keperluan metabolisme Privat,statis Meletakkan peralatan Publik, dinamis Berkumpul, mengobrol Publik, aktif Melakukan kegiatan Publik, dinamis bersama (kerja bakti, rapat) Melakukan kegiatan Publik, dinamis olahraga Istri Melakukan kegiatan Publik, dinamis agama (ibadah, pengajian) Keperluan santai Privat, dinamis Makan dan minum Publik, dinamis Keperluan metabolisme Privat,statis Memasak Publik, dinamis Mencuci Publik, dinamis Menjemur pakaian Publik, dinamis Berkumpul, mengobrol Publik, aktif Melakukan kegiatan Publik, dinamis bersama (PKK) Melakukan kegiatan Publik, dinamis olahraga Melakukan kegiatan Publik, dinamis agama (ibadah, pengajian) 3. Family Unit Suami Istirahat Privat, statis Keperluan santai Privat, dinamis Makan dan minum Publik, dinamis Keperluan metabolisme Privat, statis Meletakkan peralatan Publik, dinamis Berkumpul, mengobrol Publik, dinamis Melakukan kegiatan Publik, dinamis bersama (kerja bakti, rapat) Melakukan kegiatan Publik, dinamis olahraga Istri Istirahat Privat, statis Keperluan santai Privat, aktif 92

Makan dan minum Publik, aktif Keperluan metabolisme Privat, statis Memasak Publik, dinamis Mencuci Publik, dinamis Menjemur pakaian Publik, dinamis Berkumpul, mengobrol Publik, dinamis Melakukan kegiatan Publik, dinamis bersama (PKK) Melakukan kegiatan Publik, dinamis olahraga Melakukan kegiatan Publik, dinamis agama (ibadah, pengajian) Anak (2) isrirahat Privat, statis Belajar Privat, aktif Keperluan santai Publik, aktif Makan dan minum Publik, aktif Bermain Publik, dinamis Melakukan kegiatan Publik, dinamis olahraga Melakukan kegiatan agama (ibadah, pengajian) Publik, dinamis Suites Unit (laki-laki atau Perempuan) Pekerja Single FUNGSI SEKUNDER 1. Istirahat Privat, statis Makan dan minum Publik, dinamis Memasak Publik, dinamis Keperluan metabolisme Privat,statis Mencuci Publik, aktif Menjemur pakaian Publik, aktif FUNGSI TERSIER 1. Melakukan kegiatan Publik, dinamis bersama (kerja bakti, rapat) Melakukan kegiatan Publik, dinamis olahraga Melakukan kegiatan Publik, dinamis agama (ibadah, pengajian) Kegiatan Publik, dinamis membersihkan lingkungan Istirahat Privat, dinamis Kegiatan bersama Publik, dinamis 93

2. Perekonomian Pengelola/penghuni Kegiatan jual-beli Publik, dinamis Kegiatan pinjammeminjam Publik, dinamis Kegiatan menjaga keamanan Publik, dinamis 4.2.3 Analisa Aktivitas Dari hasil klasifikasi jenis pengguna dan fungsi, diketahui aktivitas yang terjadi pada pengguna rumah susun sederhana sewa. Analisis aktifitas ini terdiri dari pola kegiatan pengguna utama, yaitu pekerja serta pengelola sebagai pengguna pendukung. 1. Aktivitas Penghuni (Pekerja) Aktivitas pengunjung diklasifikasikan menjadi 3 aktivitas utama diantaranya aktifitas dengan tujuan kebutuhan pekerja single, pekerja berpasangan, dan perkerja berkeluarga. a) Pekerja Single Menerima tamu DATANG ENTRANCE Istirahat Makan & minum Memasak Mencuci,menjemur Parkir Berkumpul, mengobrol Berangkat Bekerja Jalan kaki Berkendara Melakukan kegiatan bersama Melakukan kegiatan olahraga Melakukan kegiatan agama Skema 4.2 Pola aktivitas pekerja (single) 94

b) Pekerja Couple DATANG Parkir ENTRANCE Berangkat Bekerja Jalan kaki Berkendara Kegiatan luar rumah: Berkumpul, mengobrol Kerja bakti, rapat Olahraga, senam Sholat, pengajian Kegiatan dalam rumah: Menerima tamu Keperluan santai Istirahat Makan & minum Keperluan metabolisme Skema 4.3 Pola aktivitas pekerja (suami) DATANG Parkir ENTRANCE Kegiatan dalam rumah: Menerima tamu Istirahat memasak Makan & minum Mencuci,menjemur pakaian Berangkat Bekerja Jalan kaki Berkendara Kegiatan luar rumah: Berkumpul, mengobrol PKK Olahraga, senam Sholat, pengajian Skema 4.4 Pola aktivitas pekerja (istri) 95

c) Pekerja Family DATANG Parkir ENTRANCE Berangkat Bekerja Jalan kaki Berkendara Kegiatan luar rumah: Berkumpul, mengobrol Kerja bakti, rapat Olahraga, senam Sholat, pengajian Kegiatan dalam rumah: Menerima tamu Keperluan santai Istirahat Makan & minum Keperluan metabolisme Skema 4.5 Pola aktivitas pekerja (suami) DATANG Parkir ENTRANCE Kegiatan dalam rumah: Menerima tamu Istirahat memasak Makan & minum Mencuci,menjemur pakaian Berangkat Bekerja Jalan kaki Berkendara Kegiatan luar rumah: Berkumpul, mengobrol PKK Olahraga, senam Sholat, pengajian Skema 4.6 Pola aktivitas pekerja (istri) 96

DATANG Kegiatan dalam rumah: Istirahat Belajar Makan & minum ENTRANCE Berangkat Sekolah Jalan kaki Berkendara Kegiatan luar rumah: Berkumpul, mengobrol Bermain Olahraga, senam Sholat, pengajian Skema 4.7 Skema Pola Aktivitas Penghuni (anak) d) Pekerja Suites Menerima tamu DATANG ENTRANCE Istirahat Makan & minum Memasak Mencuci,menjemur Parkir Berkumpul, mengobrol Berangkat Bekerja Jalan kaki Berkendara Melakukan kegiatan bersama Melakukan kegiatan olahraga Melakukan kegiatan agama Skema 4.7 Pola Aktivitas Pekerja Suites (laki-laki atau perempuan) 97

2. Aktivitas Pengelola DATANG Parkir Pulang Ruangan masing-masing: Membuat program kegiatan Mengatur kegiatan dari Membuat laporan kegiatan Melaporkan kegiatan Istirahat Lavatory ENTRANCE Kegiatan luar kantor: Mengawasi lingkungan dan kegiatan Memelihara Memeriksa Memberikan penyuluhan Berdiskusi dengan penghuni Skema 4.8 Pola aktivitas Pengelolah 4.2.4 Analisis Ruang A. Kebutuhan Ruang Rumah Susun Sederhana Sewa dirancancang sebagai tempat tinggal pekerja di sekitar daerah industri yang memiliki fasilitas untuk memenuhi kebutuhan kegiatan bersama serta kegiatan untuk meningkatkan ekonomi penghuninya. Oleh karena itu, disediakan fasilitas-fasilitas yang sesuai dengan fungsi serta kebutuhan, yaitu: 1. Fasilitas Fungsi Primer Fasilitas fungsi primer, yaitu fasilitas berupa ruang yang mewadahai fungsi hunian, yaitu antara lain: 98

a) Unit Single (tipe 18) Kebutuhan ruang pada unit single ini memenuhi kebutuhan bagi penghuni yang belum berkeluarga namun cukup privat. Unit tersebut terdiri dari: ruang tamu kamar tidur kamar mandi dapur b) Unit Couple (tipe 21) Unit couple yang diperuntukkan bagi pekerja yang baru berkeluarga dan belum memiliki anak. Unit couple terdiri dari: ruang tamu kamar tidur kamar mandi dapur ruang jemur c) Unit Family (tipe 27) Unit family yang diperuntukkan bagi pekerja yang telah berkeluarga dan terdiri dari empat sampai lima anggota keluarga. Unit family terdiri dari: ruang tamu ruang jemur kamar tidur ruang makan kamar mandi dapur 99

d) Unit Suites Unit yang dihuni oleh pekerja single. Terdiri dari empat atau lebih dalam satu unit. Ruang suites terdiri atas ; ruang tamu kamar tidur kamar mandi dapur ruang jemur 2. Fasilitas Fungsi Sekunder Fasilitas ini dipergunakan untuk bersosialisasi, bermain anakanak, dan berkumpul. Fasilitas-fasilitas ini terdiri dari: a) Lapangan b) Taman bermain c) Musholla d) Gedung serbaguna 3. Fasilitas Fungsi Tersier Menyediakan fasilitas untuk melengkapi kebutuhan pengguna dan bersifat memberikan pelayanan, baik sosial maupun ekonomi terhadap pengguna bangunan. Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain: a) Unit pertokoan b) Koperasi c) Klinik d) Kantor pengelolaan 100

e) Pos keamanan f) Parkir B. Persyaratan Ruang Pada hasil pengamatan studi banding serta beberapa teori dan literatur, analisis karakteristik dan persyaratan ruang dilakukan untuk memperoleh tingkat kenyamanan pengguna ruang. Analisis persyaratan ruang meliputi pencahayaan, penghawaan, aksesbilitas, view, dan akustik serta sifat dan kapasitas ruang yang dibutuhkan. Jenis ruang yang tersedia akan disesuaikan jenis aktivitasnya sehingga karakter kebutuhan ruang akan muncul dengan baik. C. Besaran Ruang Kebutuhan ruang berdasarkan teori tentang sarana prasarana rumah susun dan dilakukan pendekatan terhadap fasilitas lingkungan oleh BPS Kab. Sidoarjo, maka daya tampung rusunawa yang ditujukan bagi penduduk yang berpenghuni di sekitar kawasan industri meliputi : unit single, suites, unit couple serta unit family. Sedangkan tiga massa pendukung yaitu untuk unit pertokoan, musholla dan gedung serbaguna. 101

Gambar 4.13 Rencana Struktur Peruntukan Lahan Sumber: RTBL Taman Kab. Sidoarjo, 2011 Tabel 4.2 Kebutuhan Ruang Jenis Aktivitas Nama Ruang Jumlah Luas Kapasitas Sumber R. tamu 1 9 m 2 A R. tidur 1 5 m 2 A Unit single (tipe 18) Km 1 2 m 2 20 unit @ 1 A Dapur 1 5 m 2 A Sirkulasi 4,2 m 2 NAD TOTAL 25,2 m2/unit, 510 m 2 R. tamu 1 9 m 2 A R. tidur 1 6 m 2 A Unit couple (tipe 21) Km 1 2 m 2 A 35 unit @ 2 Dapur 1 6 m 2 A R. jemur 1 7 m 2 A Sirkulasi 6 m 2 NAD TOTAL 36 m2/unit, 1260 m 2 Unit family (tipe 27) R. tamu 1 9 m 2 R. tidur 4 6 m 2, 24 m 2 A Km 1 2 m 2 A Dapur 1 7 m 2 50 unit @ 4 A R. jemur 1 7 m 2 A A R. makan 1 9 m 2 A Sirkulasi 8 m 2 NAD TOTAL 66 m2/unit, 3300 m 2 Unit suites (tipe 36) R. tamu 1 6 m 2 35 unit @ 2 A 102

R. tidur 5 6 m 2, 30 m 2 A Km 1 2 m 2 A Dapur 1 9 m 2 A R. jemur 1 7 m 2 A Sirkulasi 6 m 2 NAD Mimbar 1 Ruang Sholat 1 TOTAL 1 200 36 m2/unit 1680 m2 2 m²/ A 0,85 m²/ NAD Musholla Serambi 1 Tempat whudu 1 KM/WC 10 100 20 1 0,4 m²/ A 0,85 m²/ NAD 1,2 m²/ A Ruang Takmir 1 1 15 m²/unit A Gudang 1 1 6 m²/unit A Gedung Serbaguna Klinik Unit Pertokoan Sirkulasi 52.4 m2 NAD Teras 1 Hall 1 Gudang 2 Total 314,4 m² 5 200 5 4 m² A 1,2 m²/ A 8 m²/unit A Sirkulasi 25,6 m2 NAD Total 153,6 m² Teras 1 4 m² A Ruang tunggu 1 Ruang periksa 1 Ruang Dokter 1 Apotek 1 Guadng 1 Toilet 1 5 3 3 4 5 1 0,85 m²/ A 12 m²/unit A 12 m²/unit A 9 m²/unit A 8 m²/unit A 3 m²/unit A Sirkulasi 10,45 m2 NAD Total 62,7 m² Teras 1 4 m² A Ruang Display 1 Kasir 1 Gudang 1 3 1 5 3 m²/unit A 4 m²/unit A 8 m²/unit A Sirkulasi 3,6 m2 NAD 103

Koperasi Total 21,6 m²/unit Teras 1 4 m² A Ruang Tunggu 1 Ruang Administrasi 1 5 5 0,85 m²/ A 1.5 m²/ NAD Sirkulasi 3,15 m2 NAD Total 18,9 m² Teras 1 4 m² A Ruang tamu 1 Ruang administrasi 1 5 5 0,65 m²/org NAD 1.5 m²/ NAD Kantor Pengelola Pos Keamanan Ruang Customer Service 1 Pantry 1 Gudang 1 Toilet 3 2 1 5 1 1.5 m²/ NAD 1 m² A 8 m²/unit A 1,2 m²/ A Sirkulasi 4,74 m2 NAD Total 28,44 m² Teras 1 2 m² A Ruang jaga 1 Toilet 1 2 1 4 m²/unit A 1,2 m²/ A Sirkulasi 1,44 m2 NAD Total 8,64 m² Lapangan olah raga 1 100 m² A Taman bermain 1 100 m² A Ruang Terbuka Total Parkir motor 2 5 buah 12,5 m²/unit A Parkir mobil 3 20 buah 2 m² A Sirkulasi 126,5 m2 NAD Total 759 m² Total Bangunan 8.117,48 m² Sirkulasi antar fasilitas (20%) 1.623,5 m² Σ Total 9.741 m² 104

D. Pola Hubungan Antar Ruang Analisis ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antar ruangnya sehingga akan menghasilkan keyamanan bagi pengguna. Pola hubungan antar ruang pada perancangan rumah susun ini terdiri dari hubungan antar antar massa bangunan, meliputi unit hunian single, unit hunian couple, unit hunian family, unit hunian suites,musholla, geung serbaguna, klinik, unit pertokoan, koperasi, kantor pengelola, lapangan, taman dan parkir. Tabel 4.3 Hubungan Ruang Rumah Susun Sederhana Sewa (makro) 105

Tabel 4.4 Hubungan Ruang Unit Single Tabel 4.5 Hubungan Ruang Unit Couple Tabel 4.6 Hubungan Ruang Unit Family Tabel 4.7 Hubungan Ruang Unit Suites Tabel 4.8 Hubungan Ruang Mushollah Tabel 4.9 Hubungan Ruang Gedung Serbaguna 106

Tabel 4.10 Hubungan Ruang Klinik Tabel 4.11 Hubungan Ruang Pertokohan Tabel 4.12 Hubungan Ruang Koperasi Tabel 4.13 Hubungan Ruang Kantor Pengelolah Tabel 4.14 Hubungan Ruang Keamanan Keterangan : : Tidak ada hubungan : Berhubungan tidak langsung : berhubunga langsung 107

4.3 Analisis Utilitas. 1.3.1 Analisis Sistem Pengolahan Limbah Secara luas masih dipahami kalau pengelolaan lingkungan itu masih merupakan beban yang hanya memboroskan biaya saja. Maka dari itu analisis sistem pengolahan sampah dilakukan untuk menyesuaikan seiring perkembangan teknologi pengelolaan lingkungan memungkinkan untuk menjadikan keuntungan bagi penghuni bukan menjadi beban lagi. Gambar 4.14 Analisis Sistem Pengolahan Limbah Sumber: Analisis, 2012 108

1.3.2 Analisis listrik. Sumber listrik adalah untuk penerangan. Umumnya di ambil dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Bila belum ada jaringan listrik di tempat itu dapat pula di pakai generator, yaitu alat pembangkit tenaga listrik yang digerakkan oleh mesin diesel. 1.3.3 Analisis Sistem Penanggulangan dan Pencegahan Kebakaran sistem penanggulangan dan pencegahan kebakaran pada bangunan gedung bertujuan untuk melindungi jiwa dan harta benda terhadap kebakaran. Gambar 4.15 Analisis Sistem Penanggulangan dan Pencegahan Kebakaran Sumber: Analisis, 2012 109

1.4 Analisis Struktur. Gambar 4.16 Analisis Struktur Sumber: Analisis, 2012 1.4.1 Analisis material Pemanfaatan LUSI (Lumpur Lapindo Sidoarjo) sebagai bahan bangunan yakni dikembangkan untuk mengatasi lumpur yang keluar dari semburan lumpur Lapindo. Unit produksi telah dibangun di dekat lokasi semburan lumpur. Bahan bersemen Jenis produk Bahan bangunan Proporsi campuran conblock Lumpur sidoarjo 1 semen : 5 LUSI : 3 pasir Paving block Semen portland 1 semen : 3 LUSI : 1 pasir Genteng semen pasir 1 semen : 2 LUSI : 1 pasir Dengan pembakaran Jenis bahan & komposisi Proses pembuatan produk Lumpur sidoarjo (70%) Dengan pembakaran Agregat buatan 110

111