TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Steenis (1987) kedudukan tanaman jagung (Zea mays L) dalam

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. kingdom Plantae, divisio Spermatophyta, kelas Angiospermae, ordo Poales,

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. kingdm: plantae, divisio: Spermathopyta, class: Monocotyledoneae, Ordo:

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Steenis (1978) kedudukan tanaman jagung (Zea mays L.) dalam

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. roots) yang berkembang dari radicle (akar kecambah) embrio. Akar sementara

TINJAUAN PUSTAKA. kelas : Monocotyledoneae, ordo : poales, famili : poaceae, genus : Zea, dan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani tanaman. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan

TINJAUAN PUSTAKA. atas. Umumnya para petani lebih menyukai tipe tegak karena berumur pendek

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daryanto ( 2013 ) mengemukakan bahwa Sistematika tanaman (taksonomi)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jagung merupakan tanaman berumah satu, bunga jantan terbentuk pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Menurut Steenis (1978) kedudukan tanaman jagung (Zea mays L) dalam

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. kelas : Monocotyledoneae, ordo : poales, famili : poaceae, genus : Zea, dan

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sharma (2002) dalam taksonomi tumbuhan, tanaman jagung. Sistem perakaran tanaman jagung mempunyai perakaran yang tersebar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika.

TINJAUAN PUSTAKA. yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kombinasi Pupuk Kimia dan Pupuk Organik terhadap Tanaman Jagung Manis

TINJAUAN PUSTAKA Botani Jagung

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas

UJI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) HIBRIDA PADA TINGKAT POPULASI TANAMAN YANG BERBEDA. Oleh. Fetrie Bestiarini Effendi A

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Padi. tunggang yaitu akar lembaga yang tumbuh terus menjadi akar pokok yang

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

II. TINJAUAN PUSTAKA. di Indonesia karena merupakan bahan baku untuk industri pangan maupun

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman pangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. subdivisio Angiospermae, digolongkan ke dalam kelas Monocotyledonae,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt L.) Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang dan

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diklasifikasikan ke dalam Famili adalah Graminae, Genus adalah Oryza Linn, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas monocotyledonae,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jagung

TINJAUAN PUSTAKA. yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar udara. Akar seminal tumbuh dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jagung

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays.l) keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L.

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika dari tanaman jagung manis dalam (Purwono dan Hartono, 2007) adalah

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tanaman Gandum

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rukmana (1997), sistematika tanaman jagung (Zea mays L.) adalah sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ilmiah tanaman jagung sebagaimana diketahui adalah: Kelas: Monocotyledoneae. Familia: Poaceae.

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman tebu adalah sebagai berikut : kingdom : Plantae ;

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jagung

TINJAUAN PUSTAKA. Perakaran kedelai akar tunggangnya bercabang-cabang, panjangnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio:

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rukmana (1997), klasifikasi tanaman jagung (Zea mays L.) adalah sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, klasifikasi, dan syarat tumbuh tanaman jagung. Jagung manis (Zea mays saccharata) termasuk tanaman semusim dari jenis

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorgum bicolor (L.) Moench) merupakan tanaman yang termasuk di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara morfologi tanaman jagung manis merupakan tanaman berumah satu

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays L) adalah anggota keluarga Graminae, ordo Maydeae, genus Zea (Fischer

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut :

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

I. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus L) tergolong dalam famili Iridaceae yang

II. Tinjauan Pustaka. dikonsumsi oleh setengah dari penduduk yang ada di bumi ini. Menurut Chevalier

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (1978) klasifikasi tanaman padi (Oryza sativa L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

Makalah Percobaan Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan

Daun pertama gandum, berongga dan berbentuk silinder, diselaputi plumula yang terdiri dari dua sampai tiga helai daun. Daun tanaman gandum

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan memiliki batang berbentuk segi empat. Batang dan daunnya berwarna hijau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi dan Botani Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

TINJAUAN PUSTAKA. dan akar udara. Akar seminal merupakan akar-akar radikal atau akar primer

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kentang(Solanum tuberosum L) merupakan tanaman umbi-umbian dan

TINJAUAN PUSTAKA. kedalaman tanah sekitar cm (Irwan, 2006). dan kesuburan tanah (Adie dan Krisnawati, 2007).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

TINJAUAN PUSTAKA. A. Botani Tanaman Jagung Manis. Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang dan tumbuh

Transkripsi:

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Steenis (1987) kedudukan tanaman jagung (Zea mays L) dalam taksonomi adalah: Kingdom Plantae, Divisi Spermatophyta, sub Divisi Angiospermae, Class Monocotyledoneae, Ordo Graminales, Famili Graminaceae, Genus Zea dan Spesies Zea mays L. Sistem perakaran tanaman jagung sama seperti tanaman graminae lain, mempunyai akar serabut yang terdiri 3 tipe pertama yaitu akar sementara (seminal roots) yang berkembang dari radikula (akar kecambah) embrio. Akar sementara biasanya berjumlah 3-4 dan seluruhnya hidup dalam jangka waktu tertentu. Kedua adalah akar permanen (adventitious roots) berasal dari nordia (buku) paling bawah panjangnya sekitar 3-4 cm kebawah dari permukaan tanah. Yang ketiga adalah akar tunggang (brace or porp roots) yang berasal dari lingkaran 2 atau lebih nordia bawah yang tertutup oleh tanah. Akar ini cukup kuat untuk daerah tropis (Singh, 1987). Tinggi tanaman jagung berkisar antara 90-150 cm. Batang jagung berwarna hijau sampai kekuningan, batang berbuku-buku yang dibatasi oleh ruasruas yang jumlahnya antara 10-40 ruas. Ruas bagian atas berebntuk silindris dan bagian bawah berbentuk agak bulat pipih. Pada batang jagung terdapat tunas yang biasanya berkembang menjadi bakal tongkol, tetapi biasanya bakal tongkol yang berada dibawah tongkol utama tidak berkembang sempurna. Apabila sebelum polinasi tongkol bawahnya akan berkembang (Nurmala, 1997). Daun tanaman jagung terdiri atas pelepah daun dan helaian daun. Antara pelepah daun dan helaian daun terdapat ligula yang berguna untuk menghalangi

masuknya air hujan kedalam pelepah daun (Martin dan Leonard, 1967). Tanaman ini mempunyai daun yang terletak berselang-seling dalam dua barisan pada batang dan jumlahnya bervariasi antara 12-18 helai (Effendi, 1982). Bunga jantan jagung berada di ujung batang dalam bentuk malai di ujung. Jika kepala sari dari tassel pecah maka terbentuklah kabut debu serbuk sari. Telah dihitung bahwa sebuah tassel dapat menghasilkan sebanyak 60 juta serbuk sari. Bunga betina tumbuh dibagian bawah tanaman dalam bentuk bulir majemuk atau sering disebut tongkol yang tertutup rapat oleh upih yang disebut kulit ari. Muncul dari tongkol dijumpai sejumlah besar rambut panjang (silks) yaitu kepala putik. Sewaktu reseptif rambut sutra ini lengket, sehingga serbuk sari manapun yang tertiup kearah rambut ini akan melekat. Setiap rambut dihubungkan oleh tangkai putik yang panjang kebakal buah tunggal yang setelah dibuahi menjadi biji atau inti biji (kernel). Pada bunga jantan biasanya memancarkan serbuk sari sebelum bunga betina pada tanaman yang sama masak. Ketika kepala sari bunga betina menjadi reseptif maka serbuk sari dari tanaman jagung yang bersebelahan tertiup angin dan akan menempel padanya sehingga terjadi penyerbukan silang (Loveless, 1989). Biji jagung tersusun rapi pada tongkolnya. Biji dapat berpasangan dan setiap bakal biji punya tangkai putik yang sangat panjang disebut dengan rambut jagung. Tongkol yang baik mengandung 700-1000 bakal biji yang tersusun dalam barisan-barisan genap (Steenis, 1987).

Syarat Tumbuh Iklim Faktor-faktor iklim yang terpenting untuk pertumbuhan tanaman jagung adalah jumlah dan pembagian sinar matahari, temperatur, kelembaban, dan angin. Tanaman jagung menghendaki tempat terbuka (full sunlight) dan tergolong tanaman berhari pendek (shortday plant) dengan lama penyinaran optimum adalah ± 12 jam per hari (Martin dan Leonard, 1967). Agar dapat tumbuh dengan baik tanaman jagung memerlukan temperatur rata-rata antara 14-30 o C, pada daerah sekitar 2.200 m dari permukaan laut, dengan curah hujan sekitar 600 mm- 1200 mm pertahun yang terdistribusi merata selama musim penanaman (Kartasapoetra, 1988). Selama pertumbuhannya tanaman jagung harus mendapatkan sinar matahari yang cukup karena sangat mempengaruhi pertumbuhannya. Tanaman jagung bila banyak ternaungi pertumbuhannya akan terhambat dan menghasilkan biji yang kurang baik (Subandi, dkk, 1988). Tanah Pada tanaman berpasir tanaman jagung dapat tumbuh baik asal air dan unsur hara tersedia. Tanah latosol, dan tanah gambut dapat ditanami jagung dan tumbuh baik jika kemasaman tanah cocok untuk pertumbuhannya. Tanaman jagung sangat peka terhadap kekurangan oksigen dan penggenangan air (Hartmann et al, 1981). Kemasaman tanah biasanya erat sekali hubungannya dengan ketersedian unsur-unsur hara tanaman. Kemasaman tanah (ph) yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung berkisar antara 5,6-7,5 (Subandi, dkk, 1988).

Baby Corn Baby corn merupakan tongkol muda tanaman jagung yang belum sempurna pertumbuhannya, tetapi telah memiliki kandungan gizi yang tinggi, karena sebagai calon buah jagung, baby corn telah mengandung hampir semua zat-zat yang terdapat pada jagung (Goenawan, 1988). Menurut The Philippines Agriculturist (Bautista et. al., 1983), kandungan gizi baby corn dalam 100 g terdapat 89,10 g air; 0,20 g lemak; 1,90 g protein; 8,20 g karbohidrat; 0,60 g abu; 28 mg kalsium; 86 mg fosfor; 0,10 mg besi; 64,00 IU vitamin A; 0,05 mg thiamin; 0,08 mg riboflavin; 11,00 g asam askorbat, dan 0,3 mg niasin Kandungan dan komposisi zat gizi yang terkandung pada hasil tanaman hortikultura akan bervariasi tergantung pada faktor internal dan faktor eksternal (lingkungan). Perbedaan yang disebabkan oleh genetik akan terlihat antar spesies, antar kultivar atau varietas yang sama. Perbedaan kandungan gizi hasil tanaman hortikultura juga ditentukan fase perkembangan tanaman dan / fase perkembangan organ hasil saat panen dilakukan. Organ hasil yang dipanen dari satu individu tanaman yang sama dapat berbeda kandungan dan komposisi gizinya jika organorgan hasil tersebut dipanen pada fase perkembangan yang berbeda. Faktor lingkungan juga akan berpengaruh terhadap kandungan gizi hasil tanaman hortikultura terutama tanah dan iklim. Demikian pula halnya dengan sifat fisika dan kimia tanah. Kandungan unsur-unsur hara esensial yang tersedia dalam tanah juga akan mempengarui sistesis berbagai senyawa organik, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral (Lakitan, 1995).

Baby corn dapat diproduksi dari kultivar jagung, pada umumnya dengan teknik budidaya yang sama seperti produksi jagung biasa, kecuali jarak tanam yang digunakan umumnya lebih rapat karena dipanen lebih cepat (Sutjahjo, dkk, 2005), mekipun demikian tidak semua varietas jagung dapat menghasilkan baby corn yang bermutu tinggi, baik kualitas maupun kuantitasnya (Rukmana, 1997). Varietas Varietas adalah sekumpulan individu tanaman yang dapat dibedakan oleh setiap sifat (morfologi, fisiologi, sitologi, kimia, dll) yang nyata untuk usaha pertanian dan bila diproduksi kembali akan menunjukkan sifat-sifat yang dapat dibedakan dari yang lain. Varietas berdasarkan teknik pembentukan dibedakan atas varietas hibrida, varietas sintetik dan varietas komposit (Mangoendidjojo, 2003). Gen-gen tidak dapat menyebabkan berkembangnya karakter terkecuali jika mereka berada pada lingkungan yang sesuai, dan sebaliknya ada pengaruh terhadap berkembangnya karakter dengan mengubah tingkat keadaan lingkungan terkecuali jika gen yang diperlukan ada. Namun harus disadari bahwa keragaman yang diamati terhadap sifat-sifat yang terutama disebabkan oleh perbedaan gen yang dibawa oleh individu yang berlainan dan terhadap variabilitas didalam sifat yang lain, pertama-tama disebabkan oleh perbedaan lingkungan dimana individu berada (Allard, 1989). Hasil maksimum akan dapat dicapai apabila suatu kultivar unggul menerima respon terhadap kombinasi optimum dari air, pupuk dan praktek

budidaya lainnya. Semua kombinasi in put penting dalam mencapai produktivitas tinggi (Nasir, 2002). Emaskulasi Pembuangan bunga jantan pada tanaman jagung dilakukan pada saat bunga jantan keluar, tetapi sebelum mekar, jadi belum penyerbukan. Tujuan pembuangan bunga jantan adalah untuk pengalihan kekuatan (tenaga) pada pembuatan tongkol, agar jagung menjadi lebih besar dan lebih banyak (Rochani, 2008). Jagung mempunyai kemampuan morfologi untuk menghasilkan banyak tongkol. Pertumbuhan tongkol dapat berhenti selama pembungaan kalau jumlah penyinaran yang tersekap pertanaman kecil, sebab jumlah penyinaran yang disekap oleh suatu tanaman selama pembungaan merupakan faktor utama yang menentukan faktor utama yang menetukan jumlah biji (Tollenaar, 1977). Sementara sebagian pengaruh peniadaan malai bunga jantan dapat dihubungkan dengan kenaikan jumlah cahaya yang mencapai daun (Duncan, dkk., 1967: Hunter, dkk.,1969: Lambert and Johnson, 1978). Sebagian kenaikan hasil merupakan akibat penghilangan dominan apikal malai bunga jantan (Muleba, 1980; Paterniani, 1981). Toleran terhadap populasi tanaman yang tinggi juga berkaitan dengan produksi lebih dari satu tongkol pada populasi tanaman yang lebih rendah (Mock and Pearce, 1975).