BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas permasalahan yang bersifat krusial seringkali dihadapi para

dokumen-dokumen yang mirip
Latar Belakang Diselenggarakannya Pendidikan Kecakapan Hidup (Lifeskills) 1/5

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Imas Suryatini, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan sumber daya manusia yang dapat diandalkan sebagai pencetak

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dan bangsa Indonesia sedang memasuki abad ke-21, era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, Indonesia dapat sejajar dengan bangsa-bangsa yang sudah maju.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilakukan melalui peningkatan kualitas manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Adi Setiawan Nurpratama, 2014

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menjadi memiliki keterampilan. Arismantoro yang dikutip oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. yang diperkirakan akan semakin kompleks. 1

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 98 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB III VISI DAN MISI PEMBANGUNAN PROVINSI JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah saja tetapi merupakan tanggung jawab seluruh Bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Global artinya seluas dunia (world wide), sedangkan prosesnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memandang latar belakang maupun kondisi yang ada pada mereka. Meskipun

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi mempercepat modernisasi dalam segala bidang,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB I PENDAHULUAN. umumnya dan anak pada khususnya. Sebenarnya pendidikan telah dilaksanakan

Disusun oleh : Putri Setya Wardani A

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

1. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat hadir di Indonesia di tengah-tengah

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang berkepanjangan banyak menimbulkan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan Pendidikan Nasional, dapat dilihat berdasarkan faktor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS PADA IBU-IBU AISYIYAH MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PARTISIPATIF BERORIENTASI KECAKAPAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

PROGRAM KERJA KELOMPOK KONTAK TANI NELAYAN ANDALAN (KELOMPOK KTNA) KOTA BUKITTINGGI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan di Indonesia yang tercantum dalam UU Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 yaitu

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat terutama setelah terjadi krisis ekonomi tahun Nilai

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pendidikan

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah maupun pendidikan luar sekolah. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

diidentikkan dengan pendidikan formal. Pendidikan formal diupayakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan bertujuan untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang positif bagi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. pemutusan hubungan kerja atau kehilangan pekerjaan, menurunnya daya beli

BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

2014 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKSTUAL PADA KETERAMPILAN MEMBUAT SPAKBOR KAWASAKI KLX 150 MENGGUNAKAN FIBERGLASS DI SMALB-B

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 223/PMK.011/2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kompleksitas permasalahan yang bersifat krusial seringkali dihadapi para perempuan. Beberapa hal yang menonjol antara lain dihadapkan pada persoalan pemenuhan kebutuhan pokok hidupnya seperti sandang, pangan, papan, dan kebutuhan dasar lain yang penting yaitu pendidikan, kesehatan serta tuntutantuntutan lainnya. Ketidakberdayaan perempuan menjadi semakin serius baik disebabkan faktor internal seperti semakin menyempitnya lahan pekerjaan, ketidakadilan gender yang dilihat dari tidak terpenuhinya hak yang seharusnya ia dapatkan, aturan atau adat budaya yang membatasi ruang gerak perempuan, tidak adanya fasilitas pengembangan diri yang memadai di lingkungannya khususnya untuk perempuan, letak geografis yang tidak mendukung akan terpenuhinya hak tersebut, maupun faktor eksternal seperti lemahnya kelembagaan, pemasaran, dan sebagainya. Hal ini merupakan permasalahan kompleks yang dihadapi para perempuan Indonesia pada saat ini, pada umumnya yaitu keterbelakangan pendidikan pendidikan dan keterbelakangan ekonomi. Permasalahan ini turut menghambat laju pembangunan nasional khususnya pembangunan dan pengembangan sumber daya manusia yang tidak terlepas dengan pemanfaatan sumber daya yang berada dilingkungannya.

2 Sumber daya manusia merupakan faktor utama dalam pembangunan bangsa, di samping sumber daya alam (hayati, non hayati, dan buatan) serta sumber daya ilmu pengetahuan dan teknologi. Apalagi bangsa Indonesia kini sedang memasuki era globalisasi yang penuh dengan hambatan dan tantangan, kompetitif serta membutuhkan manusia yang berkualitas tinggi. Namun krisis moneter yang berkepanjangan menjadi hambatan yang tidak mudah untuk dihadapi, bahkan dewasa ini lebih mempertegas lagi perlunya pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang tangguh, berwawasan keunggulan dan terampil dengan tetap berlandaskan pada nilai-nilai budaya, religi, dan konteks lokal. Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Emil Salim (1994) dalam Yunus (2008: 1) yang menyatakan bahwa terdapat dua upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sebagai berikut : 1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia secara fisik yang meliputi peningkatan kualitas kesehatan dan kesegaran jasmani, serta usaha meningkatkan kualitas perbaikan gizi masyarakat. 2. Peningkatan kualitas sumber daya manusia nonfisik ditujukan bagi peningkatan kualitas pendidikan dan keterampilan, pengembangan mental dan spiritual, peningkatan etos kerja dan yang tak kalah pentingnya adalah peningkatan kadar produktifitas kerja Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan meningkatkannya kualitas kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan yang dimiliki dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta membantu laju pembangunan nasional khususnya pembangunan dan pengembangan sumber daya manusia. Akan tetapi apabila kita teliti dan telaah lebih lanjut permasalahpermasalahan tersebut, sesungguhnya ada suatu pengetahuan yang perlu kita

3 ambil untuk pengambilan suatu kebijakan pembangunan yaitu untuk menata kembali kebijakan pembangunan yang lebih fundamental dan konsepsional. Kebijakan tersebut haruslah bertujuan yang mendukung kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya perempuan. Pada akhirnya muara dari landasan di atas adalah dapat diterapkan suatu pendekatan pembangunan melalui pemberdayaan perempuan. Pemberdayaan perempuan berarti membantu meningkatkan kemampuan keterampilan atau meningkatkan kemandirian perempuan dalam memenuhi hak dan mendapatkan keadilan sebagai salah satu bagian dari masyarakat. Di samping mengandung arti melindungi dan membela dengan berpihak kepada yang lemah, untuk mencegah persaingan yang tidak seimbang dan eksploitasi atas yang lemah maka setiap warga negara mempunyai persamaan hak dan kewajiban, baik laki-laki dan perempuan tanpa ada perbedaan dalam segala bidang. Pernyataan tersebut sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2) yang berbunyi tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan yang layak bagi kemanusiaan. Selain itu tertuang dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Wanita, disebutkan tujuan untuk mencapai kedudukan setara (equal status) perempuan sebagai peserta, pengambil keputusan, dan penikmat dalam kehidupan politik, ekonomi, sosial dan budaya. Proses pemberdayaan perempuan tidak lepas akan tujuan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia termasuk perempuan dan proses pendidikan. Menurut Ginanjar Kartasasmita (1996) dalam Yunus (2008 : 3) bahwa upaya

4 peningkatan kualitas sumber daya manusia dilakukan melalui empat jalur kebijakan yaitu 1. Peningkatan kualitas hidup, meliputi baik kualitas manusianya seperti jasmani, rohani dan perjuangan, maupun kualitas kehidupannya, 2. Peningkatan kualitas sumber daya yang produktif dan upaya penyebarannya, 3. Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang berkemampuan dalam memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai Iptek, 4. Serta pengembangan pranata yang meliputi kelembagaan dan perangkat yang mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia. Adapun tujuan pendidikan menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yag demokratis dan bertanggung jawab. Proses pemberdayaan perempuan ini merupakan salah satu jenis pendidikan nonformal, hal tersebut tercantum pada UU Sisdiknas No. 26 tahun 2003 sebagai berikut: Pendidikan Nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dam pelatihan kerja, pendidikam kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan mengembangkan kemampuan peserta didik. Adapun definisi dan fungsi dari Pendidikan Nonformal sebagaimana yang tercantum didalam UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003, yaitu: Pendidikan Nonformal adalah jalur pendidikan yang diselenggarakan diluar pendidikan formal yang dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan Non Formal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan nonformal berfungsi

5 mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional (UU Sisdiknas, 2004 : 23-2). Dari penjelasan di atas, pendidikan luar sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam mengakomodasi kebutuhan masyarakat dalam hal pendidikan, serta sebagai suatu alternatif pendidikan yang berfungsi sebagai suplemen, koplemen, dan substitusi dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan. Penyelenggaraan pendidikan luar sekolah ke dalam satuan pendidikan atau program dilaksanakan sesuai dengan identifikasi kebutuhan masyarakat yang tentunya berasaskan pendidikan sepanjang hayat. Berdasarkan hal tersebut berarti proses pemberdayaan perempuan harus ada spesifikasi program. Adapun spesifikasi program salah satunya yaitu melalui program pendidikan kecakapan hidup (life skills). Dengan adanya pemberdayaan melalui program pendidikan kecakapan hidup (life skills) mengandung makna dan tujuan untuk mengembangkan, memandirikan, menswadayakan, dan memperkuat potensi tawar menawar masyarakat lapisan bawah ataupun menengah terhadap kekuatan-kekuatan penekanan di segala bidang dan sektor kehidupan. Pembangunan sosial dan ekonomi jika tidak diikuti oleh kualitas hidup penduduk akan menimbulkan berbagai keadaan yang dapat memperburuk ketidakmerataan dan marginalisasi sosial. Dengan demikian, diperlukan alternatifalternatif baru yang dapat menjamin agar seluruh anggota masyarakat khususnya perempuan dapat menikmati manfaat dari pertumbuhan ekonomi berdasarkan pendekatan holistik pada setiap aspek pembangunan yang berupa pemberdayaan perempuan ini.

6 Pendekatan pembangunan melalui pemberdayaan perempuan yang dilakukan untuk menunjang dan mempercepat tercapainya kualitas hidup dan mitra kesejajaran laki-laki dan perempuan, dilaksanakan melalui kegiatan sosialisasi atau advokasi pendidikan dan latihan bagi kaum perempuan yang bergerak dalam seluruh bidang. Sebagaimana yang tersirat dalam batasan pemberdayaan menurut Kindervatter (1979) dalam Olim (2008:3) menyatakan : Pemberdayaan memiliki sifat yang lebih menekankan pada hasil akhir dari proses pemberdayaan tersebut yaitu masyarakat memperoleh pemahaman dan mampu mengontrol daya sosial, ekonomi, politik supaya bisa meningkatkan kedudukan dalam masyarakat. Dalam arti pemberdayaan bisa meningkatkan kemampuan untuk memegang kontrol atas diri sendiri dan lingkungannya, adanya kesamaan dan kesepadanan kedudukan dalam hubungan kerja, bisa menempatkan bahwa masyarakat khususnya perempuan sebagai subjek bukan sebagai objek, dan dengan adanya pemberdayaan ini ada pendidikan menuju keadilan yang sesungguhnya. Persamaan hak antara laki-laki dan perempuan merupakan hak asasi manusia, ini merupakan prasarat bagi terciptanya keadilan sosial dan persamaan hak, pembangunan serta perdamaian. Kemitra-sejajaran yang terbentuk berdasarkan persamaan antara laki-laki dan perempuan merupakan prasarat bagi pembangunan yang berkelanjutan dan berjangka panjang, sehingga laki-laki dan perempuan dapat bekerja sama untuk kepentingan menghadapi masa depan yang lebih maju.

7 Oleh karena itu kesadaran akan keberdayaan perempuan sebagai anggota masyarakat memegang peranan penting dan memiliki potensi besar untuk membangun dan memberdayakan dirinya sendiri, diwujudkan dalam suatu program pendidikan luar sekolah yaitu melalui pendidikan kecakapan hidup (life skills). Pemberdayaan perempuan melalui program pendidikan kecakapan hidup (life skills) ini merupakan salah satu bagian dari pembangunan berkelanjutan (sebagai strategi) menghendaki pengelolaan semua kekayaan yang berupa sumber daya alam (khususnya non hayati dan buatan), tenaga, manusia, keuangan dan fisik digunakan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang. Sehingga peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat terlihat dari kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu. Kesiapan yang dimaksud adalah merupakan kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon, dan hal inilah yang menjadi salah satu tolak ukur melihat perubahan sikap yang terjadi pada individu tersebut. Pemberdayaan perempuan melalui program kecakapan hidup (life skills) ini terselenggara dalam upaya pembelajaran yang memberikan bekal pengetahuan, kemampuan fungsional praktis termasuk perubahan sikap untuk bekerja maupun berusaha mandiri, membuka lapangan kerja dan lapangan usaha sehingga dapat memberikan keterampilan. Serta dirancang untuk membimbing, melatih, dan membelajarkan masyarakat khususnya perempuan agar mempunyai bekal menghadapi masa depan dengan memanfaatkan peluang yang dimiliki dan

8 tantangan yang ada serta berpegang teguh pada learning to know, learning to do, learning to be and learning to live together. Pemberdayaan dan pemberian potensi-potensi yang ada di masyarakat perlu digali untuk menunjang program pendidikan masyarakat. Melalui program pendidikan kecakapan hidup ini akan membawa konsekuensi keharusan melakukan penguatan manajemen baik yang berhubungan dengan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pelaksanaan pembinaan, evaluasi dan pengembangan program. Dalam hal ini modal dasar warga belajar sebelum mengikuti pelatihan ini diduga kuat merupakan bagian yang turut memberikan kelancaran dalam mengikuti program pendidikan kecakapan hidup (life skills). Sehingga sebagus apapun program ini disiapkan secara matang, tidak akan berdampak atau berpengaruh banyak terhadap perubahan sikap dan kesejahteraan hidup serta kemandirian berwirausaha. Kemandirian bewirausaha memiliki aspek sikap, mental, kecakapan, dan keterampilan berusaha, diaplikasikan dalam kehidupan yang nyata sebagai kecakapan hidup yang bisa membawa diri ke arah lebih maju dan berkembang secara normatif. Hasil dari program pemberdayaan prempuan biasanya melakukan suatu usaha dalam hal pemberdayaan peningkatan keterampilan pada ibu-ibu yang menitik beratkan pada pengembangan ekonomi produktif yang diharapkan dapat mengakomodir berbagai kebutuhan, aspirasi masyarakat, dan lingkungannya. Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan di UPPKS Anggrek Tamansari Bawah RW. 20 Kelurahan Tamansari Kecamatan Bandung Wetan yang memiliki program

9 pendidikan kecakapan hidup membuat keterampilan mendaur ulang plastik menjadi suatu kerajinan. Pemberdayaan perempuan melalui program pendidikan kecakapan hidup (life skills) membuat keterampilan daur ulang plastik ini berfungsi sebagai wahana sarana dan prasarana untuk memberdayakan potensi-potensi yang ada baik itu potensi sumber daya manusia, sumber daya lingkungan, maupun sumber daya lokal yang berada di lingkungan daerah tersebut. Serta sebagai upaya pengkondisiam penumbuhan minat dan motivasi usaha tenaga terampil bagi anggota keluarga melalui proses pembelajaran yang terarah dan berkelanjutan. Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini berusaha mengungkapkan sejauhmana pemanfaatan hasil program pemberdayaan perempuan melalui pendidikan kecakapan hidup (life skills) membuat keterampilan daur ulang plastik yang telah diselenggarakan oleh UPPKS Anggrek binaan AKU BPPKB Kota Bandung. Atas dasar pernyataan tersebut penulis mencoba untuk mengetahui jawabannya melalui suatu penelitian yang berjudul PEMANFAATAN HASIL PROGRAM PEMBERDAYAAN PEREMPUAN UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (Studi Kasus Pada Lulusan Program Pemberdayaan melalui Pendidikan Kecakapan Hidup-Life Skills membuat Keterampilan Daur Ulang Plastik yang Dilaksanakan oleh UPPKS Anggrek di Taman Sari Bawah RW. 20 Kelurahan Taman Sari Kecamatan Bandung Wetan Kota Bandung Jawa Barat).

10 B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas didukung pula oleh hasil studi pengamatan langsung di lapangan, penulis mencoba mengidentifikasi beberapa masalah yang sebagai berikut: 1. Dalam setiap kegiatan pembelajaran tidak kurang dari 90 % peserta pelatihan datang tepat waktu. 2. 80% lulusan selalu hadir pada pembinaan lanjutan, dengan mengajak lagi ibu-ibu lainnya warga Taman Sari Bawah RW. 20 Kelurahan Taman Sari Kecamatan Bandung Wetan Kota Bandung Jawa Barat. 3. Dari 29 orang yang mengikuti program pemberdayaan perempuan 80% memanfaatkan kegiatan ini dengan berwirausaha keterampilan daur ulang plastik yang sesuai dengan yang dilatihkan, hadir pada pembinaan lanjutan, tidak sungkan membagi ilmu dengan ibu-ibu yang lainnya, dan mencari referensi keterampilan dari media lainnya. 4. Kelompok kerja usaha yang dibentuk setelah 3 tahun pelatihan sampai saat ini masih berjalan. 5. Masih berjalannya pembinaan lanjutan program pemberdayaan perempuan melalui keterampilan daur ulang plastik di RW. 20 Taman Sari. 6. Dukungan lanjutan dari program pemberdayaan perempuan ini, dalam bentuk pemilahan sampah, sarana dan prasarananya sudah disediakan oleh

11 pemerintah berupa gerobak sampah kering dan basah serta penyuluhanpenyuluhan tambahan mengenai pemilahan sampah organik dan anorganik. UPPKS Anggrek merupakan suatu wadah pembelajaran masyarakat khususnya perempuan dan Program-program yang diadakan oleh UPPKS Anggrek Taman Sari bisa menjadi suatu solusi yang bisa memecahkan berbagai masalah misalnya ketidakberdayaan perempuan yang berdampak dalam kesejahteraan keluarganya masih terus berada dilandasan atau keluarga pra sejahtera. UPPKS Anggrek yang memiliki beberapa program yang salah satu program unggulannya adalah pendidikan kecakapan hidup (life skills) membuat keterampilan daur ulang plastik. Berdasarkan hasil identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti, sebagai berikut : 1. Hasil penyelenggaraan program pemberdayaan perempuan melalui pendidikan kecakapan hidup (life skills) membuat keterampilan daur ulang plastik. 2. Pemanfaatan peluang yang dilakukan lulusan program pemberdayaan perempuan melalui pendidikan kecakapan hidup (life skills) membuat keterampilan daur ulang plastik. 3. Dampak program pemberdayaan perempuan melalui pendidikan kecakapan hidup (life skills) terhadap kesejahteraan keluarga. Dari pembatasan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan masalah Bagaimana pemanfaatan hasil program pemberdayaan perempuan untuk peningkatan kesejahteraan keluarga?

12 Untuk memudahkan pembahasan hasil penelitian masalah pokok tersebut, maka peneliti mengidentifikasikan dalam beberapa pertanyaan penelitian, sebagai berikut : 1. Bagaimana hasil penyelenggaraan program pemberdayaan perempuan melalui pendidikan kecakapan hidup (life skills) membuat keterampilan daur ulang plastik? 2. Bagaimana upaya pemanfaatan peluang yang dilakukan lulusan program pemberdayaan perempuan setelah mengikuti kegiatan pendidikan kecakapan hidup (life skills) membuat keterampilan daur ulang plastik? 3. Bagaimana dampak program pemberdayaan perempuan melalui pendidikan kecakapan hidup (life skills terhadap kesejahteraan keluarga lulusan? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini secara umum yaitu untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang pemanfaatan hasil program pemberdayaan perempuan melalui pendidikan kecakapan hidup (life skills) membuat keterampilan daur ulang plastik \untuk peningkatan kesejahteraan keluarga pada lulusan ibu-ibu yang dibina oleh UPPKS Anggrek di Taman Sari Bawah RW. 20 Kelurahan Taman Sari Kecamatan Bandung Wetan Kota Bandung Jawa Barat. Secara khusus tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis data tentang hasil penyelenggaraan program pemberdayaan perempuan sesudah mengikuti program pemberdayaan

13 perempuan melalui pendidikan kecakapan hidup (life skills) membuat keterampilan daur ulang plastik 2. Untuk menganalisis data tentang upaya pemanfaatan peluang yang dilakukan lulusan program pemberdayaan perempuan melalui pendidikan kecakapan hidup (life skills) membuat keterampilan daur ulang plastik. 3. Untuk menganalisis data tentang dampak program pemberdayaan perempuan melalui pendidikan kecakapan hidup (life skills) terhadap kesejahteraan keluarga lulusan. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini berkaitan dengan upaya untuk memperoleh informasi dan data mengenai manfaat hasil program pemberdayaan perempuan untuk peningkatan kesejahteraan keluarga. Maka dapat diperoleh manfaat sebagai berikut : 1. Secara Teoritis Melalui penelitian ini, dapat menghasilkan temuan-temuan baru yang akan berguna bagi program pemberdayaan perempuan untuk peningkatan kesejahteraan keluarga. 2. Secara Praktis a. Bagi penyelenggara program ini dapat dijadikan umpan balik untuk pengembangan program selanjutnya. b. Sebagai bahan kajian bagi pihak yang berminat untuk penelitian lebih lanjut terhadap aspek yang sama dengan kajian yang berbada.

14 E. Sistematika Penulisan Sesuai kerangka penulisan, penelitian ini akan diuraikan berdasarkan urutan sebagai berikut : BAB I Pendahuluan, merupakan uraian tentang Latar Belakang Masalah, Identifkasi dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Sistematika Penulisan BAB II Tinjauan Teoritis, merupakan landasan teori dan gambaran umum mengenai dasar penelitian atau teori yang melandasi penelitian. BAB III Metodologi Penelitian, berisi lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengunpulan data, dan análisis data. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, membahas mengenai gambaran umum lokasi penelitian, pengumpulan data, analisis dari hasil penelitian dan pembahasan penelitian BAB V Kesimpulan dan Saran, didalamnya membahas mengenai kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran yang dapat menjadi bahan masukan-masukan bagi pihak pihak terkait ataupun para pembaca pada umumnya.