II. TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Umum Kabupaten Kuantan Singingi. Pembentukan Kabupaten Kuantan Singingi didasari dengan Undang-undang

dokumen-dokumen yang mirip
I. TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Umum Kabupaten Kuantan Singingi. Pembentukan kabupaten Kuantan Singingi didasari dengan Undang-undang

II. TINJAUAN PUSTAKA. dibedakan dari bangsa lain meskipun masih dalam spesies. bangsa sapi memiliki keunggulan dan kekurangan yang kadang-kadang dapat

TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Umum Kabupaten Kuantan Singingi. Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Rokan Hulu, Rokan Hilir, Siak, Natuna,

TINJAUAN PUSTAKA Bangsa-Bangsa Sapi

PENDAHULUAN Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. menurut Pane (1991) meliputi bobot badan kg, panjang badan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi yang menyebar di berbagai penjuru dunia terdapat kurang lebih 795.

TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari pulau Bali. Asal usul sapi Bali ini adalah banteng ( Bos

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi termasuk dalam genus Bos yaitu dalam Bos taurus dan Bos indicus.

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Sapi. Sapi Bali

PENDAHULUAN. cukup besar, tidak hanya keanekaragaman flora tetapi juga faunanya. Hal ini

HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian selatan atau pesisir selatan Kabupaten Garut. Kecamatan Pameungpeuk,

TINJAUAN PUSTAKA Sumber Daya Genetik Sapi Lokal Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA. Penggolongan sapi ke dalam suatu bangsa (breed) sapi, didasarkan atas

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TANGGAL : 30 Januari 2008

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 2841/Kpts/LB.430/8/2012 TENTANG PENETAPAN RUMPUN SAPI PERANAKAN ONGOLE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk membajak sawah oleh petani ataupun digunakan sebagai

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Menurut Blakely dan Bade (1992), bangsa sapi perah mempunyai

KAJIAN KEPUSTAKAAN. kerja, dan kebutuhan lainnya. Sapi menghasilkan sekitar 50% kebutuhan daging

LAPORAN SEMENTARA ILMU PRODUKSI TERNAK POTONG PENGENALAN BANGSA-BANGSA TERNAK

SAPI RAMBON (Trinil Susilawati, Fakultas peternakan Universitas Brawijaya)

TINJAUAN PUSTAKA. lokal adalah sapi potong yang asalnya dari luar Indonesia tetapi sudah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan dan telah menjadi ternak yang terregistrasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan salah satu jenis ternak ruminansia kecil yang telah

PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumberdaya genetik

Oleh: drh. Adil Harahap (dokadil.wordpress.com)

MODEL PEMBIBITAN SAPI BALI DI KABUPATEN BARRU PROPINSI SULAWESI SELATAN

TINJAUAN PUSTAKA Kurban Ketentuan Hewan Kurban

CROSSBREEDING PADA SAPI FH DENGAN BANGSA SAHIWAL. Oleh: Sohibul Himam Haqiqi FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2008

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Lokal Kalimantan Tengah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi PO adalah sapi persilangan antara sapi Ongole (Bos-indicus) dengan sapi

BAB VIII PEMBIBITAN TERNAK RIMINANSIA

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kambing merupakan hewan-hewan pertama yang didomestikasi. oleh manusia. Diperkirakan pada mulanya pemburu-pemburu membawa

TINJAUAN PUSTAKA. atas sekumpulan persamaan karakteristik tertentu yang sama. Atas dasar

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sapi potong merupakan salah satu komoditas ternak yang potensial dan

Bibit sapi potong - Bagian 3 : Aceh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Ettawa (asal india) dengan Kambing Kacang yang telah terjadi beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketenangan dan akan menurunkan produksinya. Sapi Friesien Holstein pertama kali

KERAGAMAN FENOTIPE SAPI ACEH BETINA PADA BPTU-HPT INDRAPURI. Phenotype Diversity of Female Aceh Cattle in BPTU- HPT Indrapuri

TINJAUAN PUSTAKA. dimiliki dapat diturunkan ke generasi berikutnya. Sapi potong merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sapi Bali Sapi bali adalah sapi potong asli Indonesia yang merupakan hasil

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Sapi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan mamalia yang termasuk Ordo Artiodactyla, Subordo

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. domestikasi dari banteng (Bibos banteng) dan merupakan sapi asli sapi Pulau Bali. Sapi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boerawa merupakan kambing hasil persilangan antara kambing Boer

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sapi perah FH berasal dari Belanda bagian utara, tepatnya di Provinsi Friesland,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kambing tipe dwiguna yaitu sebagai penghasil daging dan susu (tipe

PENDAHULUAN. sapi Jebres, sapi pesisir, sapi peranakan ongole, dan sapi Pasundan.

Karakteristik Sifat Kualitatif Domba Di Ex Upt Pir Nak Barumun Kecamatan Aek Nabara Barumun Kabupaten Padanglawas. Aisyah Nurmi

PROSPEK SAPI PESISIR SEBAGAI TERNAK LOKAL YANG MENJANJIKAN Shari Asmairicen

PEMILIHAN DAN PENILAIAN TERNAK SAPI POTONG CALON BIBIT Lambe Todingan*)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bovidae didomestikasi dari leluhurnya yang masih liar yaitu Bos javamicus/bibos banteng atau

Identifikasi Fenotipik Sapi Hitam- Peranakan Angus di Kabupaten Sragen

TINJAUAN PUSTAKA Bangsa-Bangsa Sapi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Kacang merupakan kambing asli Indonesia dengan populasi yang

PENDAHULUAN. lebih murah dibandingkan dengan daging ternak lain seperti sapi dan domba.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Susilorini, dkk (2010) sapi Bali memiliki taksonomi

II. TINJAUAN PUSTAKA. dari Banteng (bibos banteng) (Hardjosubroto, 1994). Payne dan Rollinson (1973)

DEPARTEMEN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

KAJIAN KEPUSTAKAAN. terdiri atas dua sub spesies yaitu kerbau liar dan kerbau domestik. Kerbau

PEMURNIAN DAN PENGEMBANGAN MUTU GENETIK SAPI BALI DI BALI

TINJAUAN PUSTAKA Sumber Daya Genetik Ternak Lokal

Buletin Veteriner Udayana Vol. 4 No.2: ISSN : Agustus 2012

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Lokal Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Kacang, kambing Peranakan Etawa (PE) dan kambing Kejobong

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Bali

TINJAUAN PUSTAKA Asal Usul Sapi di Indonesia

KAJIAN KEPUSTAKAAN. kebutuhan konsumsi bagi manusia. Sapi Friesien Holstein (FH) berasal dari

I. TINJAUAN PUSTAKA. domestik dari banteng ( Bibos banteng) adalah jenis sapi yang unik. Sapi asli

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. utama (aceh, pesisir, madura dan bali). Sapi bali merupakan hasil domestikasi

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Sapi perah secara umum merupakan penghasil susu yang sangat dominan

PENDAHULUAN. tubuh yang akhirnya dapat dijadikan variable untuk menduga bobot badan. Bobot

Tugas Mata Kuliah Agribisnis Ternak Potong (Peralatan Untuk Perawatan Ternak Potong, Pemotongan Kuku, Memilih Sapi Bibit Peranakan Ongole) Oleh

Bibit sapi potong Bagian 1: Brahman Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi bali merupakan sapi murni asal Indonesia yang tersebar luas

I. PENDAHULUAN. penting di berbagai agri-ekosistem. Hal ini dikarenakan kambing memiliki

KAJIAN PUSTAKA. (Ovis amon) yang berasal dari Asia Tenggara, serta Urial (Ovis vignei) yang

ESTIMASI OUTPUT SAPI POTONG DI KABUPATEN SUKOHARJO JAWA TENGAH

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 359/Kpts/PK.040/6/2015 TENTANG PENETAPAN RUMPUN KAMBING SABURAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi bali (Bos sondaicus) yang ada saat ini diduga berasal dari hasil domestikasi

BIRTH WEIGHT, WEANING WEIGHT AND LINEAR BODY MEASUREMENT OF ONGOLE CROSSED CATTLE AT TWO GROUP PARITIES ABSTRACT

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan mamalia yang termasuk dalam ordo artiodactyla, sub ordo

I. PENDAHULUAN. tentang pentingnya protein hewani untuk kesehatan tubuh berdampak pada

TINJAUAN PUSTAKA. Populasi sapi bali di Kecamatan Benai sekitar ekor (Unit Pelaksana

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Puyuh adalah spesies atau subspecies dari genus Coturnix yang tersebar di

Bibit sapi peranakan Ongole (PO)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

PENDAHULUAN. prolifik (dapat beranak lebih dari satu ekor dalam satu siklus kelahiran) dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. species dari Anas plitirinchos yang telah mengalami penjinakan atau domestikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia. Sebagai ternak potong, pertumbuhan sapi Bali tergantung pada kualitas

Bibit sapi potong Bagian 6: Pesisir

Suhardi, S.Pt.,MP MONOHIBRID

PENDAHULUAN Latar Belakang

Bibit sapi potong - Bagian 2: Madura

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. indicus yang berasal dari India, Bos taurus yang merupakan ternak keturunan

Pembibitan dan Budidaya ternak dapat diartikan ternak yang digunakan sebagai tetua bagi anaknya tanpa atau sedikit memperhatikan potensi genetiknya. B

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sapi Bali Sapi bali (Bibos sondaicus) merupakan hasil domestikasi banteng liar

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kondisi Umum Kabupaten Kuantan Singingi Kabupaten Kuantan Singingi adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Riau, hasil pemekaran dari Kabupaten induknya yaitu Kabupaten Indragiri Hulu. Pembentukan Kabupaten Kuantan Singingi didasari dengan Undang-undang Nomor 53 tahun 1999. Saat ini Kabupaten Kuantan Singingi telah menjadi sebuah Kabupaten definitif yang merupakan gabungan dari 12 Kecamatan dengan 10 Kelurahan dan 190 Desa, dengan luas wilayah 7.656,03 km 2 dengan batas wilayah : sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Kampar dan Kabupaten Pelalawan, sebelah selatan berbatasan dengan Provinsi Jambi, sebelah barat dengan Provinsi Sumatra Barat, dan sebelah timur dengan Kabupaten Indragiri Hulu. Berdasarkan data statistik Kabupaten Kuantan Singingi (2011) Kabupaten Kuantan Singingi terdiri dari dataran rendah dan dataran tinggi kira kira 400 m di atas permukaan laut. Dataran tinggi di daerah ini cenderung berangin dan berbukit dengan kecenderungan 5-300 m. Dataran tinggi berbukit mencapai ketinggian 400-800 m di atas permukaan laut dan merupakan bagian dari jajaran Bukit Barisan. Kabupaten Kuantan Singingi memiliki 11 Kecamatan yaitu Kecamatan Kuantan Hilir, Kecamatan Logas Tanah Darat, Kecamatan Inuman, Kecamatan Kuantan Tengah, Kecamatan Gunung Toar, Kecamatan Hulu Kuantan, Kecamatan Kuantan Mudik, Kecamatan Pangean, Kecamatan Cerenti, Kecamatan Benai dan Kecamatan Singingi Hilir. Menurut data Dinas Peternakan dan Kesehatan Provinsi Riau (2011) Kabupaten Kuantan Singingi merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di Provinsi Riau yang mempunyai pontensi alam yang sangat mendukung dalam 1

pengembangan dan pelestarian sapi Kuantan. Kuantan Singingi sendiri merupakan salah satu populasi ternak sapi Kuantan terbesar di Provinsi Riau setelah Indragiri Hulu dengan jumlah populasi 5950 ekor. Sedangkan Kuantan Singingi 2386 ekor yang tersebar luas di beberapa Kecamatan yaitu Kecamatan Kuantan Hilir (447 ekor), Kecamatan Logas Tanah Darat (10 ekor), Kecamatan Inuman (453 ekor), Kecamatan Kuantan Tengah (60 ekor), Kecamatan Gunung Toar (253 ekor), Kecamatan Hulu Kuantan (9 ekor), Kecamatan Kuantan Mudik (523 ekor), Kecamatan Pangean (160 ekor), Kecamatan Cerenti (185 ekor), Kecamatan Benai (39 ekor) dan Kecamatan Singingi Hilir (247 ekor). 2.2. Bangsa Sapi Lokal di Indonesia Bangsa ( breed) adalah sekumpulan ternak yang memiliki karakteristik tertentu yang sama. Atas dasar karakteristik tertentu tersebut, suatu bangsa dapat dibedakan dari bangsa lain meskipun masih dalam spesies yang sama. Setiap bangsa sapi memiliki keunggulan dan kekurangan yang kadang-kadang dapat menimbulkan resiko yang kurang menguntungkan. Menurut Winaya (2010) secara umum susunan genetik sapi -sapi lokal Indonesia merupakan campuran genetik dari Banteng (Bos javanicus), Bos indicus dan Bos taurus. Sapi-sapi asli di Malaya, Kalimantan, Sumatera dan Jawa merupakan keturunan dari persilangan antara tipe Bos taurus dan Bos indicus (Williamson dan Payne, 1993). Natasasmita dan Mudikdjo (1985) menjelaskan bahwa sapi lokal merupakan bangsa sapi yang sudah beradaptasi baik dalam kurun waktu yang lama di Indonesia seperti sapi Bali, sapi Peranakan Ongole (PO), sapi Madura, sapi Jawa, sapi Sumatera (sapi Pesisir) dan sapi Aceh. Sapi 2

Bali, sapi Ongole, sapi Peranakan Ongole (PO) dan sapi Madura merupakan sapi yang memiliki populasi besar. 2.3. Peningkatan mutu genetik 2.3.1. Seleksi Seleksi dalam pemuliaan ternak menunjukkan keputusan yang diambil oleh para pemulia pada tiap generasi untuk menentukan ternak mana yang akan dipilih sebagai tetua pada generasi berikutnya dan mana yang akan disisihkan sehingga tidak memberikan keturunan, kemudian menentukan apakah beberapa dari individu-individu yang terpilih akan dibiarkan mempunyai beberapa keturunan saja. Fungsi seleksi adalah merubah frekuensi gen. Seleksi sebagai kekuatan untuk mengubah frekuensi gen yang mengatur beberapa sifat kualitatif dan juga kuantitatif yang dipengaruhi oleh banyak gen dimana pengaruh dari masing-masing gen biasanya tidak dapat dilihat (Warwick et al., 1995). Seleksi akan meningkatkan frekuensi gen-gen yang diinginkan dan menurunkan frekuensi gen-gen yang tidak diinginkan. Terdapat dua kekuatan yang menentukan apakah ternak pada generasi tertentu bisa menjadi tetua pada generasi selanjutnya, yaitu seleksi alam dan buatan. Seleksi alam meliputi kekuatan-kekuatan alam yang menentukan ternak-ternak akan berproduksi dan menghasilkan keturunan untuk melanjutkan proses reproduksi. Ternak yang dapat beradaptasi dengan lingkungannya dan bisa bertahan hidup adalah ternak-ternak yang memiliki peluang lebih besar untuk berproduksi. Kemampuan ternak untuk bertahan hidup dipengaruhi leh faktor genetik. Pada umumnya perubahan yang disebabkan oleh seleksi alam ini sangat lambat. Pada seleksi buatan manusia dapat menentukan ternak yang boleh berproduksi. 3

Ternak-ternak ini tidak dipilih berdasarkan daya adaptasinya terhadap lingkungan tetapi berdasarkan keunggulannya yang disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan manusia (Noor, 2008). 2.3.2. Persilangan Lasley (1978) menyatakan perbaikan mutu genetik melalui pemuliaan yang lebih terarah, antara lain dapat dilakukan dengan cara crossbreding (perkawinan antar bangsa) atau outcrossing (perkawinan silang antar ternak dalam satu bangsa yang tidak memiliki hubungan keluarga) atau melalui program seleksi. Menurut Falconer (1981) crossbreding ataupun outcrossing akan sangat bermanfaat bila dilakukan pada populasi ternak yang mempunyai keragaman genetik yang rendah. Sebaliknya, apabila keragaman genetik suatu populasi sangat tinggi maka upaya peningkatan mutu genetik ternak sebaiknya dilakukan dengan program seleksi yang ketat sehingga kemajuan genetik yang diperoleh akan lebih besar. 2.4. Keragaman Sifat Kualitatif Ternak Sapi di Indonesia Menurut Warwick et al. (1990) sifat kualitatif adalah suatu sifat yang tampak tetapi tidak dapat diukur dengan satuan ukuran tertentu. Sifat kualitatif yang biasanya diamati pada ternak sapi meliputi warna kulit atau bulu, bentuk tanduk, bentuk kepala, warna kaki (kaos kaki). 2.4.1. Warna Rambut dan Kulit Warna rambut sapi hanya dilihat berdasarkan warna utama atau warna dasar untuk memudahkan dalam pengelompokan warna, karena dari warna dasar 4

tersebut ditemukan warna lain di bagian-bagian tertentu tubuh sapi. Sifat kualitatif pada ternak dapat berupa warna rambut dan kulit, cacat genetik dan polimorfisme genetik. Peranan warna kulit sangat penting artinya dalam kehidupan seekor ternak, karena berhubungan dengan ketahanan daya panas ternak bersangkutan dalam menghadapi cekaman radiasi matahari yang pada akhirnya berpengaruh terhadap produktivitas sapi (Thahar et al., 1980). Namikawa et al. (1982) mengklasifikasikan secara penotife warna rambut sapi-sapi di indonesia menjadi enam jenis yaitu: hitam, coklat kegelapan, coklat kekuningan, putih keabu-abuan, seperti Bali (like bali) dan tipe Bali (bali type). Menurut Riyanto dan Purbowati (2009) warna rambut sapi Bali jantan yang telah dewasa berubah menjadi hitam, sedangkan betina tetap bewarna coklat muda. Menurut Wiliamson dan Payne (1993), sapi Bali jantan berwarna lebih gelap bila dibandingkan dengan sapi Bali betina. Warna rambut sapi Bali jantan biasanya berubah dari merah bata menjadi coklat tua atau hitam legam setelah sapi itu mencapai dewasa kelamin. Warna hitam dapat berubah menjadi coklat tua atau merah bata apabila sapi itu dikebiri. Warna rambut dominan sapi Aceh adalah merah bata dan cokelat muda. Disamping itu terdapat sapi yang berwarna cokelat, cokelat kehitaman, hitam, putih kemerahan, putih dan putih keabuan. Pada sapi Aceh masih dijumpai warna rambut tipe liar seperti dikemukakan oleh Fries dan Ruvinsky (1999) bahwa warna rambut tipe liar antara lain memiliki sifat pigmentasi yang solid, cenderung memiliki warna lebih gelap pada kepala dan leher. Variasi warna rambut tipe liar ini termasuk warna merah dan hitam. 5

Sapi Pesisir memiliki keragaman warna rambut yang tinggi. Menurut Anwar (2004) warna rambut sapi Pesisir memiliki pola tunggal yang dikelompokkan atas lima warna utama, yaitu merah bata (34,35%), kuning (25,51%), coklat (19,96%), hitam (10,91%) dan putih (9,26%). Warna rambut sapi pesisir di Kecamatan Bayang dan Batang Kapas meliputi cokelat, merah bata, kekuningan, cokelat tua, kehitaman, merah muda dan putih (Adrial, 2002). 2.4.2. Bentuk Tanduk Bentuk tanduk pada sapi Bali jantan yang paling ideal disebut bentuk tanduk silak congklok yaitu jalannya pertumbuhan tanduk mula-mula dari dasar sedikit keluar lalu membengkok ke atas, kemudian pada ujungnya membengkok sedikit keluar. Pada yang betina bentuk tanduk yang ideal yang disebut manggul gangsa yaitu jalannya pertumbuhan tanduk satu garis dengan dahi arah ke belakang sedikit melengkung ke bawah dan pada ujungnya sedikit mengarah ke bawah dan ke dalam, tanduk ini berwarna hitam (Hardjosubroto, 1994). Menurut Abdullah et al. (2006) sapi Aceh umumnya bertanduk, tetapi terdapat juga sapi tidak bertanduk sebesar 7% hanya dijumpai pada betina. Panjang dan bentuk pertumbuhan tanduk beragam dan terus memanjang seiring pertumbuhan sapi. Pertumbuhan tanduk sapi betina mengarah ke samping melengkung ke atas kemudian ke depan dan pada jantan mengarah ke samping melengkung ke atas. Tanduk pada sapi jantan lebih besar dari betina. Karakteristik sapi Pesisir menurut Saladin (1983) memiliki tanduk pendek yang mengarah ke luar seperti tanduk kambing. Jantan memiliki kepala pendek, leher pendek dan besar, belakang leher lebar, punuk kecil, kemudi pendek dan 6

membulat. Betina memiliki kepala agak panjang dan tipis, kemudi miring, pendek dan tipis, tanduk kecil yang mengarah ke luar. 2.4.3. Warna Kaki (Kaos Kaki) Menurut Hardjosubroto dan Astuti (1993) Warna Kaki sapi Bali di bawah persendian karpal dan tarsal berwarna putih. Warna putih juga terdapat pada bagian belakang paha (pantat), bagian bawah (perut), keempat kaki bawah ( white stocking) sampai di atas kuku, bagian dalam telinga, dan pada pinggiran bibir atas. Menurut Anwar (2004) warna rambut sapi Pesisir memiliki pola tunggal yang dikelompokkan atas lima warna utama, yaitu merah bata (34,35%), kuning (25,51%), coklat (19,96%), hitam (10,91%) dan putih (9,26%). Sedangkan warna kaki sapi Pesisir terdapat warna yang lebih muda. 7