Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN MENULIS PARAGRAF MELALUI PENERAPAN LESSON STUDY MAHASISWA SEMESTER 1B PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. untuk pemersatu antarsuku, bangsa dan budaya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi memunyai peranan yang sangat

PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS LESSON STUDY YANG MENERAPKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam arti, bahasa mempunyai kedudukan yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berkomunikasi merupakan hal yang sangat diperlukan saat

Bab 5. Ringkasan. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa dalam berbahasa Perancis yang baik dan benar. Selayaknya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hasil tes keterampilan membaca puisi untuk mengetahui kondisi awal keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. menengah. Di antara keempat kegiatan berbahasa tersebut, menulis

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Hasil Belajar, Pembelajaran PKn.

Fatriya Adamura FPMIPA IKIP PGRI Madiun

BAB III METODE PENELITIAN. dari Kemmis dan Taggart dalam Pargito (2011: 37), yaitu: (1) plan

BAB 11 KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain ( KBBI,2007:588).

III. METODE PENELITIAN. deskriptif. Metode deskriptif digunakan bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

I P M LE L MENT N A T S A I S I PENDID I IK I AN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Pardasuka Kabupaten Pringsewu semester

IMPLEMENTASI LESSON STUDY PADA MATA KULIAH KALKULUS LANJUT PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan dan. Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini merupakan hasil penelitian dan pembahasan dari pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. hasil belajar siswa meningkat (Wardani, 2007: 40). Perencanaan SISKLUS I. Pengmatan. Perencanaan SIKLUS III.

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan satuan pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa kurang berkembang akan berdampak pada sikap mahasiswa yang apatis,

PENGARUH PEMBERIAN TUGAS BERBASIS PROYEK TERHADAP PENGEMBANGAN LIFE SKILL MAHASISWA FKIP UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas Kelas IVA Sekolah

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa dan guru kelas IV Madrasah Ibtidaiyah

III. PROSEDUR TINDAKAN. dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan dan berdampak

Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) pada Makalah Mahasiswa Non-PBSI 1 Nuryani 2

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian ini, maka rancangan

SATUAN ACARA TUTORIAL (SAT)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang afiks dalam bahasa Banggai di Kecamatan Labobo

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis melaksanakan penelitian di Sekolah Menengah Pertama Negeri 9

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan

Septia Sugiarsih, M.Pd.

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA MAKALAH MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAMULANG

IMPLEMENTASI LESSON STUDY

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Empat Balai Kecamatan Kuok tahun pelajaran 2013/2014 dengan jumlah

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V tahun pelajaran

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL KONTEKSTUAL MELALUI COOPERATIVE LEARNING DI KELAS VIII 1 SMP NEGERI 2 PEDAMARAN OKI

BAB I PENDAHULUAN. tindakan. Komunikasi dalam bentuk ujaran mungkin wujudnya berupa kalimat

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014. Dengan jumlah siswa 36 anak, yang terdiri dari 17 siswa laki-laki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunkan dalam penelitian ini menggunakan metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Proses morfologi memunyai tugas untuk membentuk kata. Sebagian besar

Peningkatan Penguasaan Vocabulary Teks Deskriptif melalui Pendekatan Scientific dengan Model Guide Inquiry pada Siswa SMPN 1 Besuki.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

Ludfi Arya Wardana, S.Pd., M.Pd Staf Pengajar Universitas Panca Marga Probolinggo (diterima: , direvisi:

IMPLEMENTASI LESSON STUDY MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 PALOPO

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATA KULIAH KALKULUS DASAR BERBASIS LESSON STUDY

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. tindakan kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk

PENERAPAN MODEL CONCEPT SENTENCE DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN

III. METODE PENELITIAN. adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja

BAB III RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN. Orientasi teori dan kajian lapangan. Perencanaan 1. Tes siklus I. Perencanaan 2. Tes siklus II.

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INDAH GEGURITAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW. Sunandar

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar IPA dalam konsep

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS BENTUK DAN MAKNA AFIKS VERBA PADA TEKS BACAAN DALAM BUKU SISWA BAHASA INDONESIA SMP/MTS KELAS VII KURIKULUM 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KPK DAN FPB MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Rancangan penelitian ini menggunakan metode Peneelitian Tindakan kelas. dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa 35 orang yang terdiri dari 18 orang siswa laki-laki dan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

Helmi Nurul Hikmah Guru Matematika MTsN Tanah Grogot

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

SILABUS. 1. Identitas Mata Kuliah. Nomor Kode : : IN 413

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada kelas VIIe SMP Negeri 1 Sukoharjo tahun

MARLINA BAKRI (Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNCP)

BAB I PENDAHULUAN. Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya

Mika Hikmaya Sari* Yudi Budianti* Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika, Metode Pemecahan Masalah Model Polya.

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA MELALUI LESSON STUDY PADA MATA KULIAH MORFOLOGI TUMBUHAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIII semester genap tahun pelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KONSEP GEOMETRI DIMENSI DUA DALAM PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN LESSON STUDY DENGAN LATIHAN SOAL (PTK

BAB1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan berpengaruh terhadap sistem atau kaidah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan dalam penelitian ini mengikuti tahap-tahap yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imas Siti Nurlaela, 2015

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui Model Mind Mapping Pada Siswa Kelas X Mas Kapita Kabupaten Jeneponto

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. atau istilah dalam bahasa inggris adalah classroom action research, yaitu suatu action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

Transkripsi:

Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN 24431109 KEGIATAN LESSON STUDY DALAM PEMBELAJARAN MORFOLOGI BAHASA INDONESIA MAHASISWA SEMESTER IVA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO Marlina Bakri 1 Universitas Cokroaminoto Palopo 1 Lhinam83@gmail.com 1 Kegiatan lesson study ini bertujuan: 1) mendeskripsikan proses pelaksanaan pembelajaran morfologi Bahasa Indonesia pada mahasiswa semester IVA Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Cokroaminoto Palopo dan 2) mendeskripsikan hasil pelaksanaan pembelajaran morfologi Bahasa Indonesia pada mahasiswa semester IVA Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Cokroaminoto Palopo. Subjek pada kegiatan lesson study ini adalah dosen model mata kuliah morfologi dan mahasiswa semester IVA. Jumlah mahasiswa sebanyak 42 orang yang terdiri atas 11 mahasiswa lakilaki dan 31 mahasiswa perempuan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Cokroaminoto Palopo tahun akademik 2015. Proses pelaksanaan pembelajaran morfologi ratarata setiap pertemuan sudah menunjukkan hasil yang baik, yakni ratarata mahasiswa sudah aktif dalam mengikuti pembelajaran dan mengajukan sanggahansanggahan ketika diadakan persentase. Hasil pelaksanaan pembelajaran juga sudah menunjukkan hasil yang sangat baik di setiap pertemuan, yaitu ratarata tulisan mahasiswa di akhir siklus sudah berada dalam kategori baik sampai dengan kategori baik sekali. Kata Kunci: Lesson Study, Morfologi, Bahasa Indonesia 1. Pendahuluan Pengajaran bahasa bertujuan menumbuh kembangkan keterampilan berbahasa mahasiswa. Terampil berbahasa berarti terampil dalam menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dalam berbicara atau berkomunikasi, terkadang ditemukan katakata yang kurang tepat untuk dipahami maknanya. Oleh karena itu, untuk menghindari terjadinya salah pengertian dalam berkomunikasi, pemilihan, penyusunan, dan penggunaan kata harus benarbenar diperhatikan. Kagiatan ini bertujuan 1) mendeskripsikan proses pelaksanaan pembelajaran morfologi bahasa Indonesia pada mahasiswa semester IVA Prodi Pendidikan Bahasa Halaman 666 dari 896 Indonesia Universitas Cokroaminoto Palopo, dan 2) mendeskripsikan hasil pelaksanaan pembelajaran morfologi bahasa Indonesia pada mahasiswa semester IVA Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Cokroaminoto Palopo. Agar kata yang digunakan baik, tepat, dan benar, perlu diperhatikan mengenai afiks dan kelas kata. Afiks dan kelas kata dalam bahasa Indonesia mempunyai peranan dalam pembentukan suatu kalimat. Dalam bahasa Indonesia, imbuhan (awalan, akhiran, dan konfiks) sangat penting karena dapat menentukan makna gramatikal suatu kata (Badudu, 1995). Jika imbuhan imbuhan tersebut

ditambahkan pada morfem lain, akan mengubah makna atau fungsi gramatikal suatu kata (Clark, 1981). Afiks dan kelas kata perlu diperhatikan agar tidak terjadi penyimpangan pembentukan kata dari aturanaturan yang sudah berlaku. Misalnya, muncul beberapa variasi pada kata terap setelah mendapat imbuhan me kan, atau per an, yaitu mentrapkan, mengetrapkan, menetrapkan, menerapkan, mengeterapkan, pentrapan, peneterapan, pengeterapan, peneterapan, pengeterapan. Padahal, kata yang baku hanyalah menerapkan dan penerapan (Lumintaintang, 1991). Bentukan dengan imbuhan merupakan bentukan yang benar karena semua unsur imbuhan pada kata memperhitungkan, menghitungkan, dan menghitung berfungsi membedakan arti. Hal tersebut penting untuk dipelajari karena pemahaman terhadap afiks dan kelas kata diharapkan dapat mendatangkan banyak manfaat. Purwo (1991) mengatakan kemampuan mengenali kelas kata dari suatu kata di dalam konteks memiliki tiga kegunaan, yaitu (1) saat mencoba menebak makna suatu kata dari konteks, pengetahuan akan kelas kata dapat memastikan bahwa makna yang ditebak tersebut berkelas kata sama, (2) kemampuan tersebut dapat memudahkan saat mencari makna kata di dalam kamus Karena makna kata biasanya diklasifikasikan berdasarkan kelas katanya, (3) jika dijumpai kalimat yang sulit untuk diinterpretasikan, hal tersebut dikarenakan seseorang mengaitkan arti atau fungsi yang salah pada suatu kata atau lebih di dalam kalimat. Morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan atau mempelajari selukbeluk struktur kata serta pengaruh perubahanperubahan struktur kata terhadap kelas kata dan arti kata. Morfologi mengidentifikasikan satuansatuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal (Verhar, 1996) 2. Metode A. Subjek Subjek pada kegiatan lesson study ini adalah dosen model mata kuliah morfologi bahasa Indonesia dan mahasiswa semester IVA. Jumlah mahasiswa sebanyak 42 orang yang terdiri atas 11 mahasiswa lakilaki dan 31 mahasiswa perempuan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Cokroaminoto Palopo tahun akademik 2015. B. Rancangan Pelaksanaan Secara umum langkahlangkah pelaksanaan lesson study terdiri atas tiga tahap, yaitu: Halaman 667 dari 896

1. Perencanaan (Plan) Tahap perencanaan dilakukan dengan mendiskusikan tahaptahap yang akan dilakukan, mulai dari rancangan pembelajaran, metode yang diterapkan, sampai pada penilaian yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. 2. Tindakan Pada tahap tindakan, yakni dosen model menerapkan pembelajaran yang telah disepakati pada tahap plan. Selain itu, eorang teknisi bertugas untuk melakukan perekaman terhadap proses pembelajaran. Pengambilan gambar dilakukan secara menyeluruh kemudian akan dilakukan editing pada beberapa kejadian yang dianggap penting. Sementara pengamat duduk dan ada yang berdiri di samping dan belakang. 3. Refleksi (See) Pada akhir seluruh proses refleksi keseluruhan dilakukan untuk memetik pelajaran berharga yang dapat diperoleh. Kegiatan refleksi dilakukan dengan cara: 1) dosen model bersama tim merefleksi seluruh siklus pembelajaran yang dipandu oleh tim model, 2) Berbagai masukan dari tim didokumentasikan sebagai bahan pembelajaran untuk perbaikan rencana pembelajaran selanjutnya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran selanjutnya. C. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah metode yang digunakan peneliti untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi dan tes. Teknik observasi diperoleh melalui pengamatan dengan lembar observasi dosen model dan mahasiswa selama proses pembelajaran, sedangkan tes diperoleh melalui pemberian tugas pembentukan kata pada setiap pertemuan. D. Teknik Analisis Data Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Data proses dianalisis secara deskriptif kualititatif, sedangkan data hasil dalam morfologi bahasa Indonesia kemudian dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Data proses dapat diawali dengan kegiatan mereduksi data. Pada tahap ini yang dilakukan adalah mengidentifikasi data tentang perencanaan, tindakan, dan refleksi. 3. Hasil Dan Pembahasan A. Hasil Pembelajaran ini dilakukan oleh satu orang dosen model yang bertugas untuk mengajar dan menjadi fasilitator pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran ini untuk Halaman 668 dari 896

Kegiatan Lesson Study dalam Pembelajaran Morfologi Bahasa Indonesia mengetahui kemampuan mahasiswa dalam pembelajaran pembentukan kata dan dilakukan perbaikanperbaikan terhadap proses yang menjadi kendala sehingga mahasiswa mampu dalam pembentukan kata misalnya proses afiksasi. Proses ini diamati langsung oleh tim observer, mengenai pembelajaran yang dilakukan oleh dosen model dan mahasiswa. 1. Proses Pembelajaran Siklus I a) Plan Berdasarkan rancangan yang dibuat, pelaksanaan pembelajaran yang diterapkan yaitu memfokuskan materi pembelajaran dalam pembelajaran morfologi. Rancangan yang telah disusun pada tahap ini tentunya akan diterapkan pada tahap selanjutnya yaitu pada tahap tindakan. b) Tindakan Kegaiatan yang dilaksanakan pada tahap ini yakni pembelajaran hakikat morfologi bahasa Indonesia. Kegiatan awal yang dilakukan yakni mengajukan pertanyaanpertanyaan kepada mahasiswa seputar pembelajaran morfologi yang berkaitan dengan pembentukan kata. Selanjutnya mahasiswa dibagi ke dalam kelompokkelompok kecil secara heterogen yang terdiri atas 7 kelompok. Setiap kelompok diberikan tugas untuk menjelaskan keterkaitan antara fonologi dan sintaksis melalui kajian morfologi berdasarkan materi yang telah ditentukan oleh dosen model. c) Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan oleh tim observer, diajukan saran bahwa proses pelaksanaan pembelajaran dalam morfologi bahasa indonesia masih berjalan kurang maksimal, disebabkan karena mahasiswa masih kurang menguasai teori morfologi, selain itu ketika diadakan persentase mahasiswa masih kurang aktif dalam mengikutinya. 2. Hasil Pembelajaran Siklus I Berdasarkan hasil pembelajaran siklus I, diperoleh data hasil keterkaitan antara fonologi dan sintaksis melalui kajian morfologi pada mahasiswa semester IVA yang disajikan pada table 1 berikut. Tabel 1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Hasil Pembelajaran Morfologi Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%) 85 100 75 84 60 74 Sangat Baik Baik Cukup 0 12 24 0,00 28,57 57,14 Halaman 669 dari 896

40 59 0 39 Kurang Gagal 6 14,28 Jumlah 42 100 Berdasarkan Tabel 1, menunjukkan bahwa dari 42 mahasiswa setelah diadakan pembelajaran keterkaitan antara fonologi dan sintaksis melalui kajian morfologi pada siklus I diperoleh hasil, yaitu 12 (28,57%) mahasiswa berada pada kategori baik, 24 (57,14%) mahasiswa berada pada kategori cukup, dan 6 (14,28%) mahasiswa berada pada kategori kurang. 3. Proses Pelaksanaan Siklus II a) Plan Berdasarkan rancangan yang dibuat, pelaksanaan pembelajaran yang diterapkan yaitu memfokuskan materi pembelajaran dalam pembentukan kata. Rancangan yang telah disusun pada tahap ini tentunya akan diterapkan pada tahap selanjutnya yaitu pada tahap tindakan. b) Tindakan Mahasiswa dibagi ke dalam kelompokkelompok kecil secara heterogen yang terdiri atas 6 kelompok. Setiap kelompok memperhatikan slide yang ditampilkan kemudian mahasiswa ditugasi untuk mengemukakan kesimpulan tentang pengertian morfem serta membentuk kata yang berpatokan pada jenis morfem. Dalam kegiatan mengemukakan pendapat serta pembentukan kata, dosen model mendampingi mahasiswa dan menjelaskan halhal yang masih kurang dipahami, dan tim observer terus mengamati jalanya proses pembelajaran. c) Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan oleh tim observer, diajukan saran bahwa proses pelaksanaan pembelajaran dalam pembentukan kata sudah berjalan dengan baik. Namun, masih terdapat kekurangan yakni kondisi waktu yang tidak memungkinkan. Selain itu hasil tulisan mahasiswa banyak terjadi kesalahan, khusus di proses pembentukan kata. 4. Hasil Pembelajaran Siklus II Berdasarkan hasil pembelajaran siklus II, diperoleh data hasil pembentukan morfem pada mahasiswa semester IVA yang disajikan pada tabel 2 berikut. Tabel 2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Hasil Pembelajaran Morfologi Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%) 85 100 75 84 Sangat Baik Baik 0 12 0,00 28,57 Halaman 670 dari 896

Kegiatan Lesson Study dalam Pembelajaran Morfologi Bahasa Indonesia 60 74 40 59 0 39 Cukup Kurang Gagal 30 71,24 Jumlah 42 100 Berdasarkan Tabel 2, menunjukkan bahwa dari 42 mahasiswa setelah diadakan pembelajaran morfologi pada siklus II diperoleh hasil, yaitu 12 (28,57%) mahasiswa berada pada kategori baik, 30 (71,24%) mahasiswa berada pada kategori cukup, dan tidak terdapat mahasiswa yang memperoleh nilai pada kategori kurang dan gagal. 5. Proses Pelaksanaan Siklus III a) Plan Berdasarkan rancangan yang dibuat, pelaksanaan pembelajaran yang diterapkan yaitu memfokuskan materi pembelajaran dalam membentuk kata. Rancangan yang telah disusun pada tahap ini tentunya akan diterapkan pada tahap selanjutnya yaitu pada tahap tindakan. b) Tindakan Setiap kelompok diberikan gambar yang berbedabeda, kemudian setiap mahasiswa ditugasi untuk membentuk kata bahasa Indonesia proses afiksasi berdasarkan slide yang ditampilkan. Dalam kegiatan pembentukan kata berdasarkan proses afiksasi, dosen model mendampingi mahasiswa dan menjelaskan halhal yang masih kurang dipahami, dan tim observer terus mengamati jalanya proses pembelajaran. c) Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan oleh tim observer, diajukan saran bahwa proses pelaksanaan pembelajaran dalam pembentukan kata berdasarkan proses afiksasi sudah berjalan dengan baik. 6. Hasil Pembelajaran Siklus III Berdasarkan hasil pembelajaran siklus III, diperoleh data hasil pembentukan kata berdasarkan proses afiksasi pada mahasiswa semester IVA yang disajikan pada tabel 3 berikut. Halaman 671 dari 896

Tabel 3. Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Hasil Pembelajaran Morfologi Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%) 85 100 75 84 60 74 40 59 0 39 Sangat Baik Baik Cukup Kurang Gagal 7 10 15 10 16,66 23,80 35,71 23,80 Jumlah 42 100 Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 42 mahasiswa setelah diadakan pembelajaran morfologi pada siklus III diperoleh hasil, yaitu 7 (16,66%) mahasiswa berada pada kategori sangat baik, 10 (23,80%) mahasiswa berada pada kategori baik, 15 (35,71%) mahasiswa berada pada kategori cukup, 10 (23,80%) mahasiswa berada pada kategori kurang dan tidak terdapat mahasiswa yang memperoleh nilai pada kategori gagal. 7. Proses Pelaksanaan Siklus IV a) Plan Berdasarkan rancangan yang dibuat, pelaksanaan pembelajaran yang diterapkan yaitu memfokuskan materi pembelajaran dalam pembentukan kata. Rancangan yang telah disusun pada tahap ini tentunya akan diterapkan pada tahap selanjutnya yaitu pada tahap tindakan. b) Tindakan Setiap kelompok tugas membentuk kata dengan materi yang telah ditentukan oleh dosen model, yaitu prefiks, sufiks, dan konfiks. Dalam kegiatan membentuk kata, dosen model mendampingi mahasiswa dan menjelaskan halhal yang masih kurang dipahami, dan tim observer terus mengamati jalanya proses pembelajaran. Setelah selesai mengerjakan, setiap perwakilan kelompok diberi kesempatan untuk membacakan hasil pekerjaannya. c) Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan oleh tim observer, diajukan saran bahwa proses pelaksanaan pembelajaran dalam membentuk kata sudah berjalan dengan baik. Hasil pembentukan kata mahasiswa ratarata sudah sangat baik, namun terkadang masih ada sedikit kesalahan dalam pembentukan kata 8. Hasil Pembelajaran Siklus III Berdasarkan hasil pembelajaran siklus IV, diperoleh data hasil pembentukan kata pada mahasiswa semester IVA yang disajikan pada tabel 4 berikut. Halaman 672 dari 896

Kegiatan Lesson Study dalam Pembelajaran Morfologi Bahasa Indonesia Tabel 5. Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Hasil Pembelajaran Morfologi Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%) 85 100 75 84 60 74 40 59 0 39 Sangat Baik Baik Cukup Kurang Gagal 20 15 7 47,61 35,71 16,66 Jumlah 42 100 Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 42 mahasiswa setelah diadakan pembelajaran morfologi pada siklus IV diperoleh hasil, yaitu 20 (47,61%) mahasiswa berada pada kategori sangat baik, 15 (35,71%) mahasiswa berada pada kategori baik, 7 (16,66%) mahasiswa berada pada kategori cukup, dan tidak terdapat mahasiswa yang memperoleh nilai pada kategori cukup dan gagal. 4. Kesimpulan Dan Saran A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pelaksanaan lesson study dalam pembelajaran Morfologi Bahasa Indonesia pada mahasiswa semester IVA program studi pendidikan bahasa Indonesia, adapun yang menjadi kesimpulan yaitu: 1) Proses pelaksanaan pembelajaran pembentukan kata ratarata setiap pertemuan sudah menunjukkan hasil yang baik, yakni ratarata mahasiswa sudah aktif dalam mengikuti pembelajaran dan mengajukan sanggahansanggahan ketika diadakan persentase. 2) Hasil pelaksanaan pembelajaran juga sudah menunjukkan hasil yang sangat baik di setiap pertemuan, yaitu ratarata pembentukan kata mahasiswa di akhir siklus sudah berada dalam kategori baik sampai dengan kategori baik sekali. B. Saran Berdasarkan proses dan hasil pelaksanaan lesson study yang dilaksanakan pada mahasiswa semester IVA program studi pendidikan bahasa Indonesia, diajukan saran sebagai berikut, yaitu: 1. Setiap dosen untuk senantiasa melaksanakan pembelajaran dengan maksimal, dan memilih pendekatanpendekatan yang baik dalam mengajarkan materi perkuliahan. 2. Diharapkan kepada mahasiswa untuk lebih meningkatkan proses belajar yang baik, khususnya dalam kegiatan afiksasi dan kelas kata. Halaman 673 dari 896

Daftar Pustaka [1] Badudu, J.S. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar Jilid III. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 1995. [2] Clark, V.P. Language. New York: St. Martin s Press. 1981. [3] Luminantaintang, Y.B. Pemasyarakatan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar dalam Seminar Nasional Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta: UPP IKIP Yogyakarta. 1991. [4] Purwo, B.K. Bulirbulir Sastra dan Bahasa: Pembaharuan Pengajaran. Yogyakarta: Kanisius. 1991. [5] Verhaar, J.W.M. Asasasas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gajah Mada. 1996. Halaman 674 dari 896