2 mendukung adanya suatu transparansi dan fungsi pertanggungjawaban atas uang publik yang dikelola oleh pemerintah. Selama ini pengelolaan kas yang di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Kas adalah salah satu komponen dari aktiva yang sangat vital bagi

BAB IV HASIL PENELITIAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN UANG NEGARA/DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN UANG NEGARA/DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN UANG DAERAH

Soal soal Pra/Post Test

BAB II DASAR TEORI. organisasi (Rahmadi Murwanto et al, 2006 : 5). Manajemen Kas. dengan cara yang tepat. Mike Williams (dalam Rahmadi Murwanto et al,

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-10/PB/2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PENUTUP. 1. Peramalan kas dengan metode analisis data time series dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara telah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1 Universitas Indonesia

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 27 Tahun 2014 Seri E Nomor 23 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Kementerian Keuangan. Keuangan. Kas.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAANUANGNEGARA/DAERAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Tata Cara. Sistem Informasi. Treasury National Pooling.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Rekening Penerimaan. KPPN. Penerapan. TSA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORATJENDERALPERBENDAHARAAN

9 Menurut Rahmadi, Insyafiah, dan Subkhan (2006) pengertian kas meliputi saldo kas (cash on hand), saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat digun

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL SEBAGAI AMANAT UNDANG-UNDANG

CATATAN LAPORAN KEUANGAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA BANDUNG TAHUN 2015

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 36 TAHUN 2013 TENTANG

PRESENTASI KETUA KELOMPOK KERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SOSIALISASI PERENCANAAN KAS

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 252/PMK.05/2014 TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN UANG NEGARA/DAERAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Kementerian Keuangan. Rekening. Saldo Nihil. Treasury Single Account.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Laporan Keuangan. Konsolidasian. Prosedur.

KEBIJAKAN AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 214/PMK.05/2013 TENTANG BAGAN AKUN STANDAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 87 1P13/2011

Rekening Dana Investasi (RDI)

2011, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan

BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Treasury National Pooling. Bendahara Penerimaan.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 252/PMK.05/2014 TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 252/PMK.05/2014 TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA

(1) Arus Kas dari Aktivitas Operasi Arus kas bersih dari Aktivitas Operasi sebesar Rp ,24 terdiri dari:

BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dalam rangka pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MANAJEMEN KEUANGAN PASAR

SALINAN BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 47 TAHUN No. 47, 2017 TENTANG

BAB III PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DALAM PRAKTEK

BAB I PENDAHULUAN. menyusun APBN. Penerimaan Negara meliputi penerimaan perpajakan, penerimaan Negara bukan pajak (PNBP), serta hibah.

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN ANGGARAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 252/PMK.05/2014 TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi daerah, sebagaimana halnya di bidang-bidang lainnya. Usaha untuk

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Keuangan telah melakukan perubahan kelembagaan yaitu. peningkat- an efisiensi, efektivitas, dan produktivitas kinerja birokrasi dalam

PENGELOLAAN PERBENDAHARAAN NEGARA DAN KESIAPAN PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA MELALUI KPPN

Inisiatif Program Transformasi Kelembagaan Tema Perbendaharaan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDOENSIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI OGAN ILIR,

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh, Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.74, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Pengelolaan. Pinjaman. Badan Layanan Umum.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. melalui satu paket undang-undang di bidang keuangan negara. Reformasi ini

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 134/PMK.010/2017 TENTANG PAJAK PENGHASILAN DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS PENGHASILAN DARI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERIKEUANGAN REPUBUK INDONESIA SALIN AN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN (LRA) Oleh : Nathasia dan Susanti

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : Mewujudkan pengelolaan kas yang efisien dan optimal.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 262/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PUSAT

2017, No Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017, telah tersedia pagu anggaran untuk subsidi Pajak Penghasilan ditanggung o

Urgensi Aspek Pengawasan Implementasi Pola Pengelolaan Keuangan BLU. Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan BLU

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah.

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuang

Tata Kerja Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan; 7. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 259/KMK.017/1993 tanggal 27 Pebruari 1993

PROVINSI J A W A T E N G A H D E N G A N R A H M A T T U H A N Y A N G M A H A E S A

BAB II TINJAUAN/KAJIAN PUSTAKA. mencapai tujuan penyelenggaraan negara. dilakukan oleh badan eksekutif dan jajaranya dalam rangka mencapai tujuan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Saldo. Anggaran Lebih. Pengelolaan.

PROFIL KEUANGAN DAERAH

No lingkungan Pemerintah karena memerlukan petunjuk teknis lebih lanjut yang diatur oleh Pemerintah. Untuk itu, dalam rangka good governance d

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun. transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara.

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 136/PMK.05/2006 TENTANG

KOMITE STÁNDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

C. PENJELASAN ATAS POS- POS NERACA

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Indonesia semakin sadar akan pentingnya penerapan manajemen kas yang baik terutama untuk meningkatan efisiensi, efektivitas dan pengendalian atas aliran kas negara. Manajemen kas di Indonesia semakin penting karena pemerintah Indonesia mengalami cash mismatch dimana saat penerimaan kas dalam jumlah besar tidak sama dengan waktu pengeluarannnya. Selain itu, diharapkan juga dengan manajemen kas yang lebih baik akan terjadi percepatan penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Secara khusus manajemen kas berfungsi untuk memastikan ketersediaan kas/dana pada rekening pemerintah guna memenuhi pembayaran kegiatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, selain hal tersebut sejalan dengan yang diamanatkan dalam Undang-undang No.1 tahun 2004. Beberapa pokok manajemen kas yang baik dalam mendukung upaya percepatan penyerapan dana meliputi adanya suatu fungsi perencanaan kas yang baik, pemanfaatan kas yang menganggur semaksimal mungkin, pencegahan terjadinya penyimpangan penggunaan uang negara dan pencarian sumber pembiayaan yang paling efisien untuk menutup kekurangan kas. Fungsi manajemen kas yang baik juga akan 1

2 mendukung adanya suatu transparansi dan fungsi pertanggungjawaban atas uang publik yang dikelola oleh pemerintah. Selama ini pengelolaan kas yang dilaksanakan pemerintah belum berpedoman pada international best practices dalam pengelolaan kas negara. Salah satu penyebabnya adalah pelaksanaan yang belum tepat dalam mengelola keuangan negara. Selama ini pengelolaan uang negara dilakukan dengan pendekatan superioritas negara yang mengakibatkan terabaikannya prinsip-prinsip yang sangat penting dalam pengelolaan kas, yang berlaku bagi swasta maupun pemerintahan. Penerapan prinsip-prinsip manajemen kas yang baik oleh pemerintah, sejalan dengan telah lahirnya 3 (tiga) paket undang-undang bidang keuangan negara dan lahirnya Peraturan Pemerintah tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah, diharapkan akan mampu mengurangi hambatan-hambatan dalam aliran kas pemerintah baik dari sisi penerimaan maupun pengeluaran negara. Proses penerimaan negara dalam upaya penyediaan dana maupun proses pembayaran kewajiban pemerintah kepada pihak ketiga atau pihak-pihak lain dapat lebih lancar sehingga mendukung upaya percepatan penyerapan realisasi APBN, demikian pula dengan Penerapan manajemen kas dalam pengelolaan keuangan negara melalui implementasi Treasury Single Account (TSA), perencanaan kas, penempatan/investasi kas jangka pendek, penataan rekening pemerintah dan lainnya. Manajemen kas akan memberikan nilai tambah dalam bentuk memastikan ketersediaan dana untuk membiayai kegiatan pemerintah,

3 menambah pendapatan negara dan menurunkan cost of financing pemerintah. Dengan penerapan TSA ini akan memungkinkan aliran kas terkonsolidasi, dimana penerimaan dan pengeluaran negara dilakukan melalui dan bersumber dari satu rekening, yakni Rekening Kas Umum Negara. Prinsip-prinsip ini mencakup adanya pengendalian atas aliran kas pemerintah. Dalam pelaksanaan TSA diperlukan perubahan mekanisme penyaluran/pengeluaran negara malalui Bank Operasional (BO) serta mekanisme pengelolaan penerimaan negara melalui Bank Persepsi. Hal ini dilakukan untuk memastikan penerimaan negara diterima pada hari yang sama dan pengeluaran negara dilakukan secara tepat waktu, serta adanya transparansi berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan kas yang baik. Kementerian Keuangan merupakan lembaga pemerintah yang bertugas melakukan pengelolaan keuangan yang diamanatkan/tercantum dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sehingga dalam rangka melakukan pengelolaan keuangan negara (cash management) yang lebih efektif dan efisien, Pemerintah telah menerapkan Treasury Single Account (TSA) pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) seluruh Indonesia. Permasalahan selama ini dalam pengelolaan keuangan negara adalah tersebarnya tempat penyimpanan uang negara di berbagai rekening, adanya uang menganggur (idle cash) serta selang waktu (gap) penerimaan

4 negara sampai ke rekening kas negara. Ketiga problem tersebut menyulitkan Menteri Keuangan dalam mengendalikan keberadaan uang negara sehingga mengalami kesulitan dalam mengelolanya. Dalam praktek bisnis yang sehat uang yang telah dikuasai sebelum digunakan kembali dapat dikaryakan atau dibiakkan (dibungakan) untuk mendapatkan hasil. Disisi lain uang yang terkendali memungkinkan Menteri Keuangan dapat melakukan pengelolaan utang secara optimal sehingga dapat mengurangi biaya pinjaman (cost of capital) karena mengurangi beban keuangan negara. Selama ini dalam merealisasikan pencairan Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara (APBN) melalui mekanisme pembebanan pada rekening Bendahara Umum Negara (BUN) yang kemudian ditransfer ke Bank Operasional (Bank-bank Umum) sesuai dengan penetapan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) yang tersebar di seluruh Indonesia. Pengeluaran Pemerintah ditampung melalui Bank Operasional sedangkan untuk penerimaan Pemerintah ditampung dalam Bank Persepsi. Dengan mekanisme tersebut timbul permasalahan adanya uang negara yang mengendap pada Bank Operasional dan Bank Persepsi. Pada sisi pengeluaran ketika uang sudah ditransfer keluar dari rekening BUN dan sampai ke Rekening Bank Umum yang di tetapkan KPPN maka uang tersebut dapat digunakan untuk pembayaran pengeluaran negara di wilayah kerja KPPN yang bersangkutan, namun jika tidak habis dibelanjakan maka akan mengendap di Bank Umum yang dikenal dengan

5 Bank Operasional. Saldo yang mengendap / tidak terpakai tersebut selama ini tidak dioptimalisasi penggunaannya untuk kepentingan Pemerintah. Padahal saldo kas yang tidak terpakai dapat digunakan untuk kegiatan investasi yang mendatangkan pendapatan bagi pemerintah. Sedangkan pada sisi penerimaan negara melalui bank persepsi juga terdapat pengendapan dimana proses tranfer ke Rekening Kas Negara di Bank Indonesia seminggu 2 (dua) kali yaitu pada hari Selasa dan Jumat. Inefisiensi dana kas, seperti tingginya biaya pengelolaan rekening, dan adanya pengendapan atau penumpukan dana menganggur pada rekening penerimaan dan pengeluaran negara. Jika hal seperti itu masih terjadi dan tidak dapat dihindari, akan mendorong kemungkinan munculnya penyalahgunaan atau penyimpangan dalam pengelolaan dana- dana tersebut. Penerapan treasury single account pada KPPN dengan prinsip zero balance account pada bank persepsi dan bank operasional di seluruh Indonesia dan sentralisasi saldo kas pada rekening Bendahara Umum Negara/Rekening Kas Umum Negara pada Bank Indonesia, yang berarti saldo pada bank persepsi dan bank operasional akan nihil sehingga tidak ada lagi pengendapan saldo kas tidak terpakai (idle cash), sehingga dapat meningkatkan pengelolaan keuangan negara yang efektif dan efisien. Hal ini yang mendorong penulis untuk mencoba mengulas sedikit banyak tentang penerapan Treasury Single Account melalui penyusunan skripsi dengan judul Penerapan Treasury Single Account Dalam

6 Rangka Pengelolaan Kas pada Kantor Pelayanaan Perbendaharaan Negara Jakarta II. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dalam penelitian ini penulis berusaha merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pelaksanaan pengelolaan kas sebelum dan setelah diterapkannya Treasury Single Account (TSA)? 2. Apakah dengan Treasury Single Account (TSA) dapat mengatasi uang menganggur (idle cash) pada KPPN Jakarta II? 1.3 Tujuan dan Manfaat Tujuan Penyusunan skripsi ini adalah untuk mengetahui : 1) Pelaksanaan pengelolaan kas sebelum dan sesudah diterapkannya Treasury Single Account (TSA). 2) Kemampuan Treasury Single Account (TSA) dalam mengatasi uang menganggur (idle cash) pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Jakarta II. Manfaat penulisan skripsi ini adalah : 1) Bagi penulis ialah meningkatkan pengetahuan mengenai pengelolaan keuangan negara dan manajemen kas negara

7 2) Bagi pembaca ialah menambah pengetahuan tentang mekanisme Treasury Single Account (Rekening Tunggal Perbendaharaan), manfaat dan keuntungan diterapkannya TSA bagi Penerimaan Negara.