BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Siti Wahyuni, 2014 Pengaruh Aspek-Aspek Prilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha

dokumen-dokumen yang mirip
2014 IMPLEMENTASI D ATA ENVELOPMENT ANALYSIS (D EA) UNTUK MENGUKUR EFISIENSI INDUSTRI TAHU D I KABUPATEN SUMED ANG

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat perekonomian nasional mengalami stagnasi, usaha mikro, kecil

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali di Indonesa. Peranan UMKM dalam perekonomian Indonesia diakui

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mulyadi, 2014 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha

BAB I PENDAHULUAN an merupakan pukulan yang sangat berat bagi pembangunan Indonesia. ekonomi yang lebih besar justru tumbang oleh krisis.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Unit Usaha Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Sakur, Kajian Faktor-Faktor yang Mendukung Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Spirit Publik, Solo, 2011, hal. 85.

2015 ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA INDUSTRI KREATIF SUBSEKTOR KERAJINAN KERAMIK

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah.

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Produksi dan Konsumsi Kedelai di Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Risna Khoerun Nisaa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Industri kecil di Indonesia memiliki peranan yang sangat penting dan

2015 PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

BAB I PENDAHULUAN. Filipina, Malaysia dan lainnya yang mengalami distorsi ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam peningkatan perekonomian daerah, peningkatan pendapatan devisa nasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dan Pertumbuhan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) merupakan salah satu motor pengerak yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. parah bagi perekonomian nasional. Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald

BAB I PENDAHULUAN. keluar untuk mengatasi masalah perekonomian di Indonesia. UMKM di. ditampung sehingga tingkat pengangguran semakin berkurang.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perekonomian di Indonesia sejak terjadinya krisis moneter mengalami

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. lagi. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Hasan dalam Republika

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2015 PENGARUH MOD AL KERJA D AN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHAD AP PEND APATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi hal yang sangat penting

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB I PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis ekonomi dan moneter yang dialami oleh bangsa

BAB I PENDAHULUAN. cukup penting didalam pembangunan nasional. Kemampuannya untuk tetap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat strategis dan berperan besar terhadap perekonomian Indonesia. Peran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah kota besar terdiri dari beberapa multi etnis baik yang pribumi maupun

Tantangan dan Peluang UKM Jelang MEA 2015

DENI HAMDANI, 2015 PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN, PERSAINGAN, DAN MODAL KERJA TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PEDAGANG

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang memicu orang-orang untuk mencari pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 merupakan momen yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Ketahanan ekonomi merupakan syarat mutlak bagi kemakmuran sebuah

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

wbab I PENDAHULUAN No Indikator Satuan Tahun 2011 *) TAHUN 2012 **) PERKEMBANGAN TAHUN Jumlah % Jumlah % Jumlah %

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan UMKM di Indonesia dari tahun telah. Tabel 1.1. Jumlah Unit UMKM dan Industri Besar

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang berubah cepat dan kompetitif dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan persaingan pada dunia bisnis di era globalisasi ini

sehingga mempunyai ciri-ciri dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat yang mencakup perubahan-perubahan penting dalam struktur sosial, sikap-sikap

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, peranan Industri Kecil Menengah (IKM) dikaitkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara

UKM HARUS KREATIF DAN INOVATIF

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin sulitnya keadaan perekonomian dunia saat ini yang diakibatkan krisis

BAB I PENDAHULUAN. kecil merupakan bagian dari dunia usaha nasional yang. mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam konteks desentralisasi ekonomi maka setiap daerah harus kreatif,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Industri kreatif saat ini sangat berkembang pesat dan dapat memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah telah menunjukkan bahwa usaha Mikro, Kecil, dan. Menengah (UMKM) di Indonesia tetap eksis dan berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan dengan cara menghasilkan dan memberdayakan kemampuan berkreasi

BAB I PENDAHULUAN. negara (Krugman dan Obstfeld, 2009). Hampir seluruh negara di dunia melakukan

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi dunia usaha termasuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) saat

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bidang, termasuk didalamnya adalah pembangunan di bidang ekonomi. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Usaha Kecil, Menengah (UKM) dan Usaha Besar (UB) di Jawa Barat Tahun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kewirausahaan merupakan salah satu bidang ekonomi yang penting bagi

1. Yulianty Widjaja (Direktur DAVINCI); dan 2. Para Hadirin Sekalian Yang Berbahagia.

I. PENDAHULUAN. khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya. Pada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Nawacita Joko Widodo dan Jusuf Kalla tahun tentang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara yang kuat sering di artikan sebagai negara dengan kondisi ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri kecil di perdesaan dikenal sebagai tambahan sumber pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. bagi perekonomian di Indonesia. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UKM)

I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sering disebut sebagai salah

Bagian Isi INDUSTRIALISASI DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Nilai PDRB (dalam Triliun) Sumber :Data nilai PDRB Pusdalisbang (2012)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan situasi global dan lokal bagi dunia bisnis, perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kebangkitan kembali sektor manufaktur, seperti terlihat dari kinerja ekspor maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor industri yang dipandang strategis adalah industri manufaktur.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Kota Pekalongan, Jawa Tengah, sudah sejak lama terkenal dengan

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011

Dampak Positif UMKM Perempuan Kurangi Angka Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Usaha Kecil 50 Juta 500 Juta Maksimal 300 Juta

I. PENDAHULUAN. Indonesia menurut lapangan usaha pada tahun 2010 menunjukkan bahwa sektor

PENGEMBANGAN UMKM UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara karena mengurangi angka pengangguran dan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, KINERJA DAN DAYA SAING INDUSTRI ELEKTRONIKA DI INDONESIA JOHANNA SARI LUMBAN TOBING H

KEWIRAUSAHAAN. Ahsin Zaedi, S.Kom Direktur GMP Nusantara Berkarya Owner Griya Sehat Sejahtera Owner Sekolah Panahan

BAB I PENDAHULUAN telah menembus angka 6,6 % pada bulan November, dan diperkirakan akan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alamnya, salah

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Kewirausahaan merupakan sifat, cirri, dan watak sesrorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan iniovasi ke dalam dunia nyata secara kreatif, meskipun sampai sekarang ini belum ada terminology yang persis sama tentang kewirausahaan (enterprenearship), akan tetapi pada umumnya memiliki hakikat yang hampir sama yaitu merujuk pada sifat, watak dan cirri-ciri yang melekat pada seseorang yang mempunyai kemauan keras yang mewujudkan gagasan inovasi ke dalam dunia usaha yang nyata dan dapat mengembangkannya dengan tangguh di kalangan masyarakat. Sikap dan perilaku merupakan kesatuan sifat seseorang yang terbentuk karena kebiasaan sehari-hari. Perilaku kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor-faktor itu adalah hak kepemilikan, kemampuan/kompetensi, dan insentif, sedangkan faktor eksternalnya meliputi lingkungan. Dengan demikian sikap dan perilaku dapat dirubah oleh diri sendiri dan oleh adanya tekanan/pengaruh lingkungan. Adanya pengaruh dari dalam diri sendiri dan dari luar lingkungan bergaul maka tumbuhlah sikap dan perilaku individu yang spesifik. Proses kreatifitas, inovasi, dan keberanian menghadapi resiko hanya dillakukan oleh orang orang yang memiliki jiwa dan sikap kewirausahaan yaitu orang yang percaya diri (yakin, optimis dan penuh komitmen) berinisiatif (energik dan percaya diri) memiliki motif berprestasi (berorientasiu hasil dan berwawasan ke depan) memiliki jiwa yang berkepemimpinan (berani tampil beda) dan berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan (karena itu suka tantangan). Kreatif adalah kemauan untuk mengembangkan ide-ide baru dan cara-cara baru dalam pemecahan masalah dan menemukan peluang (thinking new thing). Sedangkan inovasi adalam kemampuan untuk menerapkan kreatifitas dalam rangka pemecahan masalah dan menemukan peluang (doing new thing).

2 Kreatifitas adalah kemampuan untuk menemukan suatu hal yang baru dan berbeda. Sedangkan inovasi merupakan kemampuan untuk melakukan suatu hal yang baru dan berbeda. Sesuatu yang baru dan berbeda tersebut dapat dalam bentuk hasil seperti barang dan jasa, dan bisa dalam bentuk proses seperti ide, metode dan cara sesuatu yang baru dan berbeda yang di ciptakan melalui proses berfikir kreatif dan bertindak inovatif merupakan nilai tambah (value aded) dan merupakan keunggulan yang berharga. Nilai tambah yang berharga adalah suatu peluang bagi wirausaha, ide kreatif akan muncul apabila wirausaha look at old think something new or different. Serta keberanian menghadapi resikoadalah pengambilan resiko yang penuh dengan perhitungan dan realistis dari seorang wirausahawan. Pada umumnya pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara sedang berkembang mempunyai tujuan untuk menciptakan pembangunan ekonomi yang hasilnya secara merata dirasakan oleh semua masyarakat, meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesempatan kerja, pemerataan pendapatan, mengurangi tingkat kemiskinan, mengurangi perbedaan kemampuan antar daerah, dan struktur perekonomian yang seimbang. Usaha mikro kecil dan menegah (UMKM) merupakan salah satu bagian penting dalam membangun perekonomian di suatu Negara atau daerah, tidak terkecuali di Indonesia. Peran UMKM dalam perekonomian Indonesia diakui sangat besar. Hal ini dapat di lihat dari kontribusi UMKM terhadap lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pembangunan ekonomi pedesaan dan sebagai penggerak peningkatan ekspor manufaktur/nonmigas. Batasan usaha kecil menurut Undang-undang No.20/2008 Pasal 6 tentang UMKM, disebutkan beberapa kriteria usaha kecil sebagai berikut: 1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha 2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah)

3 Sedangkan menurut Bank Indonesia (SK. Direktur BI No.31/24//Kep/DER tanggal 5 Mei 1998) Usaha mikro adalah usaha yang dijalankan oleh rakyat miskin atau mendekati miskin. Dimiliki oleh keluarga sumber daya lokal dan teknologi sederhana. Lapangan usaha mudah untuk exit dan entry. Pertumbuhan ekonomi 2013 tetap tinggi apabila pemerintah mengalokasikan belanja pembangunan yang lebih besar untuk infrastruktur. Pembenahan infrastruktur akan memperlancar arus barang dan jasa, mempertahankan daya beli masyarakat, dan mendorong konsumsi domestik.dan yang lebih penting adalah, harus di perhatikan peran dan fungsi sektor rill yang sudah terbukti menjadi penyelamat Perekonomian Indonesia dari serangan arus Global dan Krisis Ekonomi Dunia. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat maka fokus pertumbuhan ekonomi seharusnya dikontribusikan oleh pertumbuhan sektor rill dibandingkan sektor Moneter dan keuangan yang tidak memiliki dampak signifikan terhadap pengurangan tingkat kemiskinan dan pengangguran. Konsentrasi pada sektor rill khususnya bisa dilakukan dengan fokus pemberdayaan dan peningkatan jumlah wiraswasta dan wirausaha Indonesia. Melalui pemberdayaan masyarakat menjadi wirausaha melalui pengembangan usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).Maka akan di harapkan tumbuh sentra sentra produksi kecil dan Menengah yang di tata kelola dengan baik,sehingga kontribusinya terdahap pertumbuhan Ekonomi di Daerah Daerah makin dominan.ini lah yang di harapkan bisa membangkitkan daya beli Masyarakat Daerah khususnya dan Nasional pada Umumnya. UMKM lebih di fungsikan lagi dan juga Sumber Daya Manusia yang terlibat di dalam nya agar di tingkatkan keterampila mereka, di maksud agar bisa memanajemen usaha usaha mereka dengan baik sesuai dengan tujuan nya, meningkatkan pendapatan dan hasil penjualan serta mampu menaikan tingkat kesejahteraan anggotanya. Sektor UMKM harus di kedepankan dengan cara memberi kemudahan dalam pendanaan, memperbaharui kemampuan teknologi, membuka akses pasar

4 dan diversifikasi macam macam produk, maka akan melahirkan pengusahapengusaha lokal yang bisa berkompetisi secara nasional maupun di tingkat internasional, yang nantinya akan berdampak pada penciptaan pengusahapengusaha baru yang siap mengembangkan produk-produk lokal dan potensi lokal di Daerah Daerah sentra Produksi. Sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) harus ditunjang dengan program-program sektor perbankan melalui pemberian kredit dalam jumlah yang lebih besar,tidak hanya di sektor Industri dan properti yang justru hanya menciptkana tingkat pertumbuhan ekonomi yang tidak merata di semua sektor. Bahkan kontribusi sektor UKM telah menyelamatkan perekonomian Indonesia saat dilanda krisis ekonomi tahun 1997/1998. Indonesia membutuhkan banyak sekali pengusaha-pengusaha wiraswata dan wirausaha baru untuk menunjang agar perekonomian Indonesia agar bisa lebih maju, sekaligus mendorong terciptanya lapangan kerja baru, diharapkan bisa menurunkan tingkat kemiskinan dan pengangguran yang selama ini jadi momok dalam perekonomian Indonesia. Menurut Hipmi negeri ini butuh 4 juta wirausahan muda untuk menyamai negara-negara maju. Konsentrasi kepada UMKM akan lebih bermakna bagi Masyarakat pedesaan yang secara langsung bisa menikmati kontribusinya daripada sektor korporasi yang selama ini justru hanya menciptkana ketidak merataan ekonomi. Badan pusat statistika (2009) menyebutkan bahwa jumlah UMKM tercatat 42,3 juta atau 99,90 persen dari total jumlah yunit usaha. UMKM, menyerap tenaga kerja sebanyak 79 juta atau 99,40 persen dari total angkatan kerja. Kontribusi UMKM dalam pembentukan PDB sebesar 56,70 persen, kemudian sumbangan terhadap penerimaan devisa negara melalui kegiatan ekspor sebesar Rp. 75,80 triliun atau 19,90 persen dari total ekspor. Namun tidak demikian dengan apa yang terjadi pada kondisi UMKM di kabupaten Sumedang. Berkembangnya sektor usaha kecil terlihat pula dalam perkembangan jumlah usaha kecil yang ada di kabupaten Sumedang. Namun karena kesepakatan china ASEAN Free Trade Area(CAFTA), mengancam

5 keberlangsungan usaha mikro kecil dan menengah di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat (Jabar). Produk lokal dinilai masih belum mampu untuk bersaing dengan barang-barang dari cina. Kondisi usaha di Sumedang saat ini, produk yang dihasilkannya masih kalah bersaing. UMKM daerah belum mampu dihadapkan pada tantangan besar menghadapi pasar bebas tersebut. Ditambah lagi, dengan kebiasaan masyarakat yang lebih menyenangi produk-produk impor termasuk dari cina, menjadikan produk lokal lebih terpuruk. Salah atu jenis usaha kecil yang banyak berkembang di Kabupaten Sumedang dan menjadi salah satu sektor andalan bagi Kabupaten Sumedang adalah usaha tahu. Usaha industri tahu adalah sebuah usaha yang tidak berasal dari sumber-sumber alam yang terdapat di suatu tempat yang di perlukan untuk produksi tahu, sehingga dalam usaha industri tahu ini, merupakan usaha produksi yang dilakukan dengan memanfaatkan input untuk menghasilkan suatu output yang diharapkan. Ini dapat di artikan bahwa dalam proses produksi pada usaha industri tahu adalah adanya aktivitas langsung dari sumber daya yang di gunakan untuk menghasilkan output. Walaupun usaha tahu merupakan jenis usaha kecil, akan tetapi tidak dapat di pungkiri keberadaan usaha tahu di kabupaten Sumedang yang di pelopori oleh ONG BUNG KENG (Tahu Bungkeng) sejak tahun 1928, telah mampu menyerap banyak tenaga kerja. Jumlah pengusaha tahu putih di kabupaten sumedang berdasarkan laporan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumedang tahun 2009 adalah sebanyak 232 pengusaha dan telah mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 812 orang. Tabel 1.1 Tabel Produk Unggulan UKM Sumedang Tahun 2012 Nama Produk Jumlah Unit Usaha (Unit) Kapasitas Produksi (Kg/Tahun) Nilai Investasi (Jutaan Rupiah) Tenaga Kerja (Orang) Tahu 232 202.078.586 331.358 812 Ubi Cilembu 30 57.000 6.000 55 Tape Singkong 105 588.000 3.762 238

6 Opak Ketan 178 929.808 7.675 958 Sale Pisang 56 9.119.900 3.400 236 Oncom 10 256.000 38.989 62 Senapan Angin 32 5.693 35.913 167 Meubel Kayu 176 48.599 221.353 1.492 Kerajinan Kayu 40 100.000 9,520 240 Kerajinan Wayang Golek 60 18.400 7,815 180 Sumber : Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kab.Sumedang Berdasarkan data diatas, walaupun industri tahu nilai investasi dibawah industri mebel kayu, tapi jumlah usahanya terbanyak di bandingkan dengan industri industri yang lain yang terbesar di 20 kecamatan di Sumedang yang berarti usaha ini menjadi andalan masyarakat untuk menopang perekonomian keluarga pada khususnya dan masyarakat pada umumnya karena mampu menyerap tenaga kerja yang banyak. Selain itu, tahu juga merupakan khas daerah Sumedang yang sudah dikenal seluruh Jawa Barat dan mungkin juga Indonesia. Namun kenyataan yang terjadi pengrajin tahu dan tempe di sejumlah daerah menjerat akibat tingginya harga kacang kedelain sebagai bahan baku. Dari Rp. 6.800 kg pada Oktober 2012 menjadi Rp. 7.600/kg pada Desember 2012, berlanjut menjadi Rp. 9.400/kg di bulan Oktober 2013 dan Rp. 8.800/kg di November 2013. Akibat kenaikan ini, pengrajin tahu dan tempe merugi. Ribuan perajin pun memilih menghentikan produksi. Kebijakan impor kedelai yang diterapkan beberapa tahun silam, ternyata tidak banyak membantu menyeimbangi pasokan kedelai dalam negeri sementara, kalangan petani kedelai sendiri tidak banyak memiliki pilihan. Para perajin tempe dan tahu ternyata lebih memilih kedelai impor, karena mampu menghasilakan produk yang lebih baik. Tekanan kedelai impor terhadap industri atau UMKM (usaha mikro kecil dan menengah) sktor tempe dan tahu mulai terjadi ketika pemerintah menghapus tata niaga kedelai yang semula dilakukan oleh Bulog lalu dialihkan kepada

7 importir umum. Hal itu merupakan agenda neolib, yakni WTO (organisasi perdagangan niaga) dan IMF (Dana Moneter Internasional). Dengan bebasnya impor kedelai dan tidak adanya proteksi (bea masuk nol persen) mengakibatkanharga kedelai di pasar domestik mengalami tekanan. Meningkatkan impor kedelai juga nyata-nyata telah menghancurkan usaha pertanian kedelai di dalam negeri. Hal ini bisa terlihat dari data berikut yang menunjukkan penurunan jumlah produksi tahu pada periode bulan September 2010 sampai Desember 2010. Dari data yang diperoleh dari industri tahu di Kabupaten Sumedang pada empat bulan terakhir yaitu bulan September-Desember 2010 mencerminkan adanya penurunan jumlah produksi tahu. Bulan Tabel 1.2 Jumlah Produksi Pengusaha Tahu di Kabupaten Sumedang Januari-April 2013 Sindang Sari Tanjung Rasa Produksi Perusahaan Palasari Saluyu Sari Jembar Manah Sari Bumi Bungkeng Januari 524 1.005 287 3.450 3.196 3.220 3.424 Februari 506 679 2.345 2.987 2.765 2.700 2.345 Maret 459 543 2.246 3.708 2.985 2.457 2.456 April 487 770 2.006 2.015 2.097 2.598 3.001 Jumlah 1.976 2.997 6.884 12.160 11.043 10.975 11.226 Rata-rata 494 749,25 1.721 3.040 2.760,75 2.743,75 2.806,5 Sumber: Data diperoleh dari 7 pengusaha tahu di Kab.Sumedang (diolah) Bahkan pada saat menjelang dan sebelum lebaran, omzet penjualan tahu di Sumedang bisa mencapai Rp. 3 miliar dalam 14 hari. Kondisi ini membuat nilai investasi untuk usaha tahu di Sumedang bisa mencapai Rp. 1,4 triliun. Sadar dengan kondisi tersebut, Pemkab Sumedang berencana akan membangun Tahu Industrial Park, yaitu suatu kawasan terpusat dengan beberapa kegiatan tentang tahu seperti pusat pengkajian dan penelitian tahu, museum tahu, sentra penjualan tahu, kualitas SDM dan berbagai lokasi kegiatan lainnya. Tahu Industrial Park

8 merupakan salah satu program strategis yang tercantum dalam arah kebijakan pembangunan daerah Sumedang tahun 2013. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dalam penelitian ini dapat dirumuskan permasalah sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran tingkat keberhasilan usaha, kreativitas, inovasi, dan keberanian menghadapi resiko pengusaha tahu di Kabupaten Sumedang? 2. Bagaimana pengaruh kreativitas terhadap keberhasilan usaha tahu di Kabupaten Sumedang? 3. Bagaimana pengaruh inovasi terhadap keberhasilan usaha tahu di Kabupaten Sumedang? 4. Bagaimana pengaruh keberanian menghadapi resiko terhadap keberhasilan usaha tahu di Kabupaten Sumedang? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1. Gambaran tingkat keberhasilan usaha, kreativitas, inovasi, dan keberanian menghadapi resiko pengusaha tahu di Kabupaten Sumedang. 2. Untuk mengetahui pengaruh kreativitas terhadap keberhasilan usaha tahu di Kabupaten Sumedang. 3. Untuk mengetahui pengaruh inovasi terhadap keberhasilan usaha tahu di Kabupaten Sumedang. 4. Untuk mengetahui pengaruh keberanian menghadapi resiko terhadap keberhasilan usaha tahu di Kabupaten Sumedang. 1.4. Manfaat Penelitian Dengan tercapainya tujuan penelitian, maka hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis

9 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap perkembangan ilmu ekonomi, khususnya ekonomi mikro terhadap keberhasilan usaha tahu di Kabupaten Sumedang. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan yang dapat dijadikan pertimbangan berbagai pihak, diantaranya yaitu bagi Pemerintah Daerah, Departemen Perdagangan dan Perindustrian Indonesia dan para pengusaha tahu sendiri demi pencapaian pendapatan yang maksimum.