BAB III METODE PENELITIAN. a. Data primer yaitu data tentang kondisi internal dan eksternal perusahaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN MALINAU TAHUN 2013

BAB 4 KINERJA PDAM KABUPATEN PONOROGO TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Struktur Organisasi PDAM Grobogan BUPATI BADAN PENGAWAS DIREKTUR. Kabag Hub. Pelanggan. Ka Sub bag. Kacab Timur. Ka Sub Bag Hummas

BUPATI LAMPUNG SELATAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebagaimana telah dikemukakan di muka, bahwa pengaturan tata cara

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA SAMARINDA (DITINJAU DARI ASPEK KEUANGAN)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Rasio Lancar. Rasio Lancar 2.75

Pertumbuhan penduduk dan. tersdianya sistem informasi. tersedianya banyak tenaga. Perubahan pola hidup dan. Pendapatan perkapita dan

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 3 TAHUN 2004 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA SOLOK

EVALUASI KINERJA ASPEK KEUANGAN BERDASARKAN KEPMENDAGRI NO. 47 TAHUN 1999 PADA PDAM KOTA SAMARINDA PERIODE

STUDI EVALUASI KINERJA PDAM TIRTA KAMPAR BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NO. 47 TAHUN 1999

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 6 TAHUN 2009

BADAN PENINGKATAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M D A N P E R U M A H A N R A K YAT

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal

JUMLAH AKTIVA

PENYUSUNAN STRATEGI MANAJEMEN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN REJANG LEBONG

JUMLAH ASET LANCAR

Formula Dasar Dalam Analisa Laporan Keuangan

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 3 TAHUN 2004 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA SOLOK

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk

Laporan Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Utara Tahun Anggaran 2006

BAB XV PENYAJIAN KEMBALI (RESTATEMENT) NERACA

30 Juni 31 Desember

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan pengkajian kinerja keuangan PDAM Kabupaten Kudus, yang meliputi 4

BAB I PENDAHULUAN. jumlah kebutuhan masyarakat, diantara kebutuhan masyarakat tersebut, kebutuhan yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN REKOMENDASI. kewajiban melayani kebutuhan dasar masyarakat dalam hal air bersih sekaligus

Analisis kinerja keuangan pada perusahaan daerah air minum (pdam) kabupaten Sukoharjo tahun BAB I

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 21 TAHUN 2014

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

30 September 31 Desember Catatan

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali)

BAB III ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA MELAWI

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PDAM TIRTA KENCANA SAMARINDA PERIODE BERDASARKAN SK MENDAGRI No 47 Th 1999

L2

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero)

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain)

BUSINESS PLAN PDAM PROVINSI/KABUPATEN/KOTA PERIODE X sampai dengan. X+4

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR KEP-236/MBU/2003 TENTANG

II. LANDASAN TEORI. Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja merupakan

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TI MUR RUMAH SAKIT HAJI SURABAYA Jl. Manyar Kertoadi Surabaya NERACA PER TANGGAL 31 DESEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Sejarah Perusahaan

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN TEKNIS DAN TATA CARA PENGATURAN TARIF AIR MINUM PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Inggris Victory English School. Penulis ditempatkan pada bagian keuangan,

BAB I PENDAHULUAN. Makanan dan minuman merupakan kebutuhan pokok untuk masyarakat. merupakan perusahaan yang sudah go public.

Gambar 4. Kerangka pemikiran penelitian

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

ABSTRAKSI. Kata kunci: sektor publik, kinerja, balance scorecard, PDAM

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia pada tahun 1856, yang dilanjutkan dengan pekerjaan persiapan selama

BAB II LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia telah memaksa perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk sebisa

BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN. PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengabaikan satu hal penting, yaitu arus kas. Laba perusahaan memang hal yang

TUGAS MAKALAH ANALISA LAPORAN KEUANGAN

Catatan 31 Maret Maret 2010

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di perusahaan yang berskala nasional yaitu PT.Cipta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh

BAB 3 METODE PENELITIAN

39 Universitas Indonesia

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

BAB IV PEMBAHASAN. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

AKUNTANSI PEMERINTAHAN SOAL PERSAMAAN AKUNTANSI PEMERINTAHAN

BAB II LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan

KABUPATEN CILACAP LAPORAN REALISASI ANGGARAN KONSOLIDASIAN TAHUN ANGGGARAN 2011

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menginginkan keuntungan yang optimal atas usaha yang dijalankannya.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan usaha dengan tingkat persaingan yang ada saat ini

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

DAFTAR PUSTAKA. Anonim, 2007, Corporate Plan PDAM Kabupaten Cirebon. Cirebon: PDAM Kabupaten Cirebon

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan dividen menjadi perhatian banyak pihak seperti pemegang saham,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PENELITIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM ( PDAM ) KOTA SAMARINDA

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

BAB I PENDAHULUAN. (5) menunjang terselenggaranya rencana pembangunan. BUMD dalam hal ini,

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perbankan di Indonesia merupakan objek sekaligus subjek yang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) DINAS PENDIDIKAN KAB TEMANGGUNG 2014 BAB I PENDAHULUAN

5.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian, laporan keuangan merupakan suatu media penting

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

CATATAN LAPORAN KEUANGAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA BANDUNG TAHUN 2015

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM BERDASARKAN SURAT KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NONOR 47 TAHUN

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Data primer yaitu data tentang kondisi internal dan eksternal perusahaan yang diteliti. yang diperoleh melalui permohonan secara resmi pada instansi terkait yaitu Perusahaan Daerah Air Minum Way Agung Kabupaten Tanggamus. b. Data sekunder yaitu sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan (Indriantoro dan Supomo, 2002). 3.2 Metode Pengumpulan Data Dalam mengumpulkan data, peneliti mengunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu : a. Teknik dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan mengadakan pencatatan-pencatatan yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti, mulai dari data keuangan, data operasional, sampai data administrasi.

b. Studi pustaka merupakan suatu teknik pengumpulan data yang diperoleh dari buku ataupun sumber lain yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. 3.3 Lokasi Penelitian Peneliti memilih Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way Agung Kabupaten Tanggamus sebagai lokasi dalam penelitian ini.pemilihan lokasi ini didasarkan ketersediaan perusahaan untuk di teliti. 3.4 Alat Analisis Alat analisis yang digunakan untuk menilai kinerja PDAM Way Agung Kabupaten Tanggamus adalah analisis rasio yang mengacu pada Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999, tentang Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum.Penulis menggunakan Kepmendagri Nomor 47 Tahun 1999 sebagai alat analisis karena rasio-rasio yang ada dalam Kepmendagri Nomor 47 Tahun 1999 ini sudah mewakili beberapa rasio yang dipakai untuk menilai kinerja perusahaan pada umumnya antara lain: a. Rasio likwiditas, menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewjiban keuangannya pada saat ditagih. Rasio ini diwakili oleh indikator ke 3 dalam aspek keuangan yaitu Rasio Aktiva Lancar terhadap Hutang Lancar. b. Rasiosolvabilitas, menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajibankeuangannya apabila perusahaan tersebut telah dilikuidasikan, baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang.

Rasio ini diwakili oleh indikator ke 4 dalam aspek keuangan yaitu Rasio Hutang Jangka Panjang terhadap Ekuitas, yang mengukur sejauh mana ekuitas mampu menjamin hutang jangka panjang yang ada. c. Rasio profitabilitas, menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu, diukur dari kemampuan perusahaan menggunakan aktivanya secara produktifdengan membandingkan antara laba yang diperoleh dalam satu periode dengan jumlah aktiva perusahaan. Rasio ini diwakili oleh indikator pertama dalam aspek keuangan yaitu Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif. Berikut ini akan dijelaskan indikator penilaian kinerja dari masing-masing aspek yang tertuang dalam Kepmendagri Nomor 47 Tahun 1999 yaitu: 1. Aspek Keuangan Aspek ini memberikan gambaran mengenai tingkat kesehatan manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang meliputi : a. Rasio laba terhadap aktiva produktif digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari jumlah aset produktif yang dikelola, diukur dengan rumus: rasio laba terhadap aktiva produktif jika besar angka rasio >10%, maka nilai yang diperoleh adalah 5, jika besar angka rasio >7% - 10%, maka nilai yang diperoleh adalah 4, jika besar angka rasio >3% - 7%, maka nilai yang diperoleh adalah 3 jika besar angka rasio >0% - 3%, maka nilai yang diperoleh adalah 2, jika besar angka rasio 0%, maka nilai yang diperoleh adalah 1.

Jika terjadi peningkatan rasio laba terhadap aktiva produktif dengan membandingkan rasio laba terhadap aktiva produktif tahun lalu dengan tahun ini maka ada penilaian tambahan berupa bonus sebagai berikut: jika terjadi kenaikan sebesar >12%, diberikan nilai bonus sebesar 5, jika terjadi kenaikan sebesar >9% - 12%, diberikan nilai bonus sebesar 4, jika terjadi kenaikan sebesar >6% - 9%, diberikan nilai bonus sebesar 3, jika terjadi kenaikan sebesar >3% - 6%, diberikan nilai bonus sebesar 2, jika terjadi kenaikan sebesar >0% - 3%, diberikan nilai bonus sebesar 1, Laba sebelum pajak = pendapatan usaha + pendapatan non usaha - biaya usaha - biaya non usaha. Aktiva produktif = aktiva lancar + investasi jangka panjang + aktiva tetap (nilai buku), tidak termasuk aktiva tetap dalam penyelesaian. b. Rasio laba terhadap penjualan digunakan untuk mengukur laba yang dapat dihasilkan dari jumlah penjualan dalam tahun berjalan, diukur dengan rumus: rasio laba terhadap penjualan jika besar angka rasio >20%, maka nilai yang diperoleh adalah 5, jika besar angka rasio >14% - 20%, maka nilai yang diperoleh adalah 4, jika besar angka rasio>6% - 14%, maka nilai yang diperoleh adalah 3 jika besar angka rasio>0% - 6%, maka nilai yang diperoleh adalah 2, jika besar angka rasio 0%, maka nilai yang diperoleh adalah 1.

Jika terjadi peningkatan rasio laba terhadap penjualan air dengan membandingkan rasio laba penjualan air tahun lalu dengan tahun ini maka ada penilaian tambahan berupa bonus sebagai berikut: jika terjadi kenaikan sebesar >12%, diberikan nilai bonus sebesar 5, jika terjadi kenaikan sebesar >9% - 12%, diberikan nilai bonus sebesar 4, jika terjadi kenaikan sebesar >6% - 9%, diberikan nilai bonus sebesar 3, jika terjadi kenaikan sebesar >3% - 6%, diberikan nilai bonus sebesar 2, jika terjadi kenaikan sebesar >0% - 3%, diberikan nilai bonus sebesar 1, Penjualan = pendapatan usaha. c. Rasio aktiva lancar terhadap utang lancar digunakan untuk menilai kesediaan aset-aset likuid untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dalam rangka membiayai kegiatan operasi maupun pembayaran hutang dan bunga yang jatuh tempo, diukur dengan rumus: rasio aktiva lancar terhadap utang lancar jika besar angka rasio >1,75 2, maka nilai yang diperoleh adalah 5, jika besar angka rasio >1,5-1,75, maka nilai yang diperoleh adalah 4, jika besar angka rasio>1,25-1,5, maka nilai yang diperoleh adalah 3, jika besar angka rasio>1,0-1,25, maka nilai yang diperoleh adalah 2, jika besar angka rasio 1,0, maka nilai yang diperoleh adalah 1. Aktiva lancar = Aktiva yang tingkat likuiditasnya paling lama satu tahun. Hutang lancar = Kewajiban yang harus dibayar dalam jangka waktu paling lama satu tahun.

d. Rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas, diukur dengan rumus: rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas jika besar angka rasio 0,5, maka nilai yang diperoleh adalah 5, jika besar angka rasio > 0,5-0,7, maka nilai yang diperoleh adalah 4, jika besar angka rasio>0,7-0,8, maka nilai yang diperoleh adalah 3, jika besar angka rasio>0,8-1,0, maka nilai yang diperoleh adalah 2, jika besar angka rasio >1,0, maka nilai yang diperoleh adalah 1. Utang jangka panjang = Kewajiban yang harus dibayar dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Ekuitas = Modal dan cadangan. e. Rasio total aktiva terhadap total utang digunakan untuk menilai tingkat kecukupan dari seluruh aset yang tersedia dibandingkan dengan seluruh hutang perusahaan, diukur dengan rumus: rasio total aktiva terhadap total utang jika besar angka rasio >2,0, maka nilai yang diperoleh adalah 5, jika besar angka rasio >1,7-2,0, maka nilai yang diperoleh adalah 4, jika besar angka rasio>1,3-1,7, maka nilai yang diperoleh adalah 3, jika besar angka rasio>1,0-1,3, maka nilai yang diperoleh adalah 2, jika besar angka rasio 1,0, maka nilai yang diperoleh adalah 1.

Total aktiva = aktiva lancar + investasi jangka panjang + aktiva tetap (nilai buku) + aktiva lain-lain. Total utang = utang lancar + utang jangka panjang + utang lain-lain. f. Rasio biaya operasi terhadap pendapatan operasi digunakan untuk menganalisis efisiensi/kehematan dalam penggunaan sumber dana dan daya untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan, diukur dengan rumus: rasio biaya operasi terhadap pendapatan operasi jika besar angka rasio 0,5, maka nilai yang diperoleh adalah 5, jika besar angka rasio >0,5-0,65, maka nilai yang diperoleh adalah 4, jika besar angka rasio>0,65-0,85, maka nilai yang diperoleh adalah 3, jika besar angka rasio>0,85-1,0, maka nilai yang diperoleh adalah 2, jika besar angka rasio <1,0, maka nilai yang diperoleh adalah 1. Biaya operasi = Biaya langsung + biaya administrasi umum. Pendapatan operasi = Pendapatan penjualan air + pendapatan non air. g. Rasio laba operasi sebelum biaya penyusutan terhadap angsuran pokok dan bunga jatuh tempo digunakan untuk menganalisis potensi laba yang dihasilkan dapat memenuhi kewajiban pembayaran angsuran pokok dan bunga yang jatuh tempo, diukur dengan rumus: rasio laba operasi sebelum biaya penyusutan terhadap angsuran pokok dan bunga jatuh tempo

jika besar angka rasio >2,0, maka nilai yang diperoleh adalah 5, jika besar angka rasio >1,7-2,0, maka nilai yang diperoleh adalah 4, jika besar angka rasio>1,3-1,7, maka nilai yang diperoleh adalah 3, jika besar angka rasio>1,0-1,3, maka nilai yang diperoleh adalah 2, jika besar angka rasio 1,0, maka nilai yang diperoleh adalah 1. Laba operasi sebelum penyusutan = rugi/laba bersih beban penyusutan Angsuran pokok = Angsuran pokok utang jangka panjang yang jatuh tempo termasuk tunggakan. Bunga jatuh tempo = Kewajiban pembayaran bunga utang jangka panjang termasuk tunggakan. h. Rasio aktiva produktif terhadap penjualan air digunakan untuk menganalisis produktivitas/pendayagunaan dari aset aset yang tertanam dan dimanfaatkan dalam menghasilkan pendapatan dalam menghasilkan pendapatan bagi perusahaan daerah, diukur dengan rumus: rasio aktiva produktif terhadap penjualan air jika besar angka rasio 2,0, maka nilai yang diperoleh adalah 5, jika besar angka rasio >2,0-4,0, maka nilai yang diperoleh adalah 4, jika besar angka rasio>4,0-6,0, maka nilai yang diperoleh adalah 3, jika besar angka rasio>6,0-8,0, maka nilai yang diperoleh adalah 2, jika besar angka rasio >8,0, maka nilai yang diperoleh adalah 1. Penjualan air = Pendapatan penjualan air.

i. Jangka waktu penagihan piutang digunakan untuk menganalisis kemampuan manajemen dalam mengendalikan piutang yaitu menilai lamanya waktu rata-rata piutang tertagih, diukur dengan rumus: jangka waktu penagihan piutang jika besar angka rasio 60, maka nilai yang diperoleh adalah 5, jika besar angka rasio >60-90, maka nilai yang diperoleh adalah 4, jika besar angka rasio>90-150, maka nilai yang diperoleh adalah 3, jika besar angka rasio>150-180, maka nilai yang diperoleh adalah 2, jika besar angka rasio >180, maka nilai yang diperoleh adalah 1. Piutang usaha = Piutang air + Piutang non air Penyisihan piutang. Jumlah penjualan per hari = Pendapatan operasi : 360 j. Efektivitas penagihan digunakan untuk menganalisis efektivitas dari upaya manajemen dalam pengendalian piutang, yaitu menilai berapa persen piutang tertagih menjadi kas, diukur dengan rumus: efektivitas penagihan jika besar angka rasio >90%, maka nilai yang diperoleh adalah 5, jika besar angka rasio >85%-90%, maka nilai yang diperoleh adalah 4, jika besar angka rasio>80%-85%, maka nilai yang diperoleh adalah 3, jika besar angka rasio>75%-80%, maka nilai yang diperoleh adalah 2, jika besar angka rasio 75%, maka nilai yang diperoleh adalah 1.

Rekening tertagih = Jumlah penerimaan dari rekening penjualan air yang diterbitkan selama satu tahun buku. 2. Aspek Operasional Aspek operasional merupakan gambaran tingkat produksi, distribusi dan pelayanan produksi air bersih kepada seluruh warga masyarakat, yang meliputi 10 indikator sebagai berikut: a. Cakupan pelayanan merupakan gambaran kemampuan PDAM menjalankan fungsi pelayanan yaitu seberapa jumlah penduduk yang terlayani air bersih PDAM dalam suatu daerah, diukur dengan rumus: cakupan pelayanan jika besar angka rasio >60%, maka nilai yang diperoleh adalah 5, jika besar angka rasio >45%-60%, maka nilai yang diperoleh adalah 4, jika besar angka rasio>30%-45%, maka nilai yang diperoleh adalah 3, jika besar angka rasio>15%-30%, maka nilai yang diperoleh adalah 2, jika besar angka rasio <15%, maka nilai yang diperoleh adalah 1. Jika terjadi peningkatan cakupan pelayanan dengan membandingkan cakupan pelayan tahun lalu dengan tahun ini maka ada penilaian tambahan berupa bonus sebagai berikut: jika terjadi kenaikan sebesar >12%, diberikan nilai bonus sebesar 5, jika terjadi kenaikan sebesar >9% - 12%, diberikan nilai bonus sebesar 4, jika terjadi kenaikan sebesar >6% - 9%, diberikan nilai bonus sebesar 3, jika terjadi kenaikan sebesar >3% - 6%, diberikan nilai bonus sebesar 2, jika terjadi kenaikan sebesar >0% - 3%, diberikan nilai bonus sebesar 1.

Jumlah penduduk terlayani = Jumlah orang yang sudah mendapat pelayanan air bersih di wilayah administrasi daerah kabupaten/kota pemilik PDAM. Jumlah Penduduk = Jumlah penduduk dalam wilayah administratif daerah kabupaten/kota pemilik PDAM. b. Kualitas air distribusi yaitu gambaran tentang kualitas air yang diproduksi oleh PDAM. Pengukuran indikator ini berdasarkan pemenuhan syarat yang ditetapakan instansi berwenang mengenai kualitas air yang dikonsumsi masyarakat, dalam hal ini adalah PT. SUPERINTENDING COMPANY OF INDONESIA. jika kualitas air memenuhi syarat air minum, maka nilai yang diperoleh adalah 3, jika kualitas air memenuhi syarat air bersih, maka nilai yang diperoleh adalah 2, jika kualitas air tidak memenuhi syarat, maka nilai yang diperoleh adalah 1. c. Kontinuitas air yaitu gambaran kemampuan PDAM dalam menyediakan kesinambungan air mengalir dirumah pelanggan. Pengukurannya adalah apakah air mengalir secara terus - menerus selama 24 jam. jikasemua pelanggan mendapatkan aliran air 24 jam, maka nilai yang diperolehadalah 2, jikabelum semua pelanggan mendapatkan aliran air 24 jam, maka nilai yang diperolehadalah 1.

d. Produktivitas pemanfaatan instalasi produksi yaitu memberikan gambaran kapasitas produksi air oleh PDAM dari instalasi terpasang, diukur dengan rumus: produktivitas pemanfaatan instalasi produksi jika besar angka rasio >90%, maka nilai yang diperoleh adalah 4, jika besar angka rasio>80%-90%, maka nilai yang diperoleh adalah 3, jika besar angka rasio>70%-80%, maka nilai yang diperoleh adalah 2, jika besar angka rasio <70%, maka nilai yang diperoleh adalah 1. Kapasitas produksi = Kapasitas yang dioperasikan dalam menghasilkan produksi air. Kapasitas terpasang = Kapasitas design (design capasity). e. Tingkat kehilangan air yaitu memberikan gambaran jumlah air yang didistribusikan tetapi tidak tercatat, diukur dengan rumus: tingkat kehilangan air jika besar angka rasio 20%, maka nilai yang diperoleh adalah 4, jika besar angka rasio>20%-30%, maka nilai yang diperoleh adalah 3, jika besar angka rasio>30%-40%, maka nilai yang diperoleh adalah 2, jika besar angka rasio >40%, maka nilai yang diperoleh adalah 1.

f. Peneraan meter air yaitu memberikan gambaran aktivitas PDAM dalam melakukan peneraan meter bagi ketepatan ukuran penggunaan volume air, diukur dengan rumus: peneraan meter air jika besar angka rasio>20%-25%, maka nilai yang diperoleh adalah 3, jika besar angka rasio>10%-20%, maka nilai yang diperoleh adalah 2, jika besar angka rasio <0%-10%, maka nilai yang diperoleh adalah 1. g. Kecepatan penyambungan baru yaitu gambaran kecepatan memberikan pelayanan kepada pelanggan baru dalam proses pemasangan sambungan baru. Indikator ini diukur dengan menghitung lamanya waktu penyambungan dimulai sejak pelanggan melakukan pembayaran sampai terjadi pembayaran, 6 hari atau > 6 hari. jika lama penyambungan <6 hari kerja, maka nilai yang diperoleh adalah 2, jika lama penyambungan >6 hari kerja, maka nilai yang diperoleh adalah 1. h. Kemampuan penanganan pengaduan yaitu gambaran kemampuan PDAM dalam menyelesaikan pengaduan-pengaduan pelanggan, diukur dengan rumus: kemampuan penanganan pengaduan

jika besar angka rasio >90%, maka nilai yang diperoleh adalah 4, jika besar angka rasio>85%-90%, maka nilai yang diperoleh adalah 3, jika besar angka rasio>80%-85%, maka nilai yang diperoleh adalah 2, jika besar angka rasio 80%, maka nilai yang diperoleh adalah 1. i. Kemudahan pelayanan yaitu gambaran ketersediaan sarana penunjangan dalam rangka memberikan pelayanan baik untuk pelayanan pembayaran rekening air. Dapat diukur dengan apakah tersedianya gardu pelayanan selain di kantor pusat. jika tersedia, maka nilai yang diperoleh adalah: 2, jika tidak tersedia, maka nilai yang diperoleh adalah: 1. j. Rasio karyawan per 1000 pelanggan yaitu memberikan rasio jumlah karyawan yang aktif dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan, diukur dengan rumus: rasio karyawan per 1000 pelanggan jika besar angka rasio 8, maka nilai yang diperoleh adalah 5, jika besar angka rasio>8-11, maka nilai yang diperoleh adalah 4, jika besar angka rasio>11-15, maka nilai yang diperoleh adalah 3, jika besar angka rasio >15-18, maka nilai yang diperoleh adalah 2, jika besar angka rasio >18, maka nilai yang diperoleh adalah 1.

3. Aspek Administrasi Aspek administrasi adalah gambaran mengenai proses manajemen dalam mengelola perusahaan yang meliputi 10 indikator sebagai berikut : a. Rencana jangka panjang merupakan rencana strategi yang mencakup rumusan mengenai tujuan dan sasaran yang hendak dicapai perusahaan dalam jangka waktu beberapa tahun mendatang. jika sepenuhnya dipedomani, maka nilai yang diperoleh adalah 4, jika dipedomani sebagian, maka nilai yang diperoleh adalah 3, jika memiliki, dan belum dipedomani, maka nilai yang diperoleh adalah 2, jika tidak memiliki, maka nilai yang diperoleh adalah 1. b. Rencana organisasi dan uraian tugas merupakan struktur organisasi dan tata cara kerja organisasi yang dimiliki oleh PDAM dan disahkan oleh kepala daerah. jika sepenuhnya dipedomani, maka nilai yang diperoleh adalah 4, jika dipedomani sebagian, maka nilai yang diperoleh adalah 3, jika memiliki, dan belum dipedomani, maka nilai yang diperoleh adalah 2, jika tidak memiliki, maka nilai yang diperoleh adalah 1.

c. Prosedur operasi standar (SOP) merupakan prosedur penanganan operasi perusahaan. jika sepenuhnya dipedomani, maka nilai yang diperoleh adalah 4, jika dipedomani sebagian, maka nilai yang diperoleh adalah 3, jika memiliki, dan belum dipedomani, maka nilai yang diperoleh adalah 2, jika tidak memiliki, maka nilai yang diperoleh adalah 1. d. Gambaran nyata laksana adalah ukuran pelaksanaan manajemen produksi dan didistrusikan secara baik. jika sepenuhnya dipedomani, maka nilai yang diperoleh adalah 4, jika dipedomani sebagian, maka nilai yang diperoleh adalah 3, jika memiliki, dan belum dipedomani, maka nilai yang diperoleh adalah 2, jika tidak memiliki, maka nilai yang diperoleh adalah 1. e. Pedoman penilaian kinerja karyawan alat atau media untuk menilai prestasi kerja karyawan perusahaan. jika sepenuhnya dipedomani, maka nilai yang diperoleh adalah 4, jika dipedomani sebagian, maka nilai yang diperoleh adalah 3, jika memiliki, dan belum dipedomani, maka nilai yang diperoleh adalah 2, jika tidak memiliki, maka nilai yang diperoleh adalah 1.

f. Rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) adalah penjabaran dari rencana jangka panjang secara tahunan yang mencakup rencana kerja dan anggaran perusahaan. jika sepenuhnya dipedomani, maka nilai yang diperoleh adalah 4, jika dipedomani sebagian, maka nilai yang diperoleh adalah 3, jika memiliki, dan belum dipedomani, maka nilai yang diperoleh adalah 2, jika tidak memiliki, maka nilai yang diperoleh adalah 1. g. Tertib laporan internal adalah dilaksanakannya pelaporan dibidang keuangan operasi dan administrasinya secara berkala dan pelaksana kepada pangambil keputusan laporan tersebut antara lain kas harian, laporan keuangan bulanan, dan lain-lain. jika dibuat tepat waktu, maka nilai yang diperoleh adalah 2, jika dibuat tidak tepat waktu, maka nilai yang diperoleh adalah 1. h. Tertib laporan external adalah penyampaian laporan untuk pihak eksteren secara periodik tepat waktu, laporan tersebut antara lain, laporan keuangan tahunan, kepada badan pengawas dan laporan untuk keperluan pajak. jika dibuat tepat waktu, maka nilai yang diperoleh adalah 2, jika dibuat tidak tepat waktu, maka nilai yang diperoleh adalah 1.

i. Opini auditor independen merupakan opini pemeriksaan independen mengenai kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen. jika wajar tnpa pengecualian, maka nilai yang diperoleh adalah 4, jika wajar dengan pengecualian, maka nilai yang diperoleh adalah 3, jika tidak memberikan pendapat, maka nilai yang diperoleh adalah 2, jika pendapat tidak wajar, maka nilai yang diperoleh adalah 1. j. Tindak lanjut pemeriksaan tahun akhir adalah hasil pencapaian upaya tindak lanjut temuan rekomendasi oleh instansi pemeriksa. jika tidak ada temuan, maka nilai yang diperoleh adalah 4, jika ditindaklanjuti seluruhnya selesai, maka nilai yang diperoleh adalah 3, jika ditindaklanjuti sebagian selesai, maka nilai yang diperoleh adalah 2, jika tidak ditindaklanjuti, maka nilai yang diperoleh adalah 1. Untuk mengukur kinerja Perusahaan Daerah Air Minum, nilai-nilai dari setiap indikator dijumlahkan berdasarkan aspek penilaiannya, kemudian dikalikan dengan bobot dan pertimbangan nilai maksimum, dengan perhitungan sebagai berikut: = Keterangan: Jumlah nilai yang diperoleh : nilai dari 10 indikator yang dihitung dari masing-masing aspek penelitian. Maksimum nilai : nilai maksimal untuk setiap aspek, sebagaimana tercantum dalam Kepmendagri Nomor 47 Tahun 1999.

Bobot : Nilai untuk masing-masing aspek yang ditetapkan Kepmendagri Nomor 47 Tahun 1999. Besarnya bobot dan maksimum nilai dari masing-masing aspek dapat dilihat pada tabel 3.1. Tabel 3.1 Jumlah Bobot, Maksimum Nilai dan Indikator dari masing-masing aspek penelitian. Aspek Jumlah Maximun Nilai Bobot Indikator Aspek Keuangan 45 10 60 Aspek Operasional 40 10 42 Aspek Administrasi 15 10 36 Sumber : Kepmendagri Nomor 47 Tahun 1999. Sehingga formula untuk masing-masing aspek penelitian adalah sebagai berikut: Aspek Keuangan (AKU) = Aspek Operasional (AOP) = Aspek Administrasi (AADM) = Kemudian hasil perhitungan penilaian kinerja dari ketiga aspek di jumlahkan dengan formula sebagai berikut: Kinerja PDAM = AKU + AOP+ AADM Setelah itu jumlah yang diperoleh dari perhitungan di atas diklasifikasikan sesuai dengan kriteria pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 Klasifikasi Kriteria Kinerja PDAM. Bobot Kinerja Nilai Kinerja Baik sekali >75 Baik >60 75 Cukup >45 60 Kurang >30 45 Tidak Baik 30 Sumber : Kepmendagri Nomor 47 tahun 1999.