KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.
PERTEMUAN 3 KSI LANJUT Supply Chain Management (SCM) Pemahaman dan Fungsi Dasar SCM. Karakter Sistem. Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM. Peran Internet dalam SCM. Penggunaan Agen pada SCM. Implementasi dan Evaluasi SCM Enterprise.
Pemahaman SCM James A. dan Mona J. Fitzsimmons, yang menyatakan bahwa supply chain management adalah sebuah sistem pendekatan total untuk mengantarkan produk ke konsumen akhir dengan menggunakan teknologi informasi untuk mengkoordinasikan semua elemen supply chain dari mulai pemasok ke pengecer, lalu mencapai tingkat berikutnya yang merupakan keunggulan kompetitif yang tidak tersedia di sistem logistik tradisional. Supply chain management menurut Chase, Aquilano, Jacobs adalah sistem untuk menerapkan pendekatan secara total untuk mengelola seluruh aliran informasi, bahan dan jasa dari bahan baku melalui pabrik dan gudang ke konsumen akhir. Menurut Simchi-Levi, David, Philip Kaminsky dan Edith (2004, p2), supply chain management diartikan sebagai rangkaian pendekatan yang digunakan untuk mengintegrasikan pemasok, produsen, gudang dan toko secara efektif agar persediaan barang dapat diproduksi dan didistribusi pada jumlah yang tepat, ke lokasi yang tepat dan pada waktu yang tepat sehingga biaya keseluruhan sistem dapat diminimalisir selagi berusaha memuaskan kebutuhan dan layanan.
Pemahaman SCM selanjutnya Supply Chain Strategy Logistik Supply Chain Planning Product Lifecycle Management Supply Chain Management Supply Chain Enterprise Application Procurement Asset Management
Pemahaman SCM selanjutnya [1]
Fungsi Dasar dan Tujuan SCM Fungsi dasar SCM adalah: SCM secara fisik mengkonversi bahan baku menjadi produk jadi dan menghantarkannya ke pemakai akhir. SCM sebagai mediasi pasar, yakni memastikan bahwa apa yang disuplai oleh rantai supply mencerminkan aspirasi pelanggan atau pemakai akhir tersebut. Sedangkan tujuan SCM antara lain: Mempertimbangkan fasilitas lokasi produksi terhadap aktivitas dan biaya. Mencapai efisiensi aktivitas dan biaya seluruh sistem. Pengiriman produk tepat waktu untuk pelayanan terbaik kepada konsumen. Mengurangi biaya produksi dan distribusi barang. Meningkatkan segala hasil dari seluruh SCM. Mengurangi waktu produksi. Memusatkan kegiatan perencanaan dan distribusi produk.
Karakteristik Sistem Komponen, sebuah sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi satu sama lain. Batasan sistem, hal yang membatasi sistem merupakan daerah antara sistem satu dengan sistem lainnya. Lingkungan luar sistem, lingkungan diluar batas sistem yang dapat mempengaruhi sistem operasi. Penghubung sistem, media penghubung antar sub sistem. Input sistem, sesuatu yang di perlukan sistem untuk pengolahan informasi. Output sistem, hasil dari proses pengolahan input yang dapat berpengaruh kepada pengambilan keputusan. Pengolahan sistem, proses yang dilakukan untuk mengubah input menjadi output. Sasaran sistem, sesuatu yang ingin dicapai untuk menentukan input yang diperlukan untuk hasil output sistem yang diinginkan.
Karakteristik Sistem SCM Upstream SCM Meliputi aktivitas dari suatu perusahaan manufaktur dengan para penyalurnya dan cara menghubungkan aktivitas mereka. Pada upstream SCM ini, aktivitas yang utama adalah pengadaan barang Internal SCM Meliputi semua proses pemasukkan barang ke gudang yang digunakan dalam mentransformasikan masukan dari para penyalur kedalam keluaran organisasi itu Downstream SCM Meliputi semua aktivitas yang melibatkan pengiriman produk kepada pelanggan akhir. Pada downstream SCM, perhatian diarahkan pada distribusi, pergudangan, transportasi dan pelayanan setelah penjualan barang
Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM Komponen, sebuah sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi satu sama lain. Batasan sistem, hal yang membatasi sistem merupakan daerah antara sistem satu dengan sistem lainnya. Lingkungan luar sistem, lingkungan diluar batas sistem yang dapat mempengaruhi sistem operasi. Penghubung sistem, media penghubung antar sub sistem. Input sistem, sesuatu yang di perlukan sistem untuk pengolahan informasi. Output sistem, hasil dari proses pengolahan input yang dapat berpengaruh kepada pengambilan keputusan. Pengolahan sistem, proses yang dilakukan untuk mengubah input menjadi output. Sasaran sistem, sesuatu yang ingin dicapai untuk menentukan input yang diperlukan untuk hasil output sistem yang diinginkan.
Peran Internet dalam SCM Peran internet dalam SCM antara lain: Internet memungkinkan kolaborasi, koordinasi dan integrasi dalam praktek di lapangan. Dengan adanya internet, pihak-pihak pada SCM dapat membagi informasi serta melakukan transaksi lebih cepat, murah dan akurat. Informasi penjualan di supermarket atau ritel akan mudah bisa dibagi dengan pihak-pihak yang berada disebelah hulu SCM dengan menggunakan internet. Aplikasi internet dalam konteks SCM adalah: E-procurement, merupakan suatu aplikasi internet yang mendukung proses lelang. Contoh adalah aplikasi lelang untuk mendukung proses lelang baik barang maupun jasa yang dilakukan institusi pemerintah maupun swasta. E-fulfillment, merupakan suatu aplikasi internet yang digunakan untuk pemenuhan pesanan pelanggan. Contoh adalah perusahaan menerima order dari pelanggan melalui website.
Penggunaan Agen pada SCM Agen berfungsi sebagai media penyalur yang memastikan apa yang dipasok oleh SCM mencerminkan apliaksi pelanggan. Fungsi agen adalah dapat mengidentifikasi produk dengan karakteristik produk dengan karakteristik yang diminati konsumen. [2]
Implementasi dan Evaluasi SCM Enterprise Pemain Utama dalam SCM Enterprise Supplier (Chain 1) Supplier Manufacturer (Chain 1-2) Pemain Utama SCM Supplier Manufacturer-Distributor (Chain 1-2-3) Supplier Manufacturer-Distributor-Retail Outlets (Chain 1-2-3-4) Supplier Manufacturer-Distributor-Retail Outlets-Customer (Chain 1-2-3-4-5)
Implementasi dan Evaluasi SCM Enterprise selanjutnya Chain 1, merupakan sumber yang menyediakan bahan pertama, dimana mata rantai penyaluran barang akan dimulai. Bahan pertama dapat berbentuk bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, suku cadang atau barang dagang. Chain 1-2, merupakan tempat mengkonversi ataupun menyelesaikan barang. Hubungan antara supplier dan manufacturer mempunyai potensi untuk penghematan, sebagai contoh penghematan pengiriman barang dengan konsep parter supplier. Chain 1-2-3, dalam tahap ini barang jadi yang dihasilkan akan disalurkan ke pelanggan, dimana biasanya menggunakan jasa distributor yang merupakan pedagang besar dalam jumlah besar. Chain 1-2-3-4, dari pedagang besar tadi, kemudian barang akan disalurkan ke toko pengecer. Walaupun ada beberapa pabrik yang langsung menjual barang hasil produksinya kepada pelanggan. Chain 1-2-3-4-5, pelanggan merupakan rantai terakhir yang dilalui dalam SCM, dalam konteks ini pelanggan sebagai end user.
Contoh SCM [3]
Referensi Materi Perkuliahan : SCM, http://bit.ly/1gyztqp Materi Perkuliahan : Supply Chain Management, http://bit.ly/2dlxb0t Gambar [1] : http://bit.ly/2ddiqxp Gambar [2] : http://bit.ly/1omejdt Gambar [3] : http://bit.ly/2ddxwyr