BAB IV KESIMPULAN Pelaksanaan pemilu 2009 yang berpedoman pada UU No. 10 Tahun 2008 membuat perubahan aturan main dalam kehidupan politik bangsa Indonesia. Melalui UU tersebut diharapkan untuk meningkatkan kualitas politik dan kehidupan demokrasi bangsa Indonesia. Dengan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi masyarakat untuk menempatkan wakil rakyat yang diinginkan secara langsung. Selain aturan undang-undang tersebut, putusan Mahkamah Konstitusi menetapkan calon terpilih anggota legislatif yang semula berdasarkan 30% BPP dan nomor urut diatur seperti pada pasal 214 UU No. 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Anggota DPR, DPD, dan DPRD berubah menjadi berdasarkan suara terbanyak. Perubahan yang menjadikan anggota legislatif berdasarkan suara terbanyak, memberikan kesempatan terhadap semua calon legislatif untuk terpilih dan menjadikan persaingan pemilu menjadi semakin luas. Dengan adanya aturan berdasarkan suara terbanyak, cenderung membuat para calon legislatif memberdayakan secara maksimal hubungan keluarga dan kekerabatan dalam proses penjaringan suara. Para calon legislatif mulai mendekatkan diri pada kelompok-kelompok sosial masyarakat untuk memperoleh dukungan dalam pemilu. Seperti yang dilakukan oleh Agung Damar Kusumandaru untuk memperoleh dukungan dalam pemilu sehingga terpilih menjadi anggota legislatif kota Yogyakarta beliau memanfaatkan jaringan yang sudah lama berkecimpung dalam dunia suporter. Penelitian ini berusaha untuk melihat konstribusi kelompok suporter Brajamusti terhadap pemenangan anggota DPRD Agung Damar Kusumandaru dalam pemilu legislatif di kota Yogyakarta tahun 2009. Hasil temuan di lapangan telah menunjukkan bahwa setidaknya konstribusi dukungan dari Brajamusti mencapai 39,21 %, secara keseluruhan hasil persentase 76
dari 2805 suara menunjukkan konstribusi yang besar bagi perolehan suara Agung Damar Kusumandaru dalam pemilu legislatif di kota Yogyakarta. Konstribusi dari kelompok suporter tidak secara terang-terangan mendukung Agung Damar Kusumandaru dalam arena pemilu, anggota Brajamusti tidak membawa atribut Brajamusti dalam kampanye. Agung Damar Kusumandaru juga tidak membawa organisasi Brajamusti untuk terjun ke politik langsung, akan tetapi unsur popularitas dan kedekatan dengan para anggota Brajamusti terutama dalam Dapil 3 yang juga memiliki hak untuk memilih dalam pemilu. Hasil temuan dilapangan juga memperlihatkan bahwa penelitian ini menemukan keterlibatan Agung Damar Kusumandaru dalam kelompok suporter Brajamusti. Merasa memiliki kedekatan dengan kelompok suporter Brajamusti, beliau beranggapan bahwa kelompok suporter ini akan memberikan dukungan penuh untuk memenangkan pemilu. Para suporter sepakbola diajak untuk memberikan dukungan untuk memilihnya dalam pemilu. Agung Damar Kusumandaru mengakui jika dukungan yang diperoleh dari Brajamusti juga mempengaruhi dalam perolehan suara di pemilu. Dari pemilu legislatif yang diikuti Agung Damar Kusumandaru penulis analisis sebagai berikut. Pada tahun 2004, Agung Damar Kusumandaru pernah mencalonkan diri untuk menjadi anggota legislatif tapi gagal karena jumlah suara yang kurang. Total jumlah suara yang diperoleh pada pemilu legislatif tahun 2004 sebesar 1.775 suara dari total perolehan suara partai sebesar 8.686 suara. Perolehan suara dalam partai masih kalah dengan sesama caleg lainnya. Pada saat itu juga kelompok suporter Brajamusti baru berumur 1 tahun dengan jumlah anggotanya masih sedikit dan Agung Damar Kusumandaru belum terlalu populer di kalangan suporter dan masyarakat umum lainnya. Meskipun Agung Damar Kusumandaru menjadi kader PAN sejak awal mula partai berdiri dan pada waktu pemilu Agung Damar Kusumandaru menjabat sebagai bendahara di Brajamusti tetapi masih gagal untuk melaju sebagai anggota dewan. 77
Setelah pemilu tahun 2004 gagal, kembali Agung Damar Kusumandaru memberanikan diri untuk mengikuti pemilu tahun 2009. Pada pemilu legislatif 2009 dan Brajamusti semakin memiliki banyak anggota. Popularitas Agung Damar Kusumandaru semakin terdongkrak setelah menjabat sebagai Presiden Brajamusti selama dua periode dan selama 6 tahun bersama dengan rekan-rekannya di Brajamusti. Setelah gagal dalam pemilu tahun 2004, Agung Damar Kusumandaru memberanikan diri untuk mengikuti pemilu yang kedua kalinya. Kelompok suporter Brajamusti menjadi modal yang berharga untuk mengumpulkan suara dalam pemilu. Ketika dunia politik Agung Damar Kusumandaru yang menjadi kader PAN bersandingan dengan dunia sosial dalam kelompok suporter Brajamusti menjadikan kekuatan untuk menghadapi pemilu legislatif. Konstribusi yang dilakukan Brajamusti terhadap Agung Damar Kusumandaru sangat besar di pemilu legislatif, konstribusi dari Brajamusti dapat dilihat dari pendaftaran calon peserta pemilu, dengan adanya dukungan dari Brajamusti membuat keberanian diri Agung Damar Kusumandaru untuk mendaftar sebagai perserta pemilu yang kedua kalinya. Ketika kampanye, banyak dari anggota Brajamusti dalam dapil 3 yang ikut dalam kampanye dan sebagian juga terlibat dalam pemasangan alat peraga kampanye, sosialisasi dari tim sukses PAN dibantu oleh anggota Brajamusti yang berada di daerah sosialisasi sebagai perantara dengan masyarakat umum lainnya. Dari tim sukses terdapat dua orang anggota Brajamusti menjadi bagian dari tim suksesnya yang berjumlah 11 orang. Ketika pemungutan dan penghitungan suara berlangsung, terdapat saksi dari anggota Brajamusti. Jumlah saksi dari anggota Brajamusti berjumlah 20% dari total TPS atau sekitar 40 orang saksi dari anggota Brajamusti. Dengan memanfaatkan kedekatan yang ada dengan anggota Brajamusti untuk membantu dalam pemilu dan mendapatkan suara terbanyak di pemilu. Meskipun Agung Damar Kusumandaru tidak meminta untuk mendukung langsung, akan tetapi karena kedekatan personal antar anggota Brajamusti menyebabkan Brajamusti sebagai basis suara 78
dalam pemilu. Hasil yang dicapai dalam pemilu mendapatkan suara sah sebanyak 2805 pada Dapil Kota Yogyakarta 3. Dari hasil ini maka Agung Damar Kusumandaru berhasil memenangi pemilu dan berhak menduduki jabatannya sebagai anggota dewan yang baru periode 2009-2014. Dalam pemilu tahun 2014 yang lalu, Agung Damar Kusumandaru juga mengikuti pemilu untuk ketiga kalinya. Hasil yang diperoleh dalam pemilu legislatif dalam dapil 3 memperoleh suara sebesar 2.264 suara dari total perolehan suara partai sebesar 5.939 suara. Dari hasil perolehan suara di pemilu legislatif tahun 2014, Agung Damar Kusumandaru terpilih lagi menjadi anggota DPRD tahun 2014-2019. Perolehan suara di pemilu legislatif 2014 terjadi penurunan suara sebesar 541 suara. Penurunan suara dalam pemilu legislatif tahun 2014 penulis analisis karena terjadi perpecahan dalam kelompok suporter Brajamusti yang terjadi pada akhir tahun 2010. Kelompok kepentingan dalam hal ini Brajamusti, dan Agung Damar Kusumandaru yang mempunyai modal sosial untuk menghadapi pemilu yakni jaringan suporter sepakbola. Kelompok suporter yang merepresentasikan sikap fanatisme dan solidaritas mampu mengarahkan kelompok suporter ini untuk tujuan politik, memilih Agung Damar Kusumandaru dalam pemilu legislatif. Beliau memiliki modal sosial dan sangat populer di kalangan Brajamusti dan di masyarakat. Brajamusti sebagai kelompok suporter sepakbola tidak bertransformasi menjadi sebuah partai politik hanya keberadaan anggotanya yang cukup besar sangat rawan digunakan berpolitik, mengingat aturan dimana pemenang pemilu berdasarkan suara terbanyak. Brajamusti memiliki solidaritas untuk mendukung Agung Damar Kusumandaru dalam pemilu. Solidaritas ini terbangun karena jaringan yang dimiliki beliau. Dengan membangun jaringan antar sesama individu di dalam Brajamusti dan menjaganya agar terus berlangsung sepanjang waktu, beliau mampu menjaga hubungan hingga enam tahun 79
kemudian individu tersebut mampu bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan, kepentingan yang tidak dapat dilakukan secara individu. Dalam jaringan tersebut mampu menjadi sumber daya atau modal bagi Agung Damar Kusumandaru untuk digunakan dalam pemilu. Konstribusi penelitian ini bagi perkembangan ilmu pengetahuan, yakni menambah pengetahuan mengenai objek kajian ilmu politik dan ilmu mengenai suporter sepakbola. Penelitian ini juga dapat memberikan inspirasi bagi setiap akademisi dan ilmuwan politik untuk kembali melihat kajian ilmu politik yang sudah ada selama ini. Karena ilmu politik bersifat luas dan akan terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu, sehingga perlu terobosan dan inovasi mengenai objek kajian ilmu politik. Sedangkan konstribusi penelitian ini bagi pengembangan kelompok suporter sepakbola, yakni memberikan pemahaman bahwa politik merupakan suatu hal yang tidak bisa dihindarkan dan untuk itu harus digunakan secara tepat. Selama ini politik menjadi suatu hal yang tabu dan dapat menyebabkam permasalahan yang ditimbulkan oleh politik. Seperti yang terjadi dalam kelompok suporter Brajamusti, suporter yang memiliki jumlah anggota banyak ketika dihadapkan dengan politik meskipun tidak secara langsung dapat memecah belah kebersamaan yang dilalui antar suporter. Kemunculan kelompok suporter baru merupakan implikasi dari pengelolaan organisasi suporter didalamnya dan juga ketika suporter Brajamusti ikut terlibat dalam politik. Dengan demikian penelitian ini diharapkan untuk membantu para suporter sepakbola agar berhati-hati ketika berhadapan dengan politik khususnya ketika masa kampanye pemilu berlangsung untuk tidak ikut terlibat dalam pemilu. 80