BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Permanganometri merupakan metode titrasi dengan menggunakan kalium

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. air. Penyebab air menjadi sadah adalah karena adanya ion-ion Ca 2+, Mg 2+, atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air laut mengandung 3,5% garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN VI TITRASI REDOKS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV. HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidrokarbon terpolierisasi yang mengandung ikatan silang (crosslinking) serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2. Titrasi Permanganometri. Selasa, 6 Mei Disusun Oleh: Yeni Setiartini. Kelompok 3: Fahmi Herdiansyah

Resin sebagai media penukar ion mempunyai beberapa sifat dan keunggulan tertentu. Sifat-sifat resin yang baik adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Macam-macam Titrasi Redoks dan Aplikasinya

TITRASI IODOMETRI DENGAN NATRIUM TIOSULFAT SEBAGAI TITRAN Titrasi redoks merupakan jenis titrasi yang paling banyak jenisnya. Terbaginya titrasi ini

TITRASI REDUKSI OKSIDASI OXIDATION- REDUCTION TITRATION

ION EXCHANGE DASAR TEORI

JURNAL PRAKTIKUM. KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri. Selasa, 10 Mei Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

REAKSI REDUKSI DAN OKSIDASI

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berputar, sehingga merupakan suatu siklus (daur ulang) yang lebih dikenal

LOGO. Analisis Kation. By Djadjat Tisnadjaja. Golongan V Gol. Sisa

TITRASI PERMANGANOMETRI

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.

ION. Exchange. Softening. Farida Norma Yulia M. Fareid Alwajdy Feby Listyo Ramadhani Fya Widya Irawan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Percobaan Untuk mengetahui kadar Fe (II) yang terkandung dalam sampel dengan menggunakan titrasi oksidimetri.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air bersih adalah air sehat yang dipergunakan untuk kegiatan manusia dan

KIMIA KUANTITATIF. Makalah Titrasi Redoks. Dosen Pembimbing : Dewi Kurniasih. Disusun Oleh : ANNA ROSA LUCKYTA DWI RETNONINGSIH

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

BAB III TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI

Metodologi Penelitian

Ion Exchange. kemampuan menyerap/ menukar kation-kation seperti Ca, Mg, Na dsb. Yang ada dalam air. Contoh: Hidrogen zeolith (H 2 Z).

PERMANGANOMETRI. A. HARI, TANGGAL PRAKTIKUM Hari, tanggal : Maret 2011 Tempat : Laboratorium Kimia Analitik

JURNAL PRAKTIKUM SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK 12 Mei 2014

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF ANION

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

ANION TIOSULFAT (S 2 O 3

Sulistyani, M.Si.

besarnya polaritas zeolit alam agar dapat (CO) dan hidrokarbon (HC)?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air bersih adalah air sehat yang dipergunakan untuk kegiatan manusia dan harus bebas

Ion Exchange Chromatography Type of Chromatography. Annisa Fillaeli

Tugas Kelompok Kimia Analitik I PERMANGANOMETRI

TUGAS AKHIR. ANALISA KADAR Fe DENGAN METODE PERMANGANOMETRI MENGGUNAKAN RESIN PENUKAR ION (ION EXCHANGER) DALAM AIR SUNGAI BANJARSARI

LOGO Analisis Kation

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan

Penentuan Kesadahan Dalam Air

REDOKS dan ELEKTROKIMIA

Wardaya College IKATAN KIMIA STOIKIOMETRI TERMOKIMIA CHEMISTRY. Part III. Summer Olympiad Camp Kimia SMA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 SELEKSI KABUPATEN / KOTA SOAL. UjianTeori. Waktu: 100 menit

Handout. Bahan Ajar Korosi

1. Ciri-Ciri Reaksi Kimia

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 SELEKSI KABUPATEN / KOTA SOAL. UjianTeori. Waktu: 100 menit

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

BABII TINJAUAN PUSTAKA. dioksida, oksidol dan peroksida, dengan rumus kimia H 2 O 2, ph 4.5, cairan

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK

Reaksi dalam larutan berair

D. 2 dan 3 E. 2 dan 5

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Anion

C. Reaksi oksidasi reduksi berdasarkan peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi. Bilangan Oksidasi (biloks)

MODUL III KESETIMBANGAN KIMIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan melalui atom O (Barrer, 1982). Klasifikasi zeolit dapat didasarkan

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK

BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan B. Tujuan Percobaan

KROMATOGRAFI PENUKAR ION Ion-exchange chromatography

LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION

KELOMPOK 5 BILANGAN OKSIDASI NITROGEN

Analisa Klorida Analisa Kesadahan

Reaksi Oksidasi-Reduksi

Analisis Kation Golongan III

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh.

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR BAB II RUMUS KIMIA DAN TATANAMA

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 SELEKSI KABUPATEN / KOTA JAWABAN (DOKUMEN NEGARA) UjianTeori. Waktu: 100 menit

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STOKIOMETRI BAB. B. Konsep Mol 1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel. Contoh: Jika Ar Ca = 40, Ar O = 16, Ar H = 1, tentukan Mr Ca(OH) 2!

PENENTUAN KUALITAS AIR

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LOGO TEORI ASAM BASA

MENYARING DAN MENDEKANTASI

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

TINJAUAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PERCOBAAN VI. A. JUDUL PERCOBAAN : Reaksi-Reaksi Logam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

METODA AKTIVASI ZEOLIT ALAM DAN APLIKASINYA SEBAGAI MEDIA AMOBILISASI ENZIM α-amilase. Skripsi Sarjana Kimia. Oleh WENI ASTUTI

Bab IV Hasil dan Pembahasan

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KIMIA KUALITATIF

RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR. Oleh DEDY BAHAR 5960

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Permanganometri Permanganometri merupakan metode titrasi dengan menggunakan kalium permanganat, yang merupakan oksidator kuat sebagai titran. Titrasi ini didasarkan atas titrasi reduksi dan oksidasi atau redoks. Permanganometri juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerang, nitrit, fosfit, dan sebagainya. Cara titrasi permanganometri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat organik. Kalium permanganat telah digunakan sebagai pengoksida secara meluas lebih dari 100 tahun. Reagensia ini mudah diperoleh, murah dan tidak memerlukan indikator kecuali bila digunakan larutan yang sangat encer. Permanganat bereaksi secara beraneka, karena mangan dapat memiliki keadaan oksidasi +2, +3, +4, +6, dan +7 (Day, 1999). Titrasi permanganometri dilakukan dengan bantuan pemanasan (± 70ºC) untuk mempercepat reaksi. Pada awal reaksi titrasi, warna merah mantap untuk beberapa saat yang menandakan reaksi berlangsung lambat. Pada pembuatan titran selanjutnya, warna merah hilang makin cepat karena ion mangan (II) yang terjadi berfungsi sebagai katalis untuk mempercepat reaksi Selanjutnya titran dapat ditambahkan lebih cepat sampai titik akhir titrasi tercapai yaitu sampai pada tetesan dimana warna merah menjadi warna merah jambu. (Harjadi,W.1990) Dalam reaksi ini, ion MnO 4- bertindak sebagai oksidator. Ion MnO 4- akan berubah menjadi ion Mn 2+ dalam suasana asam. Teknik titrasi ini biasa 3

4 digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau besi dalam suatu sample. Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk menentukan kadar besi yang terdapat dalam sampel dalam suasana asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO 4). Reaksi dalam suasana netral : MnO 4 + 4H + + 3e MnO 4 + 2H 2O Kenaikan konsentrasi ion hidrogen akan menggeser reaksi kekanan. Reaksi dalam suasana Alkalis : MnO 4 - + 3e MnO42- MnO 4 2- + 2H 2O + 2e MnO 2 +4OH - MnO 4 - + 2H 2O + 3e MnO2 + 4OH- Reaksi ini lambat dalam larutan asam, tetapi sangat cepat dalam larutan netral. Karena alasan ini larutan kalium permanganat jarang dibuat dengan melarutkan jumah-jumlah yang ditimbang dari zat padatnya yang sangat dimurnikan misalnya proanalisis dalam air, lebih lazim adalah untuk memanaskan suatu larutan yang baru saja dibuat sampai mendidih dan mendiamkannya diatas penangas uap selama satu /dua jam lalu menyaring larutan itu dalam suatu penyaring yang tak mereduksi seperti wol kaca yang telah dimurnikan atau melalui krus saring dari kaca maser. Permanganat bereaksi secara cepat dengan banyak agen pereduksi berdasarkan pereaksi ini, namun beberapa pereaksi membutuhkan pemanasan.

5 2.2 Prinsip Titrasi Permanganometri Prinsip titrasi permanganometri adalah reaksi oksidasi reduksi pada suasana asam yang melibatkan elektron dengan jumlah tertentu, dibutuhkan suasana asam (H 2SO 4) untuk mencapai tingkat oksidasi dari KMnO4 yang paling tinggi dan bilangan oksidasi +7 menjadi +2. Pada proses titrasi tidak dibutuhkan indicator lain. Karena KMnO 4 sudah mampu memberikan perubahan warna saat titik akhir titrasi yang ditandai dengan terbentuknya warna merah muda. Sifat dari KMnO 4 ini dikenal sebagai autoindikator. 2.3 Ion Exchanger 2.3.1 Pengertian Ion Exchanger Pertukaran ion merupakan suatu metode yang digunakan untuk memisahkan ion-ion yang tidak dikehendaki berada dalam larutan,untuk dipindahkan kedalam media padat yang disebut dengan media penukar ion, dimana media penukar ion ini melepaskan ion lain kedalam larutan. Sedangkan untuk alatnya disebut ion exchanger. Mekanisme Pertukaran Ion : Jika suatu larutan yang mengandung anion atau kation dikontakkan dengan media penukar ion, maka akan terjadi pertukaran anion dengan mekanisme reaksi sebagai berikut : 1. Mekanisme pertukaran anion A + + R+ B - B - + R+ A - 2. Mekanisme pertukaran kation A + + R - B + B + + R - A +

6 A = ion yang akan dipisahkan ( pada larutan ) B = ion yang menggantikan ion A (pada padatan/media penukar ion ) R= bagian ionic / gugus fungsional pada penukar ion. (Ruliasih Marsidi, 2001) 2.4 Jenis-jenis Resin Penukar Ion Resin penukar ion ( ion exchange ) yang merupakan media penukar ion sintetis pertama kali dikembangkan oleh Adam dan Holmes. Penemuan ini membuka jalan pembuatan resin hasil polimerisasi styrene dan divinil benzena. Bentuk resin penukar ion ini bermacam macam yaitu dapat berupa butiran, powder, membrane atau fiber. Berdasarkan jenis gugus fungsi yang digunakan, resin penukar ion dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu : 1. resin penukar kation asam kuat 2. resin penukar kation asam lemah 3. resin penukar anion basa kuat, dan 4. resin penukar anion basa lemah 1. Resin Penukar Kation Asam Kuat Resin penukar kation asam kuat yang beroperasi dengan siklus H, regenerasi dilakukan menggunakan asam HCl atau H 2SO4. Reeaksi tahap layanan sebagai berikut:

7 Konsentrasi asam keseluruhan yang dihasilkan oleh reaksi diatas disebut Free Mineral Acid (FMA). Jika nilai FMA turun, berarti kemampuan resin mendekati titik habis dan regenerasi harus dilakukan, reaksi tahap regenerasi sebagai berikut: 2. Resin Penukar Kation Asam Lemah Gugus fungsi pada resin penukar kation asam lemah adalah karboksilat (RCOOH). Jenis resin ini tidak dapat memisahkan garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat, tetapi dapat menghilangkan kation yang berasal dari garam karbonat untuk membentuk asam karbonat atau dengan kata lain resin hanya dapat menghasilkan asam yang lebih lemah dari gugus fungsinya. Reaksi-reaksi yang terjadi pada tahap layanan untuk resin penukar kation asam lemah dngan siklus H, dinyatakan oleh reaksi-reaksi berikut ini:

8 3. Resin Penukar Anion Basa Kuat Resin penukar kation basa kuat siklus hidrogen akan mengubah garamgaram terlarut menjadi asam, dan resin penukar anion basa kuat akan menghilangkan asam-asam tersebut, termasuk asam silikat dan asam karbonat. Reaksi-reaksi yang terjadi pada tahap layanan dan generasi sebagai berikut: Terdapat dua tipe penukar anion basa kuat. Tipe I dan tipe II. Keduanya memiliki kelompok ammonium kuartener sebagai bagian aktif penukar. Dalam tipe I, kelompok melekat pada nitrogen biasanya kelompok alkil, sementara pada tipe II, salah satu dari kelompok adalah alkanol. Biasanya resin tipe II digunakan dalam pemurnian air, karena murah. Namun, mereka tidak secara efektif menghilangkan silika, dan juga rentan terhadap pencemar organik. 4. Resin Penukar Anion Basa Lemah Resin penukar anion basa lemah hanya dapat memisahkan asam kuat seperti HCl dan H 2SO 4, tetapi tidak dapat menghilangkan asam lemah seperti asam silikat dan asam karbonat, oleh sebab itu resin penukar anion basa lemah

9 sering kali disebut sebagai acid adsorbers. Reaksi-reaksi yang terjadi pada tahap layanan adalah sebagai berikut : Resin penukar anion basa lemah dapat diregenerasi dengan NaOH, NH 4OH atau N 2CO 3 seperti ditunjukkan oleh reaksi di bawah ini : (Anonim, 2015) 2.5 Prinsip Pertukaran Ion Pertukaran ion adalah proses fisika-kimia. Pada proses tersebut senyawa yang tidak larut, dalam hal ini resin menerima ion positif atau negatif tertentu dari larutan dan melepaskan ion lain kedalam larutan tersebut dalam jumlah ekivalen yang sama. Jika ion yang dipertukarkan berupa kation, maka resin tersebut dinamakan resin penukar kation, dan jika ion yang dipertukarkan berupa anion, makan resin tersebut dinamakan resin penukar anion. Contoh reaksi pertukaran kation dan reaksi pertukaran anion disajikan pada reaksi : Reaksi pertukaran kation: 2NaR (s) + CaCl 2 (aq) CaR(s) + 2 NaCl(aq) Reaksi pertukaran anion : 2RCl (s) + Na 2SO 4 R 2SO 4(s) + 2 NaCl

10 Reaksi pertukaran kation menyatakan bahwa larutan yang mengandung CaCl 2 diolah dengan resin penukar kation NaR, dengan R menyatakan resin. Proses penukaran kation yang diikuti dengan penukaran anion untuk mendapatkan air yang bebas dari ion-ion penyebab kesadahan. Konstanta disosiasi air sangat kecil dan reaksi dari H + dengan OH - sangat cepat. Ketika semua posisi pertukaran yang awalnya dipegang H + atau ion OH - yang menempati Na + atau Cl - (kation atau anion lain) yang masing-masing resin dikatakan habis. Resin kemudian dapat diregenerasi dengan ekuilibrasi menggunakan asam atau basa yang sesuai (Anonim, 2015). 2.6 Operasi Sistem Pertukaran Ion Operasi sistem pertrukaran ion dilakukan dalam empat tahap, yaitu : 1. Tahap Layanan Tahap layanan adalah tahap dimana terjadi reaksi pertukaran ion. Sifat dari tahap ini ditentukan oleh kosentrasi ion yang dihilangkan terhadap waktu atau volume air produk yang dihasilkan. Hal yang perlu diperhatikan pada tahap layanan ini adalah kapasitas bahan pertukaran ion (Ion exchange load). Tahap layanan ini dilakukan dengan cara mengalirkan air dari atas (down flow). 2. Tahap Pencucian balik Tahap ini dilakukan jika kemampuan resin telah mencapai titik jenuh dan kotor.pencucian balik dilakukan dengan mengalirkan air produk dari bawah ke atas (up flow). Pencucian balik mempunyai sasaran sebagai berikut : a) Pemecahan resin yang menggumpal. b) Penghilangan partikel halus yang terperangkap dalam ruang resin. c) Penghilangan kantong kantong gas yang terdapat dalam reaktor.

11 d) Pembentukan ulang lapisan resin bed dengan pengembangan bed antara 50%. 3. Tahap Regenerasi Tahap regenerasi adalah operasi penggantian ion yang telah jenuh dengan ion awal yang semula berada dalam matriks resin dan pengembalian kapasitas ke tingkat yang diinginkan. Larutan regenerasi harus dapat menghasilkan titik puncak dari ion yang digantikan. Larutan regenerasi untuk kation menggunakan HCl atau H 2SO 4, sedangkan untuk anion menggunakan larutan NaOH. Operasi regenerasi dilakukan dengan mengalirkan larutan regenerasi dari atas. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses regenerasi antara lain : a) Kosentrasi larutan harus selalu konstan b) waktu pengaliran larutan regenerasi harus tepat. 4. Tahap Pembilasan Tahap pembilasan dilakukan untuk menghilangkan sisa larutan regenerasi yang terperangkap oleh resin.pembilasan dilakukan menggunakan air produk dengan aliran down flow dan dilakukan dalam dua tingkat, yaitu : a) Tingkat laju alir rendah untuk menghilangkan larutan regenerasi. b) Tingkat laju alir tinggi untuk menghilangkan sisa ion. 2.7 Zeolit Zeolit adalah mineral kristal alumina silikat berpori terhidrat yang mempunyai stuktur kerangka tiga dimensi, terbentuk dari tetrahedral [SiO 4] 4- dan [AlO 4] 5. Kedua tetrahedral diatas dihubungkan oleh atom-atom oksigen, menghasilkan struktur tiga dimensi terbuka dan berongga yang didalamnya diisi oleh atom-atom

12 logam biasanya logam-logam alkali atau alkali tanah dan molekul air yang dapat bergerak bebas. (Breck,1974) Umumnya struktur zeolit adalah suatu polimer anorganik berbentuk tetrahedral unit TO 4 dimana T adalah Si 4+ atau Al 3+ dengan atom O berada diantara 2 atom T. Gambar 1. Struktur kimia Zeolit Dewasa ini dikenal 2 jenis zeolit, yakni zeolit alam dan zeolit sintesis, namun sekarang zeolit yang paling banyak digunakan adalah zeolit sintesis. 2.8 Karbon Aktif Karbon berpori atau lebih dikenal dengan nama karbon aktif, digunakan sebagai adsorben untuk menghilangkan warna, pengolahan limbah, pemurnian air. Karbon aktif adalah arang yang telah mengalami perubahan sifat-sifat fisika dan kimianya karena dilakukan perlakuan aktifisasi dengan aktifator bahan bahan kimia ataupun dengan pemanasan pada temperatur tinggi. Karbon aktif akan membentuk amorf yang sebagian besar terdiri dari karbon bebas dan memiliki permukaan dalam yang berongga, warna hitam, tidak berbau, tidak berasa, dan mempunyai daya serap yang jauh lebih besar dibandingkan dengan karbon yang belum menjalani proses aktivasi. Secara umum, aktivasi adalah mengubah karbon dengan daya serap rendah menjadi karbon yang mempunyai daya serap tinggi. Untuk menaikan luaspermukaan dan memperoleh karbon yang

13 berpori, karbon diaktivasi, misalnya dengan menggunakan uap panas, gas karbondioksida dengan temperatur antara 700-1100 o C, atau penambahan bahanbahan mineral sebagai aktivator. Selain itu aktivasi juga berfungsi untuk mengusir tar yang melekat pada permukaan dan pori-pori karbon. Aktivasi menaikan luas permukaan dalam ( internal area ), menghasilkan volume yang besar, berasal dari kapiler-kapiler yang sangat kecil, dan mengubah permukaan dalam dari struktur pori. Menghasilkan volume yang besar, berasal dari kapilerkapiler yang sangat kecil, dan mengubah permukaan dalam dari struktur pori. (Anonim, 2015) 2.9 Logam Berat Besi (Fe) Besi (Fe) adalah logam berwarna putih keperakan dan dapat dibentuk. Fe di dalam susunan unsur berkala termasuk logam golongan VIII dengan berat atom 56 g/mol, nomor atom 26 dan bervalensi 2 dan 3 (Anonim, 2015). Besi merupakan salah satu elemen yang dapat ditemui pada hampir setiap tempat di bumi, pada semua lapisan geologis dan semua badan air. Pada umumnya besi yang ada di dalam air dapat bersifat terlarut sebagai senyawa garam ferri (Fe 3+) atau garam ferro (Fe 2+) yang tersuspensi sebagai butir koloidal (diameter < 1) dan tergabung dengan zat organik atau zat padat anorganik. Fe berada dalam tanah dan batuan sebagai ferioksida (Fe 2O 3) dan ferihidroksida (Fe(OH) 3). Dalam air, besi berbentuk ferobikarbonat (Fe(HCO 3) 2). Ferohidroksida (Fe(OH) 2), ferosulfat (FeSO 4) dan besi organik kompleks. Air tanah mengandung besi terlarut berbentuk ferro (Fe 2+). Jika air tanah dipompakan keluar dan kontak dengan udara (oksigen) maka besi (Fe 2+ ) akan teroksidasi menjadi ferihidroksida (Fe(OH) 3). Ferihidroksida dapat mengendap dan berwarna kuning kecoklatan. Hal ini dapat menodai peralatan porselen dan cucian (Erlinda, 2014).