IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Umum BPJS Ketenagakerjaan Pekanbaru

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. keamanan dan kepastian terhadap resiko-resiko sosial ekonomi, dan

IMPLEMENTASI PROGRAM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DAERAH PERKOTAAN

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB I PENDAHULUAN. program jaminan sosial berdasarkan funded social security, yaitu jaminan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERTIBAN TERMINAL PENUMPANG

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN RETRIBUSI PARKIR TEPI JALAN

PENDAHULUAN. sumber daya dan dana yang ada. Faktor manusia atau tenaga kerja sebagai penggerak utama

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Implementasi Kebijakan Publik. a. Konsep Implementasi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat (Haliman dan Wulandari, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. bahwa setiap pekerja berhak mendapatkan perlindungan (protection), pemajuan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan lanjutan dari Restitutie Regeling tahun Pada tahun 1985

BAB II PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN TERHADAP PELAKSANAAN JAMSOSTEK OLEH PENGAWAS KETENAGAKERJAAN. A. Gambaran Umum Seputar Pengawas Ketenagakerjaan

BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian pada Bab I sampai dengan Bab VI, disusun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI KATA PENGANTAR

JAMSOSTEK. (Jaminan Sosial Tenaga Kerja)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tidak dapat berjalan lancar sesuai dengan harapan dan cita-cita luhur

PELAKSANAAN PROGRAM JAMSOSTEK DITINJAU DARI PERSPEKTIF PERLINDUNGAN HUKUM TENAGA KERJA. DAHLIA Dosen Fakultas Hukum UNISRI

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER-24/MEN/VI/2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER-24/MEN/VI/2006 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

IMPLEMENTASI RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan. Dalam Undang Undang 36/2009 ditegaskan bahwa setiap orang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. program jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggara jaminan sosial. 6

NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PROGRAM JAMSOSTEK, HAMBATAN DAN UPAYA MENGEJAR KEPESERTAAN GERRY SILABAN. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. program Jamsostek disamping program Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan

PELAKSANAAN PEMBAYARAN KLAIM RAWAT INAP TINGKAT LANJUTAN (RITL) BAGI PESERTA ASKES OLEH PT. ASKES KEPADA RSI. IBNU SINA PADANG YULI TRINIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Jaminan kesehatan merupakan hak Konstitusional setiap warga negara. Dengan

BAB II PENGELOLAAN JAMINAN SOSIAL DI INDONESIA. D. Pengertian dan Dasar Hukum Jaminan Sosial

ANALISIS IMPLEMENTASI PERUBAHAN ATAS PERDA TENTANG ALOKASI DANA DESA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Analisis Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Di Puskesmas Rejosari Kecamatan Tenayan Raya SOFIA ACHNES

PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN YANG DISELENGGARAKAN BPJS KESEHATAN BAGI PEKERJA PT PROPAN RAYA I.C.C TANGERANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

EKONOMI KESEHATAN (HEALTH ECONOMICS) )

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu bagian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia secara berkelanjutan berdasarkan kemampuan nasional dengan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

WALIKOTA PROBOLINGGO

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. investasi dan hak asasi manusia, sehingga meningkatnya derajat kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

Reformasi Sistem Jaminan Sosial Nasional di Indonesia

PEMERINTAH PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu kewajiban

BAB II TINJAUAN UMUM DAN TINJAUAN TEORITIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. namanya menjadi BPJS Ketenagakerjaan. 1 Jaminan Sosial adalah salah satu

KAJIAN IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN DI PUSKESMAS PERTIWI DAN PUSKESMAS JUMPANDANG BARU KOTA MAKASSAR TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (yang selanjutnya disebut UUD) 1945

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang Undang Nomor 24 tahun 2011 mengatakan bahwa. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. I.1.1 Bentuk Usaha. BPJS Kesehatan sebagai Badan Pelaksanaan merupakan badan

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa (PBB) tahun 1948 tentang hak asasi manusia. Berdasarkan. kesehatan bagi semua penduduk (Universal Health Coverage).

TINJAUAN TENTANG BENTUK DAN PELAKSANAAN PELINDUNGAN ASURANSI BAGI PEKERJA PADA DINAS KEBAKARAN KOTA SURAKARTA

IMPLEMENTASI PERDA PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET

IMPLEMENTASI PERATURAN DISIPLIN PNS

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 pada alinea ke IV yaitu

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. panjang, dimulai dari UU No. 33/1947 jo UU No. 2/1951 tentang kecelakaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. sebagai hak dan bukan dari belas kasihan orang lain. membantu yang berpenghasilan rendah.

DR. UMBU M. MARISI, MPH PT ASKES (Persero)

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada kebutuhan kebendaan yang meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesehatan dan dalam Pasal 28 H Ayat (3) Undang-Undang Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan pembangunan yang semakin lama semakin menjamur di Negara Indonesia

BAB III TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI APARATUR SIPIL NEGARA DI KABUPATEN SUMENEP

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

EVALUASI PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DAN RESTORAN

ANALISIS POTENSI SUBJEK PAJAK DAN KONTRIBUSI PAJAK ATAS PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR TANAH DI KOTA BATU

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

UU R.I. NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

WALIKOTA PALANGKA RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis (UU No. 36 Tahun 2009). Maka kesehatan merupakan kebutuhan dasar. manusia untuk dapat hidup layak dan produktif.

PELAKSANAAN RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI)

PENGELOLAAN, MONITORING DAN EVALUASI ASET JAMINAN SOSIAL KESEHATAN PADA BPJS KESEHATAN. bpjs-kesehatan.go.id

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hukum dapat diartikan sebagai norma hukum yakni norma yang dibuat

2015, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456); 2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Mazmanian dan Sabsister dalam Siswadi (2012:24)

BAB I PENDAHULUAN. Berlandaskan pada Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang baik merupakan kebutuhan bagi setiap orang.

Implementasi Program Jaminan Sosial untuk Pekerja Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

169 IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN Harsini dan Zaili Rusli FISIP Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293 Abstract: Implementation of Health Insurance Program. The purpose of this study to determine the implementation of the health care program and the factors that influence the PT Jamsostek Cabang Riau II. This study used qualitative methods, this method of choice because researchers are expected to be able to reveal the reality of what happened in the field and is more sensitive and adaptive to the role of various factors in the study as well as sensitive information that is descriptive. Results of this study that the implementation of health care insurance programs generally quite successfully implemented. And each year has increased membership to this program. It's just that there are complaints from program participants about the services provided by the implementer of the JPK program. Factors affecting the implementation of the health care insurance program is communication, resources, attitudes and bureaucratic structures. Abstrak: Implementasi Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui implementasi program jaminan pemeliharaan kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada PT Jamsostek Cabang Riau II. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, metode ini menjadi pilihan peneliti karena diharapkan akan mampu mengungkapkan realitas yang terjadi dilapangan dan lebih sensitive dan adaptif terhadap peran berbagai faktor dalam penelitian serta peka terhadap informasi-informasi yang bersifat deskriptif. Hasil penelitian ini bahwa implementasi program jaminan pemeliharaan kesehatan secara umum cukup berhasil dilaksanakan. Dan setiap tahunnya mengalami kenaikan kepesertaan untuk program ini. Hanya saja masih ada keluhan-keluhan dari peserta program tentang pelayanan yang diberikan oleh implementator dari program JPK ini. Faktor yang mempengaruhi dalam implementasi program jaminan pemeliharaan kesehatan ini adalah komunikasi, sumberdaya, sikap dan struktur birokrasi. Kata Kunci: implementasi program, peserta program, pemeliharaan kesehatan PENDAHULUAN Salah satu kewajiban negara adalah melindungi setiap warga negaranya baik secara fisik, mental, sosial dan ekonomi sebagai imbal balik kesetiaan warga negara kepada negara, baik dalam bentuk pembayaran pajak secara rutin atau ketundukan pada peraturan hukum di negara tersebut. Poin tersebut juga tercakup dalam Pancasila dan UUD 1945 sebagai konstitusi negara Indonesia yang merupakan buah pemikiran bangsa ini sejak awal kemerdekaan. Realisasi perlindungan tersebut dalam konteks perlindungan asuransi atau jaminan sosial. Bentuk perlindungan, pemeliharaan, dan peningkatan kesejahteraan dimaksud diselenggarakan dalam bentuk program jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek) yang bersifat dasar, dengan berazaskan usaha bersama, kekeluargaan dan gotong royong. Pada dasarnya program ini menekan pada perlindungan bagi tenaga kerja yang relatif mempunyai kedudukan yang lebih rendah. Oleh karena itu, pengusaha memikul tanggung jawab utama dan secara moral pengusaha mempunyai kewajiban untuk meningkatkan perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerjanya. Disamping itu, sudah sewajarnya apabila tenaga kerja juga berperan aktif dan ikut bertanggung jawab atas pelaksanaan program Jamsostek. Untuk dapat mewujudkan keadaan sehat tersebut banyak upaya yang harus dilaksanakan. Salah satu diantaranya yang dipandang mempunyai peranan yang cukup penting adalah penyelenggaraan program pemeliharaan kesehatan. Jika program pemeliharaan kesehatan tidak tersedia, tidak tercapai, tidak terjangkau, tidak berkesinambungan, tidak menyeluruh, tidak terpadu dan atau tidak bermutu tentu sulit diharapkan terwujudnya keadaan sehat tersebut. 169

170 Jurnal Kebijakan Publik, Volume 4, Nomor 2, Oktober 2013, hlm. 119-218 Kesehatan merupakan kebutuhan dasar manusia. Dengan kondisi yang sehat, maka manusia dapat melakukan segala kegiatan termasuk bekerja secara maksimal sehingga menghasilkan kinerja dan produktivitas yang tinggi. Sudah menjadi kodrat, bahwa manusia itu bekeluarga dan berkewajiban menanggung kebutuhan keluarganya. Oleh karenanya, kesejahteraan yang perlu dikembangkan bukan hanya bagi tenaga kerja sendiri, juga bagi keluarganya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam arti luas. Yang harus tetap terpelihara pada saat tenaga kerja kehilangan sebagian atau seluruh penghasilannya sebagai akibat terjadinya resiko resiko sosial antara lain kecelakaan kerja, sakit, meninggal dunia dan hari tua. Jamsostek adalah program publik yang memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk mengatasi risiko sosial ekonomi tertentu yang menggunakan mekanisme asuransi sosial. Program Jamsostek memberikan perlindungan bersifat dasar untuk menjaga harkat dan martabat manusia. Khusus tenaga kerja jika mengalami risiko-risiko sosial ekonomi dengan pembiayaan yang terjangkau oleh pengusaha dan tenaga kerja. Resiko sosial ekonomi yang ditanggulangi oleh program Jamsostek, terbatas saat terjadi peristiwa kecelakaan, sakit, hamil, bersalin, cacat, hari tua dan atau terputusnya penghasilan tenaga kerja dan atau membutuhkan perawatan medis. Pasal 25 UU No. 3 Tahun 1992 menyebutkan Jamsostek memiliki empat program Jaminan Sosial Tenaga Kerja, yaitu Jaminan Kematian, Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Hari Tua, dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan. Penyelenggaraan program Jamsostek merupakan sebagian dari tugas pokok pemerintah di bidang ketenagakerjaan sebagaimana diatur dalam UU No. 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja khususnya pasal 10 dan pasal 15. Untuk menjamin pelaksanaan programnya, Jamsostek sebagai Badan Usaha Milik Negara secara prinsip telah ditunjuk oleh pemerintah untuk menyelenggarakan program dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya mengutamakan pelayanan kepada peserta dalam rangka peningkatan perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja beserta keluarganya. Jaminan pemeliharaan kesehatan (JPK) adalah salah satu program di Jamsostek yang menjamin kesehatan tenaga kerja serta keluarganya. Mulai dari pencegahan, pelayanan diklinik kesehatan, rumah sakit, kebutuhan alat bantu peningkatan fungsi organ tubuh, dan pengobatan secara efektif dan efesien. Upaya pemeliharaan kesehatan meliputi aspek-aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif secara tidak terpisah-pisah. Namun demikian khusus untuk jaminan pemeliharaan kesehatan bagi tenaga kerja lebih ditekankan pada aspek kuratif dan rehabilitatif tanpa mengabaikan dua aspek yang lain. Program JPK Jamsostek memberikan pelayanan kesehatan berupa rawat jalan, rawat inap di rumah sakit, perawatan kehamilan dan pertolongan persalinan, obat obatan dan pelayanan kesehatan lainnya bagi tenaga kerja dan keluarganya yang menderita sakit. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, bahwa perusahaan wajib mengikut sertakan (mengasuransikan) tenaga kerjanya dalam program Jamsostek tersebut kepada Badan Penyelenggara yang ditunjuk. Berdasarkan UU No. 3 Tahun 1992 ditetapkan bahwa Badan Penyelenggara Program Jamsostek haruslah BUMN yang berstatus hukum perusahaan perseroan. Badan penyelenggara program Jamsostek berdasarkan PP No. 14 tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jamsostek, PT. Jamsostek (Persero) ditunjuk sebagai Badan Penyelenggara. Atas dasar sifat program JPK Jamsostek di atas, maka PT. Jamsostek (Persero) Cabang Riau II dalam memberikan pelayanan kesehatan pada peserta dan keluarganya mendapat persaingan yang semakin ketat dari Badan Usaha lain yang bergerak dalam menyelenggarakan program pelayanan kesehatan. Contohnya seperti PT. Askes (Persero), Puri Husadha, Simas Sehat dan lain sebagainya, sehingga kehadiran Badan Usaha yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang lebih baik dan cepat menjadi pesaing utama bagi PT. Jamsostek (Persero).

Implementasi Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (Harsini dan Zaili Rusli) 171 Banyaknya keluhan dari peserta program Jamsostek mengenai pelayanan yang diberikan oleh Badan Penyelenggara dalam hal ini PT. Jamsostek (Persero) Kantor Cabang Riau II terhadap kedatangan dokter pada praktek tidak adanya dokter pada jam praktek serta keramahan dokter pada peserta/pasien, pemberian obat, serta fasilitas pelayanan kesehatan yang seadanya saja tidak memenuhi standard minimal memberi pelayanan kesehatan dari Depertemen Kesehatan RI. Adanya perbedaan jam layanan antara peserta Jamsostek dengan pasien umum yang dilakukan oleh balai pengobatan yang bekerja sama dengan Jamsostek. Keluhan peserta program tempat perobatan yang jauh dari tempat tinggal tenaga kerja. Perusahaan atau pengusaha memiliki tanggung jawab terhadap kesejahteraan dan perlindungan bagi tenaga kerjanya. Dalam hal ini pengusaha bekerja sama dengan pihak asuransi (PT. Jamsostek) yang akan memberikan jaminan terhadap tenaga kerja, yaitu jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua serta jaminan pemeliharaan kesehatan. Perusahaan membayar iuran kepada pihak jamsostek setiap bulannya, sehingga apabila terjadi resiko yang terjadi pada tenaga kerja dalam pekerjaan dapat ditanggungkan kepada PT. Jamsostek. Kemudian dalam melaksanakan program jaminan pemeliharaan kesehatan PT Jamsostek bekerjasama dengan pihak pelayan kesehatan yang disebut dengan Balai Pengobatan. Ketika tenaga kerja membutuhkan pelayanan kesehatan, maka balai pengobatan yang telah ditunjuk oleh pihak PT. Jamsostek berkewajiban memberikan pelayanan kesehatan kepada tenaga kerja serta keluarga sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Dilihat dari data perkembangan kepesertaan untuk program-program Jamsostek di atas, yang dimulai dari tahun 2009, di mana untuk periode tahun 2010 maupun tahun 2011 mengalami kenaikan kepesertaan untuk semua program yang diadakan. Hanya saja untuk program jaminan pemeliharaan kesehatan, kepesertaannya belum dapat terlaksana 100% sesuai dengan jumlah tenaga kerja yang aktif. Tidak semua perusahaan mendaftarkan tenaga kerjanya untuk mengikuti program pemeliharaan kesehatan yang telah disediakan Jamsostek. Hal di atas menimbulkan pertanyaan mengapa untuk program jaminan pemeliharaan kesehatan pada PT. Jamsostek tidak dapat berkembang sama dengan program Jamsostek lainnya seperti program JKK, program JKM, dan program JHT. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui implementasi program jaminan pemeliharaan kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada PT. Jamsostek Cabang Riau II. METODE Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan harapan penelitian dapat lebih mendekatkan diri pada objek-objek yang diteliti serta meningkatkan sensitivitas terhadap kontekskonteks yang ada dan sifat-sifat tersebut cenderung membuahkan konfidensi yang lebih besar pada keaslian data kualitatif dibanding kualitatif. Metode ini menjadi pilihan peneliti karena diharapkan akan mampu mengungkapkan realitas yang terjadi dilapangan dan lebih sensitif dan adaptif terhadap peran berbagai faktor dalam penelitian serta peka terhadap informasi-informasi yang bersifat deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Implementasi Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Penelitian ini menggunakan teori Edward III (1980) untuk menjadi tolak ukur keberhasilan implementasi program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) pada PT Jamsostek Cabang Riau II. Implementasi Program JPK pada PT. Jamsostek Cabang Riau II Pekanbaru, yaitu: 1. Standar dan Sasaran Program Standar dan sasaran program sudah sesuai dengan SOP dari Program JPK PT. Jamsostek Cabang Riau II Pekanbaru. 2. Sumberdaya Sumberdaya dari PT. Jamsostek dan Balai

172 Jurnal Kebijakan Publik, Volume 4, Nomor 2, Oktober 2013, hlm. 119-218 Pengobatan atau Klinik yang bekerjasama dengan Jamsostek sudah cukup memadai untuk melakukan implementasi Program JPK. 3. Karakteristik Agen Pelaksana Pusat perhatian pada agen pelaksana meliputi organisasi formal dan organisasi informal yang akan terlibat pengimplementasian program. Semakin luas cakupan implementasi, maka semakin besar pula agen yang dilibatkan. 4. Sikap/Kecendrungan Pelaksana Sikap penerimaan atau penolakan dari (agen) pelaksana perlu diperhatikan dalam pengimplementasian program. 5. Komunikasi antar Organisasi dan Aktivitas Pelaksana Koordinasi merupakan mekanisme yang ampuh dalam implementasi program. Semakin baik koordinasi komunikasi diantara pihakpihak yang terlibat dalam suatu proses implementasi, maka asumsi kesalahan akan sedikit untuk terjadi. 6. Lingkungan Ekonomi, Sosial, dan Politik Hal terakhir yang perlu juga diperhatikan guna menilai implementasi program dalam perspektif yang ditawarkan Van Meter dan Van Horn adalah, sejauh mana lingkungan eksternal turut mendorong keberhasilan program yang telah ditetapkan. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Implementasi Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam implementasi menurut Edwards III (1980) sebagai berikut: 1. Komunikasi Implementasi yang efektif terjadi apabila para pembuat keputusan sudah mengetahui apa yang akan mereka kerjakan. Pengetahuan atas apa yang akan mereka kerjakan dapat berjalan dengan baik, sehingga setiap keputusan kebijakan dan peraturan implementasi harus dikomunikasikan pada bagian yang tepat. Tiga indikator yang dapat dipakai dalam mengukur keberhasilan variabel komunikasi tersebut di atas adalah: a. Transmisi, maksudnya adalah penyaluran komunikasi yang baik akan dapat menghasilkan suatu implementasi yang baik pula. b. Kejelasan, maksudnya komunikasi yang diterima oleh para pelaksana kebijakan haruslah jelas dan tidak membingungkan (ambigu). c. Kosistensi, maksudnya perintah yang diberikan dalam pelaksanaan sesuatu komunikasi haruslah konsisten dan jelas (untuk diterapkan atau untuk dijalankan). 2. Sumber Daya Sumber daya merupakan faktor yang penting lainnya dalam mengimplementasikan kebijakan atau program. Begitu penting sumber daya dalam mendukung implementasi program supaya dapat berjalan dengan efektif, maka indikator yang digunakan dalam mengukur keberhasilan implementasi Program JPK pada PT. Jamsostek Riau II dari sumber daya adalah: a. Staf, sumberdaya utama dalam implementasi adalah staf. Kegagalan dalam implementasi program salah satunya disebabkan oleh jumlah staf yang tidak mencukupi ataupun tidak memiliki kemampuan atau skill yang sesuai dengan bidangnya. Harus ada staf yang berkompeten dalam tugasnya sehingga implementasi dapat dilaksanakan dengan baik. b. Informasi, informasi memiliki dua bentuk, yaitu informasi yang berhubungan dengan cara atau teknis dalam melakukan program. Kemudian informasi mengenai data kepatuhan dari pelaksana terhadap peraturan pemerintah yang telah ditetapkan. c. Wewenang, pada umumnya kewenangan harus bersifat formal agar perintah dapat dilaksanakan. Ketika wewenang tidak ada, maka kekuatan implementator di mata publik tidak

Implementasi Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (Harsini dan Zaili Rusli) 173 terlegitimasi, sehingga dapat menggagalkan proses implementasi program yang telah dirumuskan sebelumnya. d. Fasilitas, fasilitas (sarana dan prasarana) juga diperlukan sebagai pendukung untuk proses implementasi. Jika tidak ada fasilitas yang mendukung, maka hal ini dapat menghambat jalannya implementasi program. 3. Disposisi atau Sikap Disposisi adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh implementator, seperti komitmen, kejujuran, dan sifat demokratis. Apabila memiliki disposisi atau sikap yang baik, maka dia akan dapat menjalankan program dengan baik sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Halhal penting yang perlu dicermati pada variabel ini adalah: a. Pengangkatan birokrat, disposisi atau sikap para pelaksana akan menimbulkan hambatan-hambatan nyata terhadap implementasi program bila personilnya tidak melaksanakan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, pemilihan dan pengangkatan personil pelaksana harus orangorang yang memiliki dedikasi pada program yang telah ditetapkan. b. Isentif, salah satu teknik yang disarankan untuk mengatasi masalah kecendrungan para pelaksana adalah dengan memanipulasi isentif. Oleh karena itu, pada umumnya orang bertindak menurut kepentingan mereka sendiri. Maka memanipulasi isentif oleh para pelaksana program mempengaruhi tindakan para pelaksana. Dengan cara menambah keuntungan atau biaya tertentu akan mendorong para pelaksana program melaksanakan perintah dengan baik. 4. Struktur Birokrasi Struktur birokrasi/organisasi yang bertugas mengimplementasikan kebijakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap implementasi program. Ada dua karakteristik yang dapat mendorong kinerja struktur organisasi ke arah yang lebih baik, yaitu: a. Melakukan Standar Operating Procedures (SOP), adalah suatu kegiatan rutin yang memungkinkan para staf atau pelaksana program untuk melaksanakan kegiatan-kegiatannya pada tiap hari sesuai dengan standar yang diterapkan. b. Melaksanakan fragmentasi, adalah upaya penyebaran tanggung jawab kegiatan-kegiatan atau aktivitas pegawai diantara beberapa unit kerja. SIMPULAN Implementasi Program Pemeliharan Kesehatan (JPK) pada PT. Jamsostek Cabang Riau II Pekanbaru secara umum cukup berhasil dilaksanakan. Terbukti hingga saat ini Program JPK ini masih tetap bisa berjalan dengan baik. Setiap tahunnya mengalami kenaikan untuk peserta yang mengikuti program ini. Hanya saja banyak keluhan-keluhan dari peserta program tentang pelayanan yang diberikan oleh balai pengobatan atau klinik yang telah ditunjuk oleh pihak PT. Jamsostek. Kendala dalam implementasinya adalah kurangnya pengetahuan peserta program tentang standar pengobatan dengan menggunakan fasilitas JPK. Hal ini disebabkan kurangnya sosialisasi dari PT. Jamsostek kepada peserta JPK. Implementasi Program JPK pada PT. Jamsostek Cabang Riau II ini sering mendapat keluhan-keluhan dari peserta JPK. Hal ini dikarenakan Balai Pengobatan yang telah ditunjuk PT. Jamsostek tidak memberikan pelayanan kesehatan kepada peserta JPK dengan baik. Kemudian adanya perbedaan waktu pelayanan terhadap peserta program JPK PT. Jamsostek. Dengan demikian, beberapa peserta merasa kurang puas atas program ini dan ada juga peserta yang memutuskan untuk keluar dari Program JPK. DAFTAR RUJUKAN Agustino, Leo. 2008. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung: AlfaBeta Abidin, Said Zainal. 2002. Kebijakan Publik. Jakarta: Yayasan Pancur Curah.

174 Jurnal Kebijakan Publik, Volume 4, Nomor 2, Oktober 2013, hlm. 119-218 Dunn, William N., 2000. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada Press Dwidjowijoto dan Riant Nugroho. 2006. Kebijakan Publik untuk Negara-negara Berkembang. Jakarta: Gramedia Ekowati, Lilik. 2005. Perencanaan, Implementasi, dan Evaluasi. Surakarta: Pustaka Cakra Islamy, Irfan. 2000. Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Jakarta: Bumi Aksara Mustopadidjadja. 2003. Manajemen Proses Kebijakan Publik: Formulasi Implementasi dan Evaluasi Kinerja. Jakarta: LAN & DUTA Pertiwi Foundation