Modul ke: OTONOMI DAERAH. 12Teknik. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU

dokumen-dokumen yang mirip
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Modul ke: Otonomi Daerah. Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Hubungan Masyarakat. Ramdhan Muhaimin, M.Soc.

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Modul ke: Otonomi Daerah. Fakultas EKONOMI. Program Studi MANAJEMEN. Nabil Ahmad Fauzi, M.Soc.

Mata Kuliah Kewarganegaraan OTONOMI DAERAH. Modul ke: Panti Rahayu, SH, MH. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN.

Pendidikan Kewarganegaraan

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN OTONOMI DAERAH D. MACHDUM FUADY, S.H., M.H. EKONOMI AKUNTANSI. Modul ke: Fakultas. Program Studi

Otonomi Daerah PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MODUL PERKULIAHAN 10. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Modul ke: Otonomi Daerah. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

OTONOMI DAERAH. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Manajemen

RINA KURNIAWATI, SHI, MH

KEWARGANEGARAAN. Modul ke: 12FEB OTONOMI DAERAH. Fakultas SYAMSUNASIR, S.SOS., M. M. Program Studi Management

APA ITU DAERAH OTONOM?

MAKALAH CIVIC EDUCATION. Otonomi Daerah Dalam Kerangka NKRI

Panduan diskusi kelompok

OTONOMI DAERAH PERTEMUAN 7

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

Rencana Induk Pengembangan E Government Kabupaten Barito Kuala Sistem pemerintahan daerah disarikan dari UU 32/2004 tentang

ARTI PENTING OTODA - DESENTRALISASI

PEMERINTAHAN DAERAH DESENTRALISASI, DEKONSENTRASI, TUGAS PEMBANTUAN

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 18 ayat (2) menegaskan bahwa Pemerintah daerah mengatur dan mengurus

PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 11 TAHUN 2009 ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DI KABUPATEN POLEWALI MANDAR

PELAYANAN PUBLIK OLEH PEMERINTAH DAERAH MANAJEMEN PEMERINTAHAN DAN PELAYANAN PUBLIK

I. PENDAHULUAN. daerah (dioscretionary power) untuk menyelenggarakan pemerintahan sendiri

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Modul ke: Otonomi Daerah. 12Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN... TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 60 TAHUN 2011 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. diserahkan kepadanya. Dengan demikian, pemerintah daerah tidak sekedar

PEMERINTAHAN DAERAH. Harsanto Nursadi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN ATAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

KEWARGANEGARAAN OTONOMI DAERAH. Modul ke: Fakultas FEB. Syahlan A. Sume. Program Studi MANAJEMEN.

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 09 TAHUN 2002 TENTANG

NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pemerintahan di Indonesia semakin pesat dengan adanya era

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN ATAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN ATAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2001 TENTANG PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi sektor publik yang disertai adanya demokratisasi menjadi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2009

Desentralisasi dan Otonomi Daerah:

KEBIJAKAN PENDANAAN KEUANGAN DAERAH Oleh: Ahmad Muam

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DARI BUPATI KEPADA CAMAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Asas Dekonsentrasi dan Asas Tugas Pembantuan Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan

PEMERINTAH KOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

4. Apa saja kendala dalam penyelenggaraan pemerintah? dibutuhkan oleh masyarakat? terhadap masyarakat?

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2001 TENTANG PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMBAGIAN KEKUASAAN SECARA VERTIKAL Hubungan Pusat dan Daerah

I. PENDAHULUAN. hakekatnya ditujukan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BAB II SISTEM PEMERINTAH DAERAH & PENGUKURAN KINERJA. Daerah. Reformasi tersebut direalisasikan dengan ditetapkannya Undang

TATA RUANG KOTA SOSIOLOGI PERKOTAAN ARIS MARTIANA

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kerja finansial Pemerintah Daerah kepada pihak pihak yang berkepentingan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Reformasi sektor publik yang disertai adanya tuntutan demokratisasi

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip otonomi daerah menggunakan prinsip otonomi seluas-luasnya. (Maryati, Ulfi dan Endrawati, 2010).

I. PENDAHULUAN. daerahnya sendiri dipertegas dengan lahirnya undang-undang otonomi daerah yang terdiri

PARADIGMA PELAYANAN PUBLIK PADA ERA DESENTRALISASI DI INDONESIA

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMBAGIAN KEKUASAAN SECARA VERTIKAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN PESAWARAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 2 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Tujuan ekonomi

III. KERANGKA PENDEKATAN STUDI DAN HIPOTESIS

DEMOKRASI : ANTARA TEORI. Modul ke: INDONESIA. 05Teknik. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR..TAHUN.. TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan ekonomi. Adanya ketimpangan ekonomi tersebut membawa. pemerintahan merupakan salah satu aspek reformasi yang dominan.

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH. No 23 Tahun 2014 BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG

KEKURANGAN DAN KELEBIHAN KEBIJAKAN OTONOMI DAERAH

BAB 1 PENDAHULUAN. transparansi publik. Kedua aspek tersebut menjadi hal yang sangat penting dalam

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI BALI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai Negeri merupakan sebuah aparatur pemerintahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2007 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN ANTARA PEMERINTAH, PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI, DAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Republik Indonesia sebagai Negara Kesatuan menganut asas

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pelayanan menjadi bahasan yang penting dalam penyelenggaraan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I P E N D A H U L U A N

Pembagian Urusan Pemerintah Dalam Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2001 TENTANG PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Perekonomian Indonesia

PERAN OTONOMI DAERAH DALAM MENINGKATKAN POTENSI PENGUATAN EKONOMI & KEUANGAN DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2001 TENTANG PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi diawal 1998 dapat dikatakan tonggak perubahan bangsa Indonesia.

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO. NOMOR : 30,z TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2007 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN ANTARA PEMERINTAH, PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI, DAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN

Transkripsi:

Modul ke: OTONOMI DAERAH Fakultas 12Teknik Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU

Tujuan Instruksional Khusus 1. Menyebutkan pengertian otonomi daerah 2. Menjelaskan latar belakang otonomi daerah 3. Menjelaskan tujuan dan prinsip otonomi daerah 4. Menjelaskan perkembangan UU otonomi daerah di Indonesia 5. Menjelaskan model desentralisasi 6. Membedakan urusan pemerintah pusat, provinsi, kabupaten 7. Menjelaskan keterkaitan otonomi daerah dengan demokratisasi 8. Menguraikan implementasi otonomi daerah

A. Pengertian Otonomi Daerah Otonomi secara sempit diartikan sebagai mandiri, sedangkan dalam arti luar adalah berdaya. Jadi otonomi daerah yang dimaksud disini adalah pemberian kewenangan pemerintahan kepada pemerintah daerah untuk secara mandiri atau berdaya membuat keputusan mengenai kepentingan daerah sendiri.

B. Latar Belakang Otonomi Daerah Alasan perlunya otonomi daerah : pemerintahan terpusat sentralistik, pembagian SDA tidak adil dan merata, serta kesenjangan sosial. Otonomi daerah dianggap dapat menjawab tuntutan pemerataan pembangunan sosial ekonomi, penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan kehidupan berpolitik yang efektif. Sebab dapat menjaminpenanganan tuntutan masyarakat secara variatif dan cepat

C. Tujuan dan Prinsip Otonomi Daerah Tujuan otonomi daerah : dapat mencegah pemusatan kekuasaan, terciptanya pemerintahan yang efisien dan partisipasi masyarakat. Prinsip otonomi daerah : efisiensi dan efektivitas, pendidikan politik, karier politik, stabilitas politik, kesetaraan politik dan akuntabilitas politik

D. Perkembangan UU Otonomi Daerah di Indonesia 1. UU Nomor 1 Tahun 1945 tentang Pemerintahan Daerah 2. UU Nomor 22 Tahun 1948 tentang Susunan Pemda yang Demokratis 3. UU Nomor 1 Tahun 1957 tentang Pemerintahan Daerah yang berlaku menyeluruh dan bersifat seragam 4. UU Nomor 18 Tahun 1965 tentang Pemerintahan Daerah yang menganut otonomi yang seluas-luasnya 5. UU Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Penyelenggaraan Pemerintah Pusat di Daerah 6. UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah 7. UU Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah 8. UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah 9. UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintahan Pusat dan Daerah

E. Model Desentralisasi 1. Dekonsentrasi : pelimpahan wewenang pemerintahan kepada gubernur sebagai wakil pemerintah dan kepada instansi vertikal di wilayah tertentu. 2. Delegasi : pelimpahan pengambilan keputusan dan kewenangan manajerial untuk melakukan tugas khusus yang berada di bawah pengawasan pusat. 3. Devolusi : transfer kewenangan untuk pengambilan keputusan, keuangan dan manajemen kepada unit atonomi pemerintah daerah. 4. Privatisasi : tindakan pemberian kewenangan dari pemerintah kepada badan sukarela, swasta dan swadaya masyarakat.

F. Pembagian Urusan Pemerintahan 1. Urusan pemerintahan pusat : politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter/fiskal nasional dan agama. 2. Urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintahan Daerah Provinsi : perencanaan pembangunan dan tata ruang, ketentraman masyarakat, penanganan dibidang kesehatan dan pendidikan, dan penanggulangan masalah sosial dan dibidang ketenagakerjaan. 3. Urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota : perencanaan pembangunan dan tata ruang, ketentraman masyarakat, penanganan dibidang pendidikan dan ketenagakerjaan, penanggulangan masalah sosial, dan pelayanan pertahanan, kependudukan, administrasi umum dan penanaman modal.

G. Otonomi Daerah dan Demokratisasi Otonomi daerah merupakan bagian tak terpisahkan dari sistem demokrasi yang berintikan kebebasan kepada individu, kelompok, daerah untuk mengatur, mengendalikan, serta menyelenggarakan pemerintahan sendiri. Tujuan utama otonomi daerah : kesetaraan politik, tanggung jawab daerah dan kesadaran daerah. Prasyarat untuk mencapai tujuan ekonomi daerah : memiliki tetitorial kekuasaan yang jelas, memiliki pendapatan daerah sendiri, memiliki badan perwakilan dan memiliki kepala daerah yang dipilih sendiri melalui pemilu. Inti pelaksanaan otonomi daerah : keleluasaan pemda untuk menyelenggarakan pemerintahan sendiri atas dasar prakarsa, kreativitas dan peran serta aktiv masyarakat.

H. Implementasi Otonomi Daerah 1. Implementasi otonomi daerah dalam pembinaan wilayah : otonomi daerah tidak dirancang agar suatu daerah memiliki sifat seperti suatu negara, pengawasan otonomi daerah dilakukan secara hierarki (bertingkat). 2. Implementasi otonomi daerah dalam pembinaan sumber daya manusia : implementasi otonomi daerah dalam pembinaan SDM meliputi ; memberi wewenang kepada daerah, memiliki kebutuhan SDM dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas, kerja sama membangun team work, menata struktur organisasi dan pelatihan SDM, memperbaiki cara kerja birokrasi, mengurangi kesenjangan birokrasi. 3. Implementasi otonomi daerah dalam penanggulangan kemiskinan : pengentasan kemiskinan menggunakan prinsip pemberdayaan wanita, memudahkan akses keluarga miskin untuk berusaha, program terpadu, peran masyarakat dan swasta, membangun paradigma baru, memberi legitimasi kepada LSM, mendata keluarga miskin. 4. Implementasi otonomi daerah dalam hubungan fungsional eksekutif dan legislatif : prinsip kerja DPRD dan kepala daerah, transparansi akuntabilitas, kompromi dan menjunjung etika. 5. Implementasi otonomi daerah dalam membangun kerja sama tim : melakukan koordinasi antara pemerintah dengan pemda, pemda dengan pemda dan pemda dengan DPRD.

Terima Kasih Yayah Salamah, S.Pd M.Si