BAB III KERANGKA PENELITIAN. Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. sectional. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional yaitu variabel pada obyek

BAB III METODE PENELITIAN. desain cross sectional, yaitu data variabel bebas ( pengetahuan mobilisasi )

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru

BAB III METODE PENELITIAN. ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun metode penelitian yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. genap tahun pelajaran 2013/2014 di SD Negeri 2 Labuhan Ratu Kota Bandar

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan adalah deskriptif analitik yaitu metode penelitian yang menggali. dengan faktor efek (Notoatmodjo, 2011).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. correlative dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian Korelasi yaitu menganalisis faktor

BAB III METODE PENELITIAN. Quasi Experiment (eksperimen pura-pura) disebut demikian karena

BAB III METODE PENELITIAN. (cross sectional) dalam penelitian ini variabel sebab atau resiko dan akibat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian sebagai pedoman dan cara-cara (metode) berkaitan dengan kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Cross Sectional yaitu metode

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskritif korelasi, yaitu. menggambarkan suatu kejadian pada variabel dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. pengambilan yang dilakukan dalam waktu yang bersamaan dengan sebyek yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan studi observasional yaitu cross sectional yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional ialah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. data-data numeral atau angka-angka. Menurut Arikunto (2004) bahwa penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Akademi Keperawatan Karangnyar 17

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner. Rancangan penelitian ini merupakan studi belah

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan Cross-Sectional. Deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, Jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan 15 Maret-28 Mei tahun akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hubungan antar

Lokasi penelitian dilakukan pada Perpustakaan SMP Negeri 15 Bandung yang terletak di Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 89.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di dusun Cepor, Sendangtirto, Kecamatan Berbah,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan cross sectional karena

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory study dengan pendekatan potong lintang (cross. simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2010,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian rancangan Survei Analitik dimana mengetahui hubungan antara

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode Survey Analitik, dengan pendekatan Cross Sectional. yaitu survey atau

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Kelurahan Bendan Duwur terdapat 40 pertanyaan yang masing-masing. pertanyaan memiliki empat alternatif jawaban, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Bilungala Kecamatan Bonepantai. Alasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang di gunakan adalah pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini

III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri 3 Gedung Air kecamatan. Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Croos Sectional yaitu suatu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan. untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Penelitian ini untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori dengan desain cross

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu saat (Notoatmodjo,2010 p: 37-41). 2. Waktu akan dilakukan pada bulan Maret sampai Agustus 2011

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur

BAB III METODE PENELITIAN. adalah metode survey dengan pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofi dan ideologi pernyataan isu

BAB III METODE PENELITIAN. korelatif. Penelitian korelasional mengkaji hubungan antara variabel. Peneliti

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini hubungan antara variabel bersifat sebab-akibat serta

BAB III KERANGKA PENELITIAN. membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian One Group Pretest Posttest yaitu sampel pada penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mencari hubungan antar variabel. Rancangan penelitian ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian non-eksperimen dengan rancangan cross sectional. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Deskriptif Analitik dengan metode pendekatan cross sectional yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, diperlukan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. faktor yang mempengaruhinya adalah persepsi siswa mengenai proses belajar

BAB III METODE PENELITIAN. pengumpulan data, peneliti menghimpun informasi. menggunakan kuesioner sebagai metode pokok. Sebagaimana yang dikemukakan

BAB III METODE PENELITIAN. atau menggambarkan masalah penelitian keperawatan yang terjadi pada suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kountur (Wiwid, 2006:48) Penelitian deskriftif adalah jenis penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan, angkatan 2010.

Transkripsi:

BAB III KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lain dari masalah yang diteliti (Notoadmodjo, 2002). Dalam kerangka konsep dibawah ini menjelaskan bahwa variabel independen yaitu, Pedagogik, kepribadian, sosial dan frofesional mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen yaitu pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I. Untuk lebih dipahami dapat dilihat dari bagan 3.1 berikut: Bagan 3.1 Kerangka Penelitian Variabel independen Kemampuan Dosen Dalam PBM: - Pedagogik - Kepribadian - Sosial - Profesional Variabel dependen Pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I 3.2. Defenisi Operasional 3.2.1 Pedagogik Adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi kemampuan merancang, mengelola, dan menilai pembelajaran. -Alat ukur: Kuesioner -Skala ukur: Skala likert 21

22 3.2.2 Kepribadian Adalah unsur yang menentukan keakrapan hubungan dosen dengan mahasiswa. Kepribadian dosen akan tercermin dalam sikap dan perbuatannya dalam membina dan membimbing mahasiswa. -Alat ukur: Kuesioner -Skala ukur: Skala likert 3.2.3 Sosial Adalah kemampuan dosen dalam membina dan mengembangkan interaksi social baik sebagai tenaga profesional maupun sebagai warga masyarakat. -Alat ukur: Kuesioner -Skala ukur: Skala likert 3.2.4 Profesional Adalah kemampuan profesional yang harus dimiliki dosen agar dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dan merupakan profil kemampuan dasar yang harus dimiliki dosen. -Alat ukur: Kuesioner -Skala ukur: Skala likert 3.2.5 Kemampuan Mahasiswa Adalah dimana keinginan seorang siswa perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya. Dalam hal ini dilihat dari segi pengetahuan, keterampilan dan sikap mahasiswa pada praktek klinik I, yang dapat dilihat dari nilai akhir mata kuliah keterampilan dasar praktek klinik I.

23 Dengan kriteria penilaian: (1) Nilai 2.0-2.75 = Cukup, (2) Nilai 2.76-2.99 Memuaskan, (3) Nilai 3.00-3.50 = Sangat Memuaskan, (4) Nilai 3.51-4.00 = Cumlaude (Terpuji). Alat ukur: Nilai akhir mata kuliah keterampilan dasar praktek klinik I Skala ukur: Skala interval 3.3 Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan kemampuan dosen dalam PBM dengan pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek Klinik I di Akbid Sehati Medan Tahun 2008.

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini bersifat Analitik dengan pendekatan cross sectional. 4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1 Populasi Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Akbid Sehati Medan Semester II dengan jumlah mahasiswa 62 orang. 4.2.2 Sampel Adapun sampel dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Akbid Sehati Medan Semester II yaitu total sampling dimana semua populasi yang ada dijadikan sampel sejumlah 62 orang. 4.3 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Akbid Sehati Medan, dengan pertimbangan adanya subjek yang tersedia dengan sasaran penelitian, lokasi yang mudah dijangkau dan belum ada penelitian orang lain sebelumnya. 4.4 Pertimbangan Etik Penelitian ini dilakukan dengan mendapat surat rekomendasi dari ketua program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran USU dan permintaan izin dari Direktur Akbid Sehati Medan untuk mendapat persetujuan dalam penelitian. Kuesioner diberikan kepada subjek yang akan diteliti dengan menekankan masalah etik yang meliputi lembar persetujuan. 24

25 4.5 Instrumen penelitian Instrumen penelitian yang digunakan berbentuk Kuesioner dengan skala likert, terdiri dari empat opsi berupa kata-kata selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah. Untuk pernyataan positif dengan skala 4, 3, 2, 1, dan untuk pernyataan negatif dengan skala 1, 2, 3, 4. Kuesioner dibagikan dan diisi oleh mahasiswa yang terdiri dari 40 item pernyataan. Dalam kuesioner tersebut di buat pernyataan untuk mendapat data tentang kemampuan pedagogik, kepribadian, sosial, profesional dosen dalam PBM pada praktek klinik I. Adapun skor tertinggi adalah : 40 X 5 = 200, skor terendah 40 X 1 = 40, rentang skor adalah 200 40 = 160. Jadi kategori yang digunakan untuk mengetahui kemampuan dosen dalam PBM yang diberikan dosen dengan pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I adalah: Skor 40-80 = Kurang Skor 81-120 = Cukup Skor 121-160 = Baik Skor 161-200 = Sangat baik

26 1. Tabel Kisi-Kisi Kuesioner Jumlah pernyataan Total No. Variabel + - 1 Pedagogik 1, 4, 5, 6, 7, 8, 9 2, 3, 10 10 2 Kepribadian 11, 13, 14, 15, 17, 19 12, 16, 18, 20 10 3 Sosial 21, 22, 24, 25, 27 23, 26, 28, 29, 30 10 4 Profesional 31, 32, 34, 36, 37, 39 33, 35, 38, 40 10 Jumlah 24 16 40 Dari 40 pernyataan pada kuesioner ada 24 item yang merupakan pernyataan positif dan 16 item pernyataan negatif. 2. Uji validitas dan uji realibilitas Instrumen indikator dari masing-masing variabel sebelumnya dianalisis, terlebih dahulu diuji validitasnya. Pengujian validitas digunakan korelasi pearson dan uji r- kritisnya( Arikunto, 2002 ) yaitu: rxy = n XY-( X )( Y) [n X²- (X)² n Y²- (Y)²] Keterangan: rxy = Koefisien korelasi antara Variabel bebas X dengan variabel terikat Y X = Jumlah skor variabel X Y = Jumlah skor variabel Y n = Jumlah subjek

27 Setiap instrumen dari masing-masing variabel dikatakan valid apabila r dihitung lebih besar dari nilai r kritisnya pada taraf signifikan 5 %. Dari perolehan uji validitas, selanjutnya kuesioner yang disajikan diuji dengan menggunakan uji realibilitas yang tujuannya untuk mengarahkan data yang realibel agar peneliti tidak mengalami kesulitan saat mengadakan penelitian. Uji realibilitas menggunakan rumus alpha ( Arikunto, 2002 ). Yaitu: 2 k 1 s i 2 k 1 s i Keterangan : k = Banyaknya butir pertanyaan s 2 i s 2 i = Jumlah varians skor total = Varians responden untuk item ke i Dimana r<0.80 dinyatakan gugur (tidak reliabel) Hasil yang diterapkan dalam penentuan keterhandalan instrument dalam penelitian ini adalah, apabila r hitung > r table batas signifikan 5%. 4.6 Pengumpulan data Data yang digunakan adalah jenis data primer untuk kemampuan dosen yaitu data yang langsung di peroleh/diambil oleh peneliti terhadap setiap penelitian. Sedangkan untuk kemampuan praktek klinik I data sekunder yaitu merupakan komponen penting untuk keperluan penelitian yang diambil dari nilai akhir mata kuliah tersebut. Data tersebut di peroleh dengan teknik pengumpulan data yaitu : a. Analisa dokumen yaitu dengan cara mengunjungi dan mengamati langsung dilapangan mengenai data yang berhubungan dengan penelitian.

28 b. Kuesioner yaitu dengan menyebarkan beberapa pernyataan kepada responden sehubungan dengan judul penelitian kemudian responden memilih option. Kuesioner digunakan untuk pengumpulan data pada variabel kemampuan dosen dalam PBM dengan pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I. Data yang telah terkumpul selanjutnya diolah secara manual dengan langkah sebagai berikut : 1. Proses editing yaitu dilakukan untuk memeriksa kuesioner dengan tujuan agar data yang masuk dapat diolah secara benar sehingga pengolahan data ada memberikan hasil, kemudian data dikelompokkan dengan menggunakan aspek pengukuran. 2. Proses coding yaitu dengan membuat kode dalam langkah mempermudah perhitungan. 3. Proses tabulating yaitu proses pengelompokan data dalam master tabel untuk mempermudah pendistribusian data berdasarkan tabel. 4.7 Analisa data Analisa data yang digunakan adalah analisa Bivariat yaitu untuk melihat hubungan akibat variabel independent dengan variabel dependen. Adapun uji yang digunakan adalah uji statistic yaitu Chi-Square.

29 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum angket disampaikan kepada responden, terlebih dahulu angket diuji cobakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket tersebut sejauh mana dapat digunakan untuk menjaring data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Dari 40 item angket kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar yang diuji cobakan terdapat 3 item yang tidak valid dan 37 item yang valid, nomor item soal yang tidak valid adalah no 5, 31 dan 33. Untuk menghitung reliabilitas soal angket kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar digunakan rumus Alpha Cronbatc (Arikunto, 2006). Dari hasil perhitungan diperoleh r hitung untuk kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar yaitu 0,934 yang dapat disimpulkan dalam kategori sangat tinggi dan untuk menghitung reliabilitas soal angket digunakan rumus Alpha Cronbatc (Arikunto, 2006). Dengan menggunakan instrumen penelitian diperoleh data variabel penelitian yaitu kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar dan pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I. Berdasarkan pengolahan data akan diuraikan berturut-turut tentang deskripsi data masing-masing variabel, pengujian persyaratan analisis dan pengujian hipotesis. 29

30 5.1 Hasil Penelitian Dari hasil penelitian ini akan diuraikan mengenai kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar baik itu dalam pedagogik, kepribadian, sosial profesional dan pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I. Setelah dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas terhadap angket kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar, akhirnya penulis melakukan penelitian yang dilakukan di Akademi Kebidanan Sehati Medan dimana sampel yang digunakan adalah 62 orang. 5.1.1 Kemampuan Dosen Dalam Proses Belajar Mengajar Pada Pedagogik Tabel 5.1.1 Distribusi Frekuensi Skor Variabel Kemampuan Dosen Dalam Proses Belajar Mengajar Pada Pedagogik No Kategori Frekuensi % 1 Sangat Baik 21 33,9 2 Baik 23 37,1 3 Cukup 14 22,6 4 Kurang 4 6,5 Jlh 62 100 Dari tabel 5.1.1 dapat dilihat bahwa kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar pada pedagogik dengan kategori sangat baik sebanyak 21 mahasiswa (33,9%), kategori baik sebanyak 23 mahasiswa (37,1%), pada ketegori cukup sebanyak 14 mahasiswa (22,6 %) dan pada kategori kurang sebanyak 4 mahasiswa (6,5%). Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut dapat terlihat dalam diagram di bawah ini.

31 pedagogik 25 20 Frequency 15 10 5 0 sangat baik baik cukup kurang pedagogik Cases weighted by frekuensi 5.1.2 Kemampuan Dosen Dalam Proses Belajar Mengajar Pada Kepribadian Tabel 5.1.2 Distribusi Frekuensi Skor Variabel Kemampuan Dosen Dalam Proses Belajar Mengajar Pada Kepibadian No Kategori Frekuensi % 1 Sangat Baik 14 22,6 2 Baik 27 43,5 3 Cukup 18 29 4 Kurang 3 4,8 Jlh 62 100 Dari tabel 5.1.2 dapat dilihat bahwa kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar pada kepribadian dengan kategori sangat baik sebanyak 14 mahasiswa (22,6%), kategori baik sebanyak 27 mahasiswa (43,5%), pada ketegori

32 cukup sebanyak 18 mahasiswa (29%) dan pada kategori kurang sebanyak 3 mahasiswa (4,8%). Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut dapat terlihat dalam diagram di bawah ini. kepribadian 30 25 Frequency 20 15 10 5 0 sangat baik baik cukup kurang kepribadian Cases weighted by frekuensi 5.1.3 Kemampuan Dosen Dalam Proses Belajar Mengajar Pada Sosial. Tabel 5.1.3 Distribusi Frekuensi Skor Variabel Kemampuan Dosen Dalam Proses Belajar Mengajar Pada Sosial No Kategori Frekuensi % 1 Sangat Baik 19 30,6 2 Baik 25 40,3 3 Cukup 10 16,1 4 Kurang 8 12,9 Jlh 62 100

33 Dari tabel 5.1.3 dapat dilihat bahwa kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar pada sosial dengan kategori sangat baik sebanyak 19 mahasiswa (30,6%), kategori baik sebanyak 25 mahasiswa (40,3%), pada ketegori cukup sebanyak 10 mahasiswa (16,1%) dan pada kategori kurang sebanyak 8 mahasiswa (12,9%). Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut dapat terlihat dalam diagram di bawah ini. sosial 25 20 Frequency 15 10 5 0 sangat baik baik cukup kurang sosial Cases weighted by frekuensi

34 5.1.4 Kemampuan Dosen Dalam Proses Belajar Mengajar Pada Profesional Tabel 5.1.4 Distribusi Frekuensi Skor Variabel Kemampuan Dosen Dalam Proses Belajar Mengajar Pada Profesional No Kategori Frekuensi % 1 Sangat Baik 25 37,7 2 Baik 16 22,2 3 Cukup 12 16,7 4 Kurang 19 26,4 Jlh 62 100 Dari tabel 5.1.4 dapat dilihat bahwa kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar pada profesional dengan kategori sangat baik sebanyak 25 mahasiswa (34.7%), kategori baik sebanyak 16 mahasiswa (22,2%), pada ketegori cukup sebanyak 12 mahasiswa (16,7%) dan pada kategori kurang sebanyak 19 mahasiswa (26,4%). Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut dapat terlihat dalam diagram di bawah ini.

35 profesional 25 20 Frequency 15 10 5 0 sangat baik baik cukup kurang profesional Cases weighted by frekuensi 5.1.5 Pencapaian Kemampuan Mahasiswa Pada Praktek Klinik I Nilai variabel pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I yang terkumpul dari 62 sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 5.1.5 Distribusi Frekuensi Skor Variabel Pencapaian Kemampuan Mahasiswa Pada Praktek Klinik I No Kelas Frekuensi % Kategori 1 3,51 4,00 0 0 Terpuji 2 3,00 3,50 37 59,7 Sangat Memuaskan 3 2,76 2,99 17 27,4 Memuaskan 4 2,00 2,75 8 12,9 Cukup Jlh 62 100 Dari tabel 5.1.5 dapat dilihat bahwa pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I dengan kategori sangat memuaskan sebanyak 38 mahasiswa

36 (61,29%), kategori memuaskan sebanyak 9 mahasiswa (14,51%) dan dengan kategori cukup sebanyak 15 mahasiswa (24,20%). Berdasarkan hal tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I tergolong sangat memuaskan. Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut dapat terlihat dalam diagram di bawah ini kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I 40 30 Frequency 20 10 0 sangat memuaskan memuaskan cukup kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I Cases weighted by frekuensi 5.2 Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis yaitu untuk melihat hubungan variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y). Variabel bebas kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar dan variabel terikat adalah pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I. Nilai variabel bebas merupakan hasil total dari indikator pernyataan variabel kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar dan nilai

37 variabel terikat diperoleh dari bagian evaluasi akbid Sehati Medan pada pencapaian kemampuan mahasiswa praktek klinik I. a. Uji Chi-Square Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Chi-Square. Dimana nilai Chi-Square ialah 4,692. Syarat dipenuhi jika Asymp. Sig < taraf nyata. Dalam penelitian ini ditetapkan syarat signifikan 0,05. Dari hasil perhitungan yang dilakukan, terdapat nilai Asymp. Sig 0,041 dan pada taraf nyata 0,05 = 0,041 <0,05 ini menunjukkan bahwa ada hubungan kemampuan dosen dalam PBM dengan pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I. Dan dapat kita lihat pada tabel di bawah ini. Chi square test Value df Sig.(P) Pearson Chi - square 4,692 6 0,041 5.3 Pembahasan Kompetensi adalah kemampuan bersikap, berfikir dan bertindak secara konsistensi sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki (Perencanaan pengajaran, 2007). Sedangkan yang dimaksud dengan kemampuan mengelola proses belajar mengajar adalah kesanggupan atau kecakapan para dosen dalam menciptakan suasana komunikasi yang edukatif antara dosen dan peserta didik yang mencakup segi kognitif, afektif dan psikomotor, sebagai upaya mempelajari sesuatu berdasarkan perencanaan sampai dengan tahap evaluasi dan tindak lanjut agar tercapai tujuan pengajaran (Subroto, 2002).

38 Dari hasil yang di dapat maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar pada kategori pedagogik adalah kategori baik sebanyak 23 orang (37,1%). Kita ketahui bahwa kemampuan Pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi kemampuan merancang, mengelola, dan menilai pembelajaran. Kemampuan pedagogik dosen yang baik maka akan terciptanya sumber daya manusia yang memiliki potensi yang besar. Tetapi walaupun demikian diharapkan bahwa kemampuan dosen dalam pedagogik pada kategori Sangat baik untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Kategori kepribadian dari hasil yang di dapat maka disimpulkan bahwa berada pada baik sebanyak 27 orang (43,5%). Kita ketahui bahwa Kemampuan kepribadian adalah kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan bijaksana, berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, berahlak mulia, mengevaluasi kinerja sendiri, mengembangkan diri secara berkelanjutan. Dan hasil yang didapati juga memuaskan sehingga dengan keadaan yang demikian dapat dipastikan bahwa dosen tersebut dapat memberikan contoh atau role model yang baik untuk anak didiknya. Hasil yang didapat pada kategori sosial adalah baik sebanyak 25 orang (40,3%). Dan kita ketahui bahwa kemampuan Sosial, adalah kemampuan dosen yang meliputi kemampuan untuk berkomunikasi lisan, tulisan dan isyarat, juga mengunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional. Dan ini sesuai dengan pendapat (Djamarah, 2006),dosen adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik di sekolah. Dosen

39 adalah orang yang berpengalaman dalam bidang profesinya. Dengan keilmuan yang dimilikinya dia dapat menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas, bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua / wali peserta didik dan bergaul secara santun denga masyarakat sekitar dan kemampuan dalam sosial sangat dibutuhkan seorang pendidik. Hasil yang di dapat pada kategori profesional adalah sangat baik sebanyak 25 orang (37,7%). Kemampuan profesional meliputi penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, kemamapuan merancang, melaksanakan, dan menyusun laporan penelitian, kemampuan mengembangkan dan menyebar luaskan inovasi dalam bidang ilmu pengetahuan, tekhnologi dan / atau seni; dan kemampuan merancang, melaksanakan dan menilai pengabdian kepada masyarakat. Kemampuan dosen diatas merupakan profil kemampuan dasar yang harus dimiliki dosen. Kemampuan tersebut dikembangkan berdasarkan analisis tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh dosen. Oleh karena itu kemampuan dosen tersebut secara operasional akan mencerminkan fungsi dan peranan dalam membelajarkan anak didik. Melalui pengembangan kompetensi profesi diusahakan agar penguasaan Akademis cepat terpadu secara serasi dengan kemampuan mengajar (Subroto, 2002). Hubungan dosen dengan siswa/anak didik didalam proses belajar mengajar merupakan faktor yang sangat menentukan. Jika hubungan dosen-siswa

40 merupakan hubungan yang tidak harmonis, maka dapat menciptakan suatu hasil yang tidak diinginkan (Sardiman, 2007). Untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal, banyak dipengaruhi komponen-komponen belajar-mengajar, sebagai contoh bagaimana mengorganisasikan materi, metode yang diharapkan, media yang digunakan, dan lain-lain. Tetapi disamping komponen-komponen pokok yang ada dalam kegiatan belajar-mengajar, ada faktor lain yang ikut mempengaruhi keberhasilan belajar siswa, yaitu soal hubungan antara dosen dan mahasiswa. Dari hasil penelitian dan penjelasan diatas dapat diketahui bahwa kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar juga mempengaruhi pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I. Dengan kata lain dosen hendaknya memiliki kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar baik itu pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional yang dapat meningkatkan pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I. 5.4 Keterbatasan Penelitian Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti telah berupaya semaksimal mungkin untuk memperoleh data yang sebenarnya dan mengontrol kondisi yang berkaitan dengan proses dan hasil penelitian secara optimal, namun berbagai kendala tak jarang muncul sehingga berbagai kelemahan dan keterbatasan pada saat melaksanakan penelitian ini, antara lain adalah : 1. Dalam melaksanakan penelitian ini menggunakan angket yang disebarkan kepada responden. Sehingga dapat menimbulkan keenganan responden dalam mengungkap keadaan yang sebenarnya, maka perlu dijelaskan kepada

41 responden bahwa penelitian dilakukan untuk pengembangan ilmu, tentang dan tentang jati diri responden akan dijaga. 2. Instrumen penelitian tentang kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar diisi pada saat jam makan siang sehingga kemungkinan besar responden tidak konsentrasi dalam pengisiannya. 3. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang optimal, peneliti telah berupaya membuat rencana penelitian, mulai dari penyusunan instrumen, pelaksanaan uji coba instrumen dalam rangka menguji validitas dan reliabilitas instrumen. Akan tetapi, mungkin hasilnya akan memberikan gambaran yang sebenarnya karena perbedaan persepsi dari responden.

42 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Kemampuan pedagogik dosen dalam PBM paling dominan terdapat pada kategori baik sebanyak 23 orang (37,1%). 2. Kemampuan kepribadian dosen dalam PBM paling dominan terdapat pada kategori baik sebanyak 27 orang (43,5%). 3. Kemampuan sosial dosen dalam PBM paling dominan terdapat pada kategori baik sebanyak 25 orang (40,3%). 4. kemampuan profesional dosen dalam PBM paling dominan terdapat pada kategori Sangat baik sebanyak 25 orang (34,7%). 5. Kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I paling dominan terdapat pada kategori sangat memuaskan sebanyak 37 orang (59,7%). 6. Hubungan Kemampuan Dosen Dalam Proses Belajar Mengajar dengan Pencapaian Kemampuan Mahasiswa Pada Praktek Klinik I di Akademi Kebidanan Sehati Medan Tahun 2008 dengan nilai Chi-Square = 4,692 dengan nilai Asymp. Sig 0,041 dan pada taraf nyata 0,05.

43 6.2 Saran 1. Bagi Instansi Pendidikan Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi Institusi pendidikan, yang berkaitan dengan pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik. 2. Bagi Dosen Untuk mengembangkan dan mengoptimalkan kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar yang berperan dalam pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I baik, maka disarankan kepada pihak Institusi terutama dosen pendidik agar meningkatkan kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar. 3. Bagi Mahasiswa Agar mahasiswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam melakukan praktek klinik I, dan menambah wawasan dan pengetahuannya. 4. Bagi Penulis Agar dapat menambah pengetahuan penulisi tentang pentingnya pencapaian kemampuan pada praktek klinik I. 5. Saran Untuk Peneliti Berikutnya Dalam rangka upaya pengembangan ilmu pengetahuan maka perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai masalah yang dibahas dalam KTI ini.