BAB I PENDAHULUAN. Tanaman bawang merah merupakan salah satu komoditas rempah-rempah

dokumen-dokumen yang mirip
KEANEKARAGAMAN ARTHROPODA PADA LAHAN BAWANG MERAH SEMI ORGANIK DAN ANORGANIK DESA TORONGREJO KOTA BATU

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan bahan-bahan kimia seperti pestisida, herbisida dan pupuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Al Qur an telah disebutkan ayat-ayat yang menjelaskan tentang

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa penelitian menyatakan bahwa malaria merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pertanian, subsektor perkebunan mempunyai kontribusi yang signifikan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan segala sesuatu yang ada di bumi ini tidak dalam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh suhu penyimpanan terhadap viabilitas benih wijen (Sesamum

BAB I PENDAHULUAN. Kentang merupakan salah satu pangan utama dunia setelah padi, gandum,

BAB I PENDAHULUAN. Sayur merupakan komoditi yang mempunyai perkembangan sangat tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. etnobotani. Keanekaragaman hayati atau biodiversitas menunjukkan kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting bagi pemenuhan gizi masyarakat dan pendapatan petani. Sejalan

BAB I PENDAHULUAN. Gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh pada waktu, tempat dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak ada satupun yang sia-sia. Sebagaimana dalam Alqur an surat Ali-Imran ayat

BAB I PENDAHULUAN. Adanya berbagai jenis makhluk hidup yang diciptakan Allah di alam

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebesaran ilmu Allah yang masih banyak belum terungkap untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Pengaruh Suhu Penyimpanan terhadap Viabilitas Benih Tembakau

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang terletak di daerah tropik merupakan sumber biodiversitas

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan dunia dan akhirat sebagai wahyu ilahi, di dalam Alqur an banyak berisi

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi terpadu yang

Rantai Makanan. Dalam rantai makanan ada makhluk hidup yang berperan sebagai produsen, konsumen dan decomposer.

I. PENDAHULUAN. negeri maupun untuk ekspor. Komoditas sayuran dapat tumbuh dan berproduksi di

BAB I PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan. Peningkatan produksi padi dipengaruhi

PROFIL SMP AL-ISLAM 1 SURAKARTA: STUDI FILOSOFIS TENTANG VISI, MISI, DAN TUJUANNYA

I. PENDAHULUAN. pertanian organik dan sistem pertanian intensif (Notarianto, 2011). Salah satu desa

Waspada Serangan Hama Tanaman Padi Di Musim Hujan Oleh : Bambang Nuryanto/Suharna (BB Padi-Balitbangtan)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup dari bidang pertanian (Warnadi & Nugraheni, 2012). Sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN. firman Allah dalam QS Al-Imran 190 yang berbunyi : Allah SWT kepada manusia yang telah diberi kenikmatan berupa akal dan pikiran

PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI EKSTRAK GULMA TERHADAP PERKECAMBAHAN BEBERAPA BIJI GULMA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data hasil penelitian dan perhitungan statistik untuk parameter persentase

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Semua ilmu pengetahuan sesungguhnya bersumber dari Al Qur an, karena

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Jumlah spesies dalam komunitas yang sering disebut kekayaan spesies

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip ekologi telah diabaikan secara terus menerus dalam pertanian modern,

BAB I PENDAHULUAN. ternak, dan untuk keperluan industri (Harmida, 2010). produksi kedelai pada lahan masam di luar Jawa (Sumarno, 2005).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pupuk dibedakan menjadi 2 macam yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family

I. PENDAHULUAN. yang cocok untuk kegiatan pertanian. Disamping itu pertanian merupakan mata

Geografi KEARIFAN DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM I. K e l a s. Kurikulum 2013

II. TINJAUAN PUSTAKA. mestinya sudah mengarah pada pertanian yang mempertahankan keseimbangan

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman jenis serangga yang berasosiasi pada setiap fase tanaman

BAB I PENDAHULUAN. kelembaban. Perbedaan ph, kelembaban, ukuran pori-pori, dan jenis makanan

BAB I PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran

I. PENDAHULUAN. Tanggamus merupakan salah satu daerah penghasil sayuran di Provinsi Lampung.

Keutmaan Berdzikir. Dr. Amin Abdullah Asy-Syaqawy. Terjemah : Muzaffar Sahid Mahsun. Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad. [ Indonesia Indonesian

PENGELOLAAN HAMA TERPADU (PHT)

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat pada umumnya secara turun temurun telah memanfaatkan

EKOSISTEM KOLAM. Di susun oleh : Ayu Nur Indah Sari ( )

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan medium atau substrat tempat hidup bagi komunitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kondisi sekarang, pemanfaatan pestisida, herbisida dan pupuk kimia sangat umum digunakan dalam usaha

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Jumlah spesies dalam satu komunitas yang sering disebut dengan. banyak spesies tersebut (Anonimus, 2008).

Peran Varietas Tahan dalam PHT. Stabilitas Agroekosistem

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan dan hewan yang sangat tinggi (mega biodiversity). Indonesia terletak di

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan lingkungan yang ada pada saat ini. Dalam kaitannya dengan

Geografi LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN I. K e l a s. Kurikulum 2006/2013. A. Pengertian Lingkungan Hidup

BAB I PENDAHULUAN. Agro Ekologi 1

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 12. Ekosistem Dan Pencemaran LingkunganLatihan Soal pengurai memegang peranan penting dalam proses fotosintesis

KEANEKARAGAMAN SERANGGA PADA PERKEBUNAN APEL SEMI ORGANIK DAN ANORGANIK DESA PONCOKUSUMO KABUPATEN MALANG

AGROEKOSISTEM PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

TINJAUAN PUSTAKA. Jagung dapat tumbuh pada daerah dengan ketinggian m dpl dan dapat hidup baik

BAB I PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna yang sangat tinggi (Mega Biodiversity). Hal ini disebabkan

Komponen rantai makanan menurut nicia/jabatan meliputi produsen, konsumen, dan pengurai. Rantai makanan dimulai dari organisme autotrof dengan

PELESTARIAN EKOSISTEM FLORA DAN FAUNA

Individu Populasi Komunitas Ekosistem Biosfer

BAB I PENDAHULUAN. (Wibowo, 2009). Umbi bawang merah terbentuk dari lapisan-lapisan daun yang

Sistem Populasi Hama. Sistem Kehidupan (Life System)

BAB I PENDAHULUAN. dunia, termasuk juga keanekaragaman Arthropodanya. 1. Arachnida, Insecta, Crustacea, Diplopoda, Chilopoda dan Onychophora.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Arthropoda merupakan filum terbesar dalam dunia Animalia yang mencakup serangga, laba-laba, udang,

BAB I PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura buah apel (Malus sylvestris (L.) Mill) merupakan

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

Status Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Sebagai Hama

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rukmana (1997), sistematika tanaman jagung (Zea mays L.) adalah sebagai

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

AGROEKOSISTEM PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan bahan persediaan bahan bakar fosil berkurang. Seiring menipisnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. uji perbandingan. Komparasi juga merupakan salah satu metode penelitian yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurunnya kualitas lahan akibat sistem budidaya yang tidak tepat dapat

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) atau yang sering disebut Brambang

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus tanpa diikuti upaya pemulihan kesuburannya. Menurut Bekti

Siklus energi, siklus materi, siklus biogeokimia, daur biogeokimia,dan nitrifikasi. (Pertemuan 4)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada saat sekarang ini lahan pertanian semakin berkurang

PENGELOLAAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN SECARA TERPADU

BAB I PENDAHULUAN. bumi. Karena dengan memahami ciptaan-nya, keimanan kita akan senantiasa

3. PENGENDALIAN OPT TANAMAN JAGUNG

PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BAB 1 PENDAHULUAN. tanah, mengandung unsur-unsur hara untuk pertumbuhan tanaman. Akan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERKEMBANGAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) PADA BEBERAPA SISTEM BUDIDAYA ABRIANI FENSIONITA

II. PERMASALAHAN USAHA TANI DI KAWASAN MEGABIODIVERSITAS TROPIKA BASAH

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Jenis Pupuk Kandang pada Tanah Mediteran terhadap Pertumbuhan Bibit Jarak Pagar (Jatropha curcas L.

*) Dibiayai Dana DIPA Universitas Andalas Tahun Anggaran 2009 **) Staf Pengajar Fakultas Pertanian Univ.Andalas Padang

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an adalah kitab suci umat Islam yang membahas segala macam

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan tanaman secara preventif dan kuratif merupakan bagian yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman bawang merah merupakan salah satu komoditas rempah-rempah yang banyak digunakan oleh masyarakat sebagai bumbu masak. Tanaman ini banyak di budidaya secara komersial untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Bawang merah merupakan komoditas pertanian yang dibudidayakan petani terutama pada musim kemarau. Tanaman bawang merah adalah sejenis tumbuhan semusim yang memiliki umbi berlapis, berakar serabut, dengan daun berbentuk silinder berongga (Sipayung, 2010). Tanaman bawang merah digunakan oleh masyarakat sebagai bumbu masak serta menambah cita rasa masakan. Bawang merah juga diolah menjadi bawang goreng dan pemasarannya sampai menembus pasar ekspor. Kebutuhan bawang merah setiap tahunnya semakin meningkat dengan harga yang semakin meningkat, namun kebutuhan tersebut tidak dibarengi dengan meningkatnya produksi bawang merah (Setiawan, 2008). Produksi bawang merah di Kota Batu tahun 2008 mencapai 11,2 ton/ha, tahun 2009 mencapai 10 ton/ha dan pada tahun 2010 mencapai 10,2 ton/ha (BPS Batu, 2011). Dari data tersebut dapat diketahui produksi bawang merah dari tahun 2008 sampai 2010 produksinya menurun hingga 1 ton/ha. Hal ini disebabkan oleh barbagai faktor, salah satunya adalah adanya serangan hama dan penyakit. Hama 1

2 yang menyerang bawang merah terutama dari filum arthropoda, seperti ulat penggerek daun dan trips (Trips tabaci) yang menyerang ujung-ujung daun sampai menyebabkan daun mengering (Wibowo, 2007). Menurut Hidayat (2006) berdasarkan tingkat trofiknya, arthropoda dalam pertanian dibagi menjadi 3 yaitu arthropoda herbivora, arthropoda karnivora dan arthropoda dekomposer. Arthropoda herbivora merupakan kelompok yang memakan tanaman dan keberadaan populasinya menyebabkan kerusakan pada tanaman budidaya, yang disebut sebagai hama. Arthropoda karnivora terdiri dari semua spesies yang memangsa arthropoda herbivora meliputi kelompok predator, parasitoid yang berperan sebagai musuh alami arthropoda herbivora. Arthropoda dekomposer adalah organisme yang berfungsi sebagai pengurai yang dapat membantu mengembalikan kesuburan tanah. Hewan merupakan makhluk tuhan yang tinggal di muka bumi ini bersamasama makhluk lainnya termasuk manusia. Salah satu jenis hewan yang ada di muka bumi ini adalah arthropoda. Arthropoda merupakan hewan yang mempunyai kaki beruas-ruas dan badan bersegmen-segmen. Hewan ini tidak mempunyai tulang belakang. Arthropoda meliputi crustacea, arachnida, myriapoda, dan hexapoda (Pracaya, 2007). Masih banyak lagi arthropoda yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia, diantaranya adalah kelompok artropoda yang berperan sebagai musuh alami hama tanaman. Akan tetapi banyak juga diantara arthropoda tersebut yang merupakan

3 musuh (merugikan) manusia, misalnya arthropoda yang merusak tanaman (Pracaya, 2007). Sesungguhnya dibalik penciptaan makhluk-makhluk yang ada di muka bumi ini terdapat manfaat yang terkadang tidak kita sadari. Sebagaimana Firman Allah dalam Surat QS.Ali Imron 3: (190-191) yang berbunyi: É= t6ø9f{$# Í<'ρT[{ ;M tƒuψ Í $pκ ]9$#uρ È øš 9$# É# n=ïf z$#uρ ÇÚö F{$#uρ ÏN uθ yϑ 9$# È,ù=yz Îû āχî) ÇÚö F{$#uρ ÏN uθ uκ 9$# È,ù=yz Îû tβρã 6x tgtƒuρ öνîγî/θãζã_ 4 n?tãuρ #YŠθãèè%uρ $Vϑ ušï%!$# tβρãä.õ tƒ t Ï%!$# Í $ Ζ9$# z>#x tã $oψé)sù y7oψ ysö6ß WξÏÜ t/ #x yδ Mø)n=yz $tβ $uζ /u Artinya Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka (QS,Ali- Imron (3) : 190-191). Shihab (2003) menjelaskan bahwa ayat di atas mengisyaratkan bahwa penciptaan langit dan bumi semua yang ada di dunia ini tidak ada yang sia-sia. Supaya melakukan harmonisasi dengan alam dan segala isinya, memanfaatkan sumber daya alam tanpa merusak kelestariannya untuk generasi-generasi yang akan datang. Walaupun pada kenyataanya dalam kehidupan sehari-hari ada beberapa artrhopoda yang dianggap mengganggu manusia misal dalam bidang pertanian seperti hama. Oleh sebab itu manusia tidak boleh bertindak semena-mena membrantas semua yang dianggap tidak bermanfaat dan merugikan seperti arthropoda hama. Sesungguhnya semua yang diciptakan allah semuanya tidak ada yang sia-sia.

4 Salah satu cara untuk mencegah adanya serangan arthropoda hama pada tanaman bawang merah, petani mengaplikasikan pestisida. Pada dasarnya penggunaan pestisida secara berlebihan akan mendatangkan kerugian bagi petani, akan tetapi pada kenyataannya petani kurang memiliki pengetahuan tentang hal itu (Pracaya, 2007). Menurut Oka (2005) bahwa pengalaman di Indonesia mengunakan pestisida dalam program intensifikasi bawang merah ada baik dan buruknya, artinya bahwa pestisida tersebut dapat menekan populasi hama bila formulasi yang digunakan, waktu dan metode aplikasinya tepat. Sebaliknya sekaligus menimbulkan akibatakibat samping yang tidak dinginkan yaitu: hama sasaran berkembang menjadi tahan (resisten) terhadap pestisida, terjadi resurgensi hama (jumlah keturunan hama menjadi bertambah banyak di banding bila tidak diperlakukan dengan pestisida), organisme bukan sasaran ikut mati seperti (cacing, belut, katak), serta pencemaran lingkungan. Salah satu solusi untuk menghadapi dampak penggunaan pestisida, maka timbul sistem pertanian semi organik. Pertanian semi organik bisa merupakan pertanian yang ramah lingkungan, karena dapat mengurangi pemakaian pupuk kimia sampai di atas 50%, dan menerapakan konsep pengelolaan hama terpadu (PHT) dalam pengendalian hama (Maharani, 2010). Menurut Lubis (2004) bahwa untuk meminimalisasi dampak negatif produksi pertanian terhadap lingkungan maka dilakukan pendekatan-pendekatan yang ditujukan untuk mempertahankan produktivitas, stabilitas dan keberlangsungan sistem pertanian, tanpa menyebabkan

5 kerusakan lingkungan dan gangguan pada kesehatan manusia. Salah satu alternatifnya adalah sistem pertanian organik, yang menekankan pada penggunaan bahan-bahan organik. Menurut Kepala Desa Torongrejo dan pemilik lahan pertanian bawang merah, menjelaskan bahwa pertanian bawang merah yang ada di Desa Torongrejo Kota Batu menerapkan konsep pertanian anorganik dan konsep pertanian semi organik. Konsep pertanian semi organik dilakukan oleh pak Kateni yaitu dengan menggunakan pupuk organik (kandang, kompos) dan pengendalian hama menggunakan pestisida kimia ketika populasi hama meningkat. Menurut Oka (2005) tugas PHT mempertahankan agar jumlah populasi hama tersebut selalu berada di bawah tingkat yang tidak merugikan secara ekonomi. Konsep pertanian organik, semi organik dan anorganik akan membentuk keanekaragaman agroekosistem yang berbeda, karena setiap konsep pertanian mempunyai perlakuan yang tidak sama, misal dari segi penggunaan pestisida. Penggunaan pestisida akan membunuh hewan yang ada di dalam agroekosistem. Dalam agroekosistem terdapat beberapa macam hewan salah satunya, kelompok arthropoda. Arthropoda pada agroekosistem mempunyai peran yang berbeda, diantaranya berperan sebagai hama, sebagai musuh alami hama dan dekomposer yang berperan dalam kesuburan tanah (Pracaya, 2007). Menurut Oka (2005) bahwa pengunaan pestisida untuk mengendalikan hama dalam agroekosistem yang keanekaragaman sudah rendah itu pada dasarnya makin menurunkan keanekaragaman tadi dengan matinya musuh-musuh alami.

6 Menurut Rizali (2002) keanekaragaman yang ada di ekosistem pertanian dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman, seperti dalam sistem perputaran energi. Suheriyanto (2008) aliran energi merupakan proses yang berjalan satu arah, aliran energi dari satu ekosistem akan selalu seirama dengan siklus materi yang berjalan melalui rantai makanan dan jaring-jaring makanan. Kramadibrata (1995) menyatakan bahwa keanekaragaman arthropoda berperan penting dalam menjaga kestabilan ekosistem, keanekaragaman sendiri dipengaruhi oleh faktor biotik (tumbuhan dan hewan) dan faktor abiotik (air, tanah, udara, cahaya dan keasaman tanah). Jenis arthropoda ini sudah banyak diteliti karena bermanfaat untuk mengetahui kondisi kesehatan suatu ekosistem. Penelitian dilakukan oleh Rahayu (2008) tentang Keanekaragaman Arthropoda Pada Lahan Padi Organik dan Anorganik Di Desa Bantengan Kecamatan Ringinrejo Kediri. Bahwa arthropoda pada lahan padi organik dan anorganik terdiri dari 2 kelompok yaitu Insekta dan Arachnida. Pada lahan organik peranan arthropoda sebagai herbivor 69 spesies, predator 153 spesies, prasitoid 8 spesies, detritivor 56 spesies, polinator 1 spesies dan serangga netral 1 spesies. Pada lahan anorganik arthropoda herbivor 56 spesies, predator 83 spesies, parasitoid 3 spesies, detritivor 39 spesies dan serangga netral 1 spesies. Penerapan pertanian organik dan anorganik berpengaruh terhadap meningkatnya keanekaragaman arthropoda. Nurkhasanah (2006) telah Dilakukan penelitian tentang keanekaragaman arthropoda pada lahan bawang merah yang diperlakukan dan tidak diperlakukan insektisida, ternyata

7 perlakuan insektisida berpengaruh terhadap keanekaragaman (H), kelimpahan (N), kemerataan artrhopoda baik pada tajuk, permukaan tanah dan dalam tanah. Berdasarkan penelitian Suheriyanto (2001) tentang kajian komunitas fauna yang ada di pertanaman bawang merah dengan dan tanpa aplikasi pestisida menunjukkan bahwa pada fauna yang ada di pertanaman bawang merah tidak hanya dari kelompok insekta, tetapi ada juga fauna lainnya yaitu: Arachnida dan Diplopoda. Fauna-fauna tersebut ada yang berperan sebagai hama (13 jenis), predator (15 jenis), parasitoid (4 jenis), polinator (1 jenis) dan scavenger (10 jenis). Penggunaan pestisida secara langsung mengurangi jenis dan jumlah fauna. Khasanah (2004) penggunaan insektisida kimia menyebabkan berkurangnya keanekaragaman artropoda pada pertanaman bawang merah. Menurut Nurkhasanah (2011) struktur komunitas pada ekosistem cabai terdiri dari arthropoda fitofag, musuh alami dan arthropoda netral. Arthropoda fitofag merupakan arthropoda yang mendominasi pertanaman cabai. Keanekaragaman arthropoda pada pertanaman cabai menunjukkan ketidak seimbangan ekosistem. Penelitian tentang keanekaragaman arthropoda pada pertanian bawang merah di Torongrejo belum pernah dilakukan, sehingga belum diketahui keanekaragaman arthropoda di daerah tersebut, sehingga dilakukan penelitian tentang keanekaragaman arthropoda pada bawang merah di lahan semi organik dan anorganik.

8 1.2 Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang diatas rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat perbedaan arthropoda yang ditemukan di pertanaman bawang merah semi organik dan anorganik Desa Torongrejo Kota Batu? 2. Bagaimana perbedaan keanekaragaman arthropoda di pertanaman bawang merah semi organik dan anorganik di Desa Torongrejo Kota Batu? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengidentifikasi berbagai spesies ordo, famili, serta peranan arthropoda yang ada di pertanaman bawang merah semi organik dan anorganik di Desa Torongrejo Kota Batu. 2. Mengetahui perbedaan keanekaragaman arthropoda di pertanaman bawang merah semi organik dan anorganik di Desa Torongrejo Kota Batu. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Menambah informasi tentang keanekaragaman arthropoda di pertanaman bawang merah semi organik dan anorganik di Desa Torongrejo Kota Batu. 2. Memberikan wawasan, khususnya kepada petani bawang merah yang ada di sekitar lokasi penelitian tentang nilai lebih dari bawang merah semi organik.

9 3. Memperoleh data awal yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengelolaan pertanaman bawang merah semi organik dan anorganik di Desa Torongrejo Kota Batu. 1.5 Batasan Masalah 1. Pengambilan sampel dilakukan di pertanaman bawang merah semi organik dan anorganik Di Desa Torongrejo Kota Batu. 2. Identifikasi dibatasi sampai pada tingkat famili. 3. Varietas bawang merah di Desa Torongrejo umumnya, yaitu varietas philipin dan fase panen sekitar 60-65 hari.