Estimasi Curah Hujan Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan Menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI ESTIMASI CURAH HUJAN, SUHU DAN KELEMBABAN UDARA DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

Prediksi Curah Hujan Di Kota Pontianak Menggunakan Parameter Cuaca Sebagai Prediktor Pada Skala Bulanan, Dasarian Dan Harian Asri Rachmawati 1)*

EVALUASI MODEL JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK PREDIKSI IKLIM EKSTRIM DENGAN KORELASI CURAH HUJAN DAN TINGGI MUKA LAUT DI SEMARANG

PENERAPAN LOGIKA FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI CUACA HARIAN DI BANJARBARU

Buletin Analisis Hujan Bulan April 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan Juni, Juli dan Agustus 2013 KATA PENGANTAR

ANALISIS FENOMENA PERUBAHAN IKLIM DAN KARAKTERISTIK CURAH HUJAN EKSTRIM DI KOTA MAKASSAR

APLIKASI HOPFIELD NEURAL NETWORK UNTUK PRAKIRAAN CUACA

ABSTRAK. Kata Kunci : Curah Hujan, Levenberg Marquardt, Backpropagation. ABSTRACT

Analisis Karakteristik Intensitas Curah Hujan di Kota Bengkulu

PREDIKSI CUACA EKSTRIM DENGAN MODEL JARINGAN SYARAF TIRUAN MENGGUNAKAN PROGRAM MATLAB

Estimasi Suhu Udara Bulanan Kota Pontianak Berdasarkan Metode Jaringan Syaraf Tiruan

KINERJA ARSITEKTUR MADALINE DALAM MEMPREDIKSI CUACA DENGAN MENGGUNAKAN PARAMETER SUHU, KELEMBAPAN UDARA DAN CURAH HUJAN

Informasi Data Pokok Kota Surabaya Tahun 2012 BAB I GEOGRAFIS CHAPTER I GEOGRAPHICAL CONDITIONS

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang mana secara geografis terletak pada Lintang Utara

Buletin Analisis Hujan dan Indeks Kekeringan Bulan Juli 2012 dan Prakiraan Hujan Bulan September, Oktober dan November 2012 KATA PENGANTAR

Maksimum dan Minimum di Perak I Relative Humidity, Atmospheir Pressure and Temperature at Perak I Kelembaban/ Tekanan Udara/ Temperatur/

Buletin Analisis Hujan dan Indeks Kekeringan Bulan April 2012 dan Prakiraan Hujan Bulan Juni, Juli dan Agustus 2012 KATA PENGANTAR

KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI

ANALISIS DERET BERKALA MULTIVARIAT DENGAN MENGGUNAKAN MODEL FUNGSI TRANSFER: STUDI KASUS CURAH HUJAN DI KOTA MALANG

1. BAB I PENDAHULUAN

Metode Jaringan Saraf Tiruan Propagasi Balik Untuk Estimasi Curah Hujan Bulanan di Ketapang Kalimantan Barat

Iklim / Climate BAB II IKLIM. Climate. Berau Dalam Angka 2013 Page 11

Oleh Tim Agroklimatologi PPKS

Buletin Analisis Hujan Bulan Februari 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan April, Mei dan Juni 2013 KATA PENGANTAR

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER PERCEPTRON PADA APLIKASI PRAKIRAAN CUACA

Jurnal Einstein 3 (2) (2015): Jurnal Einstein. Available online

Buletin Analisis Hujan Bulan Januari 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan Maret, April dan Mei 2013 KATA PENGANTAR

ANALISIS PEMETAAN VALIDASI PREDIKSI CURAH HUJAN DENGAN MODEL JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN WAVELET MENGGUNAKAN ARC VIEW 3.3 TESIS.

EVALUASI MUSIM HUJAN 2007/2008 DAN PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU 2008 PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA

PENGARUH FENOMENA GLOBAL DIPOLE MODE POSITIF DAN EL NINO TERHADAP KEKERINGAN DI PROVINSI BALI

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

ANALISIS KECENDERUNGAN PERUBAHAN SUHU UDARA PERMUKAAN KOTA MAKASSAR

KAJIAN TEMPORAL KEKERINGAN MENGGUNAKAN PERHITUNGAN KEETCH BYRAM DRYNESS INDEX (KBDI) DI WILAYAH BANJARBARU, BANJARMASIN DAN KOTABARU PERIODE

Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 4, Oktober 2013 ISSN

ANALISIS PENGARUH MADDEN JULIAN OSCILLATION (MJO) TERHADAP CURAH HUJAN DI KOTA MAKASSAR

Buletin Analisis Hujan dan Indeks Kekeringan Bulan Desember 2012 dan Prakiraan Hujan Bulan Februari, Maret dan April 2013 KATA PENGANTAR

POLA ARUS PERMUKAAN PADA SAAT KEJADIAN INDIAN OCEAN DIPOLE DI PERAIRAN SAMUDERA HINDIA TROPIS

Analisis Pola Distribusi Unsur-Unsur Cuaca di Lapisan Atas Atmosfer pada Bulan Januari dan Agustus di Manado

PREDIKSI CUACA EKSTRIM DENGAN MODEL JARINGAN SYARAF TIRUAN MENGGUNAKAN PROGRAM MATLAB TESIS. Oleh YENI MEGALINA /FIS

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Analisis Variasi Cuaca di Daerah Jawa Barat dan Banten

Pemodelan Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Memprediksi Awal Musim Hujan Berdasarkan Suhu Permukaan Laut

PENERAPAN FUZZY INFERENCE SYSTEM PADA PREDIKSI CURAH HUJAN DI SURABAYA UTARA

Analisis Hujan Ekstrim Berdasarkan Parameter Angin dan Uap Air di Kototabang Sumatera Barat Tia Nuraya a, Andi Ihwan a*,apriansyah b

El-NINO DAN PENGARUHNYA TERHADAP CURAH HUJAN DI MANADO SULAWESI UTARA EL-NINO AND ITS EFFECT ON RAINFALL IN MANADO NORTH SULAWESI

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK PREDIKTOR CUACA BERBASIS LOGIKA FUZZY

LAPORAN POTENSI HUJAN AKHIR JANUARI HINGGA AWAL FEBRUARI 2016 DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PENGARUH DIPOLE MODE TERHADAP CURAH HUJAN DI INDONESIA

Analisis Korelasi Suhu Muka Laut dan Curah Hujan di Stasiun Meteorologi Maritim Kelas II Kendari Tahun

ANALISIS MUSIM KEMARAU 2015 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2015/2016

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 2 (2013), Hal ISSN :

Propinsi Banten dan DKI Jakarta

Analisis Potensi Terjadinya Thunderstorm Menggunakan Metode SWEAT di Stasiun Meteorologi Sultan Iskandar Muda

ANALISIS UNSUR CUACA BULAN JANUARI 2018 DI STASIUN METEOROLOGI KLAS I SULTAN AJI MUHAMMAD SULAIMAN SEPINGGAN BALIKPAPAN

ANALISIS POLA DAN INTENSITAS CURAH HUJAN BERDASAKAN DATA OBSERVASI DAN SATELIT TROPICAL RAINFALL MEASURING MISSIONS (TRMM) 3B42 V7 DI MAKASSAR

ANALISIS UNSUR CUACA BULAN FEBRUARI 2018 DI STASIUN METEOROLOGI MALIKUSSALEH-ACEH UTARA. Oleh Febryanto Simanjuntak S.Tr

ANALISIS STATISTIK PERBANDINGAN TEMPERATUR VIRTUAL RASS DAN RADIOSONDE DI ATAS KOTOTABANG, SUMATERA BARAT SAAT KEGIATAN CPEA CAMPAIGN I BERLANGSUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR PUSTAKA. Anugerah. (2007). Perbandingan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan

KATA PENGANTAR. Banjarbaru, Oktober 2012 Kepala Stasiun Klimatologi Banjarbaru. Ir. PURWANTO NIP Buletin Edisi Oktober 2012

Prediksi Curah Hujan Bulanan Menggunakan Metode Fuzzy Sugeno

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PESERTA KB BARU DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN METODE BACKPROPAGATION

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS PEMBENTUKAN AWAN CB TUNGGAL PADA KEJADIAN HUJAN EKSTREM DI KEDIRI LOMBOK (Studi Kasus Tanggal 16 Januari 2016)

III. METODOLOGI PENELITIAN

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG ANALISIS MUSIM KEMARAU 2013 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2013/2014

I. INFORMASI METEOROLOGI

Bulan Januari-Februari yang mencapai 80 persen. Tekanan udara rata-rata di kisaran angka 1010,0 Mbs hingga 1013,5 Mbs. Temperatur udara dari pantauan

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS III MALI

ANALISIS PERBANDINGAN ESTIMASI CURAH HUJAN DENGAN DATA SATELIT DAN RADAR INTEGRASI DI BALIKPAPAN

POSITRON, Vol. IV, No. 2 (2014), Hal ISSN :

PENGEMBANGAN APLIKASI PENGOLAHAN DATA CUACA PADA STASIUN METEOROLOGI MARITIM PONTIANAK. Novianto Asynuzar

I. INFORMASI METEOROLOGI

EVALUASI CUACA BULAN JUNI 2016 DI STASIUN METEOROLOGI PERAK 1 SURABAYA

POSITRON, Vol. IV, No. 2 (2014), Hal ISSN :

Keywords : tropical cyclone, rainfall distribution, atmospheric conditions. Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

KAJIAN INDEKS STABILITAS ATMOSFER TERHADAP KEJADIAN HUJAN LEBAT DI WILAYAH MAKASSAR (STUDI KASUS BULAN DESEMBER )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH MONSUN MUSIM PANAS LAUT CHINA SELATAN TERHADAP CURAH HUJAN DI BEBERAPA WILAYAH INDONESIA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG

KATA PENGANTAR TANGERANG SELATAN, MARET 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG. Ir. BUDI ROESPANDI NIP

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

STASIUN METEOROLOGI KLAS III NABIRE

PERANCANGAN MODEL PREDIKSI CURAH HUJAN BULANAN BERDASARKAN SUHU PERMUKAAN LAUT DI KALIMANTAN SELATAN

SISTEM GERAK PARKIR MOBIL OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI GABUNGAN ALGORITMA GENETIKA DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION (STUDY KASUS PERAMALAN SAHAM)

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

I. INFORMASI METEOROLOGI

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

Model Sederhana Penghitungan Presipitasi Berbasis Data Radiometer dan EAR

KAJIAN METEOROLOGI TERKAIT HUJAN LEBAT MENGGUNAKAN SATELIT TRMM, SATELIT MT-SAT DAN DATA REANALISIS (Studi Kasus Banjir di Tanjungpandan)

Analisis Hujan Lebat pada tanggal 7 Mei 2016 di Pekanbaru

ANALISIS HUJAN BULAN PEBRUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN APRIL, MEI DAN JUNI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG

PERAMALAN NILAI TUKAR MATA UANG MENGGUNAKAN ALGORITMA GRADIEN CONJUGATE DENGAN METODE FLETCHER-REEVES

ANALISA CUACA TERKAIT BANJIR DI KABUPATEN TANGGAMUS LAMPUNG (26 OKTOBER 2017)

KATA PENGANTAR. Negara, September 2015 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI NEGARA BALI. NUGA PUTRANTIJO, SP, M.Si. NIP

MODEL PRAKIRAAN CURAH HUJAN BULANAN DI WILAYAH JAWA BAGIAN UTARA DENGAN PREDIKTOR SML DAN OLR DEDI SUCAHYONO

Kajian Curah Hujan untuk Pemutahiran Tipe Iklim Beberapa Wilayah di Kalimantan Tengah

TINJAUAN KLIMATOLOGIS KEJADIAN BANJIR DI KOTA PONTIANAK TANGGAL 15 FEBRUARI 2017

Transkripsi:

Estimasi Curah Hujan Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan Menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Muhammad izalihadi ), Simon S Siregar ) dan Sudarningsih ) Abstract: ain is weather phenomenon caused by climate s physical conditions of atmosphere variables such as temperature, air pressure, air density, humidity and wind of velocity. Many researches on rain have been undertaken in Indonesia. Many statistic models are resulted from those researches; nevertheless, in statistic models climate s physical conditions are not considered as components which affect the rain occurrence. Besides, estimating the amount of rain that is to fall-whether it is increasing, decreasing, or static- with statistic models is still unsure. Physical and mathematical approaches of weather variables only are not enough to estimate rainfall. More interpretations are needed to apply. Therefore, this research implements a way to estimate daily rainfall using a method called Artificial Neural Network. As parameter of the inputs of JST program, then the data of daily temperature, air humidity and wind speed play important roles, while the output which is manifested in daily rainfall tested in data scale, a period of 5-9 years. The results obtained show that JST method enables us to estimate daily rainfall of Kota Banjarbaru. Keywords: estimation, daily rainfall, Artificial Neural Network PENDAHULUAN Menurut Tjasyono (006), hujan adalah presipitasi cair dalam bentuk tetes-tetes air dengan diameter lebih dari µm (batas ukuran tetes gerimis). Hujan adalah suatu fenomena cuaca yang disebabkan oleh keadaan fisis variabel-variabel atmosfer (cuaca) seperti suhu udara (T), tekanan udara (P), kerapatan udara (?) dan kecepatan angin. Banyak penelitian yang berkaitan dengan hujan telah dilakukan di Indonesia oleh ahli-ahli meteorologi misalnya Barlege (98), Schmidt dan ferguson (95), Nicholls (980). Penelitian tersebut banyak menghasilkan model-model statistik, namun dalam model statistik tidak diperhitungkan faktor-faktor fisis yang dapat mempengaruhi terjadinya hujan selain itu dalam penentuan model statistik untuk estimasi berapa besarnya curah hujan yang akan jatuh, apakah mengalami kenaikan, penurunan atau stasioner, masih sulit untuk dijawab. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis mencoba mengestimasi curah hujan dengan menerapkan metode jaringan syaraf tiruan (JST) dengan memasukan variabel atmosfer seperti suhu udara, kelem- ) Mahasiswa Program Studi Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat ) Staf Pengajar Program Studi Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat 73

74 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 6, Agustus 009 (73 79) baban udara, dan kecepatan angin sebagai faktor fisis yang mempengaruhi besarnya curah hujan. Penelitian mengenai estimasi curah hujan telah ada sebelumnya yaitu penelitian Lutfiati (000) menggunakan metode jaringan syaraf tiruan (JST) dengan algoritma Backpropagation tetapi variabel cuaca yang digunakan hanya gradien tekanan utara selatan dan komponen angin. Selain itu, data yang digunakan sebagai data pelatihan sedikit sehingga hasil estimasi yang didapat tidak optimal. Dalam penelitian ini akan dianalisis estimasi curah hujan harian dengan metode JST Backpropagation dengan variabel cuaca yang digunakan yaitu data harian suhu udara, kelembaban udara, dan kecepatan angin selama 0 tahun dari tahun 990-999 sebagai data pelatihan dan data pengujian. Berdasarkan penjelasan di atas permasalahan yang dapat dirumuskan antara lain apakah metode Jaringan Syaraf Tiruan (JST) bisa mengestimasi curah hujan harian pada skala data dalam periode 5 sampai 9 tahunan dan apakah metode JST bisa dijadikan metode alternatif untuk memprakirakan cuaca khususnya mengestimasi curah hujan harian. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji aplikasi metode JST untuk mendapatkan estimasi curah hujan harian pada skala data dalam periode 5 sampai 9 tahunan menggunakan data harian suhu udara, kelembaban udara dan kecepatan angin yang tersedia (0 tahun) sebagai data pelatihan dan pengujian. METODOLOGI Alat dan bahan penelitian antara lain seperangkat komputer dan printer, bahasa pemrograman Matlab 6.5 dan data curah hujan harian tahun 990-999 yang bersumber dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Stasiun Klimatologi Klas I Banjarbaru. Prosedur penelitian meliputi pengumpulan data, pembuatan dan pengujian program Jaringan Syaraf Tiruan (JST) serta pengolahan data HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar,, dan 3 yang ditampilkan di bawah ini merupa-kan hasil uji JST dengan skala da-ta 5 tahun yang mewakili dari sekian banyak uji JST yang dilakukan.

izalihadi, M., Siregar, S. S. dan Sudarningsih, Estimasi Curah Hujan... 75 Gambar. Proses pembelajaran JST untuk data masukan 993 dan keluaran 998 Gambar. Hubungan antara target curah hujan harian dengan keluaran JST untuk data masukan tahun 993 dan keluaran tahun 998 Gambar 3. Perbandingan data target curah hujan harian dan keluaran JST untuk data masukan tahun 993 dan keluaran tahun 998

76 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 6, Agustus 009 (73 79) Keseluruhan data hasil uji JST dapat dilihat pada Tabel -5 Tabel. Hasil JST untuk Skala Data 5 Tahun (L) () 3 4 5 990-995 99-996 99-997 993-998 994-999 47 433 69 466 33 0,09994 0,009983 0,0987869 0,0095399 0,0098735 Tabel. Hasil JST untuk Skala Data 6 Tahun (L) () 3 4 990-996 99-997 99-998 993-999 0,6 476 386 34 08 0,0099609 0,0099748 0,099704 0,0099999 Tabel 3. Hasil JST untuk Skala Data 7 Tahun (L) () 3 990-997 99-998 99-999 56 484 450 0,08843 0,00995958 0,0099779 Tabel 4. Hasil JST untuk Skala Data 8 Tahun (L) () 990-998 99-999 340 90 0,0099956 0,0099764 Tabel 5. Hasil JST untuk Skala Data 9 Tahun (L) () 990-999 0,6 47 0,0099868

izalihadi, M., Siregar, S. S. dan Sudarningsih, Estimasi Curah Hujan... 77 Berdasarkan Tabel -5 nilai keluaran hasil program JST yaitu curah hujan harian (hari ke- sampai hari ke-365) dalam skala data 5 tahunan secara umum menunjukkan pola yang sebagian besar hampir sama dengan data targetnya (data curah hujan harian), namun ada juga beberapa yang di luar estimasi pada Tabel, untuk data masukan 990 dan target 995 diperoleh estimasi yang sangat jauh dari data target curah hujan harian, hal ini kemungkinan besar disebabkan data target sebagian besar tidak valid untuk dijadikan data keluaran pada program JST ( data keluaran yang tertulis TTU (hujan tidak terukur) dianggap 0 mm padahal dalam kenyataannya TTU berarti ada hujan tapi hanya gerimis dan tidak dapat diukur karena di bawah mm). Sedangkan untuk data masukan tahun 99 dan target curah hujan harian tahun 997 diperoleh estimasi yang sangat jauh dari target yang diharapkan hal ini kemungkinan besar dipengaruhi badai El-Nino yaitu fenomena menghangatnya suhu permukaan laut yang mengakibatkan terjadi-nya kekeringan yang terjadi pada tahun 997 di kota Banjarbaru Kalimantan Selatan. Fenomena El-Nino ini dapat dilihat pada data target curah hujan harian pada bulan Juni sampai Oktober sebagian besar data tertulis 0 mm yang mengindikasikan bahwa pada bulan tersebut tidak terjadi hujan. Hal ini diperkuat oleh informasi dari Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun klimatologi Klas Banjarbaru bahwa pada tahun 997 di Kota Banjarbaru telah terjadi badai El-Nino. Pada skala 6 tahunan dengan data masukan harian suhu udara, kelembaban udara, kecepatan angin dan keluaran data curah hujan harian yaitu pada tahun 990-996, 99-997, dan 993-999 hasil program JST menunjukkan fluktuasi sedikit berbeda dengan skala 5 tahunan, namun secara umum masih mengikuti pola data target curah hujan harian. Sedangkan untuk data hasil program JST untuk data masukan tahun 99 dan keluaran curah hujan harian tahun 998 tidak diperoleh estimasi yang diharapkan kemungkinan besar juga disebabkan ketidakvalidan data terutama data curah hujan harian yang dijadikan target dalam program JST. Pada skala data 7 tahunan terlihat data curah hujan harian hasil

76 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 6, Agustus 009 (73 79) program JST menggunakan data masukan tahun 99 dengan keluaran curah hujan harian tahun 998 dan masukan tahun 99 dengan keluaran tahun 999 kecuali datamasukan tahun 990 dan keluaran curah hujan harian tahun 997 menunjukkan pola yang hampir sama dengan data targetnya seperti pada skala 6 tahunan namun ada beberapa nilai keluaran hasil JST yang menunjukkan fluktuasi lebih bervariasi. Sedangkan pada skala data 8 tahunan data curah hujan harian hasil program JST menggunakan data masukan tahun 990 dengan keluaran tahun 998 dan masukan tahun 99 dengan keluaran tahun 999 terlihat sekali fluktuasinya semakin bervariasi. Pola target dan keluaran curah hujan harian hasil program JST hampir tidak menunjukkan pola yang sama, estimasi yang berada di atas maupun di bawah data targetnya kelihatan tampak jelas dan nilai perbedaannya sangat bervariasi. Hal ini kemungkinan besar juga disebabkan oleh ketidakvalidan data target curah hujan harian yang digunakan sebagai keluaran JST seperti yang terjadi pada skala data 5 tahunan, nilai curah hujan yang tertulis TTU (hujan sangat kecil dan tidak terukur karena berada di bawah mm) dianggap 0 mm. Namun untuk skala 9 tahunan data curah hujan harian hasil program JST dengan data target menunjukkan pola yang hampir sama dengan pola data dalam skala 5, 6, dan 7 tahunan. KESIMPULAN Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil estimasi yang diperoleh dengan metode JST, dapat disimpulkan sebagai berikut:. Dari hasil uji dengan program jaringan syaraf tiruan (JST) diperoleh estimasi curah hujan harian dengan skala data 5, 6, 7 dan 9 tahunan dapat dikatakan relatif baik karena secara umum penyimpangan hasil estimasi curah hujan harian cukup kecil dan fluktuasi estimasi yang ekstrim di atas atau di bawah data target curah hujan harian tidak banyak terjadi dan pola estimasi (keluaran JST) dan targetnya hampir sama.. Estimasi curah hujan harian untuk skala data dalam periode 8 tahunan pada penelitian ini dapat dikatakan tidak cocok dengan

izalihadi, M., Siregar, S. S. dan Sudarningsih, Estimasi Curah Hujan... 79 data targetnya. Pola target dan keluaran curah hujan harian hasil program JST hampir tidak menunjukkan pola yang sama, estimasi yang berada di atas maupun di bawah data targetnya kelihatan tampak jelas dan nilai perbedaannya sangat bervariasi. 3. Dari hasil yang diperoleh bahwa metode JST dapat digunakan sebagai metode alternatif untuk mengestimasi curah hujan harian di Banjarbaru. UCAPAN TEIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Ibu Evi Lutfiati, S.Si dan Devi Febrianti, S.Kom dan teman-teman Fisika 005 antara lain M. Abror, Muliawati, Nena Febriani, Lini Endriani, Nurul Innani dan Ida Parida Santi atas semua bantuannya. DAFTA PUSTAKA Buletin Meteorologi dan Geofisika, Nomor dan 3 tahun 998, ISSN: 05-95, Badan Meteorologi dan Geofisika, Departemen Perhubungan. Handoko, dkk. 994. Klimatologi Dasar, Landasan Pemahaman Fisika Atmosfer dan Unsur- Unsur Ikilim. PT Dunia Pustaka Jaya, Jakarta. Hermawan, Arief. 006. Jaringan Saraf Tiruan Teori dan Aplikasi. Penerbit Andi, Yogyakarta. http://id.wikipedia.org/wiki/hujan. Diakses pada tanggal Desember 008 http://www.edukasi.net/mol/mo_full.p hp?moid=96&fname=giatb.ht m. Diakses pada tanggal Desember 008 http://kadarsah.wordpress.com/. Diakses pada tanggal Desember 008 Koesmaryono, Y., dkk. 999. Kapita Selekta Agroklimatologi, Kumpulan Makalah dan Tulisan Ilmiah dalam Bidang Agroklimatologi. Jurusan Geofisika dan Meteorologi FMIPA IPB. Kusumadewi, Sri. 004. Membangun Jaringan Syaraf Tiruan Menggunakan MATLAB dan EXCEL LINK. Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta. Lutfiati, Evi. 000. Prakiraan Jumlah Curah Hujan dengan metode Jaringan Syaraf Tiruan (Artificial Neural Network). Skripsi. Program Sarjana, Universitas Indonesia, Depok. (tidak dipublikasikan). Prawirowardoyo, Susilo. 996. Meteorologi. Penerbit ITB, Bandung. Siang, Jong Jek. 004. Jaringan Syaraf Tiruan & Pemrogramannya Menggunakan Matlab. Penerbit Andi, Yogyakarta. Tjasyono, Bayong. 004. Klimatologi. Penerbit ITB, Bandung. ---------------------. 006. Meteorologi Indonesia Karakteristik dan Sirkulasi Atmosfer. Penerbit Badan Meteorologi dan Geofisika, Jakarta.