KERANGKA ACUAN KERJA ( TERM OF REFERENCE TOR )

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DI PROVINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 13 TAHUN 2013

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.2 Perumusan Masalah

KERANGKA ACUAN KERJA ( TERM OF REFERENCE TOR )

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Air merupakan sumberdaya alam yang terbarukan dan memiliki peranan

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 7 TAHUN TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG,

LD NO.5 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH I. UMUM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH KERANGKA ACUAN KERJA ( TERM OF REFERENCE TOR ) KEGIATAN KEGIATAN PEMBANGUNAN SUMUR BOR DI DAERAH RAWAN KERING

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DI KABUPATEN SRAGEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA BUPATI SRAGEN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 3 SERI E

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 4 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH BUPATI KULON PROGO,

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DI PROVINSI JAWA TENGAH

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 2 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH

BAB I PENDAHULUAN. Airtanah merupakan salah satu komponen dari siklus hidrologi yang ada di

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Air Tanah;

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2012 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PERIZINAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 31 TAHUN 2006 TENTANG PENDAYAGUNAAN AIR TANAH GUBERNUR JAWA BARAT

PROGRAM PERENCANAAN PENDAYAGUNAAN AIRTANAH

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PENYELIDIKAN HIDROGEOLOGI CEKUNGAN AIRTANAH BALIKPAPAN, KALIMANTAN TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN AIR BAWAH TANAH DI PROPINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 17 TAHUN 2003 TENTANG PENGENDALIAN AIR BAWAH TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 8 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG IZIN PENGELOLAAN AIR TANAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 7 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH

Penyelidikan potensi air tanah skala 1: atau lebih besar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 5 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH BUPATI LEBAK,

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan jumlah penduduk dan industri pada CAT Karanganyar-Boyolali

BUPATI ROKAN HILIR PERATURAN DAERAH ROKAN HILIR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMANFAATAN DAN PENGELOLAAN AIR BAWAH TANAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BUPATI SUBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUBANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG IZIN PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR TANAH

BAB I PENDAHULUAN. ini, ketidakseimbangan antara kondisi ketersediaan air di alam dengan kebutuhan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 32 TAHUN 2008

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PESAWARAN,

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MEMTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 1451 K/10/MEM/2000 TENTANG

BUPATI BOYOLALI RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DAN AIR PERMUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG,

PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR GORONTALO,

<Lampiran> KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 1451 K/10/MEM/2000 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN TUGAS PEMERINTAHAN

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN NATUNA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG IZIN AIR TANAH BUPATI KUDUS,

Pengelolaan Airtanah

BUPATI WAJO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAJO NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK TENGAH,

BUPATI BANGKA TENGAH

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DI KABUPATEN PACITAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Cekungan. Air Tanah. Penyusunan. Pedoman.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 121 TAHUN 2015 TENTANG

PENELITIAN HYDROGEOLOGI TAMBANG UNTUK RENCANA DRAINASE TAMBANG BATUBARA BAWAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN I.1

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 10 TAHUN 2002 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2008

KONSEP PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PELAPORAN BAHAN GALIAN LAIN DAN MINERAL IKUTAN. Oleh : Tim Penyusun

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 5 TAHUN 2006 TENTANG IZIN SEMENTARA PEMANFAATAN AIR TANAH BUPATI KULON PROGO,

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DI KOTA PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Cekungan Air Tanah Magelang Temanggung meliputi beberapa wilayah

Ahli Hidrogeologi Muda. Ahli Hidrogeologi Tingkat Muda. Tenaga ahli yang mempunyai keahlian dalam Hidrogeologi Tingkat Muda

BAB I PENDAHULUAN. air terjadi pada sumber-sumber air seperti danau, sungai, laut dan airtanah. Air

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 10 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN AIR BAWAH TANAH KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH KERANGKA ACUAN KERJA ( TERM OF REFERENCE TOR ) KEGIATAN KEGIATAN PENYUSUNAN ZONA PEMANFAATAN DAN KONSERVASI AIR TANAH PADA CEKUNGAN AIR TANAH (CAT) DI JAWA TENGAH DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2017

A. KEGIATAN YANG AKAN DILAKSANAKAN Jenis paket pekerjaan yang dilakukan dalam Kegiatan Penyusunan Zona Pemanfaatan Dan Konservasi Air Tanah Pada Cekungan Air Tanah (Cat) Di Jawa Tengah Tahun Anggaran 2016 meliputi : 1. Pemetaan Potensi Air Tanah Pada Cekungan Air Tanah (CAT) Eromoko, Cekungan Air Tanah (CAT) Nusakambangan. 2. Penyusunan Zona Pemanfaatan dan Konservasi Air Tanah pada Cekungan Air tanah (CAT) Pati Rembang dan Cekungan Air tanah (CAT) Karangkobar. B. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN Jangka waktu pelaksanaan untuk masing masing paket pekerjaan diperkirakan dapat diselesaikan dalam jangka waktu : Pemetaan Potensi Air Tanah Pada Cekungan Air Tanah (CAT) Eromoko, Cekungan Air Tanah (CAT) Nusakambangan : 180 hari kalender (masingmasing paket) 1. Penyusunan Zona Pemanfaatan dan Konservasi Air Tanah pada Cekungan Air tanah (CAT) Pati Rembang dan Cekungan Air tanah (CAT) Karangkobar. : 180 hari kalender (masingmasing paket) C. METODE PENGADAAN : Metode pengadaan yang digunakan adalah : 1. Pemetaan Potensi Air Tanah Pada Cekungan Air Tanah (CAT) Eromoko, Cekungan Air Tanah (CAT) Nusakambangan : Seleksi Umum ( 4 paket ) 2. Penyusunan Zona Pemanfaatan dan Konservasi Air Tanah pada Cekungan Air tanah (CAT) Pati Rembang dan Cekungan Air tanah (CAT) Karangkobar : Seleksi Umum ( 2 Paket ) D. PAGU ANGGARAN : Pagu Anggaran yang digunakan dalam proses lelang adalah : Pemetaan Potensi Air Tanah Pada Cekungan Air Tanah (CAT) Eromoko, Cekungan Air Tanah (CAT) Nusakambangan : Rp. 1.400.000.000,- (4 paket ) 1. Penyusunan Zona Pemanfaatan dan Konservasi Air Tanah pada Cekungan Air tanah (CAT) Pati Rembang dan dan Cekungan Air tanah (CAT) Karangkobar. : Rp. 760.000.000,- (2 Paket ) E. SPESIFIKASI TEKNIS : I. Pemetaan Potensi Air Tanah Pada Cekungan Air Tanah (CAT) Eromoko, Cekungan Air Tanah (CAT) Nusakambangan. 1. Latar Belakang Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Cilacap memiliki peran penting dalam perkembangan ekonomi di kawasan Pantai Selatan Jawa Tengah. Letak geografisnya yang strategis menjadi penyebab kemajuan pembangunan yang terus meningkat pesat. Kondisi yang demikian ini menyebabkan kebutuhan akan air bersih 1

terus meningkat di daerah ini, terutama untuk keperluan air minum dan industri di wilayah Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Cilacap. Berkaitan dengan hal tersebut, perlu pemahaman potensi air tanah secara dini di daerah Pantai Selatan Jawa Tengah terutama di di wilayah Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Cilacap, sehingga pengambilan air tanah dapat terkendali sesuai dengan ketersediaannya. Informasi keairtanahan yang berbasis cekungan airtanah untuk keperluan manajemen dan perlindungan air tanah ini dipandang penting, mengingat peta hidrogeologi yang telah tersedia di daerah ini dengan skala 1:100.000 tidak dapat dipergunakan untuk keperluan tersebut, karena informasi di dalamnya masih bersifat umum dan lebih diarahkan untuk keperluan perencanaan dan pengembangan sumberdaya airtanah. Bertitik tolak dari hal tersebut, pada tahun anggaran 2017, Dinas Energi Dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah memandang perlu adanya penyelidikan Potensi Air Tanah Pada Cekungan Air Tanah (CAT) Eromoko, Cekungan Air Tanah (CAT) Banyumudal, Cekungan Air Tanah (CAT) Majenang dan Cekungan Air Tanah (CAT) Nusakambangan, sebagai upaya untuk memenuhi tersedianya informasi keairtanahan bagi keperluan manajemen tersebut. 2. Maksud, Tujuan Penyelidikan ini dimaksudkan untuk mengevaluasi potensi air tanah, termasuk di dalamnya konfigurasi akuifer, parameter akuifer, pergerakan air tanah, proses imbuhan dan lepasan, serta kualitas air tanah di CAT Eromoko, CAT Banyumudal, CAT, dan CAT Nusakambangan sehingga dapat dimanfaatkan untuk perencanaan pendayagunaan air tanah. Tujuannya ialah menyediakan informasi dasar berupa ketersediaan air tanah yang diperjelas dengan Peta Potensi Air Tanah skala 1:100.000 untuk digunakan sebagai dasar bagi keperluan pengelolaan air tanah, agar pemanfaatan air tanah dapat terus berlanjut untuk generasi sekarang dan mendatang. 3. Manfaat Hasil yang diharapkan dari Penyelidikan Potensi CAT Eromoko, CAT Banyumudal, CAT, dan CAT Nusakambangan adalah informasi keairtanahan yang akan disajikan dalam laporan penyelidikan berikut peta penyertanya. Dalam hal ini, penyajian dalam peta utama dan penyerta dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) sebagai berikut : a. Informasi keairtanahan yang tersaji dalam peta potensi airtanah Peta potensi airtanah merupakan peta utama yang menyertai laporan penyelidikan, dimana beberapa informasi yang akan ditampilkan dalam peta tersebut antara lain: Pengelompokan daerah penyelidikan berdasarkan potensi airtanahnya, baik kuantitas maupun kualitas yang ditampilkan dengan warna tertentu dalam peta skala 1 : 100.000, dilengkapi dengan penjelasannya dalam legenda peta serta penampang hidrogeologinya. 2

Kesamaan muka airtanah tertekan berikut arah aliran airtanahnya, ditampilkan dalam bentuk garis kontur yang diperhitungkan dalam meter di atas muka laut dan simbol anak panah yang menunjukkan arah alirannya. Hinge line berupa garis yang memisahkan daerah imbuhan (reharge area) dan lepasan airtanah (discharge area). Lokasi titik minatan hidrogeologi, seperti mataair, sumurbor, dan sumurgali. Kedalaman akuifer tertekan, ditampilkan dalam bentuk garis kontur, diperhitungkan dalam meter di bawah muka tanah setempat. b. Informasi keairtanahan yang tersaji dalam peta tematik Agar penulisan laporan dapat dengan mudah dimengerti dan dipahami, di dalam naskah laporan akan ditampilkan beberapa peta tematik, antara lain : Beberapa penampang sebaran akuifer berdasarkan penyelidikan geolistrik dan korelasi data litologi pemboran. Peta kedalaman muka air tanah tidak tertekan, diperhitungkan dari muka tanah setempat. Peta kedalaman bagian bawah - atas akuifer tertekan. Peta kedalaman bagian bawah akuifer tidak tertekan. Peta aliran air tanah tidak tertekan, diperhitungkan dari muka laut. Peta aliran air tanah tertekan, diperhitungkan dari muka laut. Peta kualitas air tanah berupa sebaran pola Diagram Stiff air tanah di lokasi terpilih. 4. Ruang Lingkup Pekerjaan Lingkup pekerjaan yang berkaitan dengan kegiatan penyelidikan ini, antara lain : a. Inventarisasi data hidrogeologi dan data terkait dari berbagai instansi, yang meliputi: Peta topografi skala 1 : 250.000, 1 : 50.000, dan 1 : 100.000 yang diperoleh dari Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Geologi. Peta geologi skala 1 : 100.000 Lembar Banjarnegara - Pekalongan, dan Tegal - Purwokerto dari Puslitbang Geologi. Data pengeboran air tanah untuk irigasi yang pernah dilakukan oleh Direktorat Geologi, Proyek Pengembangan Air Tanah (P2AT) Departemen Pekerjaan Umum, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), dan perusahaan swasta. Data klimatologi seperti curah hujan, kelembaban relatif, suhu udara, evaporasi/penguapan, kecepatan angin, penyinaran matahari, dan lain-lain dari Dinas Pertanian dan Dinas Pekerjaan Umum di lapangan. Informasi kependudukan dan pemanfaatan air tanah dari Pemerintah Daerah setempat di lapangan. b. Pengumpulan data melalui pengamatan dan pengukuran secara langsung pada titik minatan hidrogeologi di lapangan, yakni : 3

Sumurbor dan sumurgali untuk mengetahui kondisi air tanah tertekan dan tak tertekan. Penyelidikan geolistrik dan uji pemompaan (pumping test) untuk mengetahui konfigurasi akuifer dan penilaian terhadap parameter akuifer dan sumur seperti kelulusan (K), keterusan (T), debit air (Q), dan debit jenisnya (Qs). Pemunculan air tanah secara alami berupa mataair yang antara lain diperlukan untuk identifikasi produktivitas dan keterdapatan akuifer tertentu. c. Pengukuran beberapa sifat fisika dan kimia air secara langsung di lapangan, seperti warna, bau, rasa, daya hantar listrik (DHL), temperatur, derajad keasaman (ph), serta pengumpulan beberapa percontoh air untuk pemeriksaan sifat fisika dan kimia secara lebih rinci di laboratorium. d. Evaluasi dan analisis data primer maupun sekunder. e. Menyajikan hasil penyelidikan dalam bentuk laporan survei yang dilengkapi dengan peta utama berupa Peta Potensi Air Tanah dan beberapa peta penyertanya. 5. Metoda Penyelidikan Untuk mencapai sasaran sesuai dengan tujuan yang telah dikemukakan terdahulu, penyelidikan air tanah di CAT Eromoko, CAT Banyumudal, CAT, dan CAT Nusakambangan ini dilaksanakan dengan metoda analisis data primer dan sekunder, yakni pengukuran dan pengamatan secara langsung di lapangan terhadap berbagai aspek hidrogeologi yang kemudian dievaluasi melalui pendekatan analitis dan statistik diskriptif, serta analisis data sekunder yang menyangkut aspek hidrogeologi maupun aspek lingkungan lain yang terkait. II. Penyusunan Zona Pemanfaatan dan Konservasi Air Tanah pada Cekungan Air tanah (CAT) Pati Rembang dan dan Cekungan Air tanah (CAT) Karangkobar. 1. Latar Belakang Air tanah sebagai sumber daya alam non hayati merupakan bagian dari lingkungan hidup sehingga terdapat interaksi antara sumber daya air tanah dengan lingkungan secara keseluruhan. Dengan kondisi yang demikian ini, ketersediaan air tanah sangat ditentukan oleh kondisi geologi, hidrogeologis dan komponen-komponen lingkungan hidup lain yang mempengaruhinya. Oleh sebab itu, keterdapatan air tanah bersifat sangat dinamis baik dari aspek kuantitas maupun kualitasnya dan memiliki ketersediaan yang variatif antara tempat yang satu dengan tempat lainnya. Pengambilan air tanah yang cenderung semakin intensif dan tidak sesuai dengan ketersediaan serta zona pemanfaatannya pada akhirnya akan berdampak terhadap kuantitas, kualitas dan daya dukung lingkungan setempat. Imbas dari semakin intensifnya pemanfaatan air tanah di cekungan ini berakibat pada terjadinya penurunan muka air tanah dan amblesan tanah. Sebagai upaya dalam rangka penanggulangan dan mengantisipasi terjadinya degradasi 4

lingkungan lebih jauh maka pengelolaan air tanah perlu dilakukan secara lebih bijaksana. Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan wilayah di CAT Pati Rembang dan CAT Karangkobar maka perlu dilakukan penzonasian wilayah pemanfaatan dan konservasi air tanah. Zonasi sangat diperlukan pada daerah pemanfaatan terutama dalam menentukan aman, kritis dan rusak sehingga pengendalian daya rusak air tanah dapat dilakukan dengan memperhatikan kondisi akuifer. Sedangkan dalam rangka konservasi pada daerah imbuhan sangat diperlukan deliniasi berdasarkan kondisi riel, hidrogeologi serta tata guna lahan terutama pada kawasan lindung, selain itu juga mempertimbangkan daerah resapan air, rencana tata ruang wilayah, keberadaan mata air sehingga akan tercapai penatagunaan air tanah yang berkelanjutan/ lestari. Bertitik tolak dari hal tersebut di atas, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah pada tahun anggaran 2016 ini memandang perlu untuk melaksanakan Kegiatan penyusunan zona pemanfaatan dan konservasi air tanah pada CAT Pati Rembang dan CAT Karangkobar. 2. Maksud, Tujuan dan Manfaat Penyelidikan ini dimaksudkan untuk menginventarisasi, evaluasi, dan analisis data hidrogeologi secara menyeluruh, termasuk di dalamnya tata guna lahan, sebaran litologi, pola pergerakan air tanah, jenis dan sebaran tanah penutup, sistem dan kelulusan akuifer dan proses perlindungan air tanah pada CAT Pati Rembang dan CAT Karangkobar. Tujuannya ialah menyediakan informasi tentang sebaran zona pemanfaatan yang meliputi Zona Aman, Kritis dan Rusak, dan zona perlindungan air tanah yang merupakan daerah imbuhan air tanah, baik pada sistem akuifer tertekan maupun akuifer tidak tertekan pada CAT Pati Rembang dan CAT Karangkobar yang disajikan dalam peta Skala 1 : 100.000 dan/atau pada pada ukuran kertas Ao. 3. Manfaat. Penyelidikan atau kajian CAT Pati - Rembang diharapkan menjadi salah satu pertimbangan dalam penetapan daerah imbuhan air tanah yang akan menjadi dasar dalam kegiatan konservasi air tanah. Selain itu dapat menjadi panduan atau pertimbangan dalam penerbitan ijin pengambilan air yanah terutama penetapan debit dalam perijinan air tanah sehingga kelestarian dan keberlanjutan pemaafatan sumber daya air tanah dapat lestari dan berkelanjutan. Hasil penyelidikan ini terutama dituangkan dalam bentuk Peta Zona Konservasi Air Tanah pada CAT Pati Rembang dan CAT Karangkobar Skala 1:100.000 atau ukuran Ao serta catatan penerangannya berupa laporan utuh yang memuat sajian data dan analisisnya. Peta zona konservasi air tanah tersebut pada prinsipnya memuat ketentuan mengenai konservasi dan pendayagunaan air tanah pada CAT Pati Rembang dan CAT Karangkobar. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, hasil penyelidikan ini 5

bermanfaat bagi Pemerintah Prov. Jawa Tengah sebagai : a. bahan perencanaan konservasi air tanah, misalnya upaya peningkatan fungsi imbuhan air tanah di daerah imbuhan air tanah (groundwater recharge area) dan zona kritis dan/atau rusak, serta penentuan jaringan sumur pantau air tanah (monitoring wells); b. bahan perencanaan pendayagunaan air tanah, terutama untuk penerbitan rekomendasi teknik penggunaan air tanah yang meliputi pemakaian air tanah dan pengusahaan air tanah. 4. Ruang Lingkup Pekerjaan. Lingkup penyelidikan dalam penyusunan zona konservasi air tanah ini meliputi beberapa hal pokok sebagai berikut. - Pengumpulan data sekunder yang berkaitan dengan kondisi air tanah daerah penyelidikan. - Pengumpulan data dari titik minatan hidrogeologi di lapangan. - Inventarisasi dan analisis data rekaman muka air tanah dari sumur pantau. - Analisis fisika dan kimia percontoh air tanah di laboratorium. - Pengamatan dan inventarisasi dampak lingkungan akibat penggunaan air tanah. - Evaluasi dan analisis data. - Penyajian hasil evaluasi dan analisis data dalam bentuk peta zona konservasi air tanah dan catatan penerangannya. 5. Metoda Penyelidikan Metode dan tahapan kegiatan penyusunan peta pemanfaatan dan perlindungan air tanah dapat diuraikan secara berurutan sebagai berikut. a.) Tahap persiapan Pada tahap persiapan dilakukan beberapa kegiatan utama sebagai berikut. Pengumpulandan telaah peta rupa bumi, geologi, curah hujan, hidrogeologi regional, potensi air tanah, dan peta lainnya yang terkait. Penyiapan peralatan lapangan dan pengurusan administrasi seperti isin, dan sebagainya. Menyusun konsep dan rencana kerja lapangan. b.) Tahap penyelidikan lapangan Pada tahap kegiatan ini dilakukan pengumpulan data primer air tanah melalui pengamatan, pengukuran, dan pemantauan di lapangan serta data sekunder yang diperlukan dari instansi terkait. Secara keseluruhan dalam tahap ini dilakukan kegiatan sebagai berikut. Orientasi topografi dan kajian geomorfologi Pengamatan terhadap singkapan batuan untuk memahami sikap batuan terhadap air. 6

Inventarisasi keberadaan mata air. Pengukuran data air tanah pada sumur gali, sumur pasak, dan sumur bor produksi, serta sumur pantau meliputi pengukuran kedudukan muka air tanah, daya hantar listrik, suhu, dan ph air tanah, serta debit pemompaan Pengambilan percontoh air tanah dari sumur gali, sumur pasak dan sumur gali terpilih untuk dianalisis lengkap kimia dan fisika di laboratorium Pengiriman percontoh air tanah ke laboratorium di Semarang. Evaluasi data terkumpul dan pengecekan lapangan jika diperlukan Deliniasi zona perlindungan air tanah c.) Zona perlindungan air tanah ditentukan pada setiap cekungan air tanah. Penentuan zona perlindungan air tanah meliputi penentuan daerah imbuhan air tanah, zona perlindungan mata air, dan zona perlindungan lapangan sumur produksi air tanah untuk penyediaan air bersih masyarakat. d.) Penentuan zona konservasi Zona konservasi air tanah tersebut ditentukan berdasarkan hasil evaluasi dan analisis data. Berdasarkan hasil tersebut di atas, zona konservasi air tanah pada suatu cekungan air tanah dapat dibedakan menjadi zona perlindungan air tanah yang meliputi daerah imbuhan air tanah dan zona pemanfaatan air tanah yang meliputi zona aman, rawan, kritis, dan rusak F. BIAYA Perkiraan biaya yang diperlukan guna pelaksanaan yang meliputi : 1. Pemetaan Potensi Air Tanah Pada Cekungan Air Tanah (CAT) Eromoko, Cekungan Air Tanah (CAT) Nusakambangan. 2. Penyusunan Zona Pemanfaatan dan Konservasi Air Tanah pada Cekungan Air tanah (CAT) Pati Rembang dan CAT Karangkobar. Total Biaya pelaksanaan pekerjaan sebesar : Rp. 2.300.000.000,- (dua milyar tiga ratus juta rupiah) Semarang, KEPALA BIDANG AIR TANAH DAN PANAS BUMI selaku Kuasa Pengguna Anggaran Ir. BAMBANG MANDALA PUTRA, MT Pembina Tk. I NIP. 19630311 199302 1 001 7