BAB I PENDAHULUAN. peralatannya guna mencapai tujuan pemerintah. 1 Keberhasilan pemerintahan akan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aspek yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. wewenang, sampai dengan kepada rincian tugas masing-masing pihak yang terlibat dalam

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah harus memiliki produktivitas kerja yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Jadi penataan ruang kantor merupakan faktor penting yang menunjang kelancaran suatu pekerjaan.

Oleh : Nina Martina Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Galuh Jln. R.E. Martadinata No.150 Ciamis. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. organisasi baik itu organisasi swasta maupun organisasi milik pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji berhubungan dengan dunia

BAB I PENDAHULUAN. bantu pengawasan ini dapat menunjang terwujudnya proses pengawasan yang sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian tersirat amanat

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dan pelatihan dengan tujuan untuk mendapatkan bekal dasar

Epicheirisi. Volume 1 Nomor 2 Tahun 2017

BAB I PENDAHULUAN. Dinas daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. mampu beroperasi dengan baik tanpa bantuan manusia. kegiatannya membutuhkan pegawai yang ahli pada bidangnya.

BAB I PENDAHULUAN. hidup, sebab organisasi adalah himpunan manusia untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan bersama. Setiap organisasi memerlukan sumber daya manusia, karena sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. berpendapat bahwa kinerja kantor tersebut tidak jauh berbeda dengan tampilan tata

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsinya untuk mewujudkan tujuan nasional sebagaimana yang tercantum

BAB 1 PENDAHULUAN. Tata ruang kantor atau biasa disebut juga Layout adalah salah satu

PENGARUH MANAJEMEN PERKANTORAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI DINAS LINGKUNGAN HIDUP KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan pengetahuan tentang bagaimana mengarahkan para karyawan dengan baik

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitasnya secara terus menerus dan berkelanjutan (continuous

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia selalu mengadakan bermacam-macam aktifitas dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini persaingan semakin ketat di setiap aspek

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi dengan yang lain. Dalam kehidupannya manusia sering

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan setiap kegiatan pada suatu organisasi baik pemerintahan

PENGARUH PROSEDUR INVENTARISASI KANTOR TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Pemberdayaan (Empowerment) adalah suatu proses dalam rangka menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan professional dalam pengelolaannyasangat diperlukan, karena. tanggungjawab yang diberikan oleh atasannya langsung.

BAB II LANDASAN TEORITIS. karena lingkungan kerja dapat mempengaruhi keadaan pegawai secara langsung.

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan, pemanfaatan, dan pengaturan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. kelompok pekerja menurut Sutrisno, (2010:5) dalam Ndraha (1999).

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Fungsi umum administrasi adalah untuk menjalankan roda suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Mathis dan Jackson (2006, p3) mendefinisikan manajemen sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan usaha yang semakin ketat membuat perusahaan diharapkan mampu

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya program aplikasi atau perangkat lunak (software) yang dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. dengan cepat dan tepat, perkembangan teknologi yang berkembang menuntut

BAB I` PENDAHULUAN. penting dari kesuksesan manajemen sumber daya manusia, sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Instansi Pemerintah adalah organisasi yang merupakan kumpulan orangorang

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup anggota organisasi dan masyarakat. Suatu

RASIONALISASI PEGAWAI DALAM PENINGKATAN KINERJA DI KANTOR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN MINAHASA SELATAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEGAWAI PERPUSTAKAAN ITS

BAB 1 PENDAHULUAN. akuntabilitas, pengawasan dan pelayanan publik. Dalam reformasi kepegawaian, salah

BAB I PENDAHULUAN. kantor tersebut dituntut menciptakan suasana yang baik, teratur, sehingga orang yang melihat

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengelola suatu instansi/lembaga/perusahaan peran pegawai yang

BAB I PENDAHULUAN. negara dengan memperbaiki kesejahteraan dan keprofesionalan serta

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1999 tentang Pegawai Negeri Sipil (selanjutnya disebut Undang- Undang Nomor 43 tahun 1999), adalah suatu landasan hukum untuk

BAB I PENDAHULUAN. jasa (Herawati, 2008). Pengelolaan tenaga kerja secara produktif adalah kunci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah dilaksanakan,

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. organisasi dipandang

PENGARUH PENEMPATAN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN PRODUKTIVITAS PEGAWAI PADA KANTOR DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing organisasi tersebut, tidak terkecuali dengan Negara. Adanya

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Dengan adanya teknologi-teknologi yang canggih dapat

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok manusia sangat diperlukan untuk dapat bersosialisasi dan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, dan pembangunan. Pegawai Negeri Sipil unsur yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia merupakan salah satu penggerak utama atas

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi aset penting yang dapat memaksimalkan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. bernegara menimbulkan hak dan kewajiban Negara, yang perlu dikelola dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. operasinya. Sumber daya yang dibutuhkan itu terdiri dari sumber daya fisik (man,

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan bagian yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia sebagai unsur pelaksana dari sebuah organisasi juga akan semakin

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembangnya dunia usaha, organisasi atau perusahaan berusaha untuk lebih

BAB I PENDAHULUAN. perkantoran, baik perkantoran pemerintah atau swasta adalah efisiensi kerja

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mempunyai peranan penting untuk menyediakan layanan publik yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu instansi pemerintah, pemimpin yaitu seseorang yang. mempengaruhi para bawahannya untuk melakukan pekerjaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN. satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berada di bawah Badan Pengelola

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat yang telah mengalami beberapa perubahan

Strategi Tata Letak (Layout Strategy) I

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan berdasarkan ilmu pengetahuan, mengakomodasi dalam pengertian

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern saat ini terlihat pada perkembangan negara-negara

STUDI TENTANG TATA RUANG KANTOR DI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA. Prasetiyo Prayogo 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENGARUH INSENTIF, TINGKAT PENDIDIKAN DAN MASA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA HOTEL PELANGI MALANG)

BAB V KESIMPULAN. 1. Penyusunan dan Pengelolaan Anggaran Berbasis Kinerja pada Dinas

BAB I PENDAHULUAN. orang atau lebih yang didasarkan atas tujuan yang ingin dicapai bersama. Suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri dari beberapa

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan yang sangat pesat. Organisasi bisnis jasa yang mempunyai perhatian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia merupakan sumber daya paling penting dalam suatu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. terus-menerus seiring perkembangan zaman. Saat ini baik perusahaan swasta

BAB I PENDAHULUAN. serta bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Upaya pengembangan tersebut sejalan dengan Undang-undang Nomor 28

BAB I PENDAHULUAN. harus mengembangkan lebih dahulu perencanaan strategis. Melalui perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan setelah kepala daerah dilantik. Bandung mempunyai tugas pokok membantu kepala daerah dalam

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Organisasi pemerintah daerah merupakan lembaga yang menjalankan roda

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri dan memiliki kualitas ilmu yang tinggi untuk menghadapi

BAB VI PENUTUP. karena total nilai sebesar 466 berada diantara nilai sebesar 471 berada diantara

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Administrasi Negara adalah manajemen dan organisasi dari manusia dan peralatannya guna mencapai tujuan pemerintah. 1 Keberhasilan pemerintahan akan terlihat dari tingginya produktivitas, penduduk makmur dan sejahtera secara merata. Kondisi seperti ini tentunya tidak terlepas dari peranan sumber daya manusia. Sasaran utama manajemen sumber daya manusia adalah menciptakan sistem pemberdayaan personil yang dapat menampilkan kinerja produktif. 2 Pendapat seperti diatas tersebut sejalan dengan Undang-undang nomor 8 tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan undang-undang nomor 43 tahun 1999. Yang dalam penjelasannya menyatakan bahwa kelancaran penylenggaraan tugas pemerintah dan pembangunan nasional sangat tergantung pada kesempurnaan aparatur negara khususnya pegawai. Dalam melaksanakan tugas-tugas yang di amanatkan kepada para aparatur negara khususnya pegawai, tidak terlepas dari suatu tempat yang disebut kantor. Kantor merupakan tempat diselengarakannya kegiatan tata usaha dimana terdapat ketergantungan sistem antara orang, teknologi, dan prosedur untuk menangani data dan informasi mulai dari menerima, mengumpulkan, mengelola, menyimpan, sampai menyalurkannya. 3 Setiap pegawai membutuhkan ruangan untuk bekerja. 1 Syafiie Inu Kencana, (2009), Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia (SANRI). Jakarta: PT. Bumi Aksara, hlm: 13 2 Tjutju Yunarsih dan Suwantno. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori, Aplikasi dan Isu Penelitian).Bandung: Alfabeta. Hal. 156. 3 Ida Nuraida. 2008. Manajemen Administrasi Perkantoran.Yogyakarta: Kanisius. Hal 1.

Salah satu sarana kantor yang perlu dikelola adalah ruangan kerja. Untuk melaksanakan tugas kantor, tatanan tempat kerja mendukung tercapainya penyelesaian pekerjaan kantor sebagai mana mestinya. Setiap melaksanakan tata usaha, suatu faktor penting yang turut menentukan kelancarannya ialah penyusunan tempat kerja dan alat perlengkapan kantor dengan sebaik-baiknya. Penyusunan alat-alat kantor pada letak yang tepat serta pengaturan tempat kerja yang menimbulkan kepuasan bekerja bagi para pegawai disebut tata ruang perkantoran. 4 Kelancaran aktivitas kantor, rasa kepuasan karyawan dan pelanggan (tamu) sangat ditentukan oleh penataan ruang kantor. Semakin baik tata ruangnya, semakin memberikan rasa aman dan nyaman dalam bekerja serta meningkatkan produktivitas kerja. Oleh karena itu, sebuah ruangan kantor wajib ditata dan selalu mendapatkan perhatian dari manager kantor. 5 Dalam sehari manusia mengalokasikan waktunya untuk bekerja rata-rata selama kurang lebih delapan jam. Sepertiga dari seluruh waktu dalam sehari dihabiskan untuk bekerja dikantor. Mengingat bahwa waktu yang dialokasikan untuk bekerja dikantor cukup besar, maka sudah sewajarnya jika kenyamanan dalam bekerja perlu dipertimbangkan dalam penataan ruang dan lingkungan kantor. Seperti yang telah di kemukakan sebelumnya bahwa keberhasilan pemerintah (baik pusat maupun daerah) adalah dilihat dari tingginya produktivitas. 4 The Liang Gie. 2009.Administrasi Perkantoran Modern. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta. Hal. 186. 5 Mc Maryati. 2008.Meningkatkan Keunggulan Perusahaan Melalui Manajemen Perkantoran Efektif. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Hal. 148.

Sedangkan produktivitas yaitu hal yang menyangkut masalah hasil akhir, yakni seberapa besar hasil akhir yang diperoleh di dalam proses produksi. Dalam hal ini tidak terlepas dengan efisiensi dan efektivitas. 6 Efektivitas berkaitan dengan sejauhmana sasaran dapat dicapai atau target dapat direalisasikan, sedangkan efisiensi berkaitan dengan bagaimana berbagai sumber daya dapat digunakan secara benar dan tepat sehingga tidak terjadi pemborosan. Bila efektivitas tinggi namun efisiensi rendah, berarti terjadi pemborosan, sebaliknya jika efisiensi tinggi namun efektivitas rendah berarti kegiatan tidak mencapai sasaran, hasil yang dicapai lebih rendah dari target yang ingin dicapai. Rendahnya tingkat efektivitas dan efisiensi bisa disebabkan oleh kelalaian dan ketidakmampuan pegawai, atau bisa juga karena kesalahan manajemen. 7 Pegawai yang memiliki kemampuan kerja efektif dan efisien, cenderung mampu menunjukan tingkat produktivitas yang tinggi. Fenomena masalah yang peneliti temukan pada saat praktek kerja lapangan pada Dinas Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat yang terkait dengan produktivitas kerja diantaranya, hasil kerja pegawai masih ada yang kurang memuaskan, dimana sering terjadinya pekerjaan yang terlambat untuk diselesaikan, pencapaian atas target kerja masih mengalami hambatan, dan standar kerja masih ada yang tidak sesuai dengan harapan, tidak jarang dijumpai pula dalam menyelesaikan suatu perkerjaan, pegawai-pegawai selalu berjalan modarmandir dari satu meja ke meja lainnya sehingga mengurangi kecepatan bekerja. 6 Ambar Teguh Sulistiyani dan Rosidah. 2009.Manajemen Sumber Daya Manusia (Konsep, Teori dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik). Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009. Hal 247. 7 Tjutju Yunarsih dan Suwantno. 2011.Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori, Aplikasi dan Isu Penelitian). Bandung: Alfabeta. Hal. 163.

Berdasarkan hasil praktik kerja lapangan yang pernah peneliti lakukan di Dinas Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat, masih ada beberapa masalah yang berkaitan dengan tata ruang pegawai di antaranya: 1. Penataan ruangan kerja yang belum baik, hal ini terlihat dari susunan meja, kursi, dan perabotan lainnya yang tidak tersusun rapi sesuai standar tata ruang kantor. 2. Terdapat beberapa ruangan kerja atau kantor yang tidak di manfaatkan sesuai kepentingan pekerjaan. 3. Penataan ruangan kerja atau kantor yang tidak merata, sehingga menimbulkan ketidakpuasan dibeberapa pegawai. 4. Selain itu tata ruang yang kurang baik mempengaruhi kenyamanan para pegawai sehingga produktivitas kerja pegawai pun menurun. Peneliti memiliki asumsi, bahwa rendahnya produktivitas kerja pegawai disebabkan belum terciptanya tata ruang kantor yang memadai bagi pegawai. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan akan dituangkan dalam sebuah skripsi dengan judul; PENGARUH TATA RUANG KANTOR TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA DINAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI JAWA BARAT. 1.2 Identifikasi Permasalahan Berdasakan hasil pengamatan pada saat praktek kerja lapangan (PKL) maka penulis menemukan beberapa gejala masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya penataan ruangan kerja yang memadai di Dinas Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat, sehingga para pegawai kurang maksimal dalam bekerja. Contohnya, seperti penataan ruang bekerja yang masih belum sesuai dengan standar tata ruang perkantoran. Serhingga kegiatan pelaksanaan pekerjaan tidak terlaksana dengan baik; 2. Sering terlihat terdapat pekerjaan yang terlambat untuk diselesaikan, pencapaian atas target kerja yang masih mengalami hambatan yang disebabkan penataan perabotan kantor atau alat-alat kerja yang kurang baik. Sehingga para pegawai selalu berjalan mondar-mandir dari satu meja ke meja lainnya; 3. Ruangan kerja yang kurang kondusif dengan penataan perabotan kantor atau alat-alat kerja yang tidak sesuai, membuat kinerja pegawai terganggu dan mengurangi kenyamanan saat bekerja. Serta kondisi lingkungan fisik kantor lainnya seperti pencahayaan atau penerangan ruangan, warna dinding ruangan, sirkulasi udara di ruangan dan suara di ruangan, masih harus dibenahi lagi. 1.3 Rumusan Masalah diteliti yaitu: Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan

1. Seberapa besar pengaruh perancangan tata ruang kantor di tempat bekerja terhadap produktivitas kerja pegawai pada Dinas Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat? 2. Seberapa besar pengaruh penyusunan perabotan kantor di tempat bekerja terhadap produktivitas kerja pegawai pada Dinas Satuan Polisi Pamong Praja Provisi Jawa Barat? 3. Seberapa besar pengaruh lingkungan fisik kantor di tempat bekerja terhadap produktivitas kerja pegawai pada Dinas Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat? 4. Seberapa besar pengaruh perancangan tata ruang kantor, penyusunan perabotan kantor di tempat bekerja dan lingkungan fisik kantor di tempat bekerja terhadap produktivitas kerja pegawai pada Dinas Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat? 1.4 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui besaran pengaruh perancangan tata ruang kantor di tempat bekerja terhadap produktivitas kerja pegawai pada Dinas Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat; 2. Untuk mengetahui besaran pengaruh penyusunan perabotan kantor di tempat bekerja terhadap produktivitas kerja pegawai pada Dinas Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Bandung; 3. Untuk mengetahui besaran pengaruh lingkungan fisik di tempat bekerja terhadap produktivitas kerja pegawai pada Dinas Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat;

4. Untuk mengetahui besaran pengaruh perancangan tata ruang kantor, penyusunan perabotan kantor dan kondisi lingkungan fisik di tempat bekerja terhadap produktivitas kerja pegawai secara bersamaan pada Dinas Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat. 1.5 Kegunaan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang ada, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis kondisi tata ruang kantor pegawai, serta perkembangan produktivitas kerja pegawai yang ada di Dinas Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat. 1. Kegunaan Akademis Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi penelitian selanjutnya dan sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian sidang sarjana pada Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas UIN Sunan Gunung Djati Bandung. 2. Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini bisa memberikan masukan bagi instansi yang terkait untuk dijadikan bahan masukan dan sumbangan pemikiran bagi Pemerintah Provinsi Jawa Barat khususnya tentang tata ruang kantor dan produktivitas kerja pegawai di Dinas Satuan Polisi Pamong Praja. a. Bagi Penulis

1) Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai tata ruang kantor dan produktivitas kerja pegawai Dinas Satuan Polisi Pamong Praja. 2) Mengetahui dan membandingkan persamaan serta perbedaan antara teori dan kenyataan yang ada dilapangan. b. Bagi Instansi Terkait Dapat menjadi bahan masukan dan memberikan gambaran yang lebih luas dan jelas bagi Instansi atau Badan mengenai tata ruang kantor dan produktivitas kerja pegawai dari informasi yang dihasilkan, dan diharapkan dapat digunakan untuk menyususun strategi khususnya pada tata ruang kantor bagi pegawai di masa yang akan datang. 1.6 Kerangka Pemikiran Kualitas sumber daya manusia sangat penting bagi perkembangan sebuah instansi dalam pemerintahan. Kondisi seperti ini tentunya tidak terlepas dari peranan sumber daya manusia. Sasaran utama manajemen sumber daya manusia adalah menciptakan sistem pemberdayaan personil yang dapat menampilkan kinerja produktif. 8 Pengelolaan sumber daya manusia yang lebih profesioanal sangat dibutuhkan untuk dapat mengelola instansi dalam ruang lingkup operasional yang optimal. Salah satu bentuk pengeloalaan sumber daya manusia yaitu melalui tata ruang kantor. 8 Tjutju Yunarsih dan Suwantno. 2011.Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori, Aplikasi dan Isu Penelitian). Bandung: Alfabeta. Hal. 156.

Dalam melaksanakan tata usaha, suatu faktor penting yang turut menentukan kelancarannya ialah penyusunan tempat kerja dan alat perlengkapan kantor dengan sebaik-baiknya. Kelancaran aktivitas kantor, rasa kepuasan karyawan dan pelanggan (tamu) sangat ditentukan oleh penataan ruang kantor. Semakin baik tata ruangnya, semakin memberikan rasa aman dan nyaman dalam bekerja serta meningatkan produktivitas kerja. Ruangan kantor harus diatur sedemikian rupa untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan pegawai, yang mana dalam hal ini berkaitan erat dengan manajemen perkantoran. Manajemen perkantoran adalah salah satu fungsi operasional perusahaan atau organisasi yang bertangung jawab terhadap seluruh kegiatan operasional organisasi. 9 Manajemen perkantoran bukan merupakan suatu posisi atau suatu kantor/ departemen akan tetapi merupakan suatu manajemen atas orang-orang yang beroperasi dalam kegiatan administrasi yang mencakup pengelolaan informasi dan keahlian yang dibutuhkan bagi keputusan yang efektif dan tepat waktu. Akibat perkembangan ilmu dan teknologi dewasa ini mengakibatkan penerapan tata ruang kantor ditunjukan untuk meningkatkan produktivitas kerja. 10 The Liang Gie: Penyusunan alat-alat kantor pada letak yang tepat serta pengaturan tempat kerja yang menimbulkan kepuasan bekerja bagi para pegawai disebut tata ruang perkantoran. 11 9 Ida Nuraida. 2008. Manajemen Administrasi Perkantoran.Yogyakarta: Kanisius. Hal 1. 10 Sedarmayanti. 2009.Dasar-dasar Pengetahuan Tentang Manajemen Perkantoran (suatu pengantar). Bandung: Mandar Maju. Hal. 125. 11 The Liang Gie. 2009.Administrasi Perkantoran Modern.Yogyakarta: Liberty Yogyakarta. Hal. 186.

Tata ruang kantor merupakan bagian dan kondisi fisik kerja ditempat kerja yang hendaknya tertata dengan baik sehingga tidak menyebabkan adanya perasan tidak nyaman pegawai dalam melaksanakan tugasnya. Apabila pegawai merasa terganggu dalam melaksanakan tugasnya, maka produktivitas kerjanya akan rendah. Sebaliknya, jika pegawai merasa tenang dan nyaman dalam melaksanakan tugas maka produktivitas kerjanya akan meningkat. Tata ruang kantor ini sangat berperan dalam kelancaran pelaksanaan pekerjaan serta dapat menjaga tingkat produktivitas kerja pegawai. Istilah Tata ruang kantor sendiri berasal dari bahasa Inggris, yaitu Office Layout atau sering disebut juga Layout saja. 12 Tata Ruang Kantor adalah pengaturan perabotan, mesin, dan sebagainya di dalam ruangan yang tersedia. Dengan kata lain, arti tata ruang kantor dapat juga dinyatakan sebagai pengaturan dan penyusunan seluruh mesin kantor serta perabot kantor pada tempat yang tepat, sehingga pegawai dapat bekerja dengan mudah, nyaman, leluasa dan bebas untuk bergerak sehingga tercapai efisiensi. 13 Pernyataan diatas, menggambarkan bahwa tata ruang kantor yang baik di suatu instansi (tempat bekerja) perlu mendapatkan perhatian guna menuju pegawai yang professional. Untuk itu diperlukan adanya standarisasi dalam penataan ruangan kantor yang baik untuk mencapai produktivitas kerja pegawai yang diharapkan. Apabila pegawai telah merasa tata ruang kantor di instansi tempat ia bekerja sudah optimal maka pegawai tersebut secara otomatis akan memberikan produktivitas kerja yang optimal pula kepada instansi di tempat ia bekerja. 12 Donni Juni Priansa dan Agus Garnida. 2013. Manajemen Perkantoran Efektif, Efisien, dan Profesional. Bandung: Alfabeta. Hal. 116. 13 Op.cit.

Menurut The Liang Gie, ada beberapa hal yang berhubugan dengan tata ruang kantor yaitu: 1. Perancangan tata ruang kantor Perancangan tata ruang kantor merupakan cara atau suatu rencana untuk memilih suatu teknik atau metode penataan ruangan kantor. 2. Penyusunan perabotan kantor Setelah ditentukan letak suatu kantor dan macamnya tata ruang yang akan dipakai, tinggalah menyusun perabotan kantor/ alat-alat kerja (meja, kursi, lemari, dan alat-alat lainnya) pada letak yang tepat dan menurut susunan yang efisien. 3. Lingkungan fisik kantor Ada empat hal penting yang termasuk lingkungan fisik didalam tata ruang kantor yang mempengaruhi efisiensi dalam pekerjaan, antara lain; cahaya, warna, udara, dan suara. Tjutju Yunarsih dan Suwantno: Secara umum produktivitas dapat dimaknai sebagai nilai output dalam interaksi dan interelasinya dengan kesatuan nilai-nilai input. Secara sederhana produktivitas dapat diartikan sebagai perbandingan antara output (keluaran) dengan input (masukan). Produktivitas kerja karyawan biasanya dinyatakan sebagai imbalan hasil rata-rata yang dicapai oleh tenaga kerja, selama jam kerja yang tersedia dalam proses tersebut. Sehubungan dengan hal itu, konsep produktivitas pada dasarnya mencakup sikap mental dan perilaku yang berorientasi pada perbaikan berkelanjutan dan mempunyai pandangan bahwa kinerja hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan kinerja hari esok mesti lebih baik dari prestasi hari ini.

Produktivitas yaitu hal yang menyangkut masalah hasil akhir, yakni seberapa besar hasil akhir yang diperoleh di dalam proses produksi. Dalam hal ini tidak terlepas dengan efisiensi dan efektivitas. 14 Efektivitas berkaitan dengan sejauhmana sasaran dapat dicapai atau target dapat direalisasikan, sedangkan efisiensi berkaitan dengan bagaimana berbagai sumber daya dapat digunakan secara benar dan tepat sehingga tidak terjadi pemborosan. Menurut Tjutju Yunarsih dan Suwantno produktivitas kerja dapat diukur dari segi efektif berkaitan dengan performance dan efisien dikaitkan dengan pengunaan sumber-sumber, seperti yang diuraikan sebagai berikut: 1. Efektivitas, yaitu pengukuran produktivitas merujuk pada hal yang berkaitan dengan opimalisasi ketercapaian (target) kerja, baik dilihat dari aspek kualitas, kuantitas, durasi penyelesaian pekerjaan, dan ketepatan pengalokasian sumber daya organisas. 2. Efisiensi, yaitu pengukuran produktivitas merujuk pada realisasi peggunaan sumber daya dan bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan, apakah terjadi pemborosan, penyalahgunaan atau penyimpangan alokasi sumber daya yang menimbulkan ketidak tercapaian target produk. Bila efektivitas tinggi namun efisiensi rendah, berarti terjadi pemborosan, sebaliknya jika efisiensi tinggi namun efektivitas rendah berarti kegiatan tidak mencapai sasaran, hasil yang dicapai lebih rendah dari target yang ingin dicapai. Rendahnya tingkat efektivitas dan efisiensi bisa disebabkan oleh kelalaian dan ketidakmampuan pegawai, atau bisa juga karena kesalahan manajemen. 15 Pegawai 14 Ambar Teguh Sulistiyani dan Rosidah. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia (Konsep, Teori dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik). Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal. 247. 15 Tjutju Yunarsih dan Suwantno. 2011.Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori, Aplikasi dan Isu Penelitian). Bandung: Alfabeta. Hal. 163.

yang memiliki kemampuan kerja efektif dan efisien, cenderung mampu menunjukan tingkat produktivitas yang tinggi. Dengan didukung tata ruang kantor yang memadai maka akan berpengaruh terhadap meningkatnya produktivitas kerja pegawai, kerena akan memudahkan penyelesaian dalam mengerjakan tugas sehingga akan menambah penilaian positif terhadap pegawai tersebut. Pendapat seperti ini didukung oleh pendapat MC Maryati: Kelancaran aktivitas kantor, rasa kepuasan karyawan dan pelanggan (tamu) sangat ditentukan oleh penataan ruang kantor. Semakin baik tata ruangnya, semakin memberikan rasa aman dan nyaman dalam bekerja serta meningatkan produktivitas kerja. Oleh karena itu sebuah ruangan kantor wajib ditata dan selalu mendapatkan perhatian dari manager kantor. 16 Berdasarkan keterangan diatas, maka untuk mengetahui dan menguji adanya pengaruh positif dari tata ruang kantor terhadap produktivitas kerja pegawai, secara sistematis dapat digambarkan pengaruh antara 2 konsep tersebut di atas: Gambar 1.1 Model Paradigma Penelitian Variabel X Tata ruang kantor (The Liang Gie: 2009) 1. Perancangan tata ruang kantor 2. Penyusunan perabotan kantor 3. Lingkungan fisik kantor Variabel Y Produktivitas Kerja (Tjutju Yunarsih dan Suwantno: 2011) 1. Efektivitas 2. Efisiensi 16 Mc Maryati. 2008. Meningkatkan Keunggulan Perusahaan Melalui Manajemen Perkantoran Efektif. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Hal. 148.

Gambar 1.2 Model Kerangka Pemikiran Permasalahan Tata Ruang Kantor terhadap Produktivitas Kerja Pegawai pada Dinas Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat Sasaran utama manajemen sumber daya manusia adalah menciptakan sistem pemberdayaan personil yang dapat menampilkan kinerja produktif (Tjutju Yunarsih dan Suwantno, 2011:156) Kelancaran aktivitas kantor, rasa kepuasan karyawan dan pelanggan (tamu) sangat ditentukan oleh penataan ruang kantor. Semakin baik tata ruangnya, semakin memberikan rasa aman dan nyaman dalam bekerja serta meningatkan produktivitas kerja. (Mc Maryati,2008:148) Permasalahan: 1. Kurangnya penataan ruangan kerja yang memadai, sehingga para pegawai kurang maksimal dalam bekerja. 2. Kadang-kadang terdapat pekerjaan yang terlambat untuk diselesaikan,pencapaian atas target kerja yang masih mengalami hambatan. 3. Ruangan kerja yang kurang kondusif dengan penataan perabotan kantoryang tidak sesuai, serta kondisi lingkungan fisik kantor yang kurang baik juga mempengaruhi kinerja pegawai sehingga produktivitas kerja pegawai pun tergangu.

Tata ruang kantor (The Liang Gie: 2009) 1. Perancangan tata ruang kantor 2. Penyusunan perabotan kantor 3. Lingkungan fisik H kantor Produktivitas Kerja (Tjutju Yunarsih dan Suwantno: 2011) 1. Efektivitas 2. Efisiensi 1.7 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dinyatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan. Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang mengunakan pendekatan kuantitatif. Dalam hal ini karena bentuk penelitiannya kuantitatif maka menggunakan hipotesis sampel. Hipotesis statistik digunakan dan apabila penelitian menggunakan sampel. Hipotesis itu berupa jawaban sementara terhadap rumusan masalah dan hipotesis yang akan diuji ini dinamakan hipotesis kerja. 17 1. Ho : tidak terdapat pengaruh signifikan antara perancangan tata ruang kantor di tempat bekerja terhadap produktivitas kerja pegawai. 17 Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Hal.71.

Ha : terdapat pengaruh yang signifikan antara perancangan tata ruang kantor di tempat bekerja terhadap produktivitas kerja pegawai. 2. Ho : tidak terdapat pengaruh signifikan antara penyusunan perabotan kantor di tempat bekerja terhadap produktivitas kerja pegawai. Ha : terdapat pengaruh yang signifikan antara penyusunan perabotan kantor di tempat bekerja terhadap produktivitas kerja pegawai. 3. Ho : tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara lingkungan fisik di tempat bekerja terhadap produktivitas kerja pegawai. Ha : terdapat pengaruh yang signifikan antara lingkungan fisik di tempat bekerja terhadap produktivitas kerja pegawai. 4. Ho : tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersamaan antara perancangan tata ruang, penyusunan perabotan kantor dan kondisi lingkungan fisik di tempat bekerja terhadap produktivitas kerja pegawai. Ha : terdapat pengaruh yang signifikan secara bersamaan antara perancangan tata ruang kantor, penyusunan perabotan kantor dan lingkungan fisik di tempat bekerja terhadap produktivitas kerja pegawai.