Jurusan Teknik Sipil Itenas No.x Vol. Xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2016

dokumen-dokumen yang mirip
Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional 2

Pengaruh Tension Crack (Tegangan Retak) pada Analisis Stabilitas Lereng menggunakan Metode Elemen Hingga

Pemodelan 3D Pada Stabilitas Lereng Dengan Perkuatan Tiang Menggunakan Metode Elemen Hingga

Analisis Stabilitas dan Penurunan pada Timbunan Mortar Busa Ringan Menggunakan Metode Elemen Hingga

MEKANIKA TANAH 2 KESTABILAN LERENG. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

MEKANIKA TANAH (CIV -205)

Analisis Stabilitas Pada Tanah Timbunan Dengan Perkuatan Geotekstil Dikombinasikan Dengan Dinding Penahan Tanah Di Ruas Jalan Tol Cisumdawu

Pengaruh Infiltrasi Hujan dalam Analisis Stabilitas Lereng Kondisi Jenuh Sebagian Menggunakan Metode Elemen Hingga

Analisis Stabilitas Lereng Menggunakan Perkuatan Tanaman Switchgrass

ANALISIS POTENSI LONGSOR PADA LERENG GALIAN PENAMBANGAN TIMAH (Studi Kasus Area Penambangan Timah Di Jelitik, Kabupaten Bangka)

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN BRONJONG MENGGUNAKAN SOFTWARE GEOSLOPE DI DESA TAMBAKMERANG, GIRIMARTO, WONOGIRI

PERENCANAAN STABILITAS LERENG DENGAN SHEET PILE DAN PERKUATAN GEOGRID MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA. Erin Sebayang 1 dan Rudi Iskandar 2

Analisis Stabilitas Lereng dalam Penanganan Longsoran di Jalan Tol Cipularang Km dan Km Menggunakan Metode Elemen Hingga (FEM)

BAB IV KRITERIA DESAIN

ANALISIS ANGKA KEAMANAN (SF) LERENG SUNGAI CIGEMBOL KARAWANG DENGAN PERKUATAN SHEET PILE

PENGARUH BEBAN DINAMIS DAN KADAR AIR TANAH TERHADAP STABILITAS LERENG PADA TANAH LEMPUNG BERPASIR

ANALISIS STABILITAS LERENG TEBING SUNGAI GAJAHWONG DENGAN MEMANFAATKAN KURVA TAYLOR

Analisis Konsolidasi dengan Menggunakan Metode Preloading dan Vertical Drain pada Areal Reklamasi Proyek Pengembangan Pelabuhan Belawan Tahap II

ANALISIS ANGKA KEAMANAN (SF) LERENG SUNGAI CIGEMBOL KARAWANG DENGAN PERKUATAN PILE DAN SHEET PILE SKRIPSI

ANALISIS STABILITAS LERENG BERTINGKAT DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

Analisis Rembesan dan Stabilitas Bendungan Bajulmati dengan Metode Elemen Hingga Model 2D dan 3D

Analisis Model Fisik dan Model Numerik pada Daya Dukung Fondasi Lingkaran di Atas Tanah Lunak

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS KESTABILAN LERENG DENGAN METODE FELLENIUS (Studi Kasus: Kawasan Citraland)

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL

Analisis Daya Dukung dan Penurunan Fondasi Rakit dan Tiang Rakit pada Timbunan di Atas Tanah Lunak

PENGGUNAAN SHEET PILE UNTUK PERKUATAN LERENG DI DESA TAMBAKMERANG KECAMATAN GIRIMARTO KABUPATEN WONOGIRI

Analisis Stabilitas Lereng Tanah Berbutir Kasar dengan Uji Model Fisik

ANALISIS KESTABILAN LERENG GALIAN DALAM SEGMEN C PADA PROYEK JALAN SOROWAKO BAHODOPI SULAWESI Andri Hermawan NRP:

REKAYASA GEOTEKNIK DALAM DISAIN DAM TIMBUNAN TANAH

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN SOIL NAILING MENGGUNAKAN PROGRAM KOMPUTER

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

ANALISIS STABILITAS LERENG PADA JALAN REL SEPANCAR - GILAS STA 217 MENGGUNAKAN METODE IRISAN BISHOP DAN PERANGKAT LUNAK PLAXIS ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa Kestabilan Tower SUTT PLN Dan Perencanaan Perkuatan Talud Di Sekitar Tower (Studi Kasus Tower SUTT T.09 PLTU Waru Gresik)

ANALISA KESTABILAN LERENG METODE SLICE (METODE JANBU) (Studi Kasus: Jalan Manado By Pass I)

ANALISIS KESTABILAN LERENG DENGAN ATAU TANPA PERKUATAN GEOTEXTILE DENGAN PERANGKAT LUNAK PLAXIS ABSTRAK

Reka Racana Jurusan Teknik Sipil Itenas No. 1 Vol. 4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Maret 2018

Pengaruh Perkuatan Sheetpile terhadap Deformasi Area Sekitar Timbunan pada Tanah Lunak Menggunakan Metode Partial Floating Sheetpile (PFS)

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG MASALAH

Analisis Kapasitas Daya Dukung Pondasi Dangkal Pada Tanah Jenuh Sebagian

ANALISIS STABILITAS TANAH TIMBUNAN DENGAN PERKUATAN SABUT KELAPA

ANALISIS PENANGGULANGAN KELONGSORAN TANAH PADA RUAS JALAN GUNUNG TUGEL PATIKRAJA BANYUMAS

Bab IV STABILITAS LERENG

ANALISA KESTABILAN LERENG METODE LOWE-KARAFIATH (STUDI KASUS : GLORY HILL CITRALAND)

ANALISIS STABILITAS LERENG PADA BENDUNGAN TITAB

Alternatif Perbaikan Perkuatan Lereng Longsor Jalan Lintas Sumatra Ruas Jalan Lahat - Tebing tinggi Km

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN:

STUDI EFEKTIFITAS TIANG PANCANG KELOMPOK MIRING PADA PERKUATAN TANAH LUNAK

PENGARUH PEMBASAHAN BERULANG TERHADAP PARAMETER KUAT GESER TANAH LONGSORAN RUAS JALAN TAWAELI TOBOLI

Pengaruh Floating Stone Column Dalam Perbaikan Tanah Pada Tanah Lempung Lunak Menggunakan Metode Elemen Hingga

Pemodelan Vertical Drain Dengan Menggunakan Model Elemen Hingga Pada Analisis Konsolidasi Di Bendungan Marangkayu Kalimantan Timur

Analisis Stabilitas Lereng Bertingkat Dengan Perkuatan Geotekstil Menggunakan Metode Elemen Hingga

PENGARUH REMBESAN DAN KEMIRINGAN LERENG TERHADAP KERUNTUHAN LERENG

PENGARUH MUKA AIR TANAH TERHADAP KESTABILAN LERENG MENGGUNAKAN GEOSLOPE/W Tri Handayani 1 Sri Wulandari 2 Asri Wulan 3

Setyanto1) Ahmad Zakaria2) Giwa Wibawa Permana3)

Keaktifan lereng adalah proses perpindahan masa tanah atau batuan 1 1. PENDAHULUAN. Ha %

PENGARUH BIDANG DISKONTINU TERHADAP KESTABILAN LERENG TAMBANG STUDI KASUS LERENG PB9S4 TAMBANG TERBUKA GRASBERG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH TINGGI GALIAN TERHADAP STABILITAS LERENG TANAH LUNAK ABSTRAK

Kelongsoran pada Bantaran Sungai Studi Kasus Bantaran Kali Ciliwung Wilayah Jakarta Selatan dan Timur

BAB I PENDAHULUAN. PT. PACIFIC GLOBAL UTAMA (PT. PGU) bermaksud untuk. membuka tambang batubara baru di Desa Pulau Panggung dan Desa

Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126; Telp

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN TERASERING DAN PERKUATAN BRONJONG DI DESA SENDANGMULYO, TIRTOMOYO, WONOGIRI

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN SOIL NAILING MENGGUNAKAN PROGRAM KOMPUTER

STUDI PERKUATAN LERENG DENGAN SOFTWARE GEO SLOPE PADA TANAH LEMPUNG

ANALISA KESTABILAN LERENG GALIAN AKIBAT GETARAN DINAMIS PADA DAERAH PERTAMBANGAN KAPUR TERBUKA DENGAN BERBAGAI VARIASI PEMBASAHAN PENGERINGAN

STABILITAS LERENG (SLOPE STABILITY)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin, Makassar Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin, Makassar 90245

STUDI STABILITAS DINDING PENAHAN TANAH KANTILEVER PADA RUAS JALAN SILAING PADANG - BUKITTINGGI KM ABSTRAK

ANALISIS KESTABILAN LERENG DENGAN METODE JANBU (STUDI KASUS : KAWASAN CITRALAND)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah

ANALISIS TINGGI MUKA AIR PADA PERKUATAN TANAH DAS NIMANGA

BAB 3 METODE PENELITIAN

DESAIN TERASERING PADA LERENG SUNGAI GAJAH PUTIH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

D3 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN BAB II DASAR TEORI

ANALISIS STABILITAS DINDING PENAHAN TANAH (STUDI KASUS: SEKITAR AREAL PT. TRAKINDO, DESA MAUMBI, KABUPATEN MINAHASA UTARA)

ANALISIS STABILITAS TIMBUNAN MENGGUNAKAN TURAP BETON PADA TAMBANG SITE TELEN ORBIT PRIMA ABSTRAK

Perencanaan Perbaikan Lereng Longsor Pada Jalan Lintas Gunung Gumitir Ruas Jalan Banyuwangi - Jember

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Dan Stabilitas Lereng Dengan Struktur Counter Weight Menggunakan program

ANALISA STABILITAS LERENG PADA CAMPURAN PASIR DAN TANAH LEMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN PERMODELAN DI LABORATORIUM ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH KETINGGIAN TIMBUNAN TERHADAP KESTABILAN LERENG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanah lempung adalah tanah yang memiliki partikel-partikel mineral tertentu

Analisis Daya Dukung Lateral Fondasi Tiang Tunggal Menggunakan Metode Elemen Hingga

TOPIK BAHASAN 10 STABILITAS LERENG PERTEMUAN 21 23

1. 1. LATAR BELAKANG MASALAH

KUAT GESER 5/26/2015 NORMA PUSPITA, ST. MT. 2

PENGARUH AKAR TUMBUHAN (VETIVERIA ZIZANIOIDES) TERHADAP PARAMETER GESER TANAH DAN STABILITAS LERENG

PENGARUH VARIASI KEPADATAN PADA PERMODELAN FISIK MENGGUNAKAN TANAH PASIR BERLEMPUNG TERHADAP STABILITAS LERENG

2016 STUDI PARAMATERIK PENGARUH INTENSITAS CURAH HUJAN TERHADAP JARAK JANGKAUAN DAN KECEPATAN LONGSOR BERDASARKAN MODEL GESEKAN COLOUMB SEDERHANA

Keywords: soil nailing, safety factor, Fellenius, benching. Jalan Ir.Sutami No.36A Surakarta Telp

ALTERNATIF PERENCANAAN PERKUATAN LERENG VILLA BUKIT STANGI

Analisis Stabilitas Lereng

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

Pemodelan 3D pada Perbaikan Tanah Lunak Menggunakan Metode Deep Mixed Column

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

Transkripsi:

Reka Racana Jurusan Teknik Sipil Itenas No.x Vol. Xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2016 Pemodelan Lereng Dengan Perkuatan Teramesh System Studi Kasus Di Ruas Jalan Tanjung Palas-Sekatak,Kab.Bulungan Kalimantan Utara SANDI FEBRIANSYAH 1, INDRA NOER HAMDHAN 2 1 Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Nasional 2 Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Nasional Email : sandifebriansyah@gmail.com ABSTRAK Pulau Kalimantan memiliki banyak kelerengan curam dan mempunyai curah hujan yang tinggi. Kasus longsor yang akan dianalisis pada studi ini terletak pada lereng di ruas jalan Tanjung Palas Sekatak Kab. Bulungan, Kalimantan Utara. Metode perkuatan lereng untuk menambah stabilitas pada lereng dibutuhkan untuk mengatasi terjadinya longsor. Perkuatan lereng dilakukan dengan cara melakukan pemodelan dengan menggunakan metode elemen hingga (analisis balik) pada kondisi eksisting dan setelah diberi perkuatan. Pada kondisi eksisting, nilai faktor keamanan (SF) yang didapat sebesar 1,247. Perkuatan lereng dilakukan menggunakan teramesh system, penentuan ukuran dan konfigurasi bentuk perkuatan tersebut dilakukan dengan cara coba-coba. Terdapat beberapa kondisi berdasarkan ukuran bronjong dan konfigurasi bentuk teramesh. Kondisi yang dibuat ada 4 kondisi yaitu 2 kondisi dengan ukuran teramesh 2x1 meter dan 2 kondisi dengan ukuran 1x1meter. Kata kunci : stabilitas lereng, geotekstile, teramesh system, metode elemen hingga, faktor keamanan. ABSTRACT Borneo island has many steep slopes and has a high rainfall. Landslide cases to be analyzed in this study is located on a slope in the road Tanjung Palas - Sekatak Kab. Bulungan, North Borneo. Slope reinforcement methods to increase the stability of the slope required to overcome the occurrence of landslides. The slopes retrofitting done by modeling using the finite element method (back analysis) on the existing condition and after being given a reinforcement. In the existing condition, the value of the safety factor (SF) obtained at 1,247. Retrofitting slope performed using teramesh system, determining the size and shape of reinforcement configuration is done by trial and error. There are some conditions based on the size and configuration of the gabion teramesh form. Conditions that are made there are four conditions, namely two conditions with teramesh size of 2x1 meters and 2 conditions with 1x1meter. Keywords: slope stability, geotextiles, terramesh system, finite element method, the safety factor Reka Racana - 1

Febriansyah,Sandi 1, Hamdan, Indra Noer 2, 1. PENDAHULUAN Indonesia mempunyai banyak sekali kondisi struktur geologi dan geografi, salah satunya yaitu memiliki banyak sekali daerah lereng. Indonesia juga merupakan negara yang beriklim tropis, maka Indonesia memiliki curah hujan yang tinggi. Hal tersebut sangat berpengaruh kepada kestabilan lereng, karena longsor terjadi akibat dari adanya peningkatan kadar air dalam tanah. Kondisi tanah yang buruk dan memiliki daya dukung yang rendah juga menjadi pemicu terjadinya longsoran. Daerah lereng di Indonesia banyak digunakan untuk permukiman dan akses jalan raya, maka apabila terjadi kelongsoran akan membahayakan orang yang tinggal atau melintas di daerah lereng tersebut. Solusi untuk mengatasi masalah kelongsoran tersebut salah satunya adalah dengan perkuatan lereng. Studi kasus yang digunakan untuk penelitian tugas akhir ini terletak di ruas jalan Tanjung Palas Sekatak Kalimantan Utara, dengan ketinggian lereng sebesar 10-20 meter maka perkuatan lereng yang digunakan di studi kasus tugas akhir ini adalah dengan menggunakan teramesh system. Lereng curam dan tinggi tempat dibangunnya jalan memerlukan kestabilan lereng yang baik maka dianggap cocok untuk menangani permasalahan longsoran di ruas jalan Tanjung Palas-Sekatak. Teramesh system atau bronjong angkur adalah kombinasi dari sistem angkur (tile mesh) dan facing bronjong. Fungsi utama dari Bronjong Angkur adalah sebagai sistem perkuatan tanah, karena tile (angkur) didesain untuk dapat memotong garis keruntuhan sehingga tanah menjadi stabil. Teramesh system sangat cocok digunakan untuk infrastruktur sipil yang memang memerlukan kestabilan lereng yang baik, seperti contohnya jalan raya. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Jika komponen gravitasi lebih besar untuk menggerakan lereng yang melampaui perlawanan terhadap pergeseran yang dikerahkan tanah pada bidang longsornya maka akan terjadi kelongsoran tanah. 2.2 Klasifikasi Tanah Longsor Longsoran atau tanah longsor adalah bergeraknya massa penyusun lereng yaitu tanah, batuan maupun campuran keduanya ke arah bawah atau keluar lereng di bawah pengaruh gravitasi bumi (Vernes,1978). Tanah longsor tipe jatuhan (falls), tanah longsor tipe jatuhan (falls), tanah longsor tipe robohan (topless),tanah longsoran tipe gelincir (slides),tanah longsor tipe aliran (flows),lateral spread, dan compleks 2.3 Stabilitas Lereng SF = Sf... (1) Sd Keterangan : SF = Angka keamanan terhadap kekuatan tanah Sf = Kekuatan geser rata-rata dari tanah (kn/m2) Sd = Tegangan geser rata-rata yang bekerja sepanjang bidang longsor kn/m2) η tanφ fe= available = c available... (2) tanφ failure c failure ukuran butir interlocking dan besarnya kontak antara butir, lebih besar kekuatan gesernya dari tanah yang lepas (Braja M. Das.,1993). Reka Racana - 2

Pemodelan Lereng Dengan Perkuatan Teramesh System Studi Kasus Di Ruas Jalan Tanjung Palas- Sekatak Kab Bulungan, Kalimantan Utara 2.4 Teori Keruntuhan Mohr- Columb Kriteria Mohr-Columb dapat ditulis : τ = f(σ)... (3) dan dapat digambarkan pada (σ, τ) oleh sebuah kurva pada Gambar 1 Gambar 1. Kriteria Mohr: τ=f(σ). τ = C + μσ... (4) Keterangan: τ = tegangan geser C = kohesi σ = tegangan normal μ = koefisien geser dalam batuan = tg ϕ Keterangan : u = tegangan air pori σ = tegangan efektif S = c + (σ u) tan ϕ = c + σ tan ϕ... (5) Gambar 2. Kriteria keruntuhan Mohr-Coloumb.. Keterangan gambar: r r = bidang rupture t t = Garis kuat geser Coloumb σ 1 σ 3 = diameter lingkaran Mohr Normal stress pada bidang rupture (r r) σ n = σ 1+ σ 3 2 + σ 1 σ 3 cos 2α...(6) 2 Reka Racana - 3

Febriansyah,Sandi 1, Hamdan, Indra Noer 2, Shear stress pada bidang rupture (r r): τ = σ 1 σ 3 sin 2α...(7) 2 Gambar 3. Penentuan faktor keamanan. Faktor Keamanan = a b = [ C tanα +σ 1+σ2] sin ϕ 2 σ1 σ2 2... (8) 2.5 Pemilihan Tipe Penanggulangan Longsor Pemilihan tipe penanggulangan terhadap gerakan tanah disesuaikan dengan tipe gerakan, faktor penyebab dan kemungkinan untuk pengerjaan tipe penanggulangan (work ability). a. Mengendalikan Air Permukaan Mengendalikan air di permukaan tanah dapat dilakukan dengan cara menanam tumbuhan yang bertujuan untuk mencegah erosi di permukaan tanah. b. Mengendalikan Air Rembesan Metode pengendalian air rembesan untuk mencegah terjadinya longsoran, dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti: a) Pembuatan Sumur Dalam b) Pembuatan Saluran Tegak c. Penambatan Penambatan tanah umumnya dilakukan dengan bangunan penahan yang berfungsi sebagai penahan terhadap massa tanah yang bergerak, sehingga meningkatkan tahanan geser. d. Teramesh System Teramesh system atau bronjong angkur merupakan kombinasi dari sistem angkur (tile mesh) dan facing bronjong. Fungsi utama dari Bronjong Angkur adalah sebagai sistem perkuatan tanah, karena tile (angkur) di-desain untuk dapat memotong garis keruntuhan sehingga tanah menjadi stabil. e. Geotekstile Sebagian besar Geotekstil terbuat dari Polypropylene, walaupun penggunaan Polyester dan Polyethylene cukup banyak ditemukan. 3. ANALISIS DATA 3.1 Pengumpulan Data Prosedur analisis yang dilakukan ditunjukan dengan bagan alir pada Gambar 2. Reka Racana - 4

Pemodelan Lereng Dengan Perkuatan Teramesh System Studi Kasus Di Ruas Jalan Tanjung Palas- Sekatak Kab Bulungan, Kalimantan Utara Mulai Perumusan masalah Studi pustaka Pengumpulan data Data Topografi Data Tanah Menentukan geometri Menentukan parameter tanah Pemodelan lereng kondisi eksisting dengan menggunakan Teramesh System Nilai SF (Safety Factor) SF < 1 Terjadi longsor Pemodelan lereng dengan perkuatan menggunakan PLAXIS 2D AE Ukuran Teramesh Konfigurasi Teramesh Nilai SF (Safety Factor) SF<1 SF > 1 Tidak terjadi longsor Pembahasan Kesimpulan Selesai Gambar 4. Bagan Alir Pemodelan Perkuatan Lereng dengan Teramesh System Menggunakan Program PLAXIS 2D AE. 3.2 Analisis Menggunakan Program PLAXIS 2D AE Analisis perkuatan lereng dengan teramesh system Menggunakan Program PLAXIS 2D AE. yang berbasis metode elemen hingga. Berikut parameter-parameter yang digunakan dalam pemodelan teramesh system : Reka Racana - 5

Febriansyah,Sandi 1, Hamdan, Indra Noer 2, γ Unsat Tabel 1. Parameter Tanah γ sat Lapisan Jenis k x k y E C φ Tanah Tanah (kn/m 3 ) (kn/m 3 ע ) m/day m/day (kn/m 2 ) (kn/m 2 ) ( ) 1 Clay 16,10 17,10 0,00198 0,00198 0,3 20000 10,3 18 2 Clay 16 17 0,00198 0,00198 0,3 25000 11,2 19 3 Clay 17 18 0,00198 0,00198 0,3 15000 14,1 15 4 Clay 16,8 17,8 0,00198 0,00198 0,3 25000 12,8 16 Timbunan Sandy 17 18 0,01199 0,01199 0,3 50000 30 35 clay 3.3 Analisis Stabilitas Kondisi Eksisting Analisis stabilitas lereng kondisi eksisting dilakukan untuk mendapatkan nilai faktor keamanan pada lereng di ruas jalan Tanjung Palas-Sekatak, Kalimantan Utara saat kondisi eksisting. Pada kondisi asli diperlihatkan bahwa lereng tidak diberikan perkuatan dahulu, karena ingin diketahui berapakah nilai faktor keamanan dan bidang runtuh yang terjadi pada kondisi asli. Hasil analisis yang didapat untuk kondisi eksisting dengan nilai SF 1,247 dapat dilihat pada Gambar 5 Gambar 5. Bidang Longsor Untuk Kondisi Eksisting 3.4 Analisa dengan Perkuatan Analisa perkuatan yang dilakukan dalam tugas akhir ini adalah perkuatan dengan teramesh system dan geotekstile 3.4.1 Kondisi 1 Perkuatan dengan Teramesh System dan Geotekstile Kondisi teramesh ke-1 dibuat dengan konfigurasi teramesh menerus dengan sudut kemiringan 60 o dengan ukuran facing bronjong 2x1 meter. Hasil perhitungan untuk kondisi 1 dapat dilihat pada Gambar 6 SF 1,271 Gambar 6 Bidang longsor untuk kondisi 1 Reka Racana - 6

Pemodelan Lereng Dengan Perkuatan Teramesh System Studi Kasus Di Ruas Jalan Tanjung Palas- Sekatak Kab Bulungan, Kalimantan Utara Hasil analisis yang didapat untuk nilai faktor keamanan pada variasi 1 adalah sebesar 1,271. Nilai faktor keamanan yang didapat pada variasi 1 terlihat ada peningkatan sebesar 1,9 % dari nilai faktor keamanan kondisi eksisting. Selanjutnya untuk kondisi 1 dengan menggunakan geotekstile saja dapat dilihat pada Gambar 7 SF 1,249 SF 1,249 Gambar 7 Bidang longsor untuk kondisi 1 dengan perkuatan geotekstile saja Dari hasil analisis untuk variasi 1 pada kondisi 1 didapat nilai faktor kemanan sebesar 1,271 dan terjadi penurunan nilai faktor kemanan sebesar 1,7 % menjadi 1,249 pada kondisi dengan geotekstile. 3.4.2 Kondisi 2 Perkuatan dengan Teramesh System dan Geotekstile Konfigurasi bentuk dari kondisi 2 dibuat sama dengan kondisi 1, hanya diganti ukuran facing bronjong menjadi 1x1 meter. Hasil perhitungan untuk kondisi 2 dapat dilihat pada Gambar 8 SF 1,357 Gambar 8 Bidang longsor untuk kondisi 2 Hasil analisis untuk nilai faktor keamanan untuk variasi 1 pada kondisi 2 terlihat ada peningkatan 8,8 % menjadi 1,357 dari nilai SF untuk kondisi eksisting. Selanjutnya untuk kondisi 2 dengan menggunakan geotekstile saja dapat dilihat pada Gambar 9 SF 1,331 Gambar 9 Bidang longsor untuk kondisi 2 dengan geotekstile saja Reka Racana - 7

Febriansyah,Sandi 1, Hamdan, Indra Noer 2, Dari hasil analisis untuk kondisi 2 didapat nilai faktor kemanan sebesar 1,357 dan untuk yang menggunakan geotekstile saja didapat penurunan nilai faktor keamanan sebesar 1,9 % menjadi 1,331. 3.4.3 Kondisi 3 Perkuatan dengan Teramesh System dan Geotekstile Konfigurasi untuk kondisi 3 dibuat berundak dengan ukuran 2x1 meter dan sudut kemiringan untuk tiap undak dibuat sama yaitu 60 o. Hasil perhitungan untuk kondisi 3 dapat dilihat pada Gambar 10 SF 1,429 S Gambar 10 Bidang longsor untuk kondisi 3 Nilai faktor keamanan yang didapat dari hasil perhitungan pada variasi 1 pada kondisi 3 terjadi peningkatan sebesar 14,6 % dari nilai faktor keamanan pada kondisi eksisting. Nilai faktor keamanan yang didapat pada kondisi 3 adalah sebesar 1,429.Selanjutnya untuk kondisi 3 menggunakan geotekstile saja hasilnya dapat dilihat pada Gambar 11 SF 1,421 Gambar 11 Bidang longsor untuk kondisi 3 dengan geotekstile saja Dari hasil analisis dengan perkuatan geotekstile didapat penurunan nilai faktor keamanan sebesar 0, 55 % dari kondisi dengan teramesh. Nilai faktor keamanan yang didapat adalah sebesar 1,421. 3.4.4 Kondisi 4 Perkuatan dengan Teramesh System dan Geotekstile Konfigurasi bentuk dari kondisi 4 dibuat sama dengan kondisi 3, hanya saja ukuran facing bronjongnya menjadi 1x1 meter. Hasil perhitungan untuk kondisi 4 dapat dilihat pada Gambar 12 Reka Racana - 8

Pemodelan Lereng Dengan Perkuatan Teramesh System Studi Kasus Di Ruas Jalan Tanjung Palas- Sekatak Kab Bulungan, Kalimantan Utara SF 1,363 Gambar 12 Bidang longsor untuk kondisi 4 Dari hasil analisis untuk variasi 1 pada kondisi 4 didapat nilai SF mengalami peningkatan dari nilai SF pada kondisi eksisting sebesar 9,3 %. Nilai SF yang didapat dari hasil analisis adalah sebesar 1,363.Selanjutnya untuk kondisi 4 dengan hanya menggunakan perkuatan geotekstile hasilnya dapat dilihat pada Gambar 13 SF 1,356 Gambar 13 Bidang longsor untuk kondisi 4 dengan geotekstile saja Hasil analisis yang didapat untuk perkuatan menggunakan geotekstile didapat penurunan nilai SF sebesar 0,5 % dari nilai SF yang menggunakan teramesh.dari hasil analisis untuk kondisi 4 didapat nilai faktor kemanan sebesar 1,363 dan untuk perkuatan menggunakan perkuatan geotekstile saja didapat hasil sebesar 1,356. Nilai faktor keamanan dari hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan diagram nilai faktor keamanan ditunjukan pada Gambar 14 Reka Racana - 9

Febriansyah,Sandi 1, Hamdan, Indra Noer 2, Tabel 4.1 Tabel 2 Nilai Faktor Keamanan No Kondisi Variasi Teramesh Geotekstile 1 1 1,271 1,249 1 (2x1 m) 2 2 1,166 1,160 3 1 1,357 1,331 2 (1x1 m) 4 2 1,196 1,190 5 1 1,429 1,421 6 3(2x1 m) 2 1,243 1,188 7 3 1,262 1,253 8 1 1,363 1,356 9 4(1x1 m) 2 1,218 1,196 10 3 1,230 1,223 Gambar 14 Nilai faktor Keamanan 4. KESIMPULAN Nilai faktor keamanan untuk kondisi eksisting yang didapat dari hasil analisis menggunakan program PLAXIS 2D AE adalah sebesar 1,247. Pemilihan konfigurasi dengan penambahan berm mempunyai pengaruh yang besar pada perkuatan lereng yang menggunakan teramesh system. Terlihat ada peningkatan faktor keamanan yang pada variasi 1 kondisi 1 hanya sebesar 1,271 meningkat 12,43 % menjadi 1,429 pada variasi 1 kondisi 3. Sedangkan untuk jarak antar berm yang lebih pendek seperti pada kondisi 3 variasi 2 nilai faktor keamanan menurun 13,02 % dari nilai SF variasi 1 kondisi 3 sebesar 1,429 menjadi 1,243 pada variasi 2 kondisi 3.Pemilihan ukuran juga mempunyai pengaruh yang besar pada perkuatan lereng menggunakan teramesh system, tetapi pemilihan ukuran harus disertai dengan pemilihan konfigurasi bentuk yang tepat. Terlihat ada peningkatan faktor keamanan yang pada kondisi 1 hanya sebesar 1,271 meningkat menjadi 1,357 pada kondisi 2, Sedangkan untuk konfigurasi yang berundak justru terjadi penurunan yang pada kondisi 3 sebesar 1,429 menjadi 1,363 pada kondisi 4. Metode perkuatan lereng menggunakan teramesh system terlihat lebih baik dibanding dengan perkuatan yang hanya menggunakan geotekstile saja, terlihat dari diagram batang faktor keamanan yang menunjukan nilai faktor keamanan yang menggunakan Reka Racana - 10

Pemodelan Lereng Dengan Perkuatan Teramesh System Studi Kasus Di Ruas Jalan Tanjung Palas- Sekatak Kab Bulungan, Kalimantan Utara perkuatan teramesh selalu lebih besar dari perkuatan dengan geotekstile saja. nilai faktor keamanan yang menggunakan DAFTAR PUSTAKA Das, Braja M.,(1994), Mekanika Tanah : Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis Jilid 1 dan 2. Diterjemahkan oleh Noor Endah & Indrasurya Departemen Pekerjaan Umum, (1987). Petunjuk Perencanaan Penanggulangan Kelongsoran. Yayasan Penerbit PU. Jakarta. Geology, (2013),Varnes Landslide Clasification, [pdf], Diakses oktober 6, 2015, dari http://www.geology.cz/projekt681900/vyukoveaterialy/2_varnes_landslide_classificatio n.pdf SeputarGeotekstil, (2014), Geotekstil. Diakses oktober 25, 2015 dari http://seputargeotekstil.blogspot.co.id Academia,(2015),Paper Yogie Longsoran. Diakses September 29,2015, dari https://www.academia.edu/6628223/paper_yogie_longsoran Macaferri, Terramesh System. Diakses september 25, 2015, dari http://www.maccaferriindonesia.com/index.php/berita-agenda/item/20-terramesh-system Reka Racana - 11