BAB I PENDAHULUAN. penyerahan Barang Kena Pajak maupun pemanfaatan Jasa Kena Pajak. Pengenaan Pajak

dokumen-dokumen yang mirip
II. PERMOHONAN UNTUK MEMPEROLEH SKB PPN ATAS IMPOR ATAU PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK TERTENTU

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 146 TAHUN 2000 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN:

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERMOHONAN UNTUK MEMPEROLEH SKB PPN ATAS IMPOR ATAU PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK TERTENTU

2015, No Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 211 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5739); Menetapkan MEMUTUSKAN: : PERATURAN M

STRUKTUR ORGANISASI KANTOR PELAYAN PAJAK (KPP) PRATAMA METRO

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 193/PMK.03/2015 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 146/PMK.011/2013 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 15/PJ/2011 TENTANG

2015, No Tidak Sesuai Dengan Tujuan Semula atau Dipindahtangankan kepada Pihak Lain Baik Sebagian atau Seluruhnya Serta Pengenaan Sanksi Atas

BAB III GAMBARAN DATA PRAKTIK KERJA LAPANGAN. Surat Keterangan Bebas PPN atas Impor adalah surat yang menyatakan Wajib

2015, No Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3264) sebagaimana telah beberapa kali diubah

BENTUK DAN ISI NOTA PENGHITUNGAN II Nota Penghitungan (nothit) PPN atas: F Folio 2 Lembar

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 154/PMK.03/2010 Tanggal 31 Agustus 2010

SE-13/PJ.43/2001 PENGANTAR KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 254/KMK.03/2001 TANGGAL 30 APRIL 2001 TE

154/PMK.03/2010 PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 SEHUBUNGAN DENGAN PEMBAYARAN ATAS PENYERAHAN B

PPN DAN PPn BM PRINSIP DASAR PENGKREDITAN PPN, DIBEBASKAN DARI PENGENAAN PPN, TATA CARA RESTITUSI, TATA CARA PEMBAYARAN DAN PELAPORAN PPN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN NOMOR SE-39/PJ/2014 TENTANG

BAB III PEMBAHASAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 154/PMK.03/2010 TENTANG

Pajak Penghasilan. Andi Wijayanto

1 of 5 21/12/ :45

Tata Cara Pelaksanaan Tindak Lanjut Surat Pemberitahuan Piutang Pajak dalam Rangka Impor

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 Pertambahan Nilai, perlu melakukan penyesuaian terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf a; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

PROSEDUR PENYELESAIAN PERMOHONAN SKB PPN BKP STRATEGIS. 1. Prosedur ini menguraikan tata cara penyelesaian permohonan SKB PPN BKP strategis di KPP.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63/KMK.03/2002 TENTANG

Tata Cara Pelaksanaan Tindak Lanjut Surat Pemberitahuan Piutang Pajak dalam Rangka Impor


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER- 14/BC/2012

*47240 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 22 TAHUN 1997 (22/1997)

Tata Cara Penyampaian Permohonan Penetapan Pengusaha Kena Pajak Berisiko Rendah Tata Cara Penetapan Sebagai Pengusaha Kena Pajak Berisiko Rendah

NO. URUT WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM DILIMPAHKAN KEPADA KETERANGAN

BAB VI BAB VI BENDAHARA SEBAGAI PEMUNGUT PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN BARANG MEWAH

PER - 46/PJ/2010 TATA CARA PEMBERIAN SURAT KETERANGAN BEBAS PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS IMPOR ATAU

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-60/PJ/2012 TENTANG

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Prosedur Pengajuan Permohonan SKB PPh Atas Penghasilan Dari. Pengalihan Hak Atas Tanah Dan/Atau Bangunan

Fasilitas PPN & PPnBM

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 26/PJ/2017 TENTANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Pedoman Wawancara Pegawai Perusahaan Pelayaran. Lama Bekerja : 12 tahun Posisi Jabatan : Pws.UT.Perpajakan Keuangan Hilir PT.Pertamina (Persero)

J : DPP di dapatkan dari harga kontrak yang telah di setujui oleh kedua pihak akan tetapi DPP tersebut tidak termasuk PPN.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib. membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (Undang-Undang)

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Penulis melakukan Kegiatan Kerja Praktek di Kantor Pelayanan Pajak

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III PERLAKUAN PERPAJAKAN ATAS PENGADAAN KAPAL LAUT (VESSEL) yang terbagi atas beberapa Direktorat, antara lain Dirjen Perhubungan laut.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN NOMOR SE-08/PJ/2013 TENTANG

DAFTAR STANDAR PELAYANAN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. langsung kepada Kantor Wilayah. KPP Sumedang merupakan salah satu Kantor

BAB III GAMBARAN DATA TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN NPWP DAN PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK PADA KPP PRATAMA BINJAI

TATA CARA PENYELESAIAN PERMOHONAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

TATA CARA PENYELESAIAN PERMOHONAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang. Pajak Bumi dan Bangunan Bandung Tiga. Namun sehubungan dengan

PAJAK PENGHASILAN PASAL 22. Amanita Novi Yushita, M.Si

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

REKAPITULASI DATA SSP NTPN

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP - 233/PJ/2003 TENTANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. menyediakan jalan umum, membayar gaji pegawai dan lain sebagainnya. Dengan

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Nugraeni

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-22/PJ/2013 TENTANG

TAHAPAN PERSIAPAN KONFIRMASI STATUS WAJIB PAJAK

PROSEDUR PEREKAMAN SPT MASA PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 DI KPP PRATAMA SURABAYA RUNGKUT RANGKUMAN TUGAS AKHIR

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107/PMK.010/2015 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Keberhasilan suatu bangsa dalam pembangunan nasional sangat ditentukan

21. Surat Pengantar, Lembar Penelitian Kelengkapan Berkas Pengurangan Denda Administrasi PBB dan berkas permintaan pengurangan denda administrasi

2015, No Mengingat c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, serta dalam rangka melaksanakan ketentuan P

2015, No Mengingat memberikan kepastian hukum pelaksanaan pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22, perlu melakukan penyesuaian terhadap ketentuan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-69/PJ/2015

PER - 31/PJ/2015 PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-57/PJ/2010 TENTAN

C. PKP Rekanan PKP Rekanan adalah PKP yang melakukan penyerahan BKP dan atau JKP kepada Bendaharawan Pemerintah atau KPKN

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dana untuk pembiayaan pembangunan guna mencapai tujuan yang

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

Definisi PPh Pasal 22 PAJAK PENGHASILAN PASAL 22. Perbedaan Antara Pemungutan dan Pemotongan

BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-27/PJ/2012 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Pajak Penghasilan Pasal 21

BAB I PENDAHULUAN. Standard Operating Procedures (SOP) adalah istilah bahasa Inggris yang

PERBEDAAN ANTARA PEMUNGUTAN DAN PEMOTONGAN

SURAT EDARAN Nomor SE-22 /BC/2009 TENTANG PETUNJUK PELAKSAAN PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN PIUTANG PAJAK DALAM RANGKA IMPOR (SP3DRI)

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 1998, dengan ini kami : Nama Wajib Pajak : Alamat : N.P.W.P. :

EVALUASI PELAKSANAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT REK DI TAHUN PAJAK 2011

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahin 1998, dengan ini kami : Nama Wajib Pajak : Alamat : N.P.W.P. :

2017, No ketentuan tarif pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas barang kiriman dengan tarif bea masuk untuk barang kiriman, perlu mengganti

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dukungan dari masyarakat. (Waluyo: 2000). menyelenggarakan pemerintahan.(r. Santoso Brotodihardjo:2003).

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR - 44 /PJ/2008 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-15/PJ/2012 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-52/PJ/2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penulisan. Pembangunan nasional merupakan kegiatan yang berlangsung terus

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I. SURAl EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE- 77 /PJ/2015 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-15/PJ/2012 TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat kantor pelayanan pajak pratama purwakarta. Kerja Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat di Bandung.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek Pajak Pertambahan Nilai merupakan pajak tidak langsung, yang dikenakan atas transaksi penyerahan Barang Kena Pajak maupun pemanfaatan Jasa Kena Pajak. Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai dibebankan kepada konsumen akhir. Karena merupakan pajak tidak langsung, pengenaan Pajak Pertambahan Nilai atas Barang Kena Pajak yang sama dapat dikenakan berkalikali. Namun demikian, Pajak Pertambahan Nilai yang harus dibayar setiap pengenaan PPN tersebut, terlebih dahulu harus diperhitungkan dengan pajak masukan yang berkaitan dengan pengadaan Barang Kena Pajak tersebut. Ini mengandung arti bahwa PPN atas penyerahan Barang Kena Pajak pada setiap transaksi tersebut dikenakan atas nilai tambah dari Dasar Pengenaan Pajak setiap transaksi. (Djoko Mulyono, 2008). Dalam Rangka Pelaksanaan Proyek Pemerintah Yang Dibiayai oleh Hibah Atau Dana Pinjaman Luar Negeri.Fasilitas PPN yang dibebaskan diatur dalam Peraturan Pemerintah No.42 Tahun 1995 jo Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 1998 jo Pemerintah No. 43 Tahun 2000 jo Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2001. Sebagai Peraturan Pelaksanaannya adalah Keputusan Menteri Keuangan No : 239/KMK.01/1996 tanggal I April 1996 jo Keputusan Menteri Keuangan No : 486/KMK.04/2000; Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak No.: SE-19/PJ.53/1996 tanggal 4 Juni 1996; serta Surat Edaran Bersama Direktur Jenderal Anggaran, Direktur Jenderal Pajak dan Direktur Jenderal Bea dan Cukai No.: SE.64/A/71/0596; SE-32/PJ./1996; dan SE- 19/BC./1996. (Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati, 2010). 1

Adapun tujuan adanya fasilitas PPN yang dibebaskan berdasarkan pasal 16B UU No. 18 tahun 2000 yaitu untuk : a..kegiatan di kawasan tertentu atau tempat tertentu di dalam daerah pabean b. Penyerahan BKP tertentu atau penyerahan JKP tertentu c. Impor BKP tertentu d. Pemanfaatan BKP tidak berwujud tertentu dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean e. Pemanfaatan JKP tertentu dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean. (Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati, 2010). Fasilitas pajak pertambahan nilai (PPN) yang dibebaskan yaitu : 1. Pemberian restitusi / pembebasan PPN / PPnbm kepada perwakilan Negara asing atau badan Internasional Serta Pejabat atau Tenaga Ahlinya. 2. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 146 Tahun 2000 tanggal 22 Desember 2000 tentang Impor dan atau Penyerahan BKP Tertentu yang Dibebaskan dari Pengenaan PPN jo. KMK No.10/KMK.04/2001 tanggal 12 Januari 2001 yang berlaku surut sejak 1 Januari 2001 tentang Penatausahaan PPN Dibebaskan atas Impor dan atau Penyerahan BKP Tertentu dan atau Penyerahan JKP Tertentu dijelaskan mengenai Impor BKP yang dibebaskan dari pengenaan PPN adalah: a. Senjata, amunisi, alat angkutan di air, alat angkutan di bawah air, dan alat angkutan di udara, kendaraan lapis baja, dan kendaraan khusus lainnya, dan komponen atau bahan yang diperlukan dalam pembuatan senjata dan amunisi oleh PT PINDAD, untuk keperluan TNI dan POLRI yang belum dibuat di Dalam Negeri; b. Vaksin Polio dalam rangka pelaksanaan Program Pekan Imunisasi Nasional (PIN); 2

c. Buku-buku pelajaran umum, kitab suci, dan buku-buku pelajaran agama; d. Kapal laut, kapal angkutan sungai, kapal angkutan danau dan kapal angkutan penyebrangan, kapal pandu, kapal tunda, kapal penangkap ikan, kapal tongkang dan suku cadang serta alat keselamatan pelayaran atau alat keselamatan manusia yang diimpor dan digunakan oleh perusahaan pelayaran Niaga Nasional atau perusahaan penangkapan ikan nasional; e. Pesawat udara dan suku cadang serta alat keselamatan penerbangan atau alat keselamatan manusia, peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan yang diimpor dan digunakan oleh Perusahaan Amgkutan Udara Niaga Nasional; f. Kereta api dan suku cadang serta peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan serta prasarana yang diimpor dan digunakan oleh PT Kereta Api Indonesia; dan, g. Peralatan yang digunakan untuk penyediaan data batas dan photo udara wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh TNI (Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati, 2010) Tata Tara Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pajak Pertambahan Nilai PPN Yaitu, : 1. Wajib Pajak mengajukan Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan/Pemungutan PPN ke Kantor Pelayanan Pajak melalui Tempat Pelayanan Terpadu. 2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan ketentuan. Dalam hal surat permohonan beserta persyaratannya belum lengkap, dihimbau kepada Wajib Pajak untuk melengkapinya. Dalam hal surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan kepada 3

Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat permohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu kemudian merekam surat permohonan dan dilanjutkan dengan meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account Representative. 3. Account Representative membuat dan menandatangani Uraian Penelitian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan/Pemungutan PPN kemudian menyampaikan uraian permohonan tersebut kepada Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi. 4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti, menandatangani uraian penelitian permohonan, dan memberikan persetujuan (approve) atas penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan/Pemungutan PPN, kemudian menyampaikan uraian penelitian permohonan tersebut kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak. 5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menelaah, menandatangani uraian penelitian permohonan, dan memberikan persetujuan (approve) atas penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan/Pemungutan PPN. 6. Kepala Seksi Pelayanan menerima uraian penelitian permohonan dan menugaskan Pelaksana Seksi Pelayanan untuk mencetak dokumen hasil persetujuan. Surat Keterangan Bebas (SKB) PPN diterbitkan dalam rangkap 3 (tiga), yaitu: a. Lembar ke-1 : untuk Kantor Pelayanan Bea dan Cukai b. Lembar ke-2 : untuk Pemohon SKB PPN; c. Lembar ke-3 : untuk Kantor Pelayanan Pajak Penerbit SKB PPN. 7. Pelaksana Seksi Pelayanan melakukan pencetakan konsep Surat Keterangan Bebas Pajak Pertambahan Nilai atas Impor Barang Kena Pajak Tertentu atau Surat Penolakan 4

Pembebasan Pajak Pertambahan Nilai atas Impor Barang Kena Pajak Tertentu, kemudian menyampaikannya kepada Kepala Seksi Pelayanan. 8. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf dokumen hasil persetujuan kemudian menyampaikannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak. 9. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menandatangani dokumen hasil persetujuan. 10. Surat Keterangan Bebas Pajak Pertambahan Nilai atas Impor Barang Kena Pajak Tertentu atau Surat Penolakan Pembebasan Pajak Pertambahan Nilai atas Impor Barang Kena Pajak Tertentu ditatausahakan di Seksi Pelayanan (SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan disampaikan kepada pihak-pihak terkait melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di KPP). 11. Proses selesai.( Robert Pakpahan, 2011) Jangka Waktu Penyelesaian : Paling lama 5 (lima) hari kerja setelah surat permohonan diterima secara lengkap (Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-233/PJ/2003 tanggal 26 Agustus 2003 tentang Tata Cara Pemberian dan Penatausahaan Pembebasan Pajak Pertambahan Nilai atasimpor dan/atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu dan/atau Penyerahan Jasa Kena Pajak Tertentu, Pasal 1 ayat (3)). ( Robert Pakpahan, 2011). Baru Baru ini Direktorat Jenderal Pajak menerbitkan peraturan yang mengatur tata cara pemberian surat keterangan bebas pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas impor atau penyerahan kapal untuk Perusahaan Pelayaan Niaga Nasional. peraturan Ini merupakan pelaksanaan atas Instruksi Presiden No 5 tahun 2005 tentang Pemberdayaan Industri pelayaran Nasional. Jenis kapal yang dapat dibebaskan dari PPN adalah kapal laut, kapal angkutan sungai, kapal angkutan 5

danau dan kapal angkutan penyeberangan, kapal pandu, kapal tunda, dan kapal tongkang. ( Iqbal Alamsjah 27:10), Penerbitan SK Dirjen Pajak tersebut sekaligus mengakhiri polemik atas penangkapan sejumlah kapal berbendera Indonesia yang pengadaannya melalui impor tetapi belum dilengkapi dokumen PIB dan SKB PPN. penerbitan SK tersebut merupakan respons positif yang diberikan pemerintah dalam menggenjot daya saing transportasi laut nasional. penerbitan SK Dirjen Pajak akan mengakhiri masalah 1.000-an kapal berbendera Indonesia yang selama ini beroperasi di perairan RI tetapi belum mengantongi dokumen PIB dan SKB PPN ( Leon Muhamad, 2011). Leon menjelaskan Kementeriannya telah menyerahkan data kapal bodong yang resmi terdata sekitar 400 unit kapal-kepada Dirjen Pajak untuk diproses penerbitan SKB PPN. Sampai saat ini, pihaknya masih menunggu data tambahan mengingat jumlah kapal yang masuk baru sekitar 40% dari perkiraan jumlah kapal bodong sebanyak 1.000 unit ( Leon Muhamad, 2011). Selain itu Indonesian National Shipowners Association (INSA) telah melayangkan surat kepada seluruh anggotanya terkait dengan pendataan kapal bodong setelah Kemenkeu meminta agar data itu diserahkan selambat-lambatnya akhir Oktober ini. Organisasi ini memberikan tenggat kepada 1.000 perusahaan pelayaran nasional untuk menyerahkan data kapal yang belum dilengkapi PIB dan SKB PPN hingga akhir bulan ini (Johnson W. Sutjipto, 2011). Berdasarkan uraian yang telah disebutkan di atas maka penulis tertarik untuk membuat laporan Kerja Praktek dengan judul: TINJAUAN ATAS TATA CARA PENYELESAIAN PERMOHONAN SURAT KETERANGAN BEBAS (SKB) PPN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SUKABUMI 6

1.2 Maksud dan Tujuan kerja praktek 1.2.1 Maksud Maksud Kerja Praktek ini adalah untuk mengimplementasikan materi yang sudah didapat dalam perkuliahan dalam hal ini mengimplementasikan bagaimana prosedur Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) PPN. 1.2.2 Tujuan 1. Mengetahui bagaimana prosedur penyelesaian permohonan surat keterangan bebas PPN di kpp Sukabumi apakah telah sesuai dengan aturan yang ditetapkan atau tidak? 2. Mengetahui Sejauhmana prosedur itu telah berjalan saat ini di KPP Sukabumi? 1.3 Kegunaan Hasil Kerja Praktek Informasi informasi yang berhasil dikumpulkan selama kerja praktek ini baik yang diperoleh dari perusahaan maupun literatur, diharapkan akan memberikan manfaat bagi penulis, bagi perusahaan, serta masyarakat secara umum. 1. Bagi Penulis Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta menjadi informasi yang memadai tentang bagaimana prosedur Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) PPN di KPP Sukabumi 2. Bagi Perusahaan Dapat dijadikan bahan untuk mengevaluasi bagi pengembangan perusahaan dan sumbangan bagi manajemen perusahaan dalam menetapkan kebijakan mengenai prosedur penyelesaian permohonan surat keterangan bebas (SKB) PPN di KPP Sukabumi 7

3. Bagi Pihak Lainnya Dapat menjadi tambahan referensi dan tambahan informasi bagaimana prosedur Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) PPN di KPP Sukabumi. 1.4 Metode Kerja Praktek Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dan informasi sebagai materi pendukung dalam penyusunan laporan ini adalah menggunakan metode deskriptif, yaitu metode yang digunakan dengan jalan mengumpulkan data, menyusun, mengklarifikasikan dan menganalisis data. Artinya penelitian yang bertujuan untuk memaparkan, menggambarkan keadaan riil terutama dengan masalah yang dibahas, kemudian dianalisis untuk ditarik kesimpulan. Adapun teknik dalam pengumpulan data dan informasi sebagai materi pendukung dalam penyajian laporan ini adalah : 1. Studi Kepustakaan (library research) Studi Kepustakaan (library research) yaitu merupakan suatu kegiatan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari, meneliti dan menelaah berbagai macam bahan bacaan yang ada di perpustakaan, baik buku buku, diktat dan bahan bahan lain yang ditulis dan disusun oleh beberapa Penulis yang erat hubungannya dengan masalah yang dibahas. Juga catatan catatan pribadi yang pernah didapat selama mengikuti perkuliahan. 2. Studi Lapangan (Field Research) Studi Lapangan (Field Research) yaitu merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung pada objek penelitian. Penelitian yang dilakukan dengan metode pengambilan data yang tersedia dilapangan yaitu: 8

a. Pengamatan (Observation) Penulis melakukan pengamatan secara langsung, mempelajari, dan melakukan pencatatan secara sistematis terhadap kegiatan kegiatan mengenai masalah yang akan Penulis bahas. b. Wawancara (Interview) Penulis melakukan kegiatan pengumpulan data dengan cara tanya jawab sepihak dengan para pegawai atau petugas yang bertanggungjawab dengan perusahaan tersebut dan dikerjakan dengan sistematik dengan berlandaskan kepada tujuan penelitian. 1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek 1.5.1 Lokasi Kerja Praktek Penulis melakukan Kerja Praktek di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sukabumi tepatnya di Jl. Laks. R.E Martadinata No. 1 Kotak Pos 47 Sukabumi 43111 Telp (0264) 221540 221545 Fax. (0266) 221540 1.5.2 Waktu Kerja Praktek Agustus 2011. Waktu Kerka Praktek dilaksanakan dari tanggal 11Juli 2011 sampai dengan 12 Tabel 1.1 Waktu Kerja Praktek NO. WAKTU PENEMPATAN JADWAL 1. 08.00 16.00 Seksi Waskon 1 11/07/2011-18/07/2011 2. 08.00 16.00 Seksi PDI 19/07/2011-22/07/2011 3. 08.00 16.00 Seksi Pelayanan 25/07/2011-29/07/2011 4. 08.00 16.00 Seksi Penagihan 01/07/2011-04/07/2011 9

5 08.00 16.00 Seksi Pemeriksaan 05/07/2011-09/07/2011 6 08.00 16.00 Ekstensifikasi 10/07/2011-12/07/2011 Perpajakan Tabel 1.2 Jadwal Pelaksanaan Kerja Praktek No Penempatan Tanggal 1 Seksi Waskon 1 11/07/2011-18/07/2011 2 Seksi PDI 19/07/2011-22/07/2011 3 Seksi Pelayanan 25/07/2011-29/07/2011 4 Seksi Penagihan 01/07/2011-04/07/2011 5 Seksi Pemeriksaan 05/07/2011-09/07/2011 6 Ekstensifikasi 10/07/2011-12/07/2011 Perpajakan 10