BPS PROVINSI LAMPUNG No. 10/08/18/Th. VI, 5 Agustus 2016 INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN III-2016 INDEKS TENDENSI KONSUMEN LAMPUNG TRIWULAN II-2016 SEBESAR 106,42 A. Penjelasan Umum Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi konsumen terkini yang dihasilkan Badan Pusat Statistik melalui Survei Tendensi Konsumen (STK). ITK merupakan indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan perkiraan triwulan mendatang. Jumlah sampel STK pada triwulan II-2016 sebanyak 14.600 rumah tangga di seluruh provinsi di Indonesia. Responden STK triwulan II-2016 di Provinsi Lampung sebanyak 300 responden, dipilih pada strata blok sensus kategori sedang dan tinggi berdasarkan wealth index dan merupakan subsampel dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) khusus di daerah perkotaan. Pemilihan sampel dilakukan secara panel antar triwulan untuk memperoleh gambaran yang lebih akurat mengenai perubahan persepsi konsumen antar waktu. Pada saat yang sama juga dilakukan penyempurnaan kuesioner dan cara penghitungan indeksnya. Nilai ITK Provinsi Lampung II-2016 sebesar 106,42. Hal ini menunjukkan kondisi ekonomi konsumen Lampung pada II-2016 mengalami peningkatan dibanding triwulan sebelumnya. Meningkatnya kondisi ekonomi Lampung disebabkan oleh naiknya pendapatan kini, rendahnya pengaruh inflasi dan peningkatan volume konsumsi barang/jasa. B. Perkiraan Ekonomi Konsumen III-2016 Kondisi ekonomi konsumen Provinsi Lampung pada III-2016 diperkirakan tetap optimis dengan nilai ITK sebesar 106,17. Perkiraan membaiknya kondisi ekonomi konsumen didorong oleh optimisme akan peningkatan pendapatan rumah tangga mendatang. Berita Resmi Statistik No. 10/08/18/Th. VI, 5 Agustus 2016 1
1. Indeks Tendensi Konsumen (ITK) II-2016 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Lampung pada II-2016 adalah 106,42. Angka indeks yang berada diatas 100 berarti kondisi ekonomi konsumen Lampung lebih baik dan optimis dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu sebesar 101,55. Ada tiga variabel pembentuk ITK yaitu pendapatan rumah tangga, pengaruh inflasi dan volume konsumsi barang/jasa. Ketiga variabel tersebut menunjukkan angka diatas 100. Variabel pendapatan rumah tangga menunjukkan indeks 108,22 yang berarti terjadi peningkatan pendapatan rumah tangga dan lebih optimis dari triwulan sebelumnya. Variabel pengaruh inflasi menunjukkan indeks 107,80 yang berarti kurang adanya pengaruh inflasi terhadap total pengeluaran rumah tangga. Variabel volume konsumsi barang/jasa menunjukkan indeks 100,39 yang berarti ada kenaikan jumlah konsumsi barang/jasa. Berdasarkan ketiga variabel pembentuk ITK tersebut nampak bahwa naiknya kondisi ekonomi konsumen triwulan II-2016 ini terutama diakibatkan oleh naiknya pendapatan rumah tangga. Variabel Pembentuk Tabel 1. Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Lampung dan Nasional I-2016 dan II-2016 ITK Provinsi Lampung ITK Nasional I-2016 II-2016 I-2016 II-2016 (1) (2) (3) (4) (5) 1. Pendapatan rumah tangga 101,70 108,22 102,43 104,97 2. Pengaruh Inflasi Terhadap Total Pengeluaran Rumah Tangga 101,57 107,80 103,83 110,37 3. Volume konsumsi barang/ jasa 101,17 100,39 102,80 111,87 Indeks Tendensi Konsumen 101,55 106,42 102,89 107,93 Merujuk pada Tabel 1, kondisi ekonomi konsumen di tingkat nasional juga mengalami peningkatan dengan ITK sebesar 107,93. Sama halnya dengan kondisi di Lampung, seluruh variabel pembentuk ITK nasional mengalami peningkatan. Kenaikan indeks terbesar terjadi pada kenaikan volume konsumsi barang/jasa yaitu 111,87. Jika dibandingkan dengan triwulan I-2016, tingkat optimisme nasional meningkat dimana pada triwulan sebelumnya ITK mencapai 102,89. Gambar 1. Perbandingan ITK Provinsi Lampung dan Nasional II-2016 menurut Variabel Pembentuknya Berita Resmi Statistik No. 10/08/18/Th.VI, 5 Agustus 2016 2
Untuk wilayah sumatera, naiknya tingkat optimisme konsumen juga tergambar dari naiknya ITK di seluruh provinsi, dimana 10 (sepuluh) provinsi memiliki nilai indeks di atas 100, yang berarti kondisi ekonomi triwulan ini lebih tinggi dari triwulan sebelumnya. Secara umum naiknya ITK ini terutama disebabkan oleh peningkatan volume konsumsi barang/jasa akibat adanya peningkatan konsumsi makanan dan bahan makanan pada bulan puasa dan pakaian menjelang hari raya Idul Fitri. Provinsi yang memiliki nilai ITK tertinggi adalah Kepulauan Riau (nilai ITK sebesar 113,34) disusul Provinsi Aceh yaitu sebesar 113,04. Sebaliknya, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tercatat memiliki nilai ITK terendah yaitu sebesar 104,74. Perbandingan nilai ITK II-2016 se-sumatera dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Indeks Tendensi Konsumen Se-Sumatera II-2016 2. Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) III-2016 Nilai ITK Provinsi Lampung pada III-2016 diperkirakan sebesar 106,17. Hal ini berarti kondisi ekonomi triwulan mendatang diperkirakan meningkat, akan tetapi tidak seoptimis dengan triwulan sekarang. Penyebabnya terlihat dari perkiraan variabel rencana pembelian barang tahan lama, rekreasi dan pesta/hajatan yang berada dibawah nilai 100, yaitu 98,56. Sementara meningkatnya ekonomi konsumen diperkirakan karena meningkatnya pendapatan mendatang dengan indeks 110,51. Tabel 2. Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Lampung dan Nasional III-2016 ITK Provinsi Lampung ITK Nasional Variabel Pembentuk III 2016 III 2016 (1) (2) (3) 1. Perkiraan pendapatan rumah tangga mendatang 2. Rencana Pembelian Barang Tahan Lama, Rekreasi, dan Pesta/Hajatan 110,51 111,64 98,56 105,09 Indeks Tendensi Konsumen 106,17 109,26 Berita Resmi Statistik No. 10/08/18/Th. VI, 5 Agustus 2016 3
Pada tingkat nasional kondisi ekonomi konsumen diperkirakan tetap meningkat dan lebih optimis dari triwulan sekarang yaitu mencapai 109,26 persen. Pendapatan rumah tangga mendatang diperkirakan meningkat dengan nilai indeks sebesar 111,64 serta rencana pembelian barang tahan lama meningkat pada triwulan yang akan datang (nilai indeks sebesar 105,09). Perkiraan akan membaiknya kondisi ekonomi konsumen di III-2016 di provinsi se-sumatera terjadi pada seluruh provinsi karena tidak ada satupun provinsi se-sumatera memiliki indeks ITK dibawah 100. Secara umum membaiknya kondisi ekonomi di triwulan III-2016 disebabkan oleh naiknya perkiraan pendapatan mendatang akibat adanya perayaan Hari Raya Idul Fitri di bulan Juli dan Idul Adha di bulan September, dan juga masuknya tahun ajaran baru di bulan Juli diperkirakan mampu menaikkan pendapatan mendatang. Provinsi Bengkulu memiliki perkiraan nilai ITK tertinggi yaitu sebesar 111,55. Sebaliknya, Provinsi Jambi memiliki perkiraan nilai ITK terendah yaitu 100,43. Sedangkan provinsi Lampung berada di urutan ke-tiga se-sumatera. Perbandingan ITK mendatang menurut provinsi se-sumatera dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 3. Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen Se-Sumatera III-2016 Berita Resmi Statistik No. 10/08/18/Th.VI, 5 Agustus 2016 4
Tabel 3. Indeks Tendensi Konsumen ITK 1) II s/d IV-2015 dan I s/d II-2016 serta Perkiraan ITK 2) III-2016 Provinsi dan Nasional 2015 2016 No. Provinsi II III IV I II III (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. Aceh 107,92 110,29 102,21 100,99 113,04 105,72 2. Sumut 101,60 102,17 102,52 100,55 105,65 104,69 3. Sumbar 101,07 100,61 99,10 101,85 109,04 105,19 4. Riau 104,74 105,65 94,27 95,99 109,81 103,87 5. Jambi 99,57 101,02 100,94 100,53 106,97 100,43 6. Sumsel 101,97 107,31 100,35 96,44 108,05 105,47 7. Bengkulu 105,55 107,07 101,20 100,57 106,01 111,55 8. Lampung 102,57 101,51 101,19 101,55 106,42 106,17 9. Kep. Babel 97,90 105,54 93,91 94,71 104,74 111,54 10. Kepri 108,82 101,92 100,68 101,56 113,34 103,59 11. DKI Jakarta 109,71 111,88 106,64 105,20 110,71 112,75 12. Jabar 105,67 109,69 102,38 104,03 107,28 107,70 13. Jateng 103,60 109,81 99,87 100,28 106,66 110,09 14. DI Yogyakarta 111,73 110,33 103,02 107,96 108,98 117,30 15. Jatim 103,88 115,98 102,12 105,38 108,42 111,19 16. Banten 108,19 111,21 103,29 105,25 109,97 110,23 17. Bali 105,42 111,66 105,84 108,40 108,78 109,00 18. NTB 101,43 109,07 106,47 108,20 107,50 109,41 19. NTT 100,30 102,42 106,32 98,15 103,87 108,43 20. Kalbar 105,05 106,86 104,07 104,15 105,80 103,34 21. Kalteng 106,37 104,46 104,74 103,04 106,22 107,39 22. Kalsel 107,21 103,25 101,51 99,34 103,00 111,52 23. Kaltim 107,40 110,92 105,90 102,40 112,69 106,67 24. Sulut 103,46 100,28 108,42 96,08 102,14 108,62 25. Sulteng 105,03 111,42 103,85 107,58 105,34 116,79 26. Sulsel 106,24 103,38 102,68 101,91 106,83 114,12 27. Sultra 102,70 110,64 106,06 100,57 104,65 109,26 28. Gorontalo 109,08 108,02 101,40 101,14 109,53 116,77 29. Sulbar 111,64 107,24 109,15 105,58 110,20 109,96 30. Maluku 107,38 108,48 112,03 109,96 113,17 115,37 31. Malut 103,81 108,94 99,14 100,45 109,30 103,87 32. Papua Barat 109,12 109,31 110,22 98,53 107,81 111,32 33. Papua 107,57 109,13 111,72 99,78 109,20 114,53 Nasional 105,22 109,00 102,77 102,89 107,93 109,26 Keterangan: 1) ITK berkisar antara 0 sampai dengan 200, dengan indikasi sebagai berikut: a. Nilai ITK < 100, menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan menurun dibanding triwulan sebelumnya. b. Nilai ITK = 100, menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan tidak mengalami perubahan (stagnan) dibanding triwulan sebelumnya. c. Nilai ITK > 100, menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan meningkat dibanding triwulan sebelumnya. 2) Angka Perkiraan ITK III-2016 Berita Resmi Statistik No. 10/08/18/Th. VI, 5 Agustus 2016 5
Keterangan lebih lanjut hubungi : Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Up. Risma Pijayantini, S.Si Tlpn (0721) 253067 Email: bps1800@bps.go.id 12 Berita Resmi Statistik No. 09/08/Th.XVII, 5 Agustus 2016