DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI MAGETAN PERATURAN BUPATI MAGETAN NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK KABUPATEN MAGETAN

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PK. 08 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI, REPUBLIK INDONESIA PERATURAN

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI PONOROGO TENTANG LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) KABUPATEN PONOROGO.

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BUPATI REMBANG PERATURAN BUPATI REMBANG NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK KABUPATEN REMBANG

NOMOR: PM. 58 TAHUN 2011 TENTANG LAYANAN PENGAOAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) 01 L1NGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN OENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBENTUKAN LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR.

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lemba

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 3 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI LAMPUNG TIMUR

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA TENTANG

2012, No Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2 Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik;

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 233/PMK.01/2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG IMPLEMENTASI E-PROCUREMENT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG IMPLEMENTASI E-PROCUREMENT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA

BERITA NEGARA KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA

2011, No Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2012 TENTANG

BUPATI OGAN ILIR PERATURAN BUPATI OGAN ILIR NOMOR : 12 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KUANTAN SINGINGI

WALIKOTA MATARAM PROVINS! NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 5 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 130 TAHUN : 2011 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI OGAN ILIR PERATURAN BUPATI OGAN ILIR NOMOR 3 TAHUN 2014

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BENGKULU SELATAN

PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR TAHUN 2015 TENTANG LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

2 Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 155, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5334); 3. Keputus

PERATURAN GUBERNUR BANTEN

PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2011 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK KEMENTERIAN LUAR NEGERI

BERITA NEGARA. No.1239, 2012 LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH. E-Purchasing. Pengadaan Elektronik

PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI SRAGEN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 22 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI KERINCI PERATURAN BUPATI KERINCI NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK PADA PEMERINTAH KABUPATEN KERINCI

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 165 TAHUN 2012

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2017 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG

PERATURAN BUPATI OGAN ILIR NOMOR : 03 TAHUN

PERATURAN BUPATI SIJUNJUNG NOMOR 3 TAHUN 2010

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

2016, No Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah beberapa kali diubah

2016, No Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tam

LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN SECARA ELEKTRONIK

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) KABUPATEN SITUBONDO

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA Nomor : 339/PER/2010 tentang IMPLEMENTASI E-PROCUREMENT DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK (LPSE) KOTA MEDAN

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR : 4 TAHUN 2010

PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

SYARAT DAN KETENTUAN PENGGUNAAN APLIKASI E-PURCHASING

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURANMENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tent

WALIKOTA PAGAR ALAM PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR : 32 TAHUN 2010 T E N T A N G

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR: P.35/Menlhk-Setjen/2015 TENTANG

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

WALIKOTA KOTAMOBAGU PERATURAN WALIKOTA KOTAMOBAGU NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

6. Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan BarangiJasa Pemerintah; NOMOR Z. Mengingat - 1.

TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI ENDE PERATURAN BUPATI ENDE NOMOR 29 TAHUN 2010

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR I TAHUN 2011

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN LPSE KAB. LUWU

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 Tahun 2014 TENTANG PENGADAAN LANGSUNG SECARA ELEKTRONIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN

KEMtrNTERIAN PtrNDIDIKAT{ NA SIONIAL T]NIVERSITAS I\EGERI MALANG (TJM)

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PK. 20 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) BARANG/ JASA BADAN SAR NASIONAL

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 11 TAHUN 2011

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 45 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) KOTA BEKASI

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 53 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 05 TAHUN 2010

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PEDOMAN DAN PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN SISTEM PELAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.160, 2010 KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT. Pengadaan Barang/Jasa. Elektronik.

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.5/MENLHK/SETJEN/OTL.0/1/2016 TENTANG LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK DI LINGKUP KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut Pasal 106, Pasal 111 dan Pasal 134 ayat (2) Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015, maka pengadaan barang/jasa pemerintah dilakukan secara elektronik; b. bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.8/Menhut-II/2012 telah ditetapkan layanan pengadaan barang/jasa secara elektronik di Lingkungan Kementerian Kehutanan; c. bahwa berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2015 telah ditetapkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; d. bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.18/MenLHK-II/2015 telah ditetapkan organisasi dan tata kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;

- 2 - e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang Layanan Pengadaan Barang dan Jasa Secara Elektronik di Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 3. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5655); 4. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Tahun 2014-2019, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 79/P Tahun 2015; 5. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi; 6. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2015 tentang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 17); 7. Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 5 Tahun 2012 tentang Unit Layanan Pengadaan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 501), sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Kepala

- 3 - Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 5 Tahun 2015 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 391); 8. Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2 Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik ; 9. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.18/MenLHK-II/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 713); 10. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P. 35/Menlhk-Setjen/2015 tentang Unit Layanan Pengadaan di Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1093); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TENTANG LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK DI LINGKUP KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan : 1. Pengadaan barang/jasa secara elektronik atau E- Procurement adalah pengadaan barang/jasa yang dilaksanakan dengan menggunakan teknologi informasi dan transaksi elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

- 4-2. Layanan Pengadaan Secara Elektronik yang selanjutnya disebut LPSE, adalah unit kerja yang dibentuk untuk menyelenggarakan pengelolaan layanan sistem pengadaan barang/jasa secara elektronik. 3. Sistem Pengadaan Secara Elektronik yang selanjutnya disingkat SPSE, adalah kesisteman yang meliputi aplikasi perangkat lunak (aplikasi) SPSE dan database E- Procurement yang dikembangkan oleh LKPP untuk digunakan LPSE dan infrastrukturnya. 4. E-Tendering adalah tata cara pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan secara terbuka dan dapat diikuti oleh semua penyedia barang/jasa yang terdaftar pada sistem pengadaan secara elektronik dengan cara menyampaikan 1 (satu) kali penawaran dalam waktu yang telah ditentukan. 5. E-Purchasing adalah tata cara pembelian barang/jasa melalui sistem katalog elektronik. 6. Katalog elektronik (E-Catalogue) adalah sistem informasi elektronik yang memuat daftar, jenis, spesifikasi teknis, dan harga barang tertentu dari berbagai penyedia barang/jasa pemerintah. 7. UserID adalah nama atau pengenal unik sebagai identitas diri dari pengguna yang digunakan untuk beroperasi di dalam aplikasi SPSE. 8. Password adalah kumpulan karakter atau string yang digunakan oleh pengguna untuk memverifikasi UserID kepada aplikasi SPSE. 9. Portal LPSE Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan adalah pintu gerbang sistem informasi elektronik yang terkait dengan informasi pengadaan barang/jasa di lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yang dikelola oleh LPSE Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 10. Portal Pengadaan Nasional adalah pintu gerbang sistem informasi elektronik yang terkait dengan informasi pengadaan barang/jasa secara nasional yang dikelola oleh LKPP.

- 5-11. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah Pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran di masing-masing Satuan Kerja di lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 12. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah Pejabat yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan anggaran di masing-masing Satuan Kerja di lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 13. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK, adalah pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa di lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 14. Unit Layanan Pengadaan yang selanjutnya disebut ULP adalah unit organisasi Pemerintah yang berfungsi melaksanakan pengadaan barang/jasa di lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 15. Pejabat Pengadaan adalah personil yang memiliki Sertifikat Keahlian Pengadaan barang/jasa yang melaksanakan pengadaan barang/jasa di lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 16. Penyedia barang/jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang menyediakan barang/pekerjaan konstruksi/jasa konsultansi/jasa lainnya. 17. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang lingkungan hidup dan kehutanan. Pasal 2 (1) Maksud peraturan layanan pengadaan secara elektronik di lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan adalah sebagai pedoman bagi satuan kerja di lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam melakukan pengadaan barang/jasa secara elektronik.

- 6 - (2) Tujuan peraturan layanan pengadaan secara elektronik di lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, adalah untuk : a. meningkatkan transparansi dan akuntabilitas; b. meningkatkan akses pasar dan persaingan usaha yang sehat; c. meningkatkan efisiensi proses pengadaan; d. melayani akses informasi. BAB II PARA PIHAK TERKAIT Pasal 3 Para pihak terkait Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik di lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan terdiri atas : a. LPSE Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; b. Unit Layanan Pengadaan (ULP); c. Pengguna Anggaran atau Kuasa Pengguna Anggaran; d. Pejabat Pembuat Komitmen; e. Pejabat Pengadaan; f. Penyedia Barang/Jasa; dan g. Auditor. BAB III ETIKA PENGADAAN Pasal 4 (1) Para Pihak terkait Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik di lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan wajib mematuhi etika pengadaan sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015.

- 7 - (2) Selain mematuhi etika sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Para Pihak terkait Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik di lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, diwajibkan untuk : a. menjaga kerahasiaan dan mencegah penyalahgunaan kode akses (UserId dan password); b. menjaga kerahasiaan dan mencegah penyalahgunaan data dan informasi elektronik yang tidak diperuntukkan untuk umum; dan c. memenuhi ketentuan peraturan perundangundangan dalam pengadaan barang/jasa secara elektronik. (3) Para pihak terkait Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik di Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dilarang untuk : a. mengganggu, mengacaukan, dan/atau merusak sistem pengadaan barang/jasa secara elektronik; dan b. mencuri informasi, memanipulasi data, dan/atau berbuat curang dalam pengadaan barang/jasa secara elektronik yang dapat mempengaruhi tujuan pengadaan. BAB IV STRUKTUR ORGANISASI Pasal 5 terdiri atas : a. Pengarah secara ex-officio dijabat oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; dan b. Tim Pengelola. (2) Tim Pengelola sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas : a. Penanggung jawab; b. Ketua;

- 8 - c. Wakil Ketua; d. Sekretaris; e. Tim Pelatihan dan Sosialisasi; f. Tim Layanan Pengguna; g. Tim Registrasi dan Verifikasi; dan h. Tim Administrasi Sistem. (3) Tim pengelola LPSE Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibentuk dan ditetapkan dengan Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. BAB V TUGAS DAN FUNGSI Pasal 6 memiliki tugas meliputi : a. memfasilitasi PA/KPA mengumumkan Rencana Umum Pengadaan; b. memfasilitasi Pejabat Pengadaan/Pokja ULP menayangkan pengumuman pelaksanaan pengadaan; c. memfasilitasi Pejabat Pengadaan/Pokja ULP melaksanakan pemilihan penyedia barang/jasa secara elektronik; d. memfasilitasi penyedia barang/jasa dan pihak-pihak yang berkepentingan menjadi pengguna SPSE; dan e. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Pimpinan. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), LPSE Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : a. penyusunan program kegiatan, ketatausahaan, evaluasi dan pelaporan, pengelolaan pengadaan barang/jasa secara elektronik di lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;

- 9 - b. pengelolaan SPSE berikut infrastrukturnya; c. pelaksanaan registrasi dan verifikasi SPSE; d. pelaksanaan pelayanan pelatihan dan dukungan teknis pengoperasian SPSE. BAB VI STANDAR LAYANAN Pasal 7 melakukan self-assessment standarisasi layanan dalam meningkatkan pengelolaan LPSE. (2) Self Assesment standarisasi layanan LPSE sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diajukan kepada LKPP untuk dievaluasi dan dilakukan sertifikasi. (3) Standarisasi layanan LPSE sebagaimana dimaksud pada ayat (2), meliputi: a. standar kebijakan layanan; b. standar pengorganisasian layanan; c. standar pengelolaan asset layanan; d. standar pengelolaan risiko layanan; e. standar pengelolaan layanan helpdesk; f. standar pengelolaan perubahan; g. standar pengelolaan kapasitas; h. standar pengelolaan sumber daya manusia; i. standar pengelolaan keamanan perangkat; j. standar pengelolaan keamanan operasional layanan; k. standar pengelolaan keamanan server dan jaringan; l. standar pengelolaan kelangsungan layanan; m. standar pengelolaan anggaran layanan; n. standar pengelolaan pendukung layanan; o. standar pengelolaan hubungan dengan pengguna layanan; p. standar pengelolaan kepatuhan; dan q. standar penilaian internal.

- 10 - BAB VII HUBUNGAN TATA KERJA Pasal 8 berkoordinasi dengan LKPP. (2) LPSE Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan berkoordinasi dengan ULP dan Satker di lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (3) LPSE Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menjalin hubungan kerja dengan PA/KPA, PPK, Pokja ULP, Pejabat Pengadaan, dan Auditor di lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pasal 9 (1) Hubungan kerja LPSE Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan PA/KPA, PPK, dan Panitia Pengadaan/ULP, meliputi: a. pemberian dukungan teknis berkaitan dengan penayangan rencana umum pengadaan dan pengumuman pengadaan dalam Portal Pengadaaan Nasional; b. koordinasi dan konsultasi dalam rangka penyelesaian permasalahan teknis proses pengadaan barang/jasa secara elektronik; c. pelaporan laporan hasil pengolahan data SPSE (ereporting) terkait dengan proses pengadaan barang/jasa secara elektronik; dan d. penerimaan masukan untuk peningkatan layanan yang diberikan oleh Unit LPSE Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (2) Koordinasi LPSE Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan LKPP, antara lain : a. koordinasi dan konsultasi terkait pengadaan barang/jasa secara elektronik; b. sosialisasi dan pelatihan aplikasi sistem pengadaan secara elektronik;

- 11 - c. menetapkan solusi permasalahan pengadaan barang/jasa secara elektronik. BAB VIII STANDAR PROSEDUR Pasal 10 menetapkan standar prosedur kerja dalam pengelolaan sistem pengadaan barang/jasa secara elektronik. (2) Standar prosedur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya mencakup : a. registrasi dan verifikasi Pengguna SPSE; b. layanan Pengguna SPSE; c. penanganan masalah (error handling); d. pemeliharaan dan pengamanan infrastruktur SPSE; e. pemeliharaan dan kinerja dan kapasitas SPSE; dan f. pengarsipan dokumen elektronik (file backup). Pasal 11 (1) Standar Prosedur Registrasi dan Verifikasi Pengguna SPSE sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf a wajib memenuhi persyaratan dan tahapan sebagai berikut : a. Bagi Penyedia Barang/Jasa : 1. Melakukan pendaftaran secara online melalui aplikasi SPSE; 2. Mengisi dan menyerahkan formulir pendaftaran serta formulir keikutsertaan dengan dilampiri salinan dokumen penunjang dan menunjukkan dokumen asli yang terdiri atas : a) KTP Direktur/Pemilik Perusahaan/Pejabat yang berwenang di perusahaan; b) Akta Pendirian Perusahaan dan/atau Akta Perubahan Terakhir;

- 12 - c) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Badan Usaha/Penanggung Jawab Perusahaan bagi perusahaan perseorangan, atau perorangan bagi penyedia barang/jasa perorangan; dan d) Surat Ijin Usaha sesuai bidang usaha masing-masing. b. Bagi Pengguna SPSE selain Penyedia Barang/Jasa, menunjukkan asli dan menyerahkan salinan surat tugas dan/atau surat keputusan dari instansi masing-masing. (2) Verifikasi kepada penyedia barang/jasa dilakukan kegiatan pemeriksaan terhadap kebenaran pelaporan dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a angka 2 dengan tujuan otentifikasi identitas penyedia barang/jasa yang diasosiasikan dengan UserId dan Password sebagai representasi dari penanggung jawab suatu Badan Usaha/Perusahaan Perseorangan atau Perorangan. (3) LPSE Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dilarang menambahkan persyaratan registrasi selain yang diatur sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (4) Pengelola LPSE Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dilarang melakukan pemeriksaan lapangan. (5) Proses verifikasi tidak meniadakan proses pengisian, pengiriman data kualifikasi oleh penyedia barang/jasa dan klarifikasi data kualifikasi oleh Panitia Pengadaan/ULP dalam proses Pengadaan barang/jasa. (6) Formulir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a angka 2 dapat diperoleh pada aplikasi SPSE. (7) Pengguna SPSE selain penyedia barang/jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah ULP/Pejabat Pengadaan, PPK, Auditor, atau entitas lain yang ditetapkan dalam syarat dan ketentuan penggunaan SPSE.

- 13 - (8) LPSE Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melaporkan kepada PPK apabila ditemukan penyimpangan-penyimpangan prosedur atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa secara elektronik, dengan tembusan kepada Inspektur Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pasal 12 LPSE Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyediakan layanan pengguna SPSE, meliputi : 1. Ruang layanan pemasukan penawaran (bidding room), pelatihan dan verifikasi; 2. Akses internet dan/atau intranet untuk pengguna SPSE yang berkunjung ke lokasi LPSE Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; 3. Pelayanan konsultasi penggunaan SPSE melalui internet, telepon dan kunjungan ke lokasi LPSE Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; dan 4. Pengumuman atau informasi kepada pengguna SPSE apabila sedang menghadapi permasalahan teknis yang dapat menghambat aktivitas penggunaan SPSE. Pasal 13 menangani masalah teknis yang terjadi dalam penyelenggaraan SPSE. (2) LPSE Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menjadi saksi dalam hal dokumen penawaran tidak dapat dibuka oleh ULP/Pejabat Pengadaan dan menuangkan dalam berita acara kesaksian. (3) LPSE Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dapat meneruskan kendala teknis ke LKPP yang berkaitan dengan : a. Permasalahan aplikasi SPSE yang tidak dapat diselesaikan oleh Unit LPSE Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

- 14 - b. Permasalahan yang belum tercakup dalam aplikasi SPSE. Pasal 14 membuat mekanisme pengelolaan dan pengamanan server dan jaringan. (2) Pengelolaan server SPSE mengacu kepada standar pengelolaan pusat data (data center). (3) Pengaturan ruang server SPSE antara lain memperhatikan ketentuan suhu ruangan, cadangan catu daya dan keamanan fisik. (4) Seluruh pengunjung yang memasuki area ruang server harus mendapat izin dari pejabat yang berwenang pada Pengelola LPSE Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (5) Pengelolaan server SPSE harus memperhatikan aspek yang memudahkan untuk kegiatan pemeliharaan antara lain pemantauan, dokumentasi atau penyimpanan data. Pasal 15 melakukan monitoring harian terhadap kondisi dan kapasitas hardisk dan RAM serta melakukan penggantian/penambahan jika komponen mengalami kondisi kritis. (2) LPSE Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan membuat pengaturan bandwith internet dan pemantauan traffic. (3) Pengelola LPSE Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melakukan pemantauan terhadap koneksi internet server SPSE dan segera mengambil langkah yang diperlukan apabila terjadi gangguan koneksi. (4) LPSE Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memberikan pengumuman jika sedang melakukan proses pemeliharaan server SPSE dan/atau perangkat lainnya.

- 15 - (5) LPSE Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memantau kinerja piranti lunak, piranti keras dan jaringan, serta melakukan peningkatan/ penggantian/ penambahan apabila diperlukan. (6) LPSE Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memberikan akses kepada LKPP untuk melakukan pemantauan server SPSE. Pasal 16 harus melakukan backup terhadap file sistem dan data base SPSE. (2) Backup harus disimpan dalam media penyimpanan yang mudah dipindah (portable) dan diletakkan di suatu tempat yang aman dan terpisah dari ruang server. (3) Ketentuan pengarsipan dokumen elektronik mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB IX KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 17 (1) Pertukaran Dokumen Elektronik dalam rangka pengadaan barang/jasa secara elektronik di Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut : a. Proses e-procurement di lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dilakukan melalui portal LPSE Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; b. UserId dan Password seluruh pengguna sistem e- procurement di lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan merupakan representasi dari pengguna dan terasosiasi terhadap seluruh aktivitas dalam e-procurement;

- 16 - c. UserId dan Password sebagaimana dimaksud pada huruf b terasosiasi terhadap seluruh dokumen elektronik yang dikirimkan ke sistem e-procurement sehingga diakui sebagai salah satu komponen yang mengesahkan dokumen tersebut; d. Autentikasi dokumen elektronik dalam pelaksanaan e-procurement menggunakan metodologi MD5 yang menghasilkan sidik jari (hash key) yang unik bagi tiap-tiap dokumen elektronik; dan e. Dalam hal penyedia barang/jasa telah memberikan persetujuan dan memberikan pernyataan bahwa dokumen elektronik yang dikirimkan sesuai dengan dokumen yang diterima oleh sistem e-procurement berdasarkan hash key yang dihasilkan dari metodologi MD5, maka penyedia dianggap telah menandatangani dokumen tersebut secara elektronik. (2) Seluruh dokumen elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dan huruf d dapat diberlakukan sama dengan dokumen tertulis, kecuali dokumen yang harus dibuat secara tertulis mengacu pada Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 18 Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.8/Menhut-II/2012 tentang Layanan Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik di Lingkungan Kementerian Kehutanan, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 19 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

- 17 - Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 29 Januari 2016 MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. SITI NURBAYA Diundangkan di Jakarta pada tanggal 19 Februari 2016 DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd. WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 NOMOR 263 Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BIRO HUKUM, ttd. KRISNA RYA