LANDASAN PENDIDIKAN DALAM DUNIA PENDIDIKAN DI INDONESIA NI WAYAN RIA LESTARI NIM :

dokumen-dokumen yang mirip
PENDIDIKAN DALAM KELUARGA

Budaya (kearifan local) Sebagai Landasan Pendidikan Indonesia Untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa

MUTU PENDIDIKAN DAN UPAYA PENINGKATANNYA

CARUT MARUT KURIKULUM DI INDONESIA BERSUMBER DARI DISTORSI LANDASAN PENDIDIKAN. Oleh : I Made Bagus Andi Purnomo NIM :

Peran Pendidikan Dalam Mengatasi Moralitas

Pendidikan Anak Usia Dini (Kesenjangan Kurikulum dan Penyelenggaraan) (Kadek Widiastuti/ )

LANDASAN EKONOMI DALAM MENUNJANG PENDIDIKAN INVESTASI JANGKA PANJANG

Landasan Pendidikan dan Implementasi dalam Pendidikan Hindu

PERAN PENDIDIKAN DALAM MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI BUDAYA BANGSA OLEH: SANG AYU ASRI LAKSMI DEWI BAB I PENDAHULUAN

PEMBELAJARAN AGAMA HINDU

PENERAPAN AJARAN TRI KAYA PARISUDHA

I Ketut Sudarsana. > Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. Menerapkan Ajaran-Ajaran Tri Kaya Parisudha Dalam Kehidupan Sehari-Hari

PENDIDIKAN TOLERANSI SEBAGAI WAHANA REKONSILIASI SOSIAL

NAMA : I GUSTI AGUNG DHARMAWAN NIM : KELAS/SEMESTER : I/B PROGRAM PASCA SARJANA INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI DENPASAR

Implikasi Kondisi Ekonomi Orang Tua Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Oleh:

PEMBELAJARAN INOVATIF, PROGRESIF, DAN KONTEKSTUAL PADA ANAK USIA DINI. Abstrak

PERANAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

LANDASAN PENDIDIKAN DISUSUN OLEH :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pendidikan Masa Kini Mengacu Pada Sejarah Pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. arti perbuatan (hal, cara dan sebagainya). 1 Istilah pendidikan ini semula

JURNAL PENELITIAN AGAMA HINDU 68

LANDASAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN YANG BERLANDASKAN CATUR PURUSA ARTHA DALAM MEMBENTUK KARAKTER PESERTA DIDIK

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI No.20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan. Nasional, yang dimaksud dengan Pendidikan adalah usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan pendidikan manusia menjadi lebih mampu beradaptasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan education. diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 2 Hasan Basri, Landasan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2013, hlm Ibid., hlm. 15.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Iis Juati, 2013

Keberadaan pendidikan merupakan khas yang hanya ada pada dunia manusia dan sepenuhnya ditentukan oleh manusia, tanpa manusia pendidikan tidak pernah

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa Yunani, yaitu paedagogiek. Pais artinya anak, gogos artinya

INTEGRASI KEARIFAN LOKAL DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK SEKOLAH DASAR

PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK : ANALISIS TERHADAP PERAN GURU DALAM MEMBANGUN KARAKTER ANAK DIDIK MELALUI REVITALISASI PENDIDIKAN AGAMA HINDU DI SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PERANAN GURU AGAMA HINDU DALAM MENANGGULANGI DEGRADASI MORAL PADA SISWA SMA NEGERI 2 TABANAN

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah sebuah proses menuju kedewasaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia,

Bab II Pendidikan Islam

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap-tahap

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. dan dasar negara membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu

BAB I GURU DALAM FROFESINYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang masalah. Setiap mahasiswa mempunyai perhatian khusus terhadap mata kuliah

PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA PADA PKn DALAM KERANGKA KONSEP PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN. oleh Tubagus Herlambang

PENGERTIAN PEDAGOGIK. a. Pendidikan dalam arti khusus

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, asumsi penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan tersebut terdapat suatu tujuan yang sama yakni mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Guru Sekolah Dasar merupakan ujung tombak keberhasilan dalam. membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas, nampaknya harus

Oleh I Gede Juli Agus Puja Astawa Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

BAB I PENDAHULUAN. pemahaman serta dapat berbuat sesuatu dengan apa yang telah dipelajarinya.

II. KAJIAN PUSTAKA. diterbitkan oleh Kurikulum Pendidikan Dasar tahun 1994 dalam Rahmat (1998),

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga menghasilkan peserta didik yang pintar tetapi tidak

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat dirasakan oleh setiap warga negara. Dengan adanya pendidikan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyebabkan seseorang dapat hidup. Jiwa juga mengandung sesuatu unsur yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Nama : Diana Lusi Rinasari NIM : Makul : Ilmu Pendidikan Dosen : Anik Ghufron, Prof. Dr. Judul : Pendidikan sebagai Ilmu BAB I

MAKNA PENDIDIKAN KI HAJAR DEWANTARA

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Pemerintah kabupaten dan kota di

2015 IMPLEMENTASI MODEL WORD SQUARE DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan sumber daya manusia (human resources development) untuk

PSIKOLOGI PENDIDIKAN BAGI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. untuk menciptakan bangsa yang cerdas dan intelek. Pendidikan yang bermutu

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 2.

II. KAJIAN PUSTAKA. Robbins (2003:126) mendeskripsikan persepsi dalam kaitannya dengan. lingkungan, yaitu sebagai proses dimana individu-individu

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

LAYANAN BIMBINGAN KONSELING TERHADAP KENAKALAN SISWA

PROPOSAL PENELITIAN. Isah Cahyani

KURIKULUM PROGRAM STUDI PSIKOLOGI PENDIDIKAN JENJANG MAGISTER (S2) SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm 36.

BAB I PENDAHULUAN. tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang. pengetahuan, kebiasaan sikap, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang mesti didapatkan oleh semua orang, karena

LOGO. Manajemen Kelembagaan dan Pembiayaan Pelatihan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, serta memiliki etos kerja yang tinggi dan disiplin. dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

MATERI KULIAH PEDAGOGIK. By: Estuhono, S.Pd, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. atau narapidana agar mereka dapat kembali hidup bermasyarakat dengan baik

BAB I PENDAHULUAN. yang mapan. Dengan sistem pendidikan yang mapan, memungkinkan kita berpikir

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat saat ini,

KODE ETIK DOSEN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU

BAB I PENDAHULUAN. pemahaman dan kemampuan yang memadai baik secara konseptual maupun

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan bernegara dan berbangsa merujuk pada Undang-Undang Kemajuan yang dicapai tersebut hanya dimungkinkan jika sumber daya

Silabus Bimbingan dan Konseling (01)

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk spiritual, makhluk individu, dan makhluk sosial. Ketiga

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

DEFINISI PENDIDIKAN MENURUT PARA AHLI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 10

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

LANDASAN PENDIDIKAN DALAM DUNIA PENDIDIKAN DI INDONESIA NI WAYAN RIA LESTARI NIM : 15.1.2.5.2.0850 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI DHARMA ACARYA PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI DENPASAR 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan yang sekaligus membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Hewan juga belajar tetapi lebih ditentukan oleh instinknya, sedangkan manusia belajar berarti merupakan rangkaian kegiatan menuju pendewasaan guna menuju kehidupan yang lebih berarti. Anak-anak menerima pendidikan dari orang tuanya dan manakala anak-anak ini sudah dewasa dan berkeluarga mereka akan mendidik anak-anaknya, begitu juga di sekolah dan perguruan tinggi, para siswa dan mahasiswa diajar oleh guru dan dosen. Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu bertolak dari sejumlah landasan serta pengindahan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan asas tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu. Secara faktual, kegiatan pendidikan merupakan kegiatan antar manusia, oleh manusia dan untuk manusia. Oleh karena itu pembicaraan tentang pendidikan tidak pernah lepas dari unsure manusia. Dari beberapa pendapat tentang pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan pada umumnya sepakat bahwa pendidikan itu diberikan atau diselenggarakan dalam rangka mengembangkan seluruh potensi manusia ke arah yang positif. Pendidikan, pada dasarnya adalah proses kumunikasi yang didalamnya mengandung transformasi pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan-keterampilan, di dalam dan di luar sekolah yang berlangsung sepanjang hayat (life long process), dan generasi ke generasi. Pendidikan sebagai gejala manusiawi dan sekaligus usaha sadar, didalamnya tidak lepas dari keterbatsan-keterbatasan yang dapat melekat pada peserta didik, pendidik, interaksi pendidik, serta pada lingkungan dan sarana pendidikan. Keberhasilan pendidik dalam melaksanakan berbagai peranannya antara lain akan dipengaruhi oleh tentang pemahamannya dalam pendidikan perkembangan peserta didik. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas adalah: 1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan landasan pendidikan? 1.2.2 Apakah Fungsi Landasan Pendidikan?

BAB II PEMBAHASAN Pengertian Landasan Pendidikan Landasan adalah dasar tempat berpijak atau tempat di mulainya suatu perbuatan. Dalam bahasa Inggris, landasan disebut dengan istilah foundation, yang dalam bahasa Indonesia menjadi pondasi. Pondasi merupakan bagian terpenting untuk mengawali sesuatu. Adapun menurut S. Wojowasito, (1972: 161), bahwa landasan dapat diartikan sebagai alas, ataupun dapat diartikan sebagai pondasi, dasar, pedoman dan sumber. Istilah lain yang hampir sama (identik) dengan kata landasan adalah kata dasar (basic). Kata dasar adalah awal, permulaan atau titik tolak segala sesuatu. Pengertian dasar, sebenarnya lebih dekat pada referensi pokok (basic reference) dari pengembangan sesuatu. Jadi, kata dasar lebih luas pengertian dari kata pondasi atau landasan. Karena itu, kata pondasi atau landasan dengan kata dasar (basic reference) merupakan dua hal yang berbeda wujudnya, tetapi sangat erat hubungannya (Sanusi Uwes, 2001: 8). Maka, setiap ilmu yang berhubungan dan berkenaan dengan pelaksanaan pendidikan, merupakan hasil dari pemikiran tentang alam atau manusia. Oleh karenanya, ilmu-ilmu itu dapat dikatakan sebagai pondasi atau dasar pendidikan (Sunasi Uwes, 2001: 8) Jadi, dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa landasan adalah pondasi atau dasar yang dijadikan tempat untuk berpijak. Pendidikan sangat memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa, serta dapat menjamin suatu perkembangan dan kelangsungan suatu bangsa yang bersangkutan. Pendidikan merupakan upaya untuk memperluas dan memperdalam cakrawala pengetahuan dalam rangka membantu nilai sikap, prilaku peserta didik. Pendidikan secara etimologi berasal dari bahasa Yunani, Paedagogiek. Pais berarti anak, gogos artinya membimbing/ tuntunan, dan iek artinya ilmu. Jadi Paedagogiek adalah ilmu yang membicarakan bagaimana memberikan bimbingan kepada anak. Dalam bahasa Inggris pendidikan diterjemahkan menjadi education. education berasal dari bahasa Yunani Educaie yang berarti keluar yang tersimpan dalam jiwa anak, untuk dituntun agar tumbuh dan berkembang. Dalam bahasa Indonesia disebut pendidikan yang berarti proses mendidik. Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan yang fundamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia (Ekosusilo, 1993: 11-13) Dalam pengertian yang sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau Paedagie berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi lebih dewasa. Selanjutnya pendidikan diartikan sebagai

usaha yang dijalankan oleh seorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau menghidupkan yang lebih tinggi dalam arti mental (Sudirman, 1992 : 4). Menurut kamus Bahasa Indonesia Poerwadarminta, (2001: 13) kata pendidikan berasal dari kata "didik" dan mendapat imbuhan "pe" dan akhiran "an", maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik. Sanjaya (2013: 16) menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dari orang yang telah dewasa untuk memberikan pertolongan pada anak yang belum dewasa agar menjadi dewasa dan dapat melaksanakan tugas dalam hidupnya sendiri. Lebih jelasnya pendidikan adalah usaha untuk menjadikan kesempurnaan hidup bagi mereka yang belum dewasa (anak-anak) sehingga dapat selaras dengan masyarakat dan alamnya. Pendidikan sebagai suatu sistem pendewasaan pola pikir, kekuatan batin untuk anak-anak untuk membantu perkembangannya mencapai kedewasaan. Pada dasarnya pendidikan merupakan rangkaian yang berlangsung karena adanya kegiatan proses belajar mengajar antara seseorang dengan yang lain. Dimana salah satu pihak selaku anak didik atau orang yang dididik dan pihak lain disebut pendidik atau orang yang mendidik, orang yang memberikan bimbingan (tuntunan), atau orang yang memberikan bantuan. Berdasarkan uraian tersebut di atas pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa secara bertanggung jawab, gunanya memberi tuntunan kepada anak yang belum dewasa agar menjadi anak yang cakap, bertanggung jawab kepada dirinya sendiri, masyarakat, bangsa dan negara sehingga mencapai kebahagiaan lahir dan batin. Melalui proses pendidikan, setiap anak dapat meningkatkan taraf hidupnya di masyarakat. Pendidikan sangat penting sekali bagi setiap orang, karena melalui pendidikan manusia akan mampu hidup di tengah-tengah masyarakat untuk mencapai kehidupan yang bahagia, sesuai dengan tujuan agama Hindu, yaitu untuk mencapai moksa dan kebahagiaan lahir dan batin. Dari devinisi landasan dan pendidikan di atas maka, landasan pendidikan dapat diartikan sebagai dasar atau pondasi yang dijadikan tempat untuk berpijak atau titik tumpu dalam penentuan kebijakan dan praktik pendidikan ataupun pertimbangan yang di gunakan dalam pengelenggaraan pendidikan yang dilandasi oleh pemikiran tentang bagaimana layaknya pendidikan di selenggarakan. 2.2 Fungsi Landasan Pendidikan Pendidikan yang diselenggarakan dengan suatu landasan yang kokoh, maka prakteknya akan mantap, artinya jelas dan tepat tujuannya, tepat pilihan isi kurikulumnya, efisien dan efektif cara-cara pendidikan yang dipilihnya, dst. Dengan demikian landasan yang kokoh setidaknya kesalahan-kesalahan konseptual yang dapat merugikan akan dapat dihindarkan sehingga praktek pendidikan diharapkan sesuai dengan fungsi dan sifatnya, serta dapat dipertanggungjawabkan. Landasan pendidikan memiliki fungsi bagi para pendidik dan atau tenaga kependidikan, dan para ahli pendidikan. Bagi pendidik, landasan pendidikan

berfungsi sebagai titik tolak, acuan dalam rangka melaksanakan tugas profesionalnya merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pendidikan. Bagi tenaga kependidikan, landasan pendidikan juga berfungsi sebagai tempat berpijak atau dasar dalam melaksanakan tugas profesionalnya seperti mengembangkan kurikulum, melaksanakan penelitian dan pengembangan pendidikan, dan mengelola pendidikan baik dalam lingkup mikro maupun lingkup makro. Fungsi Landasan Pendidikan dalam tenaga kependidikan tidak tertuju kepada pengembangan aspek keterampilan khusus mengenai pendidikan sesuai spesialisasi jurusan atau program pendidikan, melainkan tertuju kepada pengembangan wawasan kependidikan, yaitu berkenaan dengan berbagai asumsi yang bersifat umum tentang pendidikan yang harus dipilih dan diadopsi oleh tenaga kependidikan sehingga menjadi cara pandang dan bersikap dalam rangka melaksanakan tugasnya. Misi utama mata kuliah landasan-landasan pendidikan dalam pendidikan tenaga kependidikan tidak tertuju kepada pengembangan aspek keterampilan khusus mengenai pendidikan sesuai spesialisasi jurusan atau program pendidikan, melainkan tertuju kepada pengembangan wawasan kependidikan, yaitu berkenaan dengan berbagai asumsi yang bersifat umum tentang pendidikan yang harus dipilih dan diadopsi oleh tenaga kependidikan sehingga menjadi cara pandang dan bersikap dalam rangka melaksanakan tugasnya. Berbagai asumsi pendidikan yang telah dipilih dan diadopsi oleh seseorang tenaga kependidikan akan berfungsi memberikan dasar rujukan konseptual dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan yang dilaksanakannya. Dengan kata lain, fungsi landasan pendidikan adalah sebagai dasar pijakan atau titik tolak praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.

BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan Landasan adalah pondasi atau dasar yang dijadikan tempat untuk berpijak sedangkan pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa secara bertanggung jawab, gunanya memberi tuntunan kepada anak yang belum dewasa agar menjadi anak yang cakap, bertanggung jawab kepada dirinya sendiri, masyarakat, bangsa dan negara sehingga mencapai kebahagiaan lahir dan batin. Jadi landasan pendidikan dapat diartikan sebagai dasar atau pondasi yang dijadikan tempat untuk berpijak atau titik tumpu dalam penentuan kebijakan dan praktik pendidikan ataupun pertimbangan yang di gunakan dalam pengelenggaraan pendidikan yang dilandasi oleh pemikiran tentang bagaimana layaknya pendidikan di selenggarakan. Landasan pendidikan memiliki fungsi bagi para pendidik dan atau tenaga kependidikan, dan para ahli pendidikan. Bagi pendidik, landasan pendidikan berfungsi sebagai titik tolak, acuan dalam rangka melaksanakan tugas profesionalnya merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pendidikan. Bagi tenaga kependidikan, landasan pendidikan juga berfungsi sebagai tempat berpijak atau dasar dalam melaksanakan tugas profesionalnya seperti mengembangkan kurikulum, melaksanakan penelitian dan pengembangan pendidikan, dan mengelola pendidikan baik dalam lingkup mikro maupun lingkup makro. Fungsi Landasan Pendidikan dalam tenaga kependidikan tidak tertuju kepada pengembangan aspek keterampilan khusus mengenai pendidikan sesuai spesialisasi jurusan atau program pendidikan, melainkan tertuju kepada pengembangan wawasan kependidikan, yaitu berkenaan dengan berbagai asumsi yang bersifat umum tentang pendidikan yang harus dipilih dan diadopsi oleh tenaga kependidikan sehingga menjadi cara pandang dan bersikap dalam rangka melaksanakan tugasnya.

DAFTAR BACAAN Sudarsana, I. K. (2014). PENGEMBANGAN MODEL PELATIHAN UPAKARA BERBASIS NILAI PENDIDIKAN AGAMA HINDU UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN: Studi pada Remaja Putus Sekolah di Kelurahan Peguyangan Kota Denpasar. Sudarsana, I. K. (2015). PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DALAM UPAYA PEMBANGUNAN SUMBER DAYA MANUSIA. Jurnal Penjaminan Mutu, (Volume 1 Nomor 1 Pebruari 2015), 1-14. Sudarsana, I. K. (2016). DEVELOPMENT MODEL OF PASRAMAN KILAT LEARNING TO IMPROVE THE SPIRITUAL VALUES OF HINDU YOUTH. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 4(2), 217-230. Sudarsana, I. K. (2016). PEMIKIRAN TOKOH PENDIDIKAN DALAM BUKU LIFELONG LEARNING: POLICIES, PRACTICES, AND PROGRAMS (Perspektif Peningkatan Mutu Pendidikan di Indonesia). Jurnal Penjaminan Mutu, (2016), 44-53.