MAMPU MENDESAIN ANTENA UNTUK KEPERLUAN KOMUNIKASI TERTENTU DENGAN PROSEDUR YANG SISTEMATIS

dokumen-dokumen yang mirip
Borang CLO-3. Kelompok / Kelas : Nama / NIM : Nama / NIM : Nama / NIM : Nama / NIM :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

: Widi Pramudito NPM :

BAB I PENDAHULUAN. Antena merupakan perangkat telekomunikasi yang berfungsi untuk

[Type the document title]

PERANCANGAN ANTENA DUAL BAND BERBASIS METAMATERIAL PADA FREKUENSI 2.3/3.3 GHz

PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA MIKROSTRIP 4 LARIK DIPOLE PADA FREKUENSI 3,3-3,4 GHZ UNTUK APLIKASI WIMAX

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PATCH SEGITIGA DUAL- BAND ( 2,4 GHz dan 3,3 GHz) DENGAN STUB PADA SALURAN PENCATU

PERANCANGAN ANTENA ARRAY 1 2 RECTANGULAR PATCH DENGAN U-SLOT UNTUK APLIKASI 5G

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ANTENA MIKROSTRIP FREKUENSI 2,4 GHZ

Desain Antena Array Mikrostrip Tapered Peripheral Slits Pada Frekuensi 2,4 Ghz Untuk Satelit Nano

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEGIEMPAT TRIPLE-BAND (2,3 GHz, 3,3 GHz dan 5,8GHz) Disusun Oleh : RAMLI QADAR NIM :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

RANCANG BANGUN ANTENA SUSUN MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DUAL BAND (2,3 GHz DAN 3,3 GHz) DENGAN PENGGUNAAN STUB

BAB I PENDAHULUAN. Short Range Wireless mempercepat perkembangan tersebut. Gambar 1.1

STUDI PERANCANGAN ANTENA SUSUN MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DUAL-BAND (2.4 GHz dan 3.3 GHz)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Perancangan dan Pembuatan Antena Mikrostrip Telur (Egg) Dengan Slot Lingkaran Pada Frekuensi Ultra Wideband (UWB)

ANTENA MIKROSTRIP MONOPOLE PITA LEBAR SEGI EMPAT UNTUK APLIKASI DVB-T

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PATCH SEGITIGA DUAL-BAND UNTUK APLIKASI WLAN (2,45 GHZ) DAN WiMAX (3,35 GHZ)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA CO-PLANAR DENGAN METODE BAND GAP UNTUK PENINGKATAN BANDWIDTH PADA FREKUENSI S-BAND

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan kebutuhan manusia untuk mendapatkan informasi tanpa mengenal

RANCANG BANGUN ANTENA PLANAR MONOPOLE MIKROSTRIP UNTUK APLIKASI ULTRA WIDEBAND (UWB)

PERANCANGAN ANTENA WAVEGUIDE 6 SLOT PADA FREKUENSI 2,3 GHZ UNTUK APLIKASI LTE-TDD

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP MULTI-PATCH COPLANAR DIPOLE DUAL BAND UNTUK APLIKASI WIMAX

BAB 10 ULTRA HIGH FREQUENCY ANTENNA. Mahasiswa mampu menjelaskan secara lisan/tertulis mengenai jenis-jenis frekuensi untuk

PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENNA CONTROL UNIT BERUPA PHASE SHIFTER DIGITAL UNTUK ANTENA PHASED ARRAY 4X4 PADA FREKUENSI S-BAND UNTUK RADAR 3D

BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA ULTRAWIDEBAND

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEGI EMPAT TRIPLE BAND PADA FREKUENSI 2,3, 3,3 GHz DAN 5,8 GHz

LAMPIRAN 1 GRAFIK PENGUKURAN PORT TUNGGAL

STUDI PERANCANGAN ANTENA SUSUN MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DUAL-BAND (2.4 GHz dan 3.3 GHz) Oleh APLI NARDO SINAGA

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PATCH. SEGITIGA DUAL- BAND ( 2,4 GHz dan 3,3 GHz) DENGAN STUB PADA SALURAN PENCATU

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Antena mikrostrip..., Slamet Purwo Santosa, FT UI., 2008.

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PATCH SEGITIGA DUAL-BAND UNTUK APLIKASI. WLAN (2,45 GHZ) DAN WiMAX(3,35 GHZ)

LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN SKIM PEMBINAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE UNTUK FREKUENSI 2,4 GHz

BAB IV PENGUKURAN ANTENA

PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA MICROSTRIP PATCH SEGITIGA MIMO 2x2 pada FREKUENSI 2,3 GHz UNTUK APLIKASI LTE

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PATCH SEGIEMPAT DUAL-BAND (2,3 GHz dan 3,3 GHz) DENGAN PENCATUAN PROXIMITY COUPLED

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi secara real time, dimana keterbatasan jarak, waktu dan ruang

DESAIN ANTENA TEKNOLOGI ULTRA WIDEBAND

BAB I PENDAHULUAN. teknologi tanpa kabel (wireless) menyebakan para perancang antena agar merancang

PERANCANGAN ANTENA HELIX PADA FREKUENSI 433 MHz

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP YAGI-ARRAY TIGA ELEMEN DENGAN FREKUENSI 642 MHz UNTUK PENERIMA SIARAN TELEVISI

PERANCANGAN ANTENA YAGI UDA 11 ELEMEN PADA FREKUENSI MHz (TVONE) MENGGUNAKAN SOFTWARE NEC-Win Pro V e

BAB I PENDAHULUAN. wireless dimana transmisi sinyal tanpa menggunakan perantara konduktor / wire.

SKRIPSI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP UNTUK SPEKTRUM. ULTRA WIDEBAND PADA WLAN 5,2 GHz

e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 2959

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY

HALAMAN JUDUL PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP MODEL PIFA LAPORAN TUGAS AKHIR OLEH: ANASTASIA MIRA PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

KISI UJI KOMPETENSI 2014 PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI

TUGAS AKHIR STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN TIPE POLARISASI MELINGKAR MENGGUNAKAN ANSOFT

Tabel 4.7 Perhitungan Penguatan Frekuensi 3550 MHz

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT PLANAR ARRAY 4 ELEMEN DENGAN PENCATUAN APERTURE-COUPLED UNTUK APLIKASI CPE PADA WIMAX

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PATCH SEGIEMPAT DUAL-BAND (2,3 GHz dan 3,3 GHz) DENGAN PENCATUAN PROXIMITY COUPLED

PERANCANGAN DAN OPTIMASI KINERJA ANTENA PLANAR ULTRA WIDEBAND BERBASIS METAMATERIAL MENGGUNAKAN SUBSTRAT FR-4

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Desain Antena Log Periodik Mikrostrip Untuk Aplikasi Pengukuran EMC Pada Frekuensi 2 GHz 3.5 GHz

PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA MIMO BERBASIS MIKROSTRIP PADA FREKUENSI 2,6 GHZ UNTUK APLIKASI LTE

DESAIN ANTENA MIKROSTRIP RECTANGULAR GERIGI UNTUK RADAR ALTIMETER

SETRUM. Perancangan Antena Mikrostrip Patch Circular (2,45 GHz) Array dengan Teknik Pencatu Proximity Sebagai Penguat Sinyal Wi-Fi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Antena merupakan suatu bagian yang mutlak diperlukan dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. Wireless Local Area Network (WLAN) merupakan salah satu aplikasi

BAB I PENDAHULUAN. Pada proyek akhir ini dirancang dan dibuat suatu antena yang berdasarkan prinsip dari penyepadanan. λ 4 bertingkat binomial.

PENGUKURAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK BEBAS PADA AREA URBAN DAN RURAL

TUGAS AKHIR TE Desain Antena Log Periodik Mikrostrip untuk Aplikasi Pengukuran EMC pada Frekuensi 2 GHz 3.5 GHz.

RANCANG BANGUN ANTENA YAGI MODIFIKASI OMNIDIRECTIONAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENERIMA SIARAN TELEVISI ULTRA HIGH FREQUENCY

BAB III METODE PENELITIAN. perancangan sampai merealisasikan antenna UWB mikrostrip dengan

Antena Array Mikrostrip Slot Dengan Tuning-Stubs Untuk Ku-Band Electronic Support Measure (ESM)

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP MULTI-PATCH STACKED DUAL-BAND PADA FREKUENSI WiMAX (3,3 GHZ DAN 5,8 GHZ)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERANCANGAN DAN SIMULASI ANTENA MIKROSTRIP DOUBEL BIQUAD PADA FREKUENSI

PENANGANAN INTERFERENSI PADA JARINGAN SELULER 2G PT. INDOSAT UNTUK AREA BANDUNG

Perancangan Antena Dual Band Berbasis Metamaterial pada Frekuensi 2.3/3.3 GHz

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial dengan teknologi sebagai media yang digunakan oleh manusia.

Analisis Perubahan Fasa Terhadap Pola Radiasi untuk Pengarahan Berkas Antena Stasiun Bumi

III. METODE PENELITIAN. Laboratorium Teknik Telekomunikasi. Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung.

BAB III PERANCANGAN ANTENA ARRAY FRACTAL MIKROSTRIP

Desain dan Pembuatan Antena Whip Dual-Band pada VHF 144 MHz dan UHF 430 MHz untuk Perangkat Transceiver Portabel

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN TEKNIK PLANAR ARRAY

PPET-LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)

Transkripsi:

MAMPU MENDESAIN ANTENA UNTUK KEPERLUAN KOMUNIKASI TERTENTU DENGAN PROSEDUR YANG SISTEMATIS Course Learning Outcome - 2 Kelompok : Kelas : Nama / NIM : Nama / NIM : Nama / NIM : Nama / NIM : Fakultas Teknik Elektro S1 Teknik Telekomunikasi MK Antena dan Propagasi Genap 1617

A. Proses Pembelajaran CLO 2. Proses Kegiatan Mulai mengidentifikasi Kebutuhan Sistem Menentukan parameter antena yang dibutuhkan/ dirancang Menentukan metode perancangan yang digunakan Menentukan Dimensi Antena Menganalisis Hasil Simulasi Sesuai Spesifikasi Sistem? Membuat Laporan dan Presentasi Selesai A B C D Keterangan Proses Kegiatan Kegiatan A. 1. Mahasiswa menetapkan system antenna yang akan dirancang atau system antenna yang akan dirancang telah ditentukan oleh dosen. 2. Mahasiswa mengetahui karakteristik/parameter dasar antenna yang dirancang dengan mencari referensi yang sesuai dan terpercaya. 3. Mahasiswa mengetahui metode perancangan yang digunakan dengan mencari referensi yang sesuai dan terpercaya. 4. Proses-proses pada kegiatan A dilakukan dalam kelompok dan dicatat pada logbook kegiatan sebagai salah satu factor penilaian. 5. Untuk menentukan metode perancangan dan referensi yang sesuai dapati diverifikasi oleh dosen. Kegiatan B. 1. Mahasiswa dapat menghitung dan mensketsa bentuk dan ukuran antenna yang akan dirancang. 2. Mahasiswa dapat mensimulasikan hasil sketsa antenna pada software simulasi. 3. Proses simulasi dapat dibantu oleh dosen dan/atau asisten dosen. 4. Hasil simulasi dicatat pada logbook kegiatan sebagai salah satu penilaian 5. Hasil simulasi ditunjukkan kepada dosen untuk menentukan perlu dilakukan optimasi atau tidak Kegiatan C. 1. Jika proses belum perancangan belum sesuai, maka dilakukan optimasi ukuran antenna 2. Proses optimasi dibantu oleh asisten dosen 3. Hasil optimasi dicatat pada logbook kegiatan sebagai salah satu penilaian 4. Hasil optimasi ditunjukkan kepada dosen untuk menentukan kesesuaian antara rancangan dan spesifikasi system Kegiatan D. 1. Setiap kelompok membuat laporan kegiatan dengan template yang ditentukan 2. Setiap kelompok mempresentasikan hasil kegiatan 3. Penilaian CLO diambil dari logbook kegiatan, laporan kegiatan, dan presentasi laporan. 4. Proses presentasi dapat dibantu oleh beberapa asisten. Page 1 of 9

B. Matrix Penilaian Perancangan Antena 0 20% 20%-50% 50%-70% 70%-100% Mahasiswa dapat menentukan dimensi awal dan mensketsa antenna yang akan dirancang Mahasiswa dapat mengidentifikasi kebutuhan system dan menentukan jenis parameter antenna yang sesuai dengan system. C. Problem Pemicu Mahasiswa dapat mensimulasikan antenna dan menganalisis hasil parameter dari perancangan awal antena Mahasiswa dapat mengoptimasi hasil rancangan antenna untuk menyesuaikan parameter antenna dengan parameter system serta menganalisis hasil antara simulasi awal dan hasil optimasi Deskripsi dokumen KODE PROBLEM: TTH3G3-CLO2-01 CLO 2 Pendekatan penyampaian materi Capaian Pembelajaran (Learning Outcome) Materi Pembelajaran CLO 2 Tujuan Problem Pemicu Pembuat problem pemicu Problem Pemicu CLO 2 (TTH3G3) ANTENA DAN PROPAGASI CLO2 Mampu Mendesain Antena Untuk Keperluan Komunikasi Tertentu Dengan Prosedur Yang Sistematis Project-based Learning Memahami karakteristik antenna untuk keperluan komunikasi tertentu 1) Prosedur desain antenna 2) Tools desain antenna 3) Parameter desain antenna Mahasiswa dapat mendesain antenna untuk keperluan system komunikasi tertentu dengan cara mengembangkan bentuk antenna dasar berupa antenna mikrostrip dengan subtract FR4 dan mengamati perubahan parameter antenna tersebut. Dr. Levy Olivia Dr. Nachwan Mufti Adriansyah, ST., MT Budi Syihabuddin, ST., MT. Agus Dwi Prasetyo, ST., MT. Antena bekerja tergantung dari frekuensi yang digunakan. Alokasi frekuensi yang digunakan tergantung dari regulasi pada setiap negara. Semisal kebijakan Indonesia menerapkan frekuensi 1800 untuk layanan LTE. Pada dasarnya LTE bisa berjalan di seluruh frekuensi. Namun, penyelenggaraan jaringan LTE di setiap negara, bisa jadi berada di spektrum frekuensi yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh ketersediaan spektrum frekuensi yang diatur oleh pemerintah dan operator seluler yang mendapatkan lisensi LTE. Selain itu, beberapa frekuensi juga telah digunakan untuk layanan lain. Di Indonesia misalnya, frekuensi 700MHz digunakan untuk siaran TV analog, dan frekuensi 2.600MHz, dipakai untuk layanan televisi satelit berlangganan. Ini menjadi salah satu alasan, mengapa frekuensi LTE di setiap negara bisa jadi tidak sama. Sehingga, negara dan operator seluler memilih untuk menyelenggarakan LTE di frekuensi yang tersedia. Di Asia, frekuensi 1.800 MHz dan 2.600 MHz menjadi frekuensi yang umum digunakan untuk penyelenggaraan LTE. Frekuensi ini digunakan oleh Singapura, Hong Kong, Korea Selatan dan beberapa negara Eropa. Di Jepang dan Amerika Serikat, LTE Page 2 of 9

berjalan di frekuensi 700MHz atau 2.100MHz. Sekedar catatan, beberapa negara juga menggunakan frekuensi 800MHz dan 850MHz untuk LTE. Berbeda dengan alokasi frekuensi untuk radio amatir (ORARI), spectrum frekuensi yang dilokasikan sama untuk semua negara. Karena pengaturan alokasi frekuensi tersebut diatur oleh badan dunia. Semisal di Indonesia untuk band 0,23 meter dialokasikan dari frekuensi 1260 1300 MHz dan untuk 0,12 meter pada 2300 2450 MHz. Kedua band frekuensi tersebut tidak dapat dipakai untuk komersil. Jika melihat rentang frekuensi antara 1 2,5 GHz di Indonesia, tentu banyak layanan yang telah dipasang. Seperti komunikasi mobile pada frekuensi 800 MHz, 900 MHz, 1800 MHz dan 2100 MHz. Untuk layanan tersebut akan memiliki karakteristik antenna yang berbeda antara antenna yang digunakan pada mobile handset atapun pada BTS. Jika antenna pada handset memiliki pola radiasi ke segala arah, maka pada BTS pola radiasi antenna bersifat direksional ke satu arah. Begitu juga dengan parameter lain pada antenna, dirancang sesuai dengan kebutuhan system komunikasi yang akan dipakai. Pada system komunikasi satelit, membutuhkan gain yang besar karena redaman jarak besar. Sehingga pada system komunikasi tersebut dibutuhkan antenna dengan gain yang besar, seperti antenna reflector atau antenna lain yang dapat dimodifikasi dengan membuat antenna secara tersusun (array). Selain kedua parameter tersebut, masih ada parameter lain yang perlu diperhatikan seperti polarisasi untuk meminimalisir polarization loss factor (PLF), juga bandwidth antenna yang menjadi bahasan menarik pada software defined radio (SDR). Dari rentang frekuensi 1 2,5GHz yang ada di Indonesia, seperti disebutkan sebelumnya telah ada beberapa aplikasi komunikasi yang telah diimplementasikan. Jika kalian adalah seorang perancang antenna, maka rancanglah sebuah antenna dengan mengembangkan parameter antenna mikrostrip dengan bahan PCB FR4 menjadi antenna yang sesuai dengan system komunikasi yang kalian ingin implementasikan. Page 3 of 9

D. Borang Pemantauan Pendefinisian Masalah Kelompok : Paraf Dosen Mata Ajaran : Tanggal : Judul Pemicu : Nama-Nama Anggota Kelompok 1. 4. 2. 5. 3. 6. Definisi Masalah : Isu Pembelajaran Terkait dengan Permasalahan (Paling Sedikit 8 Isu) Bahan Ajar untuk sesi saling ajar dalam kelompok Dipersiapkan oleh Tunjukkan borang ini kepada fasilitator/dosen untuk diparaf pada akhir sesi pendefinisian masalah. Borang ini diperlukan pada sesi ajar-mengajar. Simpan borang ini untuk dikumpulkan bersama laporan kelompok. Page 4 of 9

E. Logbook (1) Pertemuan/ Diskusi ke Tanggal Pertemuan / Diskusi ke Kelompok / Kelas (1) Nama / NIM (2) Nama / NIM (3) Nama / NIM (4) Nama / NIM Logbook Diskusi Hal yang didiskusikan: Hasil Diskusi: Tindakan lanjutan dan Penanggung jawab Mengetahui, Bandung, 2017 *dapat menggunakan kertas tambahan (dilampirkan) jika diperlukan ( Dosen Kelas ) Page 5 of 9

F. Logbook (2) Pertemuan/ Diskusi ke Tanggal Pertemuan / Diskusi ke Kelompok / Kelas (5) Nama / NIM (6) Nama / NIM (7) Nama / NIM (8) Nama / NIM Logbook Diskusi Hal yang didiskusikan: Hasil Diskusi: Tindakan lanjutan dan Penanggung jawab Mengetahui, Bandung, 2017 *dapat menggunakan kertas tambahan (dilampirkan) jika diperlukan ( Dosen Kelas ) Page 6 of 9

G. Logbook (3) Pertemuan/ Diskusi ke Tanggal Pertemuan / Diskusi ke Kelompok / Kelas (9) Nama / NIM (10) Nama / NIM (11) Nama / NIM (12) Nama / NIM Logbook Diskusi Hal yang didiskusikan: Hasil Diskusi: Tindakan lanjutan dan Penanggung jawab Mengetahui, Bandung, 2017 *dapat menggunakan kertas tambahan (dilampirkan) jika diperlukan ( Dosen Kelas ) Page 7 of 9

H. Logbook (4) Pertemuan/ Diskusi ke Tanggal Pertemuan / Diskusi ke Kelompok / Kelas (13) Nama / NIM (14) Nama / NIM (15) Nama / NIM (16) Nama / NIM Logbook Diskusi Hal yang didiskusikan: Hasil Diskusi: Tindakan lanjutan dan Penanggung jawab Mengetahui, Bandung, 2017 *dapat menggunakan kertas tambahan (dilampirkan) jika diperlukan ( Dosen Kelas ) Page 8 of 9

I. Template Laporan Laporan terdiri dari bagian-bagian berikut : 1. Halaman Judul 2. Teori atau konsep dasar antena yang akan dirancang meliputi karakteristik antena, parameter yang mempengaruhi karakteristik dan penentuan dimensi antena dan beberapa contoh penggunaannya dan kesesuaian dengan kebutuhan sistem wireless yang dilayani. Penulisannya mengacu pada referensi-referensi yang relevan. 3. Penentuan dimensi antena - Perhitungan penentuan dimensi antena berdasarkan teori pada bagian 1. - Penentuan dimensi antena berdasarkan komputasi numerik (simulator). - Hasil hasil dari perhitungan dan simulasi - Analisis hasil simulasi awal - Optimasi dimensi antena - Analisis hasil optimasi dan hasil simulasi awal 4. Kesimpulan 5. Referensi 6. Logbook J. Komponen Penilaian 1. Logbook 30% 2. Laporan 40% 3. Presentasi 30% Page 9 of 9