BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia semakin maju dan berkembang. Hal ini ditandai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang ketat dalam berbagai aspek merupakan hal yang tak dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan perubahan, termasuk sektor ekonomi bisnis di dunia. Perubahan yang begitu

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana yang mempertemukan pihak-pihak yang kelebihan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan baik skala kecil maupun besar senantiasa berhadapan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. suatu persaingan yang semakin tajam antar perusahaan. Dalam

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah Economic Value Added (EVA), Return on Assets

BAB I PENDAHULUAN. (investor) dengan orang yang membutuhkan modal. Pasar modal memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha di seluruh penjuru dunia yang bebas seperti

BAB I PENDAHULUAN. cukup penting didalam kegiatan perekonomian, bahkan pasar modal juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kontinuitas perkembangan usahanya dari waktu ke waktu. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia periode

BAB I PENDAHULUAN. investasinya tersebut akan mampu memberikan tingkat pengembalian (rate of return)

BAB I PENDAHULUAN. Industri telekomunikasi merupakan salah satu jenis industri yang. berkomunikasi tanpa harus melakukan tatap muka.

BAB I PENDAHULUAN. tidak akan pernah redup. Bayangkan jika semua koneksi telekomunikasi, baik itu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Tio Sulistyanto, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Daftar Perusahaan Telekomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. waktu lama dengan dengan harapan mendapat keuntungan dimasa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di suatu Negara bisa menjadi acuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. dana. Tempat penawaran penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan investasi sangat erat kaitannya dengan seorang

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara berkembang yang menganut sistem ekonomi pasar. Keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perusahaan untuk inovatif dan melakukan penyesuaian terhadap

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan pemilik korporasi, maka secara alami tujuan keuangan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana untuk melakukan investasi yaitu memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Sehingga semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula. kemakmuran pemilik saham (Husnan, 2012:7)

BAB I PENDAHULUAN. produk-produk layanan telekomunikasi yang beredar di Indonesia. Sebagai salah

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas. Setiap perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia atau go public

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal investor dapat membentuk portofolio serta melakukan investasi

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan lancar. Perusahaan tentu tidak hanya mengharapkan dana dari

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan harus selalu meningkatkan kinerja perusahaan mereka. Ada berbagai

ANALISIS FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PADA PT. ASTRA AGRO LESTARI, TBK UNTUK PERIODE

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi ini pasar merupakan suatu fenomena yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Pada umumnya pengukuran kinerja perusahaan menjadi suatu hal yang

(sumber: 2016) (sumber: 2016)

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, pendidikan, kebudayaan, pertanian, sampai pada stabilitas

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi pada masa yang akan datang. Tujuan utama kegiatan investasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke

BAB I PENDAHULUAN. ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Dari dana tersebut dapat diubah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah pengguna telepon seluler

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-undang No. 36/1999 tentang telekomunikasi

BAB I LATAR BELAKANG. suatu perusahaan adalah dengan menganalisis laporan keuangannya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

percaturan bisnis telekomunikasi berkembang menjadi lebih baik, serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Telah melakukan penelitian yang berjudul Analisis Perbandingan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. (sumber: 2012) (sumber: 2013)

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha semakin memicu persaingan antar. perusahaan untuk mencapai suatu keberhasilan. Indikator keberhasilan

BAB I UKDW. saham. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan diperlukan untuk menentukan

BAB IV PEMBAHASAN. kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan jangka

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. industri, kondisi ekonomi, dapat memberikan gambaran yang lebih baik mengenai

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan dari dalam perusahaan (internal financing) maupun

BAB I PENDAHULUAN. investor/pemilik modal. Media yang digunakan perusahaan dalam menjual

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian a. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lampiran 1: Data Firm Value Berdasarkan Rasio Tobin s Q Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode KODE

BAB I PENDAHULUAN. menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu perusahaan yang dibentuk atau didirikan sudah tentu mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan melalui pembelian surat-surat berharga yang ditawarkan atau

BAB I PENDAHULUAN. menggalang pergerakan dana jangka panjang dari masyarakat (investor) yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Darmadji dan Fakhrudin (2012:1)

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan perekonomian suatu negara sangat dipengaruhi oleh banyak faktor.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri telekomunikasi seluler membuat persaingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan perusahaan-perusahaan saling bersaing untuk dapat menyesuaikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dari Asosiasi Telekomunikasi Selular Indonesia (ATSI) menilai pertumbuhan industri

BAB I PENDAHULUAN. regulasi di Bidang keuangan dan perbankkan termasuk pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai macam kegiatan untuk melakukan investasi di Indonesia

Analisis Fundamental Terkait Pengambilan Keputusan Investasi Pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT. Indosat Tbk, dan PT. XL Axiata Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 laju investasi dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia tahun

BAB I PENDAHULUAN. kali perusahaan tidak bisa memenuhi kebutuhan bisnisnya hanya dengan

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI. pertanyaan dari tujuan penelitian maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. mencari tambahan dana (berupa fresh money) untuk disuntikan ke dalam perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu cara bagi perusahaan untuk mendapatkan tambahan modal adalah

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan yang berdiri dan berkembang sesuai dengan meningkatnya

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu lembaga resmi yang disebut

I. PENDAHULUAN. suatu hal yang sangat berhubungan. Tingkat kesehatan perusahaan akan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pasar modal di Indonesia semakin maju dan berkembang. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan yang go public dan peminat yang semakin bertambah yang antara lain tampak dari jumlah transaksi harian yang meningkat dan jumlah emiten baru yang terdaftar. Menurut Direktur Pengawasan dan Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Uriep Budhi Prasetyo, pada tanggal 16 Februari 2012, BEI mencatatkan perkembangan kapitalisasi pasar yang cukup baik selama sepuluh tahun terakhir. Hal ini dilihat dari kapitalisasi pasar saham bursa yang naik 32,6% per tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 25,5% per tahun, dan nilai transaksi harian saham BEI tumbuh 38% per tahun (http://pasarmodal.inilah.com). Menurut Undang-undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal diperoleh penjelasan tentang penegertian pasar modal. Pasar modal diartikan sebagai suatu kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal merupakan sarana untuk mengalokasikan dana yang efisien. Investor dapat melakukan investasi pada beberapa perusahaan melalui pembelian efek-efek yang diperdagangkan di pasar modal. Sebaliknya, perusahaan dapat mendapatkan dana dengan menawarkan instrumen keuangan jangka panjang

2 melalui pasar modal. Investasi pada pasar modal termasuk dalam kategori investasi yang likuiditasnya tinggi serta mudah dikonversikan sehingga penting bagi emiten untuk memperhatikan kepentingan pemilik modal. Caranya adalah dengan memaksimalkan nilai perusahaan karena nilai perusahaan merupakan ukuran keberhasilan atas fungsi-fungsi keuangan. Banyak hal yang mempengaruhi penilaian terhadap suatu saham, namun pada umumnya kinerja perusahaan cukup berpengaruh terhadap kenaikan atau pun penurunan harga saham tersebut. Kinerja perusahaan biasanya diukur dari kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari kegiatan operasionalnya. Besarkecilnya laba yang bisa dihasilkan menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya. Hal inilah yang diinginkan oleh para investor. Ada banyak cara untuk menilai pergerakan harga saham, beberapa faktor yang biasa digunakan di golongkan menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal diantaranya hal yang berhubungan produk dan jasa perusahaan, pendanaan yang digunakan perusahaan,perubahan direksi, aksi korporasi, laporan keuangan perusahaan. Sedangkan faktor eksternal diantaranya adalah suku bunga, nilai tukar, tingkat inflasi, kebijakan pemerintah, isu global. Namun pada umumnya para investor biasanya menggunakan analisis fundamental untuk menilai kinerja perusahaan. Menurut Tjiptono (2006: 189), analisis fundamental merupakan salah satu cara melakukan penilaian saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait kondisi mikro ekonomi dan kondisi industri suatu perusahaan, termasuk berbagai indikator keuangan dan manajemen perusahaan.

3 Pada analisis fundamental tingkat profitabilitas dapat diukur dengan beberapa rasio. Rasio keuangan yang sering digunakan dalam menganalisis perubahan harga suatu saham adalah return on equity (ROE), return on assets (ROA), dan earning per share (EPS). ROE atau sering juga disebut return on net worth mengukur kemampuan perusahaan dalam menciptakan laba yang dimiliki untuk pemegang saham. Dalam perhitungannya, ROE merupakan perbandingan antara laba setelah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, jika hutang semakin besar maka rasio ini juga akan makin besar. Return on assets merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. ROA diperoleh dari rasio antara laba setelah pajak dengan total aktiva. Sedangkan EPS merupakann laba bersih per lembar saham.nilai dari ketiga rasio keuangan diatas sudah tercantum dalam setiap laporan keuangan perusahaan sehingga lebih mudah bagi investor dalam mengalisisnya untuk kemudian dijadikan dasar menentukan kebijakan portofolio. Kinerja keuangan merupakan suatu tolak ukur untuk menilai tingkat keberhasilan suatu perusahaan. Kelebihan pengukuran tersebut adalah kemudahan dalam perhitungannya selama adanya ketersediaan data historis dalam periode waktu tertentu. Sedangkan kelemahannya adalah tingkat akurasi metode tersebut dalam menilai kinerja keuangan, karena metode ini menggunakan data akuntansi yang berkaitan dengan estimasi sehingga kinerja keuangan perusahaan tidak terukur secara tepat dan akurat.

4 Dengan munculnya berbagai permasalahan dan kelemahan dalam mengukur kinerja keuangan, maka timbul pemikiran menciptakan pengukuran kinerja keuangan berdasarkan nilai (value based). Pengukuran tersebut dapat dijadikan dasar bagi manajemen perusahaan dalam pengelolaan modalnya, rencana pembiayaan, wahana komunikasi dengan pemegang saham serta dapat digunakan sebagai dasar dalam menentukan insentif bagi karyawan (Tunggal, 2001). Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan sebuah alat ukur yang bisa menambah nilai ekonomis dan menghapuskan aktivitas yang merusak nilai. Salah satu alat ukur yang dapat dipergunakan adalah Economic Value Added (EVA). Houston & Brigham (2006) berpendapat bahwa EVA merupakan suatu estimasi dari laba ekonomis yang sebenarnya dari bisnis untuk tahun yang bersangkutan, dan sangat jauh berbeda dari laba akuntansi. EVA mencerminkan laba residu yang tersisa setelah biaya dari seluruh modal, termasuk modal ekuitas, telah dikurangkan. Sedangkan laba akuntasi ditentukan tanpa mengenakan beban untuk modal ekuitas. EVA menunjukan sejauh mana perusahaan telah menambah nilai terhadap para pemilik perusahaan. Dengan kata lain apabila manajemen memusatkan diri pada EVA, maka mereka akan mengambil keputusan-keputusan keuangan yang konsisten dengan tujuan memaksimumkan kemakmuran pemilik perusahaan (Husnan, 1996). Ada enam perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di BEI, yaitu Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk., Indosat Tbk., XL Axiata Tbk., Bakrie Telecom Tbk., Smartfren Telecom Tbk., dan Inovisi Infracom Tbk. Gambaran

5 sepintas tentang kinerja keuangan keenam perusahaan tersebut diungkapkan dalam tabel 1.1. Tabel 1.1 Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di BEI No Nama Perusahaan Kode Jumlah Saham Harga (Rp) Per 31 Des 11 Market Capitalization 1 Bakrie Telecom Tbk BTEL 28.482.417.579 260 7.263.016.482.645 2 XL Axiata Tbk EXCL 8.518.566.332 4150 38.120.584.335.700 3 Smartfren Telecom FREN 118.639.133.91 50 5.931.956.695.900 Tbk 8 4 Inovisi Infracom Tbk INVS 1.702.000.000-4.935.800.000.000 5 Indosat Tbk ISAT 5.433.933.500 5.650 29.614.937.575.000 6 Telekomunikasi Indonesia Tbk TLKM 20.159.999.280 7.050 138.095.995068.000 Sumber : www.idx.co.id Market capitalization atau kapitalisasi pasar adalah nilai perusahaan berdasarkan perhitungan harga pasar saham dikalikan dengan jumlah saham yang beredar. Pada tabel diatas jumlah saham Bakrie telecom tbk 28.482.417.579 dengan harga saham nya 260/lembar, market capitalization nya sebesar 7.263.016.482.645. XL Axiata Tbk memiliki jumlah saham 8.518.566.332 dengan harga 4.150 / lembar dengan market capitalization 38.120.584.335.700. Harga Smartfren Telecom Tbk 50/ lembar sedangkan jumlah saham 118.639.133.918, market capitalization nya sebesar 5.931.956.695.900. Inovisi Infracom Tbk memiliki jumlah saham 1.702.000.000 tetapi harga saham per 31 Desember 2011 tidak tercantum sedangkan market capitalization nya sebesar 4.935.800.000.000. Jumlah saham Indosat Tbk 5.433.933.500 dengan harga 5.650/lembar dan market capitalization sebesar 29.614.937.575.000. Untuk Telekomunikasi Indonesia Tbk sendiri market capitalization nya sebesar 138.095.995.068.000 dengan jumlah saham 20.3159.999.280 dengan harga 7.050/lembar.

6 Munijin (2011) berpendapat bahwa saham telekomunikasi dinilai kurang prospektif akhir tahun 2011 akibat pertumbuhan yang mature. Harga saham dan volume transaksi Perusahaan Telekomunikasi dari tahun 2008 sampai dengan 2011 mengalami fluktuasi (www.pasarmodal.inilah.com). Hal tersebut dapat dilihat dalam grafik berikut ini ( Yahoo Finance, 2012) Gambar 1.1 Fluktuasi Harga Saham PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk Tahun 2008-2011 Gambar 1.2 Fluktuasi Harga Saham Indosat Tbk Tahun 2008-2011

7 Gambar 1. 3 Fluktuasi Harga Saham XL Axiata Tbk Tahun 2008-2011 Gambar 1.4 Fluktruasi Harga Saham Bakrie Telecom Tbk Tahun 2008-2011 Harga saham Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. selama kurun pada tahun 2008-2010 mengalami kenaikan yang konsisten, namun pada tahun 2011 mengalami penurunan sampai di bawah harga tahun 2008. Perusahaan Indosat Tbk selama periode periode 2008-2011 mengalami pluktuasi harga. Harga saham Indosat Tbk. ini mencapai puncak pada tahun 2008 dan kemudian turun pada

8 tahun 2009, kemudian naik sedikit pada tahun 2010 dan turun lagi pada tahun 2011. Temuan penelitian menunjukkan bahwa Perusahaan XL Axiata Tbk. selama periode periode tahun 2008-2011 mengalami pluktuasi harga. Harga saham XL Axiata Tbk. ini mencapai puncak pada tahun 2011. Pada tuhun 2009, harga saham perusahaan ini mengalami penurunan dibanding 2008, kemudian naik hampir tiga kali lipat pada tahun 2010 dan naik lagi sekitar 35 persen pada tahun 2011. Harga saham Perusahaan Bakrie Telecom Tbk. selama periode periode tahun 2008-2011 mengalami fluktuasi harga yang kecenderungannya mirip dengan XL Axiata Tbk. meski dengan harga saham paling tinggi hanya 300 ribuan. Kenaikan pada tahun 2011 hampir dua kali lipat harga saham tahun sebelumnya. Banyak faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham perusahaan telekomunikasi seperti kondisi ekonomi, isu global, kemajuan teknologi dan kebijakan pemerintah. Pada tanggal 5 Februari 2008, Pemerintah mengeluarkan aturan penyesuaian tarif mengacu pada ketentuan tarif interkoneksi berbasis biaya. Pada tanggal 11 April 2008, berdasarkan Keputusan Dirjen Postel No. 205 tahun 2008, Pemerintah menyetujui Dokumen Penawaran Interkoneksi (DPI) dari operator dominan (operator yang memiliki pangsa pasar sedikitnya 25%), untuk mengganti DPI sebelumnya. Kewajiban ini berlaku bagi semua operator dan harus dilaporkan setiap tahun. Aturan ini mengalami revisi sebanyak 3 kali dimana aturan terbaru mulai diterapkan pada awal tahun 2011. Dengan adanya peraturan baru ini maka persaingan dalam telekomunikasi akan semakin sehat karena tarif yang ditawarkan tidak akan jauh berbeda antar operator. Operator akan berlomba

9 mencari pelanggan dan akibatnya perang tarif antar sesama operator akan semakin sengit. Pada saat tarif mulai mengalami penurunan, terlihat juga pergeseran pola penggunaan layanan telekomunikasi dari layanan voice ke layanan broadband untuk komunikasi data termasuk internet dan multimedia, contohnya pelanggan fixed broadband PT. Telkom pada tahun 2009-2010 mengalami kenaikan dari 241 ribu pelanggan menjadi 1,64 juta pelanggan. Sedangkan untuk mobile broadband dari 1,37juta menjadi 3,8juta pelanggan. Sedangkan untuk pelanggan blackberry pada tahun 2009 sekitar 300 ribu - 400 ribu (detik.com) dan hingga saat ini secara keseluruhan pengguna blackberry mencapai 7 juta pelanggan (www.investor.com) Dari grafik di atas dapat dilihat pada akhir tahun 2008 sampai dengan awal tahun 2009 seluruh harga saham perusahaan telekomunikasi mengalami penurunan, hal ini mungkin disebabkan mulai diberlakukannya Undang-undang Telekomunikasi tentang tarif telepon seluler. Adanya beberapa aksi korporasi yang dilakukan perusahaan telekomunikasi seperti merger antara PT Mobile-8 Tbk dan PT Smart Telecom pada tahun 2010, proses buyback saham PT Telkom pada tahun 2011 dan adanya wacana merger operator seluler antara flexi (PT Telkom Indonesia Tbk.) dan esia (Bakrie Telecom Tbk.), sedikitnya mempengaruhi perubahan harga saham di pasar bursa. Dari latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji masalah pengaruh variabel EVA, ROA, ROE, dan EPS terhadap harga saham Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di BEI dan untuk mengetahui variabel mana yang paling dominan mempengaruhi harga saham tersebut.

10 B. Batasan dan Rumusan Masalah Harga saham di pasar bursa dipengaruhi banyak faktor yang pada akhirnya menyebabkan harga bisa mengalami kenaikan atau mengalami penurunan. Investor memiliki kecenderungan untuk mencari perusahaan yang sudah stabil karena perusahaan tersebut akan memberikan timbal balik yang stabil kepada investor. Profitabilitas adalah residu yang muncul karena kebijakan dan keputusan keputusan, sedangkan menurut Bambang Riyanto (2002), adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba dibandingkan dengan aktiva atau modal perusahaan yang digunakan selama periode tertentu dan dinyatakan dengan persentase. Dalam hal ini rasio profitabilitas yang digunakan penulis adalah ROA, ROE selain itu memasukkan juga rasio EPS dan EVA. Economic Value Added (EVA) merupakan perhitungan yang bedasarkan nilai.. EVA menunjukan sejauh mana perusahaan memberikan penambahan nilai terhadap para pemilik perusahaan. Nilai EVA yang besar akan menarik minat para investor, karena semakin besar nilai EVA maka akan semakin tinggi nilai perusahaan dan tingkat keuntungan yang diharapkan akan semakin besar. Dengan semakin banyak nya minat investor terhadap suatu harga saham maka kemungkinan harga saham tersebut naik akan semakin besar. Return on Assets (ROA) merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Rasio ini menggambarkan bagaimana perusahaan mengelola dan

11 memaksimalkan asset yang dimiliki sehingga menghasilkan keuntungan yang optimal. ROA yang positif mencerminkan perusahaan mampu menghasilkan laba dari aktiva yang dimiliki.semakin tinggi nilai ROA semakin besar laba yang dihasilkan, hal ini akan menarik minat investor untuk menginvestasikan dananya kepada perusahaan. Return on equity (ROE) merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan menggunakan modal sendiri. Semakin besar nilai ROE maka semakin besar tingkat keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Para investor lebih tertarik pada seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan terhadap modal yang ia tanamkan.. Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari perusahaan yang bersangkutan. Selanjutnya, kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga saham perusahaan. Earning per Share (EPS) adalah laba bersih yang diperoleh dari setiap lembar saham. Laba per lembar saham biasanya merupakan indikator laba yang diperhatikan para investor yang umumnya terdapat korelasi yang kuat antara pertumbuhan laba dengan pertumbuhan harga saham (Munawir,2001). Apabila EPS mengalami kenaikan maka laba per lembar saham akan mengalami kenaikan hal ini tentu akan menjadi daya tarik investor untuk menginvestasikan modalnya sehingga akan mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut. Masalah penelitian ini dapat dirumuskan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut

12 1) Apakah Economic Value Added (EVA), Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), dan Earning Per Share (EPS) secara simultan berpengaruh positif terhadap harga saham Perusahaan Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI)? 2) Apakah Economic Value Added (EVA) berpengaruh positif terhadap harga saham Perusahaan Telekomunikasi di BEI? 3) Apakah Return On Assets (ROA) berpengaruh positif terhadap harga saham Perusahaan Telekomunikasi di BEI? 4) Apakah Return On Equity (ROE) berpengaruh positif terhadap harga saham Perusahaan Telekomunikasi di BEI? 5) Apakah Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif terhadap harga saham Perusahaan Telekomunikasi di BEI? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahannya, penelitian ini ditujukan untuk mengetahui hal-hal berikut. 1) Pengaruh EVA, ROA, ROE, dan EPS secara simultan terhadap harga saham Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di BEI 2) Pengaruh EVA secara parsial terhadap harga saham Perusahaan Telekomunikasi di BEI. 3) Pengaruh ROE secara parsial terhadap harga saham Perusahaan Telekomunikasi di BEI.

13 4) Pengaruh ROE secara parsial terhadap harga saham Perusahaan Telekomunikasi di BEI. 5) Pengaruh EPS secara parsial terhadap harga saham Perusahaan Telekomunikasi di BEI. D. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi baik bagi pengembangan ilmu maupun bagi penyelesaian masalah praktis. 1. Bagi pengembangan ilmu, hasil ini dapat dipergunakan sebagai referensi ilmu pengetahuan yang meperkaya temuan-temuan analisis ragam rasio keuangan dalam bidang manajemen keuangan. 2. Bagi kepentingan praktis, hasil ini diharapkan dapat digunakan sebagai alat pengambilan keputusan oleh investor dalam melakukan investasi khususnya pada pasar modal. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang kinerja perusahaan selama ini dan dapat digunakan menjadi dasar pengambilan keputusan