HUBUNGAN ASUPAN ZAT BESI, ASAM FOLAT, VITAMIN B 12 DAN VITAMIN C DENGAN KADAR HEMOGLOBIN SISWA DI SMP NEGERI 2 TAWANGHARJO KABUPATEN GROBOGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak. perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja dalam masyarakat.


BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan zat gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik, perkembangan kecerdasan, menurunnya produktifitas kerja dan

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Endar Wahyu Choiriyah J PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara, dan masih menjadi masalah kesehatan utama di. dibandingkan dengan laki-laki muda karena wanita sering mengalami

BAB I PENDAHULUAN. gangguan absorpsi. Zat gizi tersebut adalah besi, protein, vitamin B 6 yang

BAB I PENDAHULUAN. dewasa. Remaja adalah tahapan umur yang datang setelah masa anak anak

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang, termasuk. Riskesdas, prevalensi anemia di Indonesia pada tahun 2007 adalah

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS VIII SMP II KARANGMOJO GUNUNGKIDUL

HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI PEMBENTUK SEL DARAH MERAH DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN GOWA

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kualitas SDM yang dapat mempengaruhi peningkatan angka kematian. sekolah dan produktivitas adalah anemia defisiensi besi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terutama di negara berkembang. Data Riset Kesehatan Dasar (R iskesdas)

BAB 1 : PENDAHULUAN. kurang vitamin A, Gangguan Akibat kurang Iodium (GAKI) dan kurang besi

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sukoharjo yang beralamatkan di jalan Jenderal Sudirman

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan fisiknya dan perkembangan kecerdasannya juga terhambat.

Bagian Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. Kasus anemia merupakan salah satu masalah gizi yang masih sering

HUBUNGAN ASUPAN PROTEIN, ZAT BESI DAN VITAMIN C DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI MAN 2 MODEL PALU

BAB I PENDAHULUAN. kurang dari angka normal sesuai dengan kelompok jenis kelamin dan umur.

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ZAT BESI DAN PROTEIN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS VIII DAN IX DI SMP N 8 MANADO

HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA WANITA PRAKONSEPSI DI KECAMATAN UJUNG TANAH DAN KECAMATAN BIRINGKANAYA KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 2001). Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada

BAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11)

BAB I PENDAHULUAN. yang relatif sangat bebas, termasuk untuk memilih jenis-jenis makanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibu hamil merupakan penentu generasi mendatang, selama periode kehamilan ibu hamil membutuhkan asupan gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI DI SMP NEGERI 13 MANADO Natascha Lamsu*, Maureen I. Punuh*, Woodford B.S.

BAB I PENDAHULUAN. generasi sebelumnya di negara ini. Masa remaja adalah masa peralihan usia

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998

HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI TABLET Fe DAN FREKUENSI ANTENATAL CARE (ANC) DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL DI DESA SENDANG PONOROGO NASKAH PUBLIKASI

Kecamatan Bunaken Kepulauan Kota Manado.

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KELAS XI DI SMK N 2 YOGYAKARTA

keywords: tea consumptions, hemoglobin levels, vocational students

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kekurangan zat-zat gizi esensial tertentu yang akhirnya akan

BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan gagalnya pertumbuhan,

BAB I PENDAHULUAN. Usia remaja merupakan usia peralihan dari anak-anak menuju dewasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci: Asupan Zat Besi, Kadar Hemoglobin, Anak Usia 1-3 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu

PERBEDAAN KADAR HB DALAM PEMBERIAN TABLET FE + VITAMIN C PADA REMAJA PUTRI DI KOTA BUKITTINGGI. Hasrah Murni (Poltekkes Kemenkes Padang )

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG ANEMIA DAN KEBIASAAN MAKAN TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI DI ASRAMA SMA MTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dengan prevalensi tertinggi dialami negara berkembang termasuk Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN PROTEIN, BESI DAN VITAMIN C DENGAN KADAR HEMOGLOBIN SISWI KELAS XI SMU NEGERI I NGAWI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU DENGAN KEJADIAN ANEMIA REMAJA PUTRI KELAS X DAN XI SMA NEGERI 1 POLOKARTO

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB III METODE PENELITIAN. Cross Sectional dimana pengukuran variabel bebas dan variabel terikat

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan besarnya jumlah penderita kehilangan darah akibat

BAB I PENDAHULUAN.

WAHANA INOVASI VOLUME 3 No.2 JULI-DES 2014 ISSN :

Yane Liswanti, Dina Ediana 1Program Studi DIII Analis KesehatanSTIKes BTH Tasikmalaya *Coresponding author :

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas, istilah. pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

Universitas Riau Telp. (0761) 31162, Fax (859258)

Kata kunci : Pendidikan Gizi, Pengetahuan Gizi, Tingkat Kecukupan Gizi, Anemia, Remaja Daftar bacaan : 91 ( )

BAB I PENDAHULUAN. sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuabaet al., 2012).

BAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh: REISYA NURAINI J

KEBIASAAN MINUM TABLET FE SAAT MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA TAHUN 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat ( Public Health Problem) adalah anemia gizi.

PERBEDAAN KEBIASAAN MAKAN PAGI ANTARA ANAK ANEMIA DAN NON ANEMIA DI SD NEGERI BANYUANYAR III BANJARSARI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi besi, etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan yaitu hemodilusi. 1

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ZAT BESI DAN PROTEIN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI DI SMP N 5 KOTA MANADO

ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR RET HE, FE, DAN TIBC PADA PENDERITA ANEMIA DEFISIENSI FE DENGAN ANEMIA KARENA PENYAKIT KRONIS

PEMBERIAN TABLET Fe DAN JUS JAMBU BIJI PADA REMAJA PUTRI YANG ANEMIA DEFISIENSI BESI

ABSTRAK GAMBARAN KECUKUPAN KONSUMSI MAKANAN PADA SISWI SMP NEGERI 19 KOTA MAKASSAR TAHUN 2009

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PROTEIN, ZAT BESI, DAN VITAMIN C DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI KELURAHAN SEMANGGI DAN SANGKRAH SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI (FE) DI KECAMATAN TARERAN

PENGARUH SUPLEMENTASI ZAT BESI DAN ASAM FOLAT TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI DENGAN ANEMIA DI POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA TESIS

HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI (PROTEIN, FE,ASAMFOLAT,VITAMIN C) DENGAN STATUS ANEMIA PADA MAHASISWI KEBIDANAN DI ASRAMA STIKES RESPATIYOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan pertumbuhan fisik yang tidak optimal dan penurunan perkembangan. berakibat tingginya angka kesakitan dan kematian.

PENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA MURID SEKOLAH DASAR ( Studi di SDN 1 Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo )

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan. perkembangan kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja, dan

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR SMP NEGERI 10 KOTA MANADO.

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ZAT BESI DAN PROTEIN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI SMP NEGERI 10 MANADO

PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG ANEMIA DENGAN STATUS HEMOGLOBIN REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 10 MAKASSAR

PENGARUH SUPLEMENTASI BESI DENGAN DAN TANPA VITAMIN B12 TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN DAN INDEKS ERITROSIT PADA TENAGA KERJA WANITA ANEMIA TESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. cadangan besi kosong yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG ANEMIA DAN KEBIASAAN MAKAN TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI DI ASRAMA SMA MTA SURAKARTA

Keywords: Anemia, Social Economy

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan dan merupakan masalah gizi utama di Indonesia

HUBUNGAN ASUPAN MAGNESIUM DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI PENDERITA ANEMIA DI SUKOHARJO SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

MAKALAH GIZI ZAT BESI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

Kata kunci :Frekuensi Antenatal Care, Ketaatan Konsumsi Fe, Anemia, Ibu Hamil

Transkripsi:

HUBUNGAN ASUPAN ZAT BESI, ASAM FOLAT, VITAMIN B 12 DAN VITAMIN C DENGAN KADAR HEMOGLOBIN SISWA DI SMP NEGERI 2 TAWANGHARJO KABUPATEN GROBOGAN Arenda Reka Narima Saptyasih*), Laksmi Widajanti**), S.A. Nugraheni*) *) Mahasiswa Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat, FKM UNDIP Semarang **) Dosen Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat, FKM UNDIP Semarang Email : arenda.reka@yahoo.co.id Abstract : Anemia is a decrease in the number of red cell mass or hemoglobin mass that it can not fulfill its function is to carry oxygen in sufficient quantities to peripheral tissues. Disruption of the formation of red blood cells can be caused by food consumed less containing nutrients, especially essential nutrients such as iron, folic acid, vitamin B 12, protein and vitamin C. Prevalence of Anemia in Grobogan District in 2015 amounted to 30.9%. This study aimed to analyze the relationship between the intake of iron, folic acid, vitamin B 12 and vitamin C with hemoglobin levels of students in Junior High School 2 Tawangharjo Grobogan District. Type used observational research with cross-sectional approach. The data collection is done with recall 24 hours over two days in a row and hemoglobin content value obtained from venous blood sampling method Sahli and corrected by the method Sianmethemoglobin. The total sample of 70 samples were taken using stratified random sampling is done randomly by lottery. The correlation test used is the Spearman rank correlation. The results showed that the intake of iron, folic acid, vitamin B 12 and vitamin C intake of the majority of research subjects including less category. 67.1% iron intake, intake of folic acid 77.1%, 65.7% intake of vitamin B 12, vitamin C intake as much as 52.9% and 75.7% suffering from anemia. The result of the correlation intake of iron, folic acid, vitamin B 12 with hemoglobin levels obtained value of p <0.05 and correlation of test results vitamin C content of hemoglobin obtained value of p> 0.05. There is a relationship intake of iron, folic acid, vitamin B 12 with hemoglobin levels of students in Junior High School 2 Tawangharjo Grobogan District. And there was no association of vitamin C intake with hemoglobin levels of students in Junior High School 2 Tawangharjo Grobogan District. Keywords: Iron, Folic Acid, Vitamin B 12, Vitamin C, Hemoglobin Levels, Junior High School Students PENDAHULUAN Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat, kesehatan yang prima, serta cerdas. 1 Anak sekolah merupakan aset negara yang sangat penting sebagai sumberdaya manusia bagi keberhasilan pembangunan bangsa. Masalah-masalah kesehatan yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang ini masih tingginya angka kematian ibu dan bayi, penyakit infeksi, penyakit degeneratif dan masalah gizi. Masalah gizi dan 521

pangan merupakan masalah yang mendasar karena secara langsung menentukan kualitas sumberdaya manusia serta dapat meningkatkan derajat kesehatan. Empat masalah gizi utama di Indonesia yang belum teratasi, salah satunya adalah anemia. 2 Anemia didefinisikan sebagai penurunan jumlah massa eritrosit (red cell mass) atau massa hemoglobin sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer. 3 Berdasarkan nilai rujukan Riskesdas Tahun 2013 proporsi anemia menurut umur, jenis kelamin, dan tempat tinggal jumlah penderita anemia umur 5-14 tahun adalah 26,4%, jumlah penderita jenis kelamin laki-laki adalah 18,4%, jenis kelamin perempuan 23,9%, jumlah penderita yang tinggal di perkotaan 20,6%, pedesaan 22,8%, sedangkan jumlah penderita anemia di Indonesia mencapai 21,7%. 4 Dari semua kelompok umur tersebut, wanita mempunyai resiko paling tinggi untuk menderita anemia terutama remaja putri. 5 Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan yang mendunia dan memiliki prevalensi yang tinggi di berbagai negara di seluruh dunia. Gizi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga makanan yang dikonsumsi akan mempengaruhi keadaan gizi, kesehatan, kecerdasan, ketahanan fisik dan produktivitas. 6 Keadaan gizi merupakan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi serta penggunaan zat-zat gizi tersebut, atau keadaan fisiologik akibat dari tersedianya zat gizi dalam seluler tubuh. 7 Asupan zat gizi berperan dalam pembentukan sel darah merah. Asupan zat gizi yang tidak mencukupi dapat mengganggu pembentukan sel darah merah. Padahal umur sel darah merah di dalam darah harus selalu dipertahankan cukup banyak. Terganggunya pembentukan sel darah merah bisa disebabkan makanan yang dikonsumsi kurang mengandung zat gizi terutama zat-zat gizi penting seperti besi, asam folat, vitamin B 12, protein, vitamin C dan zat gizi penting lainnya. 8 Keanekaragaman konsumsi makanan berperan penting dalam membantu meningkatkan penyerapan zat besi di dalam tubuh. Absorpsi besi yang efektif dan efisien memerlukan suasana asam dan adanya reduktor, seperti vitamin C. Sifat yang dimiliki vitamin C adalah sebagai promotor terhadap absorpsi besi dengan cara mereduksi besi ferri menjadi ferro. 9 Munculnya permasalahan seperti yang telah di uraikan, penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian mengenai hubungan asupan zat besi, asam folat, vitamin B 12 dan vitamin C dengan kadar hemoglobin siswa. Berdasarkan uraian tersebut judul yang di pilih dalam mengadakan penelitian ini adalah Hubungan Asupan Zat Besi, Asam Folat, Vitamin B 12 dan Vitamin C dengan Kadar Hemoglobin Siswa di SMP Negeri 2 Tawangharjo Kabupaten Grobogan. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian observasional melalui pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling dengan metode proportional random sampling. Sampel berjumlah 70 siswa. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas (asupan zat besi, asam folat, vitamin B 12, vitamin C) dan variabel terikat adalah kadar hemoglobin. Pengambilan data dilakukan dengan 522

kuesioner dan food recall 2x24 jam berturut-turut. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat Spearman. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Lokasi Penelitian SMP Negeri 2 Tawangharjo berdomisili di desa Godan, kecamatan Tawangharjo, kabupaten Grobogan. Luas tanah sekitar 9990 m 2, sedangkan luas bangunan 1525 m 2. SMP Negeri 2 Tawangharjo dikategorikan sebagai calon sekolah standar nasional pada tahun pelajaran 2008/2009 dan sejak tahun pelajaran 2009/2010 berstatus sebagai sekolah standar nasional. Kondisi sosial ekonomi dari orang tua siswa sebagian besar dari golongan menengah ke bawah. 2. Analisis Univariat a. Karakteristik Responden Dari 70 responden yang tergolong umur 12 tahun sebanyak 14 orang (20%), umur 13 tahun sebanyak 31 orang (44,3%), umur 14 tahun sebanyak 21 orang (30%), dan paling sedikit umur 15 tahun yaitu 4 orang (5,7%). Berdasarkan jenis kelamin dari 70 responden, siswi perempuan lebih banyak yaitu 54 responden (78,6%) daripada siswa laki-laki yaitu sebanyak 16 responden (21,4%). Rata-rata umur responden yaitu 13,21±0,83 tahun. b. Kadar Hemoglobin Tabel 1 Distribusi Frekuensi Kategori Kadar Hemoglobin (g/dl) Siswa di SMP Negeri 2 Tawangharjo Grobogan Kadar Hemoglobin (g/dl) Kabupaten Jumlah Responden n (orang) % Normal Anemia 17 53 24,3 75,7 Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa hasil pemeriksaan kadar hemoglobin dari 70 responden terdapat 53 responden (75,7%) yang menderita anemia, sedangkan sebanyak 17 responden (24,3%) dengan kadar hemoglobin normal atau tidak anemia. c. Kategori Tingkat Kecukupan Zat Besi Tabel 2 Distribusi Frekuensi Asupan Kategori Tingkat Kecukupan Zat Besi Siswa Kecukupan Zat Besi N (%) Cukup 23 32,9 Kurang 47 67,1 Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 70 responden sebagian besar memiliki asupan zat besi dengan kategori cukup (32,9%), sedangkan asupan zat besi dengan kategori kurang (67,1%). d. Kategori Tingkat Kecukupan Asam Folat Tabel 3 Distribusi Frekuensi Kategori Tingkat Kecukupan Asam Folat Siswa Kecukupan Asam Folat N (%) Cukup 16 22,9 Kurang 54 77,1 Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 70 responden sebagian besar memiliki asupan asam folat dengan kategori cukup (22,9%), sedangkan asupan asam folat dengan kategori kurang (77,1%). e. Kategori Tingkat Asupan Vitamin B 12 523

Tabel 4 Distribusi frekuensi Kategori Tingkat Kecukupan Vitamin B 12 Kecukupan Vitamin B 12 N (%) Cukup 24 34,3 Kurang 46 65,7 Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 70 responden sebagian besar memiliki asupan vitamin B 12 dengan kategori cukup (34,3%), sedangkan asupan vitamin B 12 dengan kategori kurang (65,7%). f. Kategori Tingkat Asupan Vitamin C Tabel 5 Distribusi Frekuensi Kategori Tingkat Kecukupan Vitamin C Siswa Kecukupan Vitamin C N (%) Cukup 33 47,1 Kurang 37 52,9 Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 70 responden sebagian besar memiliki asupan vitamin C dengan kategori cukup (47,1%), sedangkan asupan vitamin C dengan kategori kurang (52,9%). 3. Analisis Bivariat a. Hubungan Asupan Zat Besi dengan Kadar Hemoglobin Hasil analisis statistik dengan Spearman pada penelitian ini diperoleh nilai p value 0,000 (p<0,05) menunjukkan bahwa terdapat asupan zat besi dengan kadar hemoglobin sehingga hipotesis nol (H 0 ) ditolak. Koefisien korelasi (ρ) = 0,544 dapat diintepretasikan bahwa kekuatan hubungan antara asupan zat besi dengan kadar hemoglobin siswa SMP sedang dengan arah korelasi positif. Korelasi positif menunjukkan bahwa semakin banyak asupan zat besi siswa maka semakin tinggi kadar hemoglobin siswa, begitu sebaliknya. Simpanan besi yang cukup akan memenuhi kebutuhan untuk pembentukan sel darah merah dalam sumsum tulang. Jumlah simpanan besi berkurang dan asupan Fe yang dikonsumsi rendah menyebabkan keseimbangan besi dalam tubuh terganggu, akibatnya kadar hemoglobin turun di bawah nilai normal sehingga terjadi anemia gizi besi. Anemia gizi besi ditunjukkan dengan penurunan kadar hemoglobin dan feritin dalam plasma. 10 Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang terdahulu, berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa asupan besi 524

mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian anemia pada murid sekolah dasar di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. 11 b. Hubungan Asupan Asam Folat dengan Kadar Hemoglobin Hasil analisis statistik dengan Spearman pada penelitian ini diperoleh nilai p value 0,000 (p<0,05) menunjukkan bahwa terdapat asupan zat besi dengan kadar hemoglobin sehingga hipotesis nol (H 0 ) ditolak. Koefisien korelasi (ρ) = 0,621 dapat diintepretasikan bahwa kekuatan hubungan antara asupan asam folat dengan kadar hemoglobin siswa SMP kuat dengan arah korelasi positif. Korelasi positif menunjukkan bahwa semakin banyak asupan asam folat siswa maka semakin tinggi kadar hemoglobin siswa, begitu sebaliknya. Folat juga disebut asam folat yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah dan pertumbuhan. Asam folat dapat diperoleh dengan mengkonsumsi sayuran berdaun hijau dan hati. Karena folat tidak disimpan dalam tubuh dalam jumlah besar, maka perlu untuk mendapatkan pasokan vitamin ini terus-menerus melalui diet untuk mempertahankan tingkat normal. Pada anemia defisiensi folat, sel-sel darah merah normal besar. Sel-sel besar disebut megalocytes atau megaloblasts di sumsum tulang. 12 Hal ini juga tidak sejalan dengan penelitian terdahulu, bahwa zat-zat yang diperlukan oleh sumsum tulang untuk pembentukan hemoglobin antara lain: logam (besi, mangan, kobalt, seng, tembaga), vitamin (B 12, B 6, C, E, asam folat, tiamin, riboflavin, asam pantotenat), protein, dan hormon (eritropoetin, androgen, tiroksin). Produksi sel darah merah juga dapat terganggu karena pencernaan tidak berfungsi dengan baik (malabsorbsi) atau kelainan lambung sehingga zat-zat gizi penting tidak dapat diserap, apabila hal ini berlangsung lama maka tubuh akan mengalami anemia. 13 c. Hubungan Asupan Vitamin B 12 dengan Kadar Hemoglobin Hasil analisis statistik dengan Spearman pada penelitian ini diperoleh nilai p value 0,000 (p<0,05) menunjukkan bahwa terdapat asupan zat besi dengan kadar hemoglobin sehingga hipotesis nol (H 0 ) ditolak. Koefisien korelasi (ρ) = 0,409 dapat diintepretasikan bahwa kekuatan hubungan antara asupan vitamin B 12 dengan kadar hemoglobin siswa SMP sedang dengan arah korelasi positif. Korelasi positif menunjukkan bahwa semakin banyak 525

asupan vitamin B 12 siswa maka semakin tinggi kadar hemoglobin siswa, begitu sebaliknya. Hal ini disebabkan kurangnya dalam mengkonsumsi makanan sumber vitamin B 12 yang baik (hati, daging, udang, dan kerang) dan makanan yang dikonsumsi memiliki daya absorpsi besi rendah, sehingga asupan besi dalam tubuh tidak terlalu banyak. Penyebab anemia bukan hanya di sebabkan oleh masukan zat gizi yang kurang. Apabila masukan zat gizi cukup tetapi dalam proses produksi sel darah merah terganggu karena tidak berfungsinya pencernaan dengan baik atau kelainan lambung sehingga zat-zat gizi yang penting tidak dapat di serap dan terbuang bersama kotoran, maka lama kelamaan tubuh akan mengalami anemia. 14 Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara asupan vitamin B 12 dengan anemia pada wanita prakonsepsi di Kecamatan Ujung Tanah dan Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar Tahun 2013. 15 d. Hubungan Asupan Vitamin C dengan Kadar Hemoglobin Hasil analisis statistik dengan Spearman pada penelitian ini diperoleh nilai p value 0,185 (p>0,05) menunjukkan bahwa tidak ada asupan vitamin C dengan kadar hemoglobin sehingga hipotesis nol (H 0 ) diterima. Vitamin C merupakan unsur esensial yang sangat dibutuhkan tubuh untuk pembentukan sel-sel darah merah. Vitamin C menghambat pembentukan hemosiderin yang sukar dimobilisasi untuk membebaskan besi bila diperlukan. Adanya vitamin C dalam makanan yang dikonsumsi akan memberikan suasana asam sehingga memudahkan reduksi zat besi ferri menjadi ferro yang lebih mudah diserap usus halus. Absorpsi zat besi dalam bentuk non heme meningkat empat kali lipat bila ada vitamin C. 10 Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa tidak ada asupan vitamin C terhadap kadar hemoglobin pada Remaja Putri di SMPN 01 Tasikmadu. 16 KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan a. Dari hasil pemeriksaan kadar hemoglobin sebanyak 70 responden sebagian besar mengalami anemia yaitu 53 orang (75,7%) dengan ratarata kadar 526

hemoglobin yang dimiliki responden sebesar 10,72 g/dl. a. Asupan zat besi responden sebagian besar dalam kategori kurang yaitu 67,1%. Rata-rata asupan zat besi yang dikonsumsi responden sebesar 10,46 mg/hari. b. Asupan asam folat responden sebagian besar dalam kategori kurang yaitu 77,1%. Rata-rata asupan asam folat yang dikonsumsi responden sebesar 180,13 µg/hari. c. Asupan vitamin B 12 responden sebagian besar dalam kategori kurang yaitu 65,7%. Rata-rata asupan vitamin B 12 yang dikonsumsi responden sebesar 1,47 µg/hari. d. Asupan vitamin C responden sebagian besar dalam kategori kurang yaitu 52,9%. Rata-rata asupan vitamin C yang dikonsumsi responden sebesar 47,09 mg/hari. e. Ada hubungan asupan zat besi dengan kadar hemoglobin siswa di SMP Negeri 2 Tawangharjo Kabupaten Grobogan, p value 0,000 (p<0,05) dan koefisien korelasi (ρ) = 0,544. f. Ada hubungan asupan asam folat dengan kadar hemoglobin siswa di SMP Negeri 2 Tawangharjo Kabupaten Grobogan, p value 0,000 (p<0,05) dan koefisien korelasi (ρ) = 0,621. g. Ada hubungan asupan vitamin B 12 dengan kadar hemoglobin siswa di SMP Negeri 2 Tawangharjo Kabupaten Grobogan, p value 0,000 (p<0,05) dan koefisien korelasi (ρ) = 0,409. h. Tidak ada hubungan asupan vitamin C dengan kadar hemoglobin siswa di SMP Negeri 2 Tawangharjo Kabupaten Grobogan, nilai p value 0,185 (p>0,05). b. Saran a. Bagi Orang tua Orang tua anak perlu meningkatkan pengawasan terhadap pola makan anak untuk meningkatkan status gizi anak yang optimal. b. Bagi Instansi Terkait Diharapkan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan dan Puskesmas Tawangharjo untuk lebih meningkatkan penyuluhan mengenai anemia dan menghimbau kepada siswa untuk melakukan sarapan pagi setiap hari agar angka kejadian anemia remaja yang cukup tinggi dapat ditanggulangi. c. Bagi Siswa SMP Bagi siswa siswi diharapkan untuk dapat lebih menjaga pola makan yang baik dan perlu untuk meningkatkan asupan zat gizi (zat besi, asam folat, vitamin B 12 dan vitamin C) bagi siswa yang konsumsi zat gizinya kurang sehingga memenuhi angka kecukupan gizi yang dianjurkan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas untuk bisa diterapkan di rumah maupun di sekolah. DAFTAR PUSTAKA 1. [BKKBN]. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Cetakan ke-5. Jakarta. Pustaka sinar harapan. 2007. 2. Tarwoto, NS. Buku Saku Anemia pada Ibu Hamil, kosep dan penatalaksanaan. Jakarta :Trans Info Media: 2007. 3. Bakta, I Made. Hematologi Klinis Ringkasan. Jakarta: EGC. 2007. 527

4. Riskesdas RI. Penyajian Pokokpokok Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI: Jakarta; 2013 5. Isniati. Efek Suplementasi Tablet Fe+Obat Cacing Terhadap Kadar Hemoglobin Remaja Yang Anemia Di Pondok Pesantren Tarbiyah Islamiyah Pasir Kec. IV Angkat Candung tahu 2008. Jurnal Sains Teknologi Far. 12(2) 2007. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2007. 6. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Perbaikan Gizi Anak Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Direktorat Gizi Masyarakat. 2005. 7. Gibson, R. Principles of Nutrional Assesment. Oxford Univercity. New York. 2005. 8. Zarianis. The effect of iron-vitamin c and vitamin c supplementation on hemoglobin level of anemic elementary school children at sayung subdistrict demak district. (Tesis) Prodi S2 Gizi Masyarakat. Program Pascasarjana. Universitas Diponegoro. Semarang. 2006. 9. Gallagher ML. The Nutrients and Their Metabolism. In: Mahan LK, Escott- Stump S. Krause s Food, Nutrition, and Diet Therapy. 12 th edition. Philadelphia: Saunders; 2008. 10. Adriani, M, dan Wirjatmadi, B. Pengantar Gizi Masyarakat. Kencana Prenada Media Group, Indonesia. 2012. 11. Ariffin, S. Mayulu, N. dan Rottie, J. Hubungan Asupan Zat Gizi Dengan Kejadian Anemia Pada Anak Sekolah Dasar Di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Ejournal Keperawatan (e- Kp). 2013. 12. Proverawati, A. Anemia dan Anemia Kehamilan, Yogyakarta, Nuha Medika. 2011. 13. Muwakhidah. Efek Suplementasi Fe, Asam Folat dan Vitamin B12 Terhadap Peningkatan Kadar Haemoglobin pada Pekerja Wanita di Kabupaten Sukoharjo, Tesis Program Studi Magister Epidemiologi. Pasca Sarjana. UNDIP Semarang. 2009. 14. Raharjo Bejo. Beberapa Faktor Resiko yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada Pekerja Perempuan di Kelurahan Jetis, Kecamatan Sukoharjo. Tesis. Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat. Program Pasca Serjana. Universitas Diponegoro. Semarang. 2003. 15. Kurniati. Hubungan Asupan Zat Gizi Dengan Kejadian Anemia Pada Wanita Prakonsepsi Di Kecamatan Ujung Tanah Dan Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar Tahun 2013. Skripsi Bagian Gizi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Makassar: Universitas Hasanudin. 2013. 16. Wedayanti, Ratih Ayu. Hubungan Asupan Zat Gizi (Protein, Zat Besi, Vitamin C) dan Lama Menstruasi terhadap Kadar Hemoglobin pada Remaja Putri di SMPN 01 Tasikmadu. Karya Tulis Ilmiah. Program Studi Ilmu Gizi. Fakultas Ilmu Kesehatan. Surakarta: Universitas Muhammadiyah. 2015. 528