PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR BERBASIS MASYARAKAT UNTUK KEGIATAN EKOWISATA DI BALAI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA (BTNKJ), SEMARANG, JAWA TENGAH

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. negara Indonesia menyebabkan Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN EKOWISATA DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. positif yang cukup tinggi terhadap pendapatan negara dan daerah (Taslim. 2013).

I. PENDAHULUAN. Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA DI WILAYAH LAUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. besar sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, disisi lain masyarakat yang sebagian

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. lebih pulau dan memiliki panjang garis pantai km yang merupakan

ANALISIS KESESUAIAN PEMANFAATAN LAHAN YANG BERKELANJUTAN DI PULAU BUNAKEN MANADO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH AKTIVITAS PARIWISATA TERHADAP KEBERLANJUTAN SUMBERDAYA WISATA PADA OBYEK WISATA PAI KOTA TEGAL TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA DI WILAYAH LAUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pembangunan KSDAE di Eko-Region Papua Jakarta, 2 Desember 2015

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BAHARI

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut

I. PENDAHULUAN. 16,9 juta ha hutan mangrove yang ada di dunia, sekitar 27 % berada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Ekowisata Di Kawasan Hutan Mangrove Tritih Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. Wisata alam dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan wisata yang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 4 Tahun 2007 Seri E Nomor 4 Tahun 2007 NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN JASA LINGKUNGAN

GUBERNUR SULAWESI BARAT

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR PANTAI UTARA DAERAH KABUPATEN CIREBON

VII PRIORITAS STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA TN KARIMUNJAWA

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP.33/MEN/2002 TENTANG ZONASI WILAYAH PESISIR DAN LAUT UNTUK KEGIATAN PENGUSAHAAN PASIR LAUT

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. World Travel and Tourism Council mencatat bahwa Australia memiiki

OCEANARIUM DI KAWASAN PANTAI KARTINI JEPARA

PENGELOLAAN TERUMBU KARANG BERBASIS MASYARAKAT (Studi Kasus Kepulauan Seribu)

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III KERANGKA PEMIKIRAN

Pelibatan Masyrakat Dalam Penanggulangan Kerusakan Lingkungan Pesisir dan Laut. Oleh: YUDI WAHYUDIN Divisi Kebijakan Pembangunan dan Ekonomi PKSPL-IPB

STRATEGI PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE DI BALAI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA (BTNKJ) SEMARANG, JAWA TENGAH PROPOSAL PRAKTIK KERJA MAGANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai kekayaan alam dan keragaman yang tinggi dalam

BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditengarai terdapat pergeseran orientasi, dari mass tourism menuju ke alternative

BAB I PENDAHULUAN. BT dan 6 15'-6 40' LS. Berdasarkan pada ketinggiannya Kabupaten Indramayu

PERATURAN DAERAH PROPINSI SULAWESI UTARA NOMOR : 14 TAHUN 2000 TENTANG PUNGUTAN MASUK PADA KAWASAN TAMAN NASIONAL BUNAKEN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di

BAB I PENDAHULUAN. Desa Karangtengah merupakan salah satu desa agrowisata di Kabupaten Bantul,

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia karena memiliki luas

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis dan subtropis yang

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir merupakan suatu wilayah peralihan antara daratan dan

BAB I PENDAHULUAN. semua makhluk baik manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Dari ketiga

1. Bab I Pendahuluan Latar belakang

I. PENDAHULUAN. perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan yang lestari.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Analisis Pengelolaan Wilayah Pesisir Berbasis Masyarakat

I. PENDAHULUAN. pulau mencapai pulau yang terdiri dari lima kepulauan besar dan 30

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. UMUM. Sejalan...

II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang di dukung dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Analisis Pengelolaan Wilayah Pesisir Berbasis Masyarakat. Yessy Nurmalasari Dosen Luar Biasa STMIK Sumedang

PENGEMBANGAN SUMBERDAYA EKOWISATA BAHARI BERBASIS MASYARAKAT DI LOMBOK BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

5.1. Analisis mengenai Komponen-komponen Utama dalam Pembangunan Wilayah Pesisir

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. A. Mangrove. kemudian menjadi pelindung daratan dan gelombang laut yang besar. Sungai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Wilayah pesisir dan lautan Indonesia terkenal dengan kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. proses untuk menarik wisatawan dan pengunjung lainnya (McIntosh : 4, 1972). Kepariwisataan

PENDAHULUAN. Sumberdaya perikanan laut di berbagai bagian dunia sudah menunjukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kota Cilacap merupakan kota yang terletak di sebelah selatan dari

PENGEMBANGAN MASJID AGUNG DEMAK DAN SEKITARNYA SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai Negara Kepulauan (Archipilagic State) terbesar di

RESPON PETANI TERHADAP KEGIATAN MODEL DESA KONSERVASI (MDK) DI KAWASAN TAMAN BURU MASIGIT KAREUMBI

INTENSITAS DAMPAK LINGKUNGAN DALAM PENGEMBANGAN EKOWISATA (Studi Kasus Pulau Karimunjawa, Taman Nasional Karimunjawa)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumberdaya alam adalah unsur lingkungan yang terdiri atas sumberdaya alam

1. PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna menjadikan Indonesia sebagai salah satu mega biodiversity. peningkatan perekonomian negara (Mula, 2012).

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terbentang antara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TAMAN REKREASI DAN COTTAGE DI PULAU KARIMUNJAWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. potensial untuk pembangunan apabila dikelola dengan baik. Salah satu modal

Transkripsi:

PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR BERBASIS MASYARAKAT UNTUK KEGIATAN EKOWISATA DI BALAI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA (BTNKJ), SEMARANG, JAWA TENGAH PRAKTIK KERJA MAGANG PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN Oleh: ZULQI FAHREZA AKBAR 145080601111068 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017 i

PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR BERBASIS MASYARAKAT UNTUK KEGIATAN EKOWISATA DI BALAI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA (BTNKJ), SEMARANG, JAWA TENGAH PROPOSAL PRAKTIK KERJA MAGANG PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Kelautan Di Fakultas Perikanan Dan Kelautan Universitas Brawijaya Malang Oleh: Zulqi Fahreza Akbar 145080601111068 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017 i

i

KATA PENGANTAR Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang atas limpahan berkah-nya pembuatan Proposal PKM yang berjudul Pengelolaan Wilayah Pesisir Berbasis Masyarakat Untuk Kegiatan Ekowisata Di Balai Taman Nasional Karimunjawa (BTNKJ), Semarang, Jawa Tengah dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk melakukan Praktik Kerja Magang (PKM) di Balai Taman Nasional Karimunjawa, Semarang, Jawa Tengah. Pengelolaan Wilayah Pesisir berbasis masyarakat merupakan suatu sistem pengelolaan sumber daya alam disuatu tempat dimana masyarakat lokal ditempat tersebut terlibat secara aktif dalam proses pengelolaan sumber daya alam yang terkandung di dalamnya. Strategi pengembangan masyarakat dapat dilakukan melalui dua pendekatan yatu, yang bersifat struktural (mengutamakan peranan instansi yang berwenang atau organisasi yang dibentuk untuk pengelolaan pesisir laut) dan non-struktural (mengutamakan pemberdayaan masyarakat secara mental dalam rangka meningkatkan kemampuan anggota masyarakat untuk ikut serta dalam pengelolaan dan persoalan pesisir laut). Kedua pendekatan tersebut harus saling melengkapi dan dilaksanakan secara bijaksana. Akhir kata, dalam penulisa penyusunan proposal ini saya merasa masih banyak kekurangan kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan proposal ini. Malang, 30 April 2017 Penulis i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR GAMBAR... iii DAFTAR TABEL...iv 1. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 3 1.3. Tujuan... 3 1.4. Manfaat... 3 2. METODOLOGI... 5 2.1. Waktu dan Lokasi... 5 2.2. Alat dan Bahan Praktik Kerja Magang... 6 2.3. Teknik Pengambilan Data... 6 2.3.1. Data Primer... 6 2.3.2. Data Sekunder... 7 2.4. Prosedur Kerja Praktik Kerja Magang... 8 2.5. Prosedur Pengabdian Masyarakat... 9 DAFTAR PUSTAKA... 11 ii

DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Peta Lokasi Praktik Kerja Magang... 5 Gambar 2 Prosedur Kegiatan Praktik Kerja Magang... 8 Gambar 3 Prosedur Kegiatan Pengabdian Masyarakat... 10 iii

DAFTAR TABEL Tabel 1 Pelaksanaan Praktik Kerja Magang... 5 Tabel 2 Alat Praktik Kerja Magang... 6 Tabel 3 Bahan Praktik Kerja Magang... 6 iv

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara kepulauan, Indonesia mempunyai kurang lebih 17.508 pulau dengan garis pantai sepanjang 81.000 km dan luas karang lebih dari 3,1 juta km. Wilayah pesisir yang merupakan sumber daya potensial di Indonesia adalah suatu wilayah peralihan antara daratan dan lautan. Sumber daya ini sangat besar yang didukung oleh adanya garis pantai sepanjang itu (Dahuri et al. 2001). Garis pantai yang panjang ini menyimpan potensi kekayaan sumber alam yang besar. Potensi itu diantaranya potensi hayati dan non hayati. Potensi hayati misalnya: perikanan, hutan mangrove, dan terumbu karang, sedangkan potensi non-hayati misalnya, mineral dan bahan tambang serta pariwisata. Menurut Shofwan et al, (2008) mengatakan bahwa sejak era reformasi, pengembangan dan pengelolaan wilayah pesisir dan kelautan mulai mendapat perhatian yang lebih dari pemerintah. Perhatian ini dituangkan dengan dikeluarkannya Undang - Undang No. 22 tahun 1999 yang memberikan kewenangan kepada daerah dalam mengelola pesisir dan lautnya sejauh 12 mil untuk propinsi dan 4 mil untuk kabupaten. Peraturan ini memberikan peluang besar bagi pengelolaan sumberdaya pesisir berbasis masyarakat dan juga memberikan peluang kerjasama antara pemerintah dan masyarakat setempat untuk mengelola secara bersama (comanagement) wilayah tersebut. Menurut Wahyudin (2004) mengatakan bahwa pengelolaan berbasis masyarakat atau Community-Based Management (CBM) atau juga comanagement merupakan salah satu pendekatan pengelolaan sumber daya alam, misalnya perikanan, yang meletakkan pengetahuan dan kesadaran lingkungan masyarakat lokal sebagai dasar pengelolaannya. Selain itu, mereka juga memiliki akar budaya yang kuat dan biasanya tergabung dalam kepercayaannya (religion). Dalam sistem pengelolaan tersebut, masyarakat diberikan kesempatan dan tanggung jawab dalam melakukan pengelolaan terhadap sumber daya yang dimilikinya, dimana masyarakat sendiri yang mendefinisikan kebutuhan, tujuan dan aspirasinya serta masyarakat itu pula yang membuat keputusan demi kesejahteraannya. Dengan demikian pengelolaan wilayah pesisir berbasis masyarakat adalah pendekatan pengelolaan yang melibatkan kerja sama antara masyarakat setempat dan pemerintah dalam bentuk pengelolaan secara bersama dimana masyarakat berpartisipasi aktif baik dalam perencanaan sampai pada pelaksanaannya. 1

Ekowisata merupakan perjalanan wisata ke suatu lingkungan baik alam yang alami maupun buatan serta budaya yang ada yang bersifat informatif dan partisipatif yang bertujuan untuk menjamin kelestarian alam dan sosial-budaya. Ekowisata menitik beratkan pada tiga hal utama yaitu; keberlangsungan alam atau ekologi, memberikan manfaat ekonomi, dan secara psikologi dapat diterima dalam kehidupan sosial masyarakat. Jadi, kegiatan ekowisata secara langsung memberi akses kepada semua orang untuk melihat, mengetahui, dan menikmati pengalaman alam, intelektual dan budaya masyarakat lokal. Ciri khas ekowisata adalah kegiatan wisata yang bertanggung jawab terhadap kesejahteraan masyarakat lokal dan pelestarian lingkungan. Pihak yang berperan penting dalam ekowisata bukan hanya wisatawan tetapi juga pelaku wisata lain yang memfasilitasi wisatawan untuk menunjukkan tanggung jawab tersebut. Upaya pengembangan terhadap kawasan konservasi seperti Taman Nasional Laut Kepulauan Karimunjawa perlu kiranya diarahkan pada patokan yang telah ada sebagai obyek ekowisata (Satria,2009). Konsep ekowisata berbasis masyarakat merupakan salah satu upaya pengembangan wilayah pesisir dalam sektor pariwisata. Sebagai konsep ekowisata berbasis masyarakat, pendekatan pengembangannya pasti melibatkan masyarakat, sekitarnya. Ketidaktahuan masyarakat pesisir mengenai potensi potensi wisata di kawasan mereka membuat tidak peduli terhadap lingkungannya, sehingga hal tersebut membuat kawasan sekitarnya menjadi sangat diperlukannya pembinaan dalam upaya pengembangan wilayah pesisir yang dilakukan dengan cara mengembangkan kegiatan wisata di kawasan tersebut. Chuang (2010) dalam Tanaya dan Rudianto (2014) menyatakan bahwa pariwisata pesisir dapat muncul jika ada perilaku wisata yang muncul di wilayah pesisir. Chuang (2010) dalam Tanaya dan Rudianto (2014) menambahkan bahwa dalam pariwisata pesisir harus ada karakteristik khusus yang dapat berupa budaya tradisional, budaya pertanian, pemandangan alam, dan gaya hidup yang sederhana. Taman Nasional Karimunjawa memiliki sumberdaya pesisir yang besar, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai obyek ekowisata, terutama terkait dengan hal - hal yang perlu digali dan dijadikan petimbangan dalam upaya pengembangannya, serta berbagai hal yang menjadi pendukung upaya tersebut salah satunya yakni dalam pengelolaan wilayah pesisir dari upaya pengembangan tersebut. Studi ini perlu dilakukan agar dapat sesuai sasaran dan 2

dapat diaplikasikan secara nyata pada kepentingan masyarakat di Kepulauan Karimunjawa khususnya, masyarakat serta pemerintah daerah dan stakeholders kepariwisataan lain di Kabupaten Jepara pada umumnya (Umardiono,2011). 1.2. Rumusan Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki sumberdaya pesisir dan lautan yang sangat berpotensi sangat besar. Namun, potensi sumberdaya tersebut masih belum terkelola secara maksimal, sehingga didapat rumusan permasalahan yakni : 1. Bagaimana pengelolaan wilayah pesisir berbasis masyarakat untuk kegiatan ekowisata di Taman Nasional Karimunjawa? 2. Apa saja program pemberdayaan masyarakat terkait pengelolaan wilayah pesisir untuk kegiatan ekowisata di Taman Nasional Karimunjawa? 1.3. Tujuan Adapun Tujuan dari Praktik Kerja Magang (PKM) ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui pengelolaan wilayah pesisir berbasis masyarakat untuk kegiatan ekowisata di Taman Nasional Karimunjawa 2. Mengetahui program pemberdayaan masyarakat terkait pengelolaan wilayah pesisir untuk kegiatan ekowisata di Taman Nasional Karimunjawa 1.4. Manfaat Praktik Kerja Magang ini diharapkan dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh : 1. Instansi Terkait Data dari hasil pengamatan dan analisa dapat digunakan sebagai Informasi dan arsip yang dapat digunakan apabila suatu saat nanti di butuhkan oleh instansi yang membutuhkan. 2. Akademisi dan Peneliti Hasil penelitian dan analisa dapat digunakan sebagai referensi Untuk membangkitkan minat penelitian mengenai wilayah yang dimanfaatkan untuk ekowisata atau kegiatan lainnya di Taman Nasional Karimunjawa. 3. Masyarakat Umum Hasil penelitian akan menambah wawasan pengetahuan masyarakat mengenai pengelolaan ekowisata yang ada di wilayah tinggalnya. 3

4. Pemerintah Data dari hasil penelitian dan analisa dapat digunakan sebagai sumber informasi dan rujukan lebih lanjut dalam menentukan kebijakan konservasi dan pengelolaan wilayah pesisir untuk kegiatan ekowisata di Taman Nasional Karimunjawa yang berkelanjutan. 5. Mahasiswa Dari hasil penelitian diharapkan mahasiswa dapat mempelajari pengelolaan wilayah pesisir untuk pemanfaatan ekowisata berbasis masyarakat yang nantinya akan berguna bagi mahasiswa untuk penelitian yang lebih lanjut. 4

2. METODOLOGI 2.1. Waktu dan Lokasi Praktek Kerja Magang dilakukan di Taman Nasional Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tangah. Kegiatan dilaksanakan selama 30 hari 17 Juli 2017 17 Agustus 2017. Gambar 1. Peta Lokasi Praktik Kerja Magang Tabel 1 Pelaksanaan Praktik Kerja Magang No Keterangan April Mei Juli Agustus September Minggu ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Penentuan Topik dan Tempat Pelaksanaan PKM 2 Pembuatan Proposal Dan Pengesahan Proposal 3 Pelaksanaan Praktik Kerja Magang 4 Penyusunan Laporan 5 Ujian PKM 5

2.2. Alat dan Bahan Praktik Kerja Magang Alat yang digunakan saat Praktik Kerja Magang Tabel 2 Alat Praktik Kerja Magang NO Alat Fungsi 1 Kamera Sebagai dokumentasi 2 ClipBoard Sebagai alas untuk menulis 3 Note Book Sebagai tempat mencatat saat berada di lapang 4 Alat Tulis Sebagai alat untuk menulis 5 Jas almamater Untuk menunjukkan identitas dari Universitas Bahan yang digunakan saat Praktik Kerja Magang Tabel 3 Bahan Praktik Kerja Magang No Bahan Fungsi 1 Wilayah Pesisir Taman Nasional Digunakan sebagai media penelitian Karimunjawa 2 Data Instansi Digunakan sebagai perbandingan 2.3. Teknik Pengambilan Data Pengambilan data merupakan tahapan dalam proses penelitian yang penting, karena dengan pengambilan data yang benar maka proses penelitian akan berlangsung dengan tepat. Data yang dicari harus sesuai dengan tujuan penelitian. Pada praktek kerja magang ini, data yang dipakai yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diambil dengan mencatat hasil observasi, partisipasi aktif dan wawancara. Data sekunder didapatkan secara tidk lansung dari Balai Taman Nasional Karimunjawa untuk memperoleh data monografi dari desa dan Dinas Kelautan dan Perikanan untuk mengetahui program pengelolaan ekowisata berbasis masyarakat yang ada di Taman Nasional Karimunjawa. 2.3.1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dengan mengamati secara langsung terhadap obyek yang diselidiki, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi yang buatan yang khusus diadakan oleh (Surakhmad, 1985). Data primer diperoleh secara langsung dengan cara: 6

1. Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri yang spesifik yaitu tidak terbatas pada orang namun juga pada objek-objek alam yang lain. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian ada hubungannya dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan responden yang diamati (Sugiyono, 2012). 2. Wawancara bertujuan untuk memperoleh persepsi masyarakat pesisir dan pengunjung wisata peisir terkait pengelolaan kawasan pesisir secara terpadu. Pengumpulan data dengan melakukan wawancara langsung kepada penduduk sekitar pesisir, pegawai dalam kawasan dan dinas yang terkait dengan pengelolaan wilayah pesisir yang berbasiskan oleh masyarakat untuk kegiatan ekowisata di wilayah pesisir, penelitian serta wisatawan. Menurut Wandansari (2013) mengatakan bahwa dalam sebuah metode wawancara digunakan untuk memperoleh informasi yang hanya dapat diperoleh dengan bertanya secara langsung ke responden (partisipasi dalam pengelolaan wilayah pesisir) 3. partisipasi aktif merupakan teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti melibatkan diri dalam kehidupan dari masyarakat yang diteliti untuk dapat melihat dan memahami gejala-gejala apa yang ada sehingga sesuai maknanya (Arikunto, 2002). Partisipasi aktif pada Praktek Kerja Magang ini dilakukan dengan mengikuti semua kegiatan yang dilakukan oleh pihak instansi yang terkait dengan tema pengelolaan wilayah pesisir. 2.3.2. Data Sekunder Menurut Kuncoro (2009) dalam Samsu (2013) Mengatakan bahwa pengertian data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpulan data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Sehingga bagi penyelidik tidak mungkin berisi data yang seasli sumber data primer, Sumber data sekunder diperoleh dari studi literatur. Adapun data sekunder yang digunakan untuk membantu dan melengkapi saat penelitian, yaitu: 1. Data Diambil Dari Instansi: Data diambil dari instansi merupakan data tersebut berasal dari peneliti peneliti lain yang dilakukan oleh lembaga lembaga atau organisasi organisasi seperti KKP dan lain lain. 2. Dokumentasi: Dalam hal ini, Penulis menggunakan jurnal, teori, pendapat seseorang melalui buku dan internet untuk memperkuat data yang penulis peroleh mengenai permasalahan yang telah dikaji 7

2.4. Prosedur Kerja Praktik Kerja Magang Kegiatan Praktek Kerja Magang dimulai dengan persiapan topik yang disesuaikan dengan kegiatan yang ada di instansi. Topik penelitian telah sesuai Instansi Balai Taman Nasional Karimunjawa kemudian dilakukan pengajuan proposal Praktik Kerja Magang dan perizinan ke instansi Balai Taman Nasional Karimunjawa dan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya. Setelah perizinan mendapat persetujuan oleh kedua belah pihak, maka Praktik Kerja Magang dapat dilaksanakan. Pada saat Praktik Kerja Magang diharapkan mahasiswa ikut terlibat dalam pengambilan data dan pergi ke lapang secara langsung. Kemudian data dari hasil Praktik Kerja Magang ini akan dijadikan Data Primer dan Data Sekunder untuk memperoleh kajian dan teori dasar sebagai bahan acuan dalam penelitian. Selanjutnya Data Primer dan Data Sekunder yang diperoleh akan digunakan untuk menganalisa data penelitian dengan membandingkan data primer yang telah didapat dengan data sekunder hasil studi literature sehingga didapat hasil penelitian Penentuan Topik 8 Pembuatan proposal

Gambar 2. Prosedur Kegiatan Praktik Kerja Magang 2.5. Prosedur Pengabdian Masyarakat Pada kegiatan Pengabdian Masyarakat ini akan dimulai dengan persiapan agenda yang disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilakukan oleh instansi. 9

Setelah itu dilanjutkan dengan meminta perizinan kepada instansi untuk bekerjasama dalam kegiatan pengabdian masyarakat. Selanjutnya perizinan disetujui oleh kedua belah pihak dan dilakukan sosial Pengabdian Masyarakat Sosialisasi terhadap Masyarakat sekitar pengelolaan wilayah pesisir secara bersama Sosialisasi tentang Pengelolaan wilayah pesisir pada anak sekolah Membantu Warga Sekitar Membantu warga sekitar Bersih bersih Pantai Gotong Royong Gambar 3. Prosedur Kegiatan Pengabdian Masyarakat 10

DAFTAR PUSTAKA Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta.Jakarta Dahuri, R. Et All. 1998. Penyusunan Konsep Pengelolaan Sumber Daya Pesisir Dan Lautan Yang Berakar Dari Masyarakat Kerjasama Ditjen Bangda Dengan Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir Dan Lautan, IPB. Laporan Akhir. Samsu, Saharia. 2013. Analisis Pengakuan Dan Pengukuran Pendapatan Berdasarkan PSAK No. 23 Pada PT. Misa Utama Manado. Jurnal EMBA. Fakultas Ekonomi. Universitas Sam Ratulangi. Manado. Vol.1 No.3 Juni 2013, Hal. 567-575. ISSN 2303-1174 Satria, Dias, 2009. Strategi Pengembangan Ekowisata Berbasis Ekonomi Lokal DalamRangka Program Pengentasan Kemiskinan Di Wilayah Kabupaten Malng. Journal Of Indonesian Applied Economics. Fakultas Ekonomi. Universitas Indonesia. Vol. 3 No. 1 Shofwan; Moh. Khusaini; Nurul Badriyah. 2008. Pengelolaan Potensi Sumberdaya Kelautan Sebagai Upaya Peningkatan Pendapatan Nelayan (Studi Kasus Community-Based Management Wilayah Pesisir Di Kabupaten Tuban). Journal Of Indonesian Applied Economics. Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya. Vol. 2 No. 1 Mei 2008, 102-112 Sugiyono. 2012. Metode Penelitian. PT.Ghalia Indonesia. Bandung Surakhmad, W. 1985. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metod Teknik.Tarsito. Bandung Tanaya, Dhayita Rukti Dan Iwan Rudianto. 2014. Potensi Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat Di Kawasan Rawa Pening, Kabupaten Semarang. Jurnal Teknik PWK. Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro. Vol. 3; No. 1; 2014; hal. 71-81 Umardiono,Andy. 2011. Pengembangan Obyek Wisata Taman Nasional Laut Kepulauan Karimunjawa. Program Studi D3 Kepariwisataan/Bina Wisata.. Volume 24, Nomor 3hal: 192-201 Wahyudin, Yudi. 2004. Community Based Management (CBM) Pengelolaan Berbasis Masyarakat (PBM). Makalah. Penelitian Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir Dan Lautan. Institut Pertanian Bogor Wandansari, Nini Dwi. 2013. Perlakuan Akuntansi PPH Pasal 21 Pada PT. Artha Prima Finance Kotamobagu. Jurnal EMBA. Fakultas Ekonomi. Universitas Sam Ratulangi. Manado. Vol. 1 No. 3, Halaman 558 566. ISSN 2303-1174 11