BAB I PENDAHULUAN. produksi dari laboring menjadi manufacturing dalam arti tenaga kerja manusia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas cakrawala

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Asyarullah Saefudin, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi jembatan untuk mengarungi abad millenium ini.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. suatu lembaga pendidikan. Kurikulum menyangkut suatu rencana dan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki fungsi sangat penting dalam membentuk karakter dan

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

2015 ANALISIS HASIL BELAJAR MERENCANAKAN MENU KESEMPATAN KHUSUS SEBAGAI KESIAPAN MENGOLAH MAKANAN UNTUK PESTA PERNIKAHAN PADA SISWA DI SMKN 3 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ghea Anggraini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Angga Triadi Efendi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu proses belajar mengajar yang dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

2015 MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. UU RI No. 20 Tahun 2003 SISDIKNAS Bab II Pasal 3 yaitu :Pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting dalam peradaban manusia. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan tuntutan baru dalam masyarakat. Perubahan tersebut. terlebih jika dunia kerja tersebut bersifat global.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, bab IV ayat 5 yang menyebutkan : Setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pendidikan saat ini sedang memasuki era yang

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

2015 PERBEDAAN MINAT SISWA SMK NEGERI 13 DAN SMK FARMASI BUMI SILIWANGI KOTA BANDUNG DALAM AMATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berperan dalam menghasilkan warga Negara yang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pelaksanaannya, proses pendidikan membutuhkan kesiapan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. tentang sistem pendidikan nasional dalam bab II pasal 3 tentang fungsi dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia sampai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Agus Komar, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter dan kecakapan hidup. Nasional (UU No. 20/2003) Bab II Pasal 3, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang berupaya melakukan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat. Hal ini ditegaskan dalam Undang-undang

EVALUASI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TUNE UP SEPEDA MOTOR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, Indonesia dapat sejajar dengan bangsa-bangsa yang sudah maju.

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang ditekankan pada upaya pengembangan aspek-aspek

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mewujudkan pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai dasar untuk menunjang keberhasilan pembangunan di segala

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gun Gun Gunawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, perkembangan sumber daya. pengetahuan maupun penguasaan tinggi sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

MANFAAT HASIL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SEBAGAI KESIAPAN GURU PRODUKTIF

Kurikulum Berbasis TIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pratiwi Tristiyani, 2014 Pendapat peserta didik tentang

BAB I PENDAHULUAN. peralatan praktik, penyempurnaan kurikulum maupun peningkatan. profesionalisme guru yang dilakukan secara nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal tersebut dibuktikan dengan anggaran 20% APBN untuk. pendidikan. Dalam Undang-Undang 1945 Pasal 31 ayat 1 dan 2 yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup serta menghasilkan Sumberdaya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Permendikbud No. 67 tahun 2013, kurikulum 2013 dirancang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peran penting dalam membentuk karakter suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai tempat penelitin sehingga perlu utuk diadakannya penelitian

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam memasuki era globalisasi. Oleh karena itu, diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industrialisasi, pada derajad tertentu, mengimplikasikan pergeseran proses produksi dari laboring menjadi manufacturing dalam arti tenaga kerja manusia tergantikan oleh hard technology. Ini berarti industrialisasi membutuhkan tenagatenaga kerja terampil (skilled workers) yang mampu tidak hanya mengoperasikan teknologi tersebut, melainkan juga memeliharanya. Untuk menjalankan peran tersebut, peran dari siswa-siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menjadi penting. Sebelum membicarakan bagaimana peran tersebut dilakukan, penulis akan memaparkan pengertian dari SMK itu sendiri. Pengertian SMK menurut Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 mengatakan, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Pasal 3 UU RI No 20/ 2003). Sekolah Menengah Kejuruan adalah salah satu jenjang pendidikan menengah dengan kekhususan yang mempersiapkan lulusannya untuk siap bekerja. Pendidikan kejuruan mempunyai arti yang bervariasi. Namun, dapat

2 dilihat suatu benang merahnya. Menurut Evans dalam Djojonegoro (1999), pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada suatu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lainnya. Dengan pengertian bahwa setiap bidang studi adalah pendidikan kejuruan sepanjang bidang studi tersebut dipelajari lebih mendalam dan kedalaman tersebut dimaksudkan sebagai bekal memasuki dunia kerja. Mengacu pada pada isi Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 mengenai tujuan pendidikan nasional dan penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja di bidang tertentu. Fakta di lapangan menunjukkan keadaan bahwa penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kejuruan berjalan dengan programnya sendiri. Di sisi lain, dunia kerja/industri dan asosiasi profesi sering mengeluh kualitas tenaga (lulusan) belum memenuhi tuntutan keahlian (kompetensi) yang diharapkan. Gejala mismatch seperti ini pada akhirnya melahirkan lulusan underqualified Berbagai usaha telah dilakukan oleh pihak penyelenggara pendidikan (SMK) untuk mengatasi kesenjangan dengan membekali lulusan SMK dengan Pendidikan Kecakapan Hidup. Hal ini dimaksudkan agar para lulusan tidak saja menguasai bidang akademik tetapi juga memiliki kecakapan untuk hidup dan menghadapi serta memecahkan berbagai masalah kehidupan. Dengan cara demikian maka kesenjangan antara sekolah (SMK) dengan kehidupan nyata di masyarakat dapat dieliminir atau bahkan dihilangkan sama sekali (Sudjimat, 2005).

3 Industri kekinian menekankan adanya peningkatan penggunaan multimedia sebagai satu kebutuhan dasar dari industri itu sendiri. Berbagai produk multimedia dapat dijumpai berupa media televisi, multimedia interaktif, internet, dan berbagai unsur kreatif yang digunakan dalam menyampaikan pesan agar lebih menarik. Tantangan bagi para lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) khususnya diperkirakan akan semakin meningkat, untuk itu siswa SMK perlu dipersiapkan secara serius dalam berbagai program kejuruan dengan mempertajam kemampuan produktif, adaptif, serta kemampuan berwirausaha, yang sejalan dengan kebutuhan kompetensi baik yang bersifat personal maupun sosial. Adapun kompetensi personal meliputi kreativitas, ketekunan, kemampuan memiliki tanggung jawab, memiliki rasa percaya diri serta memiliki kecerdasan emosional. Sedangkan kompetensi sosial adalah kemampuan untuk bekerja secara efisien dalam kelompok. Maka dari itu, lulusan SMK diharapkan secara bertahap di masa yang akan datang dapat menguasai kualifikasi kompetensi tersebut khususnya untuk lulusan SMK bidang konsentrasi audio video. Siswa SMK melaksanakan Prakerin di bidang audio video bisa ditempatkan pada bagian-bagian tertentu di perusahaan yang dituju, semisal departemen Quality Assurance (QA Media Team) pada bagian Outgoing Quality Assurance (OQA). Departemen ini akan fokus untuk melengkapi wawasan dan laporan praktikan karena berkaitan langsung dengan departemen di perusahaan yang dituju.

4 Tujuan diadakannya Prakerin di bidang audio video, salah satunya ialah pemenuhan kompetensi sesuai tuntunan kurikulum. Penguasaan kompetensi dengan pembelajaran di sekolah sangat ditentukan oleh fasilitas pembelajaran yang tersedia, sekolah perlu merancang pembelajaran kompetensi diluar sekolah (Dunia Kerja Mitra). Dan untuk keterlaksanaan pembelajaran kompetensi tersebut pihak sekolah perlu memberi arahan tentang apa yang seharusnya dibelajarkan kepada peserta didik. Misalnya dalam pengerjaan proses Vibrasi dan Droping. Sample diambil secara acak oleh Praktikan. Mereka harus mengetahui cara kerja pengoperasian alat tersebut. Bagaimana proses vibrasi tersebut, seperti langkah-langkah dalam vibrasi yakni hidupkan mesin vibrasi dengan menekan tombol power ON, langkah selanjutnya setting mesin vibrasi sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Setelah mesin vibrasi selesai di setting, simpan box DH3120S dengan suffix BIDNLLK di atas mesin vibrasi lalu ikat dengan kuat supaya pada saat vibrasi box tidak jatuh ke lantai, lakukanlah vibrasi selama 30 menit untuk (Y), 30 menit untuk (X), dan 30 menit untuk (Z). Setelah selesai melakukan vibrasi jangan mematikan power mesin biarkan selama 30 menit untuk membuang sisa udara yang ada pada mesin tersebut. Proses vibrasi seperti ini diajarkan dalam ruang kelas, namun pada prakteknya pengerjaan seperti ini akan sulit dilakukan jika Siswa/i SMK tidak terbiasa berpraktek di dunia Industri. Ketidakmampuan ini yang membuat lulusan SMK dihadapkan pada permasalahan pekerjaan. Selama dekade terakhir, sekolah menengah kejuruan di Indonesia telah menjadi sasaran kritik yang substansial

5 bagi kurangnya keterampilan yang memadai dan pengetahuan lulusan yang tidak sesuai dengan kebutuhan industri, dan menjadikan pengusaha tidak puas dengan kualitas lulusan SMK. Sedangkan lulusan mengeluh tentang ketidakmampuan pelatihan sekolah dalam memberikan pendidikan keterampilan, sehingga membuat sulitnya mencari pekerjaan yang memuaskan dalam spesialisasi mereka. Menyiapkan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan Dunia Usaha dan Dunia Industri menjadi pusat perhatian pendidikan kejuruan. Untuk itu, pemerintah telah menerapkan konsep link and match dalam penyelenggaraan pendidikan kejuruan. Perubahan dari pendidikan berbasis sekolah, kependidikan berbasis ganda sesuai dengan kebijakan link and match, mengharapkan supaya program pendidikan kejuruan itu dilaksanakan di dua tempat. Sebagian program pendidikan dilaksanakan di sekolah, yaitu teori dan praktek dasar kejuruan. Sebagian lainnya dilaksanakan di dunia kerja, yaitu keterampilan produktif yang diperoleh melalui prinsip learning by doing. Joseph (2008: 64) menyebutkan, Work-based learning is much more than the family are experiential learning, which consist of adding a layer of simulated experience to conceptual knowledge. Pembelajaran berbasis kerja lebih dekat kepada pengalaman belajar yang berisi tambahan contoh-contoh pengalaman menjadi pengetahuan konseptual. Joseph (2008: 64) menambahkan, In work based learning, theory may be acquired inconcet with practice. Di dalam pembelajaran berbasis kerja, teori kemungkinan dapat diperoleh pada saat praktik. Salah satu inovasi pendidikan teknologi kejuruan di Indonesia adalah perubahan dari pendekatan Supply driven ke Demand driven. Wardiman (1998: 70) mengemukakan, pengertian demand driven, mengharapkan justru

6 pihak dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja yang seharusnya lebih berperan menentukan, mendorong, dan menggerakkan pendidikan kejuruan, karena mereka adalah pihak yang lebih berkepentingan dari sudut kebutuhan tenaga kerja. Karenanya banyak manfaat yang diterima dunia Industri dalam Prakerin, diantaranya menyerap teknologi baru yang dikembangkan di dunia sekolah sebagai sarana produksi penemuan ilmu baru siap pakai untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan, mengetahui siswa sekolah SMK mana yang lebih terampil dan mempunyai disiplin kerja tinggi. Sehingga, dapat melakukan perekrutan tenaga kerja terbaik, menyampaikan kendala dan permasalahan pekerjaan kepada dunia sekolah untuk mendapatkan solusi dalam mempermudah proses industri, mendapatkan bantuan tenaga kerja dari siswa sekolah SMK sambil mengajarkan bagaimana pekerjaan berjalan dan adanya suasana baru di lingkungan kerja. Perbedaan yang mendasar antara sistem nilai yang berlaku di sekolah dengan yang berlaku di dunia kerja, maka sekolah hendaknya benar-benar mempersiapkan siswanya sebelum masuk dunia kerja. Persiapan tersebut meliputi pengetahuan kerja, keterampilan kerja, sikap/budaya kerja, dan harus mencari informasi tentang kebutuhan akan industri pasangannya tentang kemampuan dasar kerja yang harus dikuasai siswa sebelum diterjunkan dalam praktik di dunia kerja. Ini yang menjadi pangkal permasalahan mengapa peningkatan kompetensi siswa SMK yang sudah lulus belum menunjukkan peningkatan sesuai dengan keinginan dunia usaha dan dunia industri. Meski begitu, indikator menunjukkan bahwa mutu pendidikan masih belum mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Ini diketahui dari bagaimana

7 serapan alumni SMK di perusahaan-perusahaan. Pada akhirnya banyak lulusan SMK banyak yang menjadi pengangguran karena sulitnya masuk dalam klasifikasi skill yang dibutuhkan perusahaan. Hal itu tidak lepas dari pengaruh pengajaran di sekolah yang hanya mengajarkan secara teoritik dan tidak berkaitan dengan lingkungan pekerjaan. Salim (1992) menyatakan bahwa pihak industri lebih memungkinkan bermitra di bidang penyajian program kurikulum dan pelatih staf pengajar dibandingkan dengan melatih siswa SMK secara langsung. Fenomena yang terjadi antara SMK dan dunia Industri menunjukkan bahwa pelaksanaan Prakerin masih banyak yang tidak sesuai dengan prosedur, sehingga cenderung siswa tidak dibimbing, dikontrol ataupun dievaluasi. Perusahaan pun seperti kebingungan karena skill dan kemampuan siswa SMK masih di bawah rata-rata. Rendahnya kemampuan operasional untuk menjadi tenaga teknisi menyebabkan lulusan SMK sulit untuk bekerja di dunia industri. Kesiapan kerja lulusan SMK masih rendah dan kualitas lulusannya masih belum mampu untuk beradaptasi dengan sarana dan fasilitas yang terdapat di dunia kerja. Dunia industri terus berkembang dan kemajuan teknologi terbaru sementara lulusan SMK masih tertinggal. Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul, Analisis Kompetensi Pekerja Lulusan SMK sebagai Implementasi Program Praktek Kerja Industri.

8 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana kompetensi pekerja lulusan SMK di dunia industri sebagai implementasi dari program Prakerin? 2. Apakah alumni siswa SMK yang sudah melakukan Prakerin mampu bekerja sesuai dengan tuntutan dunia industri dan dunia usaha yang semakin berkembang? 1.3 Batasan Masalah Dalam penelitian mengenai pola pelaksanaan praktek kerja industri terhadap peningkatan kompetensi lulusan SMK, maka batasan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Penelitian ini dilakukan pada pekerja lulusan SMK yang telah mengikuti praktek kerja industri. 2. Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan yang memiliki pekerja lulusan SMK yang melakukan praktek kerja industri di perusahaan. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sejauh mana kompetensi pekerja lulusan SMK di dunia industri sebagai implementasi dari program Prakerin. 2. Apakah pekerja lulusan SMK yang sudah melaksanakan Prakerin mampu bekerja sesuai yang diharapkan dunia industri.

9 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung terkait dengan masalah penelitian ini. Beberapa manfaat yang diharapkan diperoleh dari penelitian ini: 1. Bagi SMK penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi untuk mengambil kebijakan dalam menjalankan prosedur Prakerin yang lebih berguna dan berbobot. 2. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadikan referensi untuk perusahaan agar mampu menyerap lulusan SMK yang berkualitas. 3. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan menjadi referensi agar kelak mereka tidak menjadi sekadar Prakerin. Namun, sudah mempersiapkan diri untuk menjadi tenaga terampil yang siap bekerja di dunia industri dan dunia usaha 4. Bagi pekerja lulusan SMK, penelitian ini diharapkan menjadi referensi agar ke depan mereka mampu memperbaiki kompetensi diri yang dianggap terlalu kurang atau tidak sesuai dengan pesatnya perkembangan dunia industri dan dunia usaha. 5. Bagi peneliti, penelitian ini akan menambah pengetahuan peneliti terkait efek positif dan negatif dari pola praktek kerja industri untuk meningkatkan kompetensi lulusan siswa SMK. 1.6 Struktur Organisasi Skripsi Sistematika penulisan dalam sebuah penelitian berperan sebagai pedoman penulis agar penulisannya lebih terarah dan sistematis dalam rangka menuju tujuan akhir yang hendak dicapai.

10 Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Meliputi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, struktur organisasi skripsi. BAB II LANDASAN TEORI Berisi landasan teori yang berkaitan dengan praktek kerja industri, peningkatan kompetensi lulusan SMK, perkembangan dunia industri dan dunia usaha. BAB III METODE PENELITIAN Berisi mengenai metode dan desain penelitian, partisipan dan informan, paradigma penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, prosedur dan alur penelitian, waktu penelitian. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berisi mengenai uraian secara deskriptif tentang hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. BAB V PENUTUP Berisi mengenai kesimpulan dan saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini.