BAB I PENDAHULUAN. Koperasi merupakan organisasi otonom dari orang-orang yang berhimpun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ideologi Negara, yaitu Pancasila serta Undang undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Akuntansi merupakan suatu ilmu yang terus berkembang dari masa ke

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip Koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan yang cepat dalam masyarakat kita telah menyebabkan semakin

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, perkreditan, kegiatan pemasaran, atau kegiatan lain. Hal ini dapat

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR LAMPIRAN... viii

I. PENDAHULUAN. Kabupaten Indragiri Hulu. Kabupaten Kuantan Singingi terbentuk berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Jasa audit atas laporan keuangan merupakan jasa yang paling dikenal

BAB I PENDAHULUAN. atas asas kekeluargaan. Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945

BAB I PENDAHULUAN. koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pasal 33 UUD 1945 dinyatakan bahwa Perekonomian Indonesia. mulai dari upaya menumbuhkan iklim yang kondusif sampai ke bantuan

I. PENDAHULUAN. sehingga memerlukan penyesuaian, peningkatan sarana dan prasarana yang. diperlukan untuk mendukung terselenggaranya roda pemerintahan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia usaha akan terus berkembang diikuti dengan semakin berkembangnya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pengaturan pengolahan sumber-sumber ekonomi yang tersedia untuk. Untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi perlu

BAB I PENDAHULUAN. memberikan proses pemberdayaan dan kemampuan suatu daerah dalam. perekonomian dan partisipasi masyarakat sendiri dalam pembangunan

SKRIPSI OLEH : MARIA SUSANTI NIM : PROGRAM S.1 JURUSAN AKUNTANSI

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTURDI KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan sebuah sistem yang power share pada setiap level

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan, bukan milik investor tetapi milik anggota. Dengan adanya. mendapatkan keuntungan yang dikelola secara lebih efisien.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki disiplin dan kinerja yang tinggi sehingga diperlukan pula peran yang besar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil (Megginson et al., 2000).

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu elemen

BAB I PENDAHULUAN. adalah sektor negara, sektor swasta, dan sektor koperasi. Koperasi adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. oleh krisis ekonomi yang menyebabkan kualitas pelayanan publik terganggu dan

BAB I PENDAHULUAN. koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

V. SIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. c. Independensi auditor secara parsial berpengaruh positif dan signifikan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan adalah usaha menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, pemilik perusahaan dapat mengetahui bagaimana kondisi usaha dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISA HUBUNGAN ANTARA EFEKTIVITAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DENGAN KINERJA MANAJER (Survey Perusahaaan Textile di Sukoharjo)

koperasi dalam periode terteritu; (3). Laporan arus kas yang memberikan informasi relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode;

BAB I PENDAHULUAN. Namun dibalik semua itu ternyata Koperasi dan UMKM memliki permasalahan yang. rendahnya kompetensi kewirausahaan UMKM (DSE:2010).

BAB I PENDAHULUAN. milik Belanda yang beroperasi di Indonesia pada waktu itu, didirikan dan akuntansi sistem Amerika mulai dikenal, terutama melalui

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntan (Accountant)

HUBUNGAN KUALITAS INFORMASI AKUNTANSI DENGAN KEBERHASILAN USAHA KUD DI KABUPATEN BOYOLALI

PERSEPSI PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN TERHADAP KUALITAS INFORMASI AKUNTANSI (Survey Pada BPR di Sukoharjo)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien,

BAB I PENDAHULUAN. administrasi publik memicu timbulnya gejolak yang berakar pada. ketidakpuasan. Tuntutan yang semakin tinggi diajukan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. penting yang dilakukan yaitu penggantian sistem sentralisasi menjadi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Edward, Tanujaya (2012)

BAB I PENDAHULUAN. teknik-tekniknya, kerangka dasar konseptual ini terdiri dari standar (teknik,

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

ANALISIS PENERAPAN SAK-ETAP PADA KOPERASI DI UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi merupakan suatu wadah yang dapat membantu masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pengepulan kardus dan kertas bekas yang semakin berkembang saat ini

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kepercayaan dari klien dan dari para pemakai laporan keuangan lainnya,

PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DALAM LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN

BAB I PENDAHULUAN. menguatnya tuntutan akuntabilitas atas organisasi-organisasi publik tersebut,

ANALISIS KINERJA ANGGARAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENYELENGGARAAN OTONOMI DAERAH DI KABUPATEN WONOGIRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan dilaksanakan oleh seorang auditor yang sifatnya sebagai jasa pelayanan.

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pemerintahan merupakan salah satu organisasi yang non profit

BAB I PENDAHULUAN. baru menjadi era reformasi, pengelolaan keuangan daerah juga. mengalami perubahan. Pengelolaan keuangan daerah yang dulunya

BAB I PENDAHULUAN. tingkat persaingan perusahaan untuk mendapatkan laba, diperlukan berbagai

ANALISIS PERKEMBANGAN KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH. (Studi Kasus Kabupaten Klaten Tahun Anggaran )

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi sektor publik adalah organisasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peraturan yang ada diantaranya adalah; Peraturan Pemerintah (PP)

BAB I PENDAHULUAN. gerakan ekonomi rakyat. Prinsip-prinsip tersebut yaitu kemandirian,

BAB I PENDAHULUAN. agar fungsi APBN dapat berjalan secara maksimal, maka sistem anggaran dan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sistem pemerintahan dari sistem terpusat menjadi sistem

BAB I PENDAHULUAN. maupun eksternal perusahaan. Menurut Financial Accounting Standards

BAB I PENDAHULUAN. usaha kecil atau usaha mikro dan sektor informal, terutama di daerah pedesaan.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN PENGAKUAN PENDAPATAN BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK ( SAK ETAP)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA MANAJERIAL SRI MULYANI ( )

BAB I PENDAHULUAN. daerah. Adanya otonomi daerah diharapkan masing-masing daerah dapat mandiri

BAB I PENDAHULUAN. koperasi.. Hendar (2010 : 2) dalam bukunya Manajemen Perusahaan. usaha yang dimiliki dan dikendalikan secara demokratis..

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (Ramandei, 2009 : 1). Pemerintah adala h suatu organisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak luar sangat diperlukan, khususnya

PENGARUH KARAKTERISTIK TUJUAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kecil dan menengah sehingga akan meningkatkan permodalan. sistem informasi yang diterapkan dalam kegiatan oprasionalnya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kompensasi merupakan imbalan yang diberikan oleh perusahaan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Adanya perkembangan teknologi dan otonomi daerah menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi mengandung makna kerjasama. Definisi koperasi Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan, pelaporan dan evaluasi anggaran pada sebuah organisasi. Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. ditargetkan terdapat empat pilar standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia,

BAB 1 PENDAHULUAN. investor maupun kreditor untuk melakukan penanaman saham. meningkatnya kebutuhan investor atas laporan keuangan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu wahana. angka pengangguran, UMKM juga memegang peranan penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah yang merupakan hak, wewenang dan kewajiban daerah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Lembaga keuangan perbankan syariah merupakan salah satu lembaga

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH TABUNGAN PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) MITRA RAKYAT RIAU SKRIPSI OLEH : SOLA DERITA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat memicu persaingan yang

EMI FAUZIAH A

EVALUASI KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM MENERAPKAN OTONOMI DAERAH DITINJAU DARI ASPEK KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, perusahaan membutuhkan faktor-faktor produksi untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adanya akuntabilitas dari para pemangku kekuasaan. Para pemangku. penunjang demi terwujudnya pembangunan nasional.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan organisasi otonom dari orang-orang yang berhimpun budaya secara bersama-sama melalui kegiatan usaha yang dimiliki dan dikendalikan secara demokratis. Melalui koperasi ini masyarakat bisa memulai usaha dengan cara meminjam modal ke koperasi yang dimiliki oleh masyarakat tersebut. Peranan koperasi dalam kehidupan perekonomian yang penuh persaingan diharapkan akan semakin meningkat. Dengan berkembangnya kegiatan usaha koperasi, tuntutan agar pengelolaan dilaksanakan secara profesional semakin besar. Hal ini memerlukan adanya sistem pertanggungjawaban yang baik serta informasi yang relevan dan dapat diandalkan guna pengambilan keputusan, perencanaan maupun pengendalian koperasi. Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang disebut siklus akuntansi. Laporan keuangan menunjukkan posisi sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan selama satu periode. Selain itu, laporan keuangan juga menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang ditunjukkan dengan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dengan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Laporan keuangan koperasi yang disusun berdasarkan SAK ETAP, akan membuat informasi yang disajikan menjadi lebih mudah dipahami, mempunyai relevansi, keandalan, dan mempunyai daya banding yang tinggi. 1

2 Sebaliknya, jika laporan keuangan koperasi disusun tidak berdasarkan standar dan prinsip yang berlaku, dapat meyesatkan penggunanya. Berdasarkan survey awal yang telah dilakukan penulis di Kantor Camat Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi, kemampuan para pengelola koperasi (pengurus, manajer dan karyawan) dalam bidang manajemen, administrasi keuangan dan bisnis relatif rendah, serta para pengurus dan manajer koperasi kurang memahami apa itu SAK ETAP ini mengakibatkan kurang baiknya laporan keuangan yang dihasilkan. Berbagai usaha telah dilakukan oleh pihak yang terkait termasuk pemerintah dalam hal ini Dinas Koperasi dengan melakukan serangkaian kegiatan pelatihan dalam bidang akuntansi dan keuangan. Pelatihan tersebut bertujuan agar pengelola koperasi mampu menyusun sendiri laporan keuangan koperasinya dan menggunakan laporan keuangan tersebut dalam pengambilan keputusan bisnis koperasinya. Walaupun petugas pembukuan sudah memperoleh berbagai pelatihan akuntansi secara teoritis, namun dalam penerapannya mereka sering menemukan kesulitan. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya tingkat pendidikan manajemen koperasi yang relatif rendah. Rosnani (200 5) bahwa pendidikan manajer memiliki hubungan dengan tingkat penggunaan informasi akuntansi. Semakin tinggi tingkat pendidikan manajer koperasi maka akan mudah menyerap pengetahuan dan mekanisme akuntansi dalam menghasilkan laporan keuangan. Walaupun ada petugas yang tingkat pendidikannya sudah mencapai DIII dan SI, jumlahnya masih sedikit dan tidak terjamin dia mampu menyusun laporan keuangan.

3 Faktor lain yaitu metode pembinaan yang diterapkan kurang efektif, Edwin B. Filipo menyatakan bahwa pelatihan merupakan suatu tindakan meningkatkan keterampilan seseorang untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Menurut Tohardi (2002) metode pelatihan memegang peranan yang cukup penting dalam menerapkan metode pembinaan. Demikian halnya dengan koperasi, semakin sering menerapkan pelatihan akuntansi dalam prakteknya berarti semakin efektif metode pembinaan penerapan akuntansi koperasi yang dilaksanakan dan semakin mudah bagi manajemen koperasi untuk menyediakan informasi akuntansi. Seorang Pembina yang baik namun salah menerapkan metode pembinaan maka pembinaan dan penerapan akuntansi koperasi yang diberikan tidak akan berhasil. Peneliti juga mereplisikasi penelitian sebelumnya, dari hasil penelitian Mesrawati Abiyus (2009) meneliti tentang kemampuan koperasi dalam menyusun laporan keuangan sendiri yang dipengaruhi tingkat pendidikan akuntansi, pelatihan pembinaan, dan kualitas konsultasi. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan terhadap 102 responden yang terdiri dari KPRI, KUD, KOPWAN, KOPKAR, dan KSU yang berada di Indragiri Hulu. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa secara teoritis semakin tinggi pembinaan akuntansi oleh pejabat koperasi maka laporan keuangan yang dibuat semakin baik. Mesrawati Abiyus (2009) Agar petugas pembukuan koperasi berkualitas baik, berkemampuan tinggi, dan berwawasan luas, maka pendidikan adalah mutlak. Pendidikan manajemen pengelola koperasi (pengurus, manajer dan karyawan) merupakan bagian yang tak terpisahkan (menjadi sangat penting)

4 dalam mewujudkan kehidupan perkoperasian. Melalui pendidikan, pelatihan pembinaan dan kualitas konsultasi, anggota dipersiapkan dan dibentuk untuk menjadi anggota yang memahami serta menghayati nilai-nilai dan prinsip-prinsip serta praktik-praktik koperasi. Dalam UU No.25 Tahun 1992 Pasal 5 disebutkan bahwa dalam pelaksanaannya koperasi memiliki beberapa prinsip, adapun prinsip-prinsip tersebut antara lain, keanggotannya bersifat terbuka dan sukarela, pengelolaan yang dilakukan secara demokratis, pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota, pembagian balas jasa yang terbatas terhadap modal, serta kemandirian. Nova (2004) menyebutkan bahwa kemampuan koperasi dalam menyusun laporan keuangannya sendiri dipengaruhi oleh faktor-faktor tingkat pendidikan manajemen koperasi, metode pembinaan yang dilakukan, kualitas konsultasi, dan frekuensi asistensi yang diberikan. Penelitiannya merupakan survey lapangan terhadap 95 responden dari koperasi yang berada di propinsi Sumatra Barat. Menurut penelitian yang dilakukan Rosnani (200 5) faktor-faktor tersebut juga berpengaruh terhadap kemampuan koperasi dalam menyusun laporan keuangan di kota Tembilahan. Faktor selanjutnya yang mempengaruhi manajemen koperasi dalam menyusun laporan keuangan adalah lamanya pengurus bekerja, karena masa kerja memiliki pengaruh langsung yang positif dan bermakna terhadap kemampuan manajemen dalam menyusun laporan keuangan. Serta semakin lama pengurus bekerja pada koperasi, maka semakin tinggi komitmennya terhadap koperasi.

5 Dalam masa kerjanya pengurus tersebut telah banyak mendapatkan pelatihan pembinaan akuntansi, sehingga dia lebih mudah dalam menyediakan laporan keuangan yang memudahkan manajer dalam mengambil keputusan. Namun sangat disayangkan, perkembangan koperasi yang diharapkan dapat menjadi salah satu tonggak perekonomian Indonesia masih mengalami berbagai hambatan-hambatan, dari mulai keterbatasan dana sampai kurangnya sumber daya manusia yang profesional yang membantu para anggotanya dalam meningkatkan taraf kesejahteraan mereka. Penerapan standar akuntasi perkoperasian ini diharapkan dapat memberi gambaran kinerja manajemen koperasi di masa lalu dan prospek di masa yang akan datang, sehingga dapat dipercaya dan diandalkan baik oleh pengurus maupun oleh anggota koperasi dan pihak eksternal yang memiliki kepentingan terhadap koperasi tersebut. Meskipun demikian tidak semua koperasi mengetahui bahwa ada aturan tertulis mengenai pedoman penyusunan laporan keuangan yang tertuang dalam Standard Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Penelitian ini saya lakukan dengan dorongan untuk mengetahui apakah faktor tingkat pendidikan pengurus, pelatihan pembinaan, kualitas konsultasi dan lamanya bekerja berpengaruh terhadap kemampuan manajer koperasi dalam menyusun laporan keuangan di Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi. Penelitian ini bisa membantu memecahkan masalah jika semua faktor itu berpengaruh, jadi koperasi-koperasi tersebut bisa meningkatkan kualitas koperasinya dengan cara memperbaiki faktor-faktor tersebut.

6 Penulis melakukan penelitian yang sama dengan sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan Mesrawati Abiyus (2009), tetapi penulis memilih lokasi yang berbeda yaitu di Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi dan instrument dari koesioner penelitian telah direvisi untuk memudahkan penulis melakukan penelitian ini, serta menambah variabelnya yaitu lamanya pengurus bekerja. Dalam penelitian ini penulis mencoba mengungkapkan apakah tingkat pendidikan pengurus, pelatihan pembinaan, kualitas konsultasi dan lamanya bekerja berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan manajemen koperasi dalam menyusun laporan keuangan. Berdasarkan masalah di atas maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai masalah ini dengan judul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Manajemen Koperasi dalam Menyusun Laporan Keuangan di Kec. Gunung Toar Kab. Kuantan Singingi.

7 1.2 Perumusan Masalah a. Apakah tingkat pendidikan pengurus koperasi berpengaruh terhadap kemampuan manajemen koperasi dalam menyusun laporan keuangan? b. Apakah pelatihan pembinaan berpengaruh terhadap kemampuan manajemen koperasi dalam menyusun laporan keuangan? c. Apakah kualitas konsultasi berpengaruh terhadap kemampuan manajemen koperasi dalam menyusun laporan keuangan? d. Apakah lamanya bekerja berpengaruh terhadap kemampuan manajemen koperasi dalam menyusun laporan keuangan? e. Apakah tingkat pendidikan pengurus koperasi, pelatihan pembinaan, kualitas konsultasi, dan lamanya bekerja berpengaruh terhadap kemampuan manajemen koperasi dalam menyusun laporan keuangan? 1.3 Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui dan menganalisa apakah tingkat pendidikan pengurus koperasi berpengaruh terhadap kemampuan manajemen koperasi dalam menyusun laporan keuangan. b. Untuk mengetahui dan menganalisa apakah pelatihan pembinaan berpengaruh terhadap kemampuan manajemen koperasi dalam menyusun laporan keuangan. c. Untuk mengetahui dan menganalisa apakah kualitas konsultasi berpengaruh terhadap kemampuan manajemen koperasi dalam menyusun laporan keuangan.

8 d. Untuk mengetahui dan menganalisa apakah lamanya pengurus bekerja berpengaruh terhadap kemampuan manajemen koperasi dalam menyusun laporan keuangan. e. Untuk mengetahui dan menganalisa apakah Apakah tingkat pendidikan pengurus koperasi, pelatihan pembinaan, kualitas konsultasi, dan lamanya bekerja berpengaruh terhadap kemampuan manajemen koperasi dalam menyusun laporan keuangan. 1.4 Batasan Masalah Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka penelitian ini membatasi analisisnya hanya pada pengaruh tingkat pendidikan manajemen koperasi, pelatihan pembinaan, kualitas konsultasi dan lamanya pengurus bekerja secara parsial dan simultan berpengaruh signifikan terhadap kemampuan koperasi dalam menyusun laporan keuangan. 1.5 Manfaat Penelitian a. Sebagai bahan pertimbangan dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan manajeman koperasi dalam menyusun laporan keuangan. b. Penelitian ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Stara 1 (SI) pada jurusan akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. c. Sebagai referensi bagi pihak yang terkait untuk membahas dan mengadakan penelitian pada bidang yang sama di masa yang akan datang.

9 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang serta hasil penelitian terlebih dahulu, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : TELAAH PUSTAKA Pada bab ini penulis mencoba memuat konsep-konsep serta landasan teori yang digunakan. BAB III : METODE PENELITIAN Pada bab ini berisikan tentang populasi dan sampel yang digunakan, jenis dan sumber data, teknik dan metode pengumpulan data, operasional variabel, dan analisis data yang digunakan. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini menguraikan hasil penelitian dan perusahaan yang terkait dengan masalah penelitian. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini merupakan bab penutup dari penulisan yang berisikan kesimpulan dan saran.