RUMAH BIRU (BIOETANOL URIN MANUSIA) Dari Masyarakat Untuk Masyarakat Oleh : Benny Chandra Monacho Latar Belakang Keberadaan minyak sebagai sumber bahan bakar utama memang masih dominan di dunia, namun dengan harga minyak dunia yang berfluktuatif hingga rentan membuat instabilitas perekonomian suatu negara. Energi terbarukan lain yang dapat dihasilkan dengan teknologi tepat guna yang relatif lebih sederhana dan sesuai untuk daerah pedesaan adalah energi bioetanol. Bioetanol (C 2 H 5 OH) adalah cairan biokimia dari proses fermentasi gula menggunakan bantuan mikroorganisme. Bioetanol berasal dari bahan yang memiliki alkohol seperti singkong, tetes tebu, sorgum, ubi jalar, sagu, tebu, dan nipah. Akan tetapi, penggunaan bahan pangan lokal sebagai bahan dasar pembuatan bioetanol dapat mengakibatkan gangguan pada ketahanan pangan. Oleh karena itu, diperlukan bahan yang dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan bioetanol tanpa mengganggu ketahanan pangan lokal. Bahan yang dapat digunakan adalah urine manusia. Urin atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Ph urin berkisar antara 4,8 7,5, urin akan menjadi lebih asam jika mengkonsumsi banyak protein, dan urin akan menjadi lebih basa jika mengkonsumsi banyak sayuran. Berat jenis urin 1,002 1,035. Secara kimiawi kandungan zat dalan urin diantaranya adalah sampah nitrogen (ureum, kreatinin dan asam urat), asam hipurat zat sisa pencernaan sayuran dan buah, badan keton zat sisa metabolism lemak, ion-ion elektrolit (Na, Cl, K, Amonium, sulfat, Ca dan Mg), hormone, zat toksin (obat, vitamin dan zat kimia asing), zat abnormal (protein, glukosa, sel darah Kristal kapur dsb). Volume urin normal per hari adalah 900 1200 ml. Sayangnya urin manusia hanya dibuang sia-sia. Urin manusia jika diolah menjadi bioetanol akan memberikan keuntungan baik dari segi ekonomi maupun lingkungan. Seperti contoh, dalam satu desa terdapat 900 orang,
bila 20% urin penduduk desa diolah menjadi bioetanol, maka akan didapatkan bioetanol sebesar 180 x 900 x 2 = + 324.000 ml. Pembuatan bioetanol urin manusia ini akan dilakukan pada sebuah rumah dengan ruangan yang telah dirancang khusus. Rumah tempat pembuatan bioetanol urin manusia ini diberi nama Rumah BIRU. KONSEP RUMAH BIRU Rumah BIRU yang akan diimplementasikan merupakan rumah dengan WC Umum yang terdiri dari beberapa ruang. Berikut konsep Rumah BIRU: Masyarakat akan menggunakan WC Umum sesuai kebutuhan. Pada WC ini akan dilengkapi tempat pembuangan urin khusus pria. Pada tempat pembuangan ini akan dialirkan menuju bak penampungan urin sementara. Pengaliran urin ini akan dialirkan secara otomatis melalui sambuang pipa yang dihubungkan dari tempat pembuangan urin manusia menuju bak penampungan urin sementara. Bak ini akan juga dipasang pipa menuju tempat fermentasi bioetanol. Diruangan lain, dilakukan proses fermentasi starter dengan cara berikut:
1. Letakkan nasi dalam tompo plastik. 2. Letakkan tompo plastik yang berisi nasi di atas tanah. 3. Kemudian tutup tompo plastik menggunakan kertas buram. 4. Biarkan nasi tersebut selama tiga hari hingga tumbuh jamur. 5. Setelah nasi ditumbuhi jamur, ambil nasi dan jamur tersebut. (catatan: bila ditumbuhi jamur berwarna hitam, nasi tersebut jangan digunakan untuk pembuatan starter). 6. Campurkan nasi dan jamur tersebut dengan gula pasir/gula kelapa/gula jawa di dalam toples dengan perbandingan bahan nasi:gula = 1:1. Kemudian tutup rapat. 7. Diamkan campuran tersebut dalam waktu minimal tujuh hari. Setelah perbandingan starter dengan urin manusia yang dibutuhkan telah lengkap yaitu urin:starter = 20:1, cairan starter dan urin manusia dialirkan menuju ruangan fermentasi. Pada proses ini, campuran fermentasi urin difermentasikan pada wadah tertutup selama 21 hari. Setelah itu, campuran fermentasi didestilasikan pada ruang destilasi. Bioetanol yang telah jadi kemudian didistribusikan kepada masyarakat. Inti dari Rumah BIRU yaitu dari masyarakat untuk masyarakat. Setiap bak penampungan dipasang pipa yang saling bersambungan dan disetiap ujung pipa dipasang katup. Proses membuka dan menutup katup dilakukan dari ruang kontrol. Rumah BIRU ini akan memiliki manfaat: 1. Bagi Lingkungan: kondisi lingkungan akan membaik dikarenakan bahan bakar bioetanol urin manusia merupakan bahan bakra yang ramah lingkungan 2. Bagi Pemerintah: adanya bahan bakar alernatif pengganti BBM 3. Bagi masyarakat: meningkatkan kesejahteraan masyarakat diantaranya: masyarakat tidak kesulitan lagi mencari bahan bakar; terjadinya komunikasi yang kondusif antar warga melalui program Rumah BIRU; masyarakat mampu berpikir kritis; menigkatkan pendapatan mayarakat melalui penjualan bioetanol urine manusia; mengurangi pengangguran dengan mempekerjakan masyarakat pada Rumah BIRU. Rumah BIRU ini dapat dibuat dengan dana dari masyarakat. Sistem yang dapat digunakan yaitu gotong royong. Modal utama bias diperoleh dari sumbangan. Jika Rumah BIRU sudah mulai memproduksi, akan diperoleh keuntungan yang tentunya akan meningkatkan pendapatan masyarakat dan mengurangi pengangguran. Operator dan para pekerja dari Rumah BIRU tidak
harus berpendidikan tinggi, karena pengoperasian Rumah BIRU sangatlah mudah hanya butuh sosialisasi dan pelatihan. Bioetanol urin manusia juga sudah pernah dibuat dan hasilnya dibandingkan dengan LPG 3kg. Berikut kami sajikan tentang perbandingan lamanya bioetanol 1 liter dengan LPG 3 kg: Tabel Perbandingan Lamanya Bioetanol dengan LPG 3kg Indikator Waktu LPG 3kg 10 jam Bioetanol 12 jam Dari tabel tersebut dapat kita lihat bahwa dengan menggunakan bioetanol 1 liter yang dimasukkan ke dalam kompor minyak akan habis dalam rentang waktu 12 jam. Sedangkan LPG 3kg akan habis pada rentang waktu 10 jam. Sehingga dapat dikatakan bahwa bioetanol lebih efektif dan efisien dibanding LPG 3 kg. Selain itu juga, bioetanol urin manusia juga bias diaplikasikan pada kompor gas dengan sedikit modifikasi. Berikut gambar kompor gas hasil modifikasi yang telah diaplikasikan untuk penggunaan bioetanol urin manusia: Foto
Gambar Bioetanol Urin Manusia Alat Destilator