Jurnal Saintech Vol No.04-Desember 2014 ISSN No

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Pendidikan Berkarakter ISSN FKIP UM Mataram Vol. 1 No. 1 April 2018, Hal

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MAHASISWA MELALUI WHAT S ANOTHER WAY? PADA MATA KULIAH ILMU BILANGAN

Diniatul Hidayani Sipahutar 1, Dinda Kartika Prodi Pendidikan Matematika Unimed Medan.

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS TERHADAP SOAL-SOAL OPEN ENDED

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V DENGAN MODEL GUIDED TEACHING DI SD NEGERI 23 TAMPUNIK PESISIR SELATAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

Pendahuluan. Meliana et al., Penerapan Metode Permainan... 1

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

PROSIDING ISSN:

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS SMP NEGERI 4 SIAK HULU

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

Akbar et al., Peningkatan Minat dan Hasil Belajar...

Asmarita 1, Sehatta Saragih 2, Zuhri D 3 Contact :

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL TALKING STICK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV DI SDN 10 SUNGAI SAPIH PADANG

PENGGUNAAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR FISIKA

PENERAPAN STRATEGI THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 9 PEKANBARU

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN MELALUI METODE CTL

Kata Kunci : Model Pembelajarann Creative Problem Solving, Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Irmasuryani Abstract

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMECAHAN MASALAH TIPE WHAT S ANOTHER WAY Tatag Yuli Eko Siswono 1 Whidia Novitasari 2

LINDA ROSETA RISTIYANI K

Pengembangan Rubrik Keterampilan Berpikir Kreatif dalam Memecahkan Masalah Matematika Siswa Kelas VIII SMP Attaufiq Jambi

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PADA MATERI SEGITIGA DI SMP

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: REPSA YUNITA NPM

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MEMAHAMI ISI CERITA MELALUI METODE DISKUSI SISWA KELAS IV SDN NO. 2 TIBO KEC. SINDUE TOMBUSABORA

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA KELAS VIIIA SMP N 3 SLEMAN

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN OPEN ENDED SISWA KELAS X SMA TAMAN MADYA JETIS YOGYAKARTA

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

PENERAPAN MODEL WALLAS UNTUK MENGIDENTIFIKASI PROSES BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PENGAJUAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN INFORMASI BERUPA GAMBAR 1

PENERAPAN MODEL COURSE REVIEW HOREY PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS X SMA NEGERI 13 PADANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

Abstract. Keywords : Science, Learning Outcomes, Graphics Card.

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIKA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 BONTANG

Seprotanto Simbolon 1, Sakur 2, Syofni 3 Contact :

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN STRATEGI ACTIVE KNOWLEDGE SHARING DI KELAS V SD NEGERI 50 PADANG TONGGA

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN 15 LUBUK ALUNG MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME)

Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Berpikir Kreatif pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Materi Atom, Ion, dan Molekul SMP Islam Al Falah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI CARD SORT DI SDN 20 KURAO PAGANG PADANG

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EVERYONE IS TEACHER HERE DI SD NEGERI 01 SICINCIN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENDEKATAN PETA KONSEP DI SDN 07 GURUN LAWEH NANGGALO PADANG

Kata Kunci: metode inkuiri, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar, kegiatan ekonomi

PENINGKATAN BERPIKIR KREATIF DAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI PENDEKATAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS)

PROFIL KREATIVITAS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PLOSO BERKEMAMPUAN MATEMATIKA TINGGI DALAM PENGAJUAN SOAL MATEMATIKA DITINJAU DARI PERBEDAAN GENDER

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV MELALUI STRATEGI INFORMATION SEARCH DI SDN 04 KAMPUNG OLO NANGGALO PADANG

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X MA ADDINUL QAYYIM KAPEK GUNUNGSARI TAHUN PELAJARAN 2010/2011

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH DIVERGEN SUB POKOK BAHASAN SEGITIGA DAN SEGIEMPAT BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

Pengembangan Bahan Ajar Dimensi Tiga Menggunakan Pendekatan Open-Ended di Kelas VIII MTs

APLICATION CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TO IMPROVE THE RESULT OF SCIENCE STUDY OF STUDENTS OF SD NEGERI 001 SEIKIJANG BANDAR SEIKIJANG DISTRICT

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS V.A PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

Machthumah et al., Penerapan Metode Inkuiri Terbimbing...

Absract. Key words: students result of learning, expository learning strategy, contextual teaching learning strategy. Abstrak

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI MASTERY LEARNING PADA SISWA KELAS V SDN 03 BANDAR BUAT PADANG

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

PENGGUNAAN MEDIA BENDA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH SOLVE CREATE SHARE (SSCS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII-2 SMP NEGERI 13 PEKANBARU

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract

PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN CONCEPT MAP UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PROBLEM BASED-LEARNING

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh ADE ISLAMIATI NPM:

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 No.5 Tahun 2016 ISSN :

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA

Linda Syarif 1, Zulfa Amrina 1, Syafni Gustina Sari 1. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 105 PEKANBARU

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS IV MELALUI MODEL THINK PAIR AND SHARE

NIA AMELIA NPM

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWAKELAS V DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE EKSPERIMEN DI SD NEGERI 27 SUNGAI LIMAU

Layil Safitri PGSD Universitas Nahdlatul Ulama Sumatera Utara

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BANGUN DATAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Pendidikan Biologi, FITK, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2) MTsN II Pamulang koresponden: Abstrak

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V.E DENGAN MENGGUNAKAN MODEL WORD SQUARE DI SD KARTIKA I-10 PADANG

PENERAPAN MODEL PBL (PROBLEM BASED LEARNING) PADA PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SD

Muhammad Abdul Kadir Jaelani, Syifa ul Gummah, Samsun Hidayat. Pendidikan Fisika ABSTRAK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA KELAS XII IPS 4 DI SMA NEGERI 1 BARABAI

PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD N SABDODADI KEYONGAN

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

Pengembangan Soal-Soal Open-Ended pada Pokok Bahasan Barisan dan Deret Bilangan di Kelas IX A SMP Negeri 2 Tolitoli

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MODEL TREFFINGER DI KELAS VA SD NEGERI 08 SURAU GADANG

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh: ADE AYUSYA NPM

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN PEMBENTUKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS 4 SD NEGERI 1 PADANG SIBUSUK

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOMETRI CONTEXTUAL APPROACH TO IMPROVE IMPLEMENTATION OF LEARNING GEOMETRY

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN

Journal of Elementary Education

Economic Education Analysis Journal

Firdaus Daud dan Muhammad Mifta Fausan Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Makassar

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGKLASIFIKASI PESAWAT SEDERHANA MELALUI PENERAPAN SCIENTIFIC APPROACH

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) BERBANTUAN MEDIA MOVIE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DI SMP ARTIKEL PENELITIAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG

IMPROVING STUDENT CREATIVITY IN MAKING HANDICRAFT THROUGH CONTRACTIVISM APPROACH AT CLASS IV ELEMENTRY SCHOOL 25 AIR DINGIN GUMANTI DISTRICT

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH BERDASARKAN GENDER PADA MATERI BANGUN DATAR

Transkripsi:

OPTIMALISASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DENGAN PENERAPAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH OPEN-ENDED PADA SISWA SEKOLAH DASAR. Oleh: Dermalince Sitinjak *) *) Widyaiswara LPMP Sumatera Utara Mobile phone: 081361594311 e-mail : dermalince.sitinjak@yahoo.com Abstract This research is focused to the low problem of students creative thinking capability. The aim of the research is to increase the students creative thinking capability with the implementation open-ended problem solving strategy. This research is action research which consists of two cyclus. This research subject is student in grade 4 at SD Negeri No 065011 Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang, 28 students totally. Meanwhile, the object of this research is to optimize student creative thinking capability optimalization with the implementation open-ended problem solving strategy to the students in grade 4 at basic school. In this research implementation is developed in many learning and research instrument. The learning instrument in this research includes 1) Teaching Implementation Plan, 2) Teachers Guiding Book, 3) Students Activity Sheet, and open-ended cases. Some developed instruments are creative thinking instrument test, students observation activity form, teachers capability form sheet in managing teaching process, and validation sheet for all teaching instruments. The research instrument is to know the percentage of students creative thinking capability using 2 item test in description form with high reliability coefficient α = 0.658, and all items are valid. To know the percentage degree of students active activity, and teachers in managing teaching process uses observation sheet. Based on data analysis we get the average of students creative thinking in open-ended solving problem cases classically improve from 34.64 on Pre-Test becomes 51.96 on the first cyclus, and 66.07 on the second cyclus. The percentage of minimum creative thinking capability increases enough from 10.07 % on the pre-test, 53.57 % on the first cyclus, and 85.71 % on the second cyclus. From this research it can be concluded that the implementation of open-ended problem solving strategic (1) to increase the students creative thinking capability, (2) to increase the degree of active learning process and (3) to increase teachers capability in teaching learning process. Key word : creative thinking, open-ended problem solving strategy I Pendahuluan Pada umumnya orang beranggapan bahwa matematika dan kreativitas tidak ada kaitannya satu sama lain. Padahal jika kita melihat seorang matematikawan yang menghasilkan formula/hasil baru dalam bidang matematika maka tidak dapat diabaikan potensi nya. Kreatif bukanlah sebuah ciri yang hanya ditemukan pada seorang seniman atau ilmuwan, tetapi juga merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari. 23

Munandar (1999) menyatakan kreativitas adalah untuk menghasilkan/menciptakan sesuatu yang baru. Menurut Krutetskii (Mina E,2006), kreativitas dalam memecahkan masalah matematika dikarakteristikkan dengan siswa dalam merumuskan masalah matematika secara bebas, bersifat penemuan dan baru. Ideide tersebut sejalan dengan ide-ide seperti fleksibilitas, kelancaran (fluency), membuat asosiasi baru, dan menghasilkan jawaban divergen yang berkaitan dengan kreativitas secara umum. Menurut Krutetskii fleksibilitas adalah komponen kunci dalam matematik pada siswa-siswa sekolah. Haylock (1997) membuat dua pendekatan untuk mengenali berpikir dalam matematik. Pertama dengan memperhatikan jawaban-jawaban siswa dalam memecahkan soal yang proses kognitifnya dianggap sebagai ciri berpikir. Pendekatan ini mempertimbangkan salah satu kunci proses kognitif dalam memecahkan masalah matematika secara yaitu mengatasi kekakuan (overcoming fixation). Pendekatan kedua adalah dengan menentukan atau disebut produk-produk divergen (divergent product). Berbagai jenis soal-soal produk divergen dapat dibuat dalam matematik. Soal-soal tersebut menghasilkan jawaban yang dapat dinilai dengan kriteria seperti fleksibilitas, orisinalitas, dan kesesuaian (approptiateness). Menurut Silver (Mina, E 2006) bahwa komponen utama untuk menilai berpikir siswa dalam pemecahan masalah terdiri atas kelancaran atau kefasihan (fluency), keluwesan atau fleksibilitas (flexibility) dan kebaruan (novelty). Siswa dalam pemecahan masalah memenuhi indikator kefasihan apabila siswa dapat menyelesaikan masalah dengan banyak interpretasi, metode penyelesaian dan jawaban. Siswa dalam memecahkan masalah memenuhi indikator fleksibel apabila siswa memecahkan masalah (mengungkapkan atau menetapkan) dengan satu cara, kemudian dengan cara lain. Siswa dikatakan memenuhi indikator kebaruan apabila siswa memeriksa banyak metode penyelesaian atau jawaban (ungkapan atau pembenaran), kemudian menghasilkan jawaban lainnya yang berbeda. Siswono, TYE (2007) juga menyatakan bahwa indikator atau komponen berpikir matematik meliputi kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan. Menurut Siswono, TYE bahwa kefasihan dalam pemecahan masalah mengacu pada siswa memberi jawaban masalah yang beragam dan benar. Fleksibilitas dalam pemecahan masalah mengacu pada siswa memecahkan masalah dengan berbagai cara yang berbeda. Kebaruan dalam pemecahan masalah mengacu pada siswa menjawab masalah dengan beberapa jawaban yang berbeda-beda dan bernilai benar atau satu jawaban yang tidak biasa dilakukan individu (siswa) pada tingkat pengetahuannya. dua jawaban beragam belum tentu berbeda. Misalkan jawaban suatu masalah didasarkan pada bentuk aljabar 2y. Bila siswa menjawab 2 (karena y=1), kemudian menjawab 4 (karena y=2), berikutnya 6 (karena y=3) maka jawaban siswa ini beragam tetapi tidak berbeda. Bila siswa menjawab 2 (karena y=1), kemudian menjawab 5 (karena y=2,5), berikutnya 1 1 (karena y= ) maka jawaban siswa ini 2 beragam sekaligus berbeda. Dari beberapa pandangan di atas dapat disimpulkan: (1)Kreativitas adalah individu untuk mengaktualisasikan diri, mewujudkan potensi, dorongan untuk berkembang dan menjadi matang; untuk menghasilkan/menciptakan sesuatu yang baru. (2)Kreativitas berkaitan erat dengan pemahaman yang mendalam, fleksibel di dalam isi dan sikap, sehingga dapat dikaitkan dengan kerja dalam periode panjang yang disertai perenungan. Jadi kreativitas bukan hanya merupakan gagasan yang cepat dan luar biasa. Kreativitas dapat ditanamkan pada kegiatan pembelajaran dan lingkungan sekitar.(3)berpikir matematik adalah dalam memecahkan masalah matematika yang memenuhi indikator kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan. Seorang siswa dikatakan berpikir bila ia bisa menemukan hal yang baru, yang baru berarti sesuatu yang bukan lazim dilakukan siswa. Misalnya dalam mememecahkan suatu masalah yang meminta siswa untuk membagi suatu daerah persegi panjang menjadi dua bagian yang sama, tentu yang lazim dilakukan siswa akan membaginya dengan memotong daerah persegi panjang menjadi dua bagian 24

dengan cara menarik garis lurus pada pertengahan baik horizontal maupun vertikal. Bagi siswa yang berpikir siswa bisa membaginya dengan menarik garis lurus pada diagonalnya. Bahkan akan dimungkinkan juga bahwa siswa yang lebih lagi jika siswa bisa bembagi daerah persegi itu baik secara horizontal, vertikal dan diagonal bukan dengan satu garis lurus. Salah satu materi matematika yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah pecahan. Selain itu pecahan juga merupakan dasar dalam belajar matematika lebih lanjut. Namun kenyataan yang terjadi materi pecahan masih dirasakan sulit oleh siswa. Menurut Soedjadi (2007) dari hasil penelitianya bahwa di jenjang pendidikan dasar salah satu masalah yang menonjol masih berkisar pada materi pecahan. Demikian juga Yani (1996) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa siswa di Sekolah Dasar dalam menguasai operasi hitung pecahan, masih jauh lebih banyak tidak menguasai. Pada umumnya kesalahan siswa dalam memahami operasi hitung pecahan disebabkan tidak menguasai konsep-konsep operasi hitung pada pecahan. Kenyataan ini menunjukkan bahwa masih perlu untuk mengadakan perbaikan dalam pembelajaran matematika terutama pada materi pecahan. Selain itu melalui perbaikan pembelajaran tersebut akan lebih baik dan lebih bermanfaat jika dibarengi dengan misi untuk meningkatkan berpikir dan aktivitas siswa. Menurut Sanjaya,W (2007) belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar adalah berbuat; memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental. Dalam perbaikan proses pembelajaran guru mengelola pembelajaran juga perlu diperhatikan. Kesulitan belajar yang terjadi pada siswa bukan hanya karena materi yang sulit, tetapi bisa juga karena cara guru ketika menyampaikan materi pelajaran sulit diterima oleh siswa. Menurut Hasratuddin (2008) kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa pengajaran matematika pada umumnya lebih berpusat pada guru (teacher centered) bukan pada siswa (student centered). Guru tidak menyadari kalau dalam proses pembelajaran terlalu mendominasi dan siswa hanya mendengar saja. Pembelajaran lebih berpusat pada guru, sehingga siswa kurang aktif, kurang berani dalam pemecahan masalah dan kurang gigih. Keadaan ini akan membuat siswa menjadi kurang. Untuk mencapai tujuan di atas perlu penerapan suatu strategi pembelajaran yang bisa mengatasi masalah pendidikan yang telah diungkapkan di atas, terutama yang dapat meningkatkan berpikir dan aktivitas siswa. Strategi pembelajaran yang dimaksud harus memiliki syarat antara lain: dapat membuat siswa mampu mengonstruksi pengetahuan, dapat meningkatkan berpikir siswa, dapat membuat siswa mandiri dalam belajar, dapat meningkatkan interaksi siswa, dapat melatih siswa untuk mengomunikasikan ide di depan umum (kelas). Dengan ciri-ciri yang dimiliki tersebut strategi itu akan berakibat pada meningkatnya berpikir dan aktivitas siswa sekaligus dapat meningkatkan guru mengelola pembelajaran. Pada penelitian ini dilakukan penerapan strategi pemecahan masalah open-ended yang diharapkan dapat mengoptimalkan berpikir siswa. II Metodologi Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri No 065011 Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang dengan subjek adalah siswa-siswi kelas IV A yang berjumlah 28 orang. Sedangkan yang menjadi Objek penelitian adalah optimalisasi berpikir siswa dengan penerapan strategi pemecahan masalah open-ended pada materi pecahan di kelas IV Sekolah Dasar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan strategi pemecahan masalah open-ended dapat meningkatkan berpikir siswa yang dilakukan dengan cara setelah selesai pembelajaran setiap siklus diadakan tes berpikir siswa. Pembelajaran yang dilakukan adalah pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah open-ended yang sudah dirancang dalam RPP dan Lembar Aktivitas Sisiwa 25

(LAS). Tes berpikir (TKBK) yang disajikan kepada siswa adalah berupa masalah-masalah open-ended yaitu masalah yang dapat diselesaikan dengan berbagai cara. Berikut contoh tes berpikir dalam materi pecahan, Tabel 1 Kisi-kisi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif NO MATERI INDIKATOR BUTIR SOAL 1 Pecahan Dapat menemukan 1. Amir mempunyai selembar kertas berbentuk berbagai variasi cara persegipanjang. Ia ingin berbagi dengan seorang membagi selembar adiknya. Mereka berencana akan memperoleh bagian kertas dengan benar. yang sama. Sebelum kertas dipotong mereka berdiskusi bagaimana cara membaginya. Amir berpendapat caranya adalah sebagai berikut: R C6 Sedangkan Adik membagi dengan cara: C6 2 Pecahan Dapat menemukan urutan pecahan yang benar dengan berbagai variasi. Menurutmu apakah cara yang dianjurkan Amir dan Adiknya benar? Berikan alasanmu. Coba lakukan cara lain untuk membagi kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama. Lakukan paling sedikit dua cara. 2. Bandingkanlah pecahan- pecahan berikut 1 2 3,, kemudian urutkan. Periksa jawaban yang 2 5 4 telah kamu peroleh. Tunjukkan cara lain yang berbeda untuk mendapatkan jawaban itu. Setiap lembar pemecahan masalah siswa dikoreksi untuk mengetahui tingkat berpikir siswa. Penentuan skor untuk hasil kerja siswa dilakukan dengan memberikan penilaian terhadap setiap langkah menurut pemecahan masalah open-ended. Untuk mengetahui tingkat berpikir siswa diperoleh dengan menggunakan kriteria ketuntasan minimal yang ada di sekolah tempat penelitian. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran matematika di sekolah penelitian adalah 60. Menurut Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas 2006) Ketuntasan belajar dicapai bila skor yang diperoleh siswa kriteria ketuntasan minimal. Ketuntasan dalam satu kompetensi dasar dicapai bila jumlah indikator yang tuntas lebih dari 50%. Jadi pembelajaran dilanjutkan pada kompetensi dasar berikutnya bila jumlah indikator yang tuntas lebih dari 50%. Dengan mengacu ketuntasan belajar di atas maka dalam penelitian ini pembelajaran dilanjutkan pada kompetensi dasar berikutnya bila lebih dari 50% siswa mencapai nilai ketuntasan minimal ( 60). Untuk rujukan tingkat berpikir siswa ditetapkan sebagai 26

Tabel 2 Kualifikasi nilai perolehan tes berpikir No Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Patokan Nilai (Dari KKM) Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Sangat Kurang Baik 1 2 3 4 5 Keterangan : NKBK= Nilai Kemampuan Berpikir Kreatif KKM = Kriteria Ketuntasan Minimal 80 NKBK 100 70 NKBK < 80 60 NKBK < 70 50 NKBK < 60 0 NKBK < 50 Berdasarkan data pada tabel diatas bahwa tingkat berpikir siswa dikatakan pada kategori cukup baik apabila nilai berpikir (NKBK) siswa 60 dan tingkat berpikir siswa dikatakan pada kategori kurang baik apabila nilai berpikir (NKBK) siswa < 60. Selanjutnya sajian dan analisis data setelah penelitian adalah sebagai 1. Hasil Analisis Data Tes Awal Sebelum penerapan strategi pememecahan masalah open-ended dilakukan untuk mengetahui nilai berpikir siswa dilakukan tes awal. Nilai berpikir siswa dalam pemecahan masalah open-ended yang diperoleh dari pelaksanaan tes awal dapat dilihat pada digram Persentase Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa meningkatkan berpikir kategori cukup baik siswa sampai 85 %. 2. Hasil Penelitian Siklus I Pada pelaksanaan siklus I dilaksanakan pembelajaran dengan melaksanakan RPP1.1 dan LAS1 pada pertemuan 1 dan RPP1.2 dan LAS2 pada pertemuan 2 dan pada pertemuan 3 dilaksanakan tes berpikir siswa I. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I ini siswa dibagi atas 5 kelompok. Setelah melaksanakan pembelajaran dengan penerapan strategi pemecahan masalah open-ended yang dilaksanakan pada siklus I selama 2 pertemuan yaitu dengan melaksanakan RPP1.1, LAS1 dan RPP1.2, LAS 2 maka dilaksanakan tes untuk mengukur berpikir siswa. Dari hasil pelaksanaan tes berpikir kretif siklus I atau TKBK1 diperoleh data sebagaimana yang tersaji pada diagram 10,71% 89,29% 53,57 % 46,43% berpikir cukup baik (NKBK 60) berpikir kurang baik berpikir cukup baik (NKBK 60) berpikir kurang baik (NKBK < 60) Diagram 1 Persentase Kemampuan Berpikir Kreatif Secara Klasikal Tes Awal Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa secara klasikal 10,71 % siswa yang memiliki berpikir kategori cukup baik dari hasil tes awal. Dengan dilakukannya tindakan penerapan strategi pemecahan masalah open-ended diharapkan dapat Diagram 2 Persentase Kemampuan Berpikir Kreatif Secara Klasikal TKBK1 Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa setelah dilakukan tindakan penerapan strategi pemecahan masalah open-ended, dari pembelajaran siklus I secara klasikal rata-rata berpikir kategori cukup baik siswa naik dari 36,64 menjadi 51,96 dan persentasi siswa yang mencapai 27

berpikir kategori cukup baik meningkat dari 10,71 % hingga 53,57 %. Namun hal ini masih belum sesuai dangan indikator kinerja yang harus dicapai yaitu siklus dihentikan bila telah terdapat 85% siswa yang memiliki tingkat berpikir cukup baik dalam pemecahan masalah open-ended. Dengan demikian masih harus dilakukan tindakan pada pembelajaran siklus II. Sesuai dengan ketuntasan kompetensi dasar yang ada pada pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I sudah mencapai 53,57 % maka syarat tuntas kompetensi dasar siklus I sudah terlampaui. Jadi pembelajaran dapat dilanjutkan pada kompetensi dasar berikutnya. Dengan demikian pelaksanaan siklus II dapat dilanjutkan. 3. Hasil Penelitian Siklus II Setelah selesai melaksanakan pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah open-ended yang dilaksanakan pada siklus II selama 2 pertemuan yaitu dengan melaksanakan RPP2, LAS3 dan RPP3, LAS 4 maka dilaksanakan tes untuk mengukur berpikir siswa. Dari hasil pelaksanaan tes berpikir kretif siklus II atau TKBK2 dan setelah dianalisis diperoleh data sebagaimana yang tersaji pada diagram berikut: berpikir Kemampuan berpikir siswa Siklus II 85,71% 14,29% berpikir Diagram 3 Persentase Kemampuan Berpikir Kreatif Secara Klasikal TKBK2 Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa setelah dilakukan tindakan penerapan strategi pemecahan masalah open-ended, dari pembelajaran siklus II secara klasikal rata-rata berpikir kategori cukup baik siswa naik dari 51,96 menjadi 66,07 dengan persentase siswa yang mencapai berpikir kategori cukup baik meningkat dari 53,57 hingga 85,71 %. Hal ini sudah sesuai dangan indikator kinerja yang harus dicapai pada penelitian ini yaitu siklus dihentikan bila telah terdapat 85% siswa yang memiliki tingkat berpikir cukup baik dalam pemecahan masalah open-ended. Dengan demikian tindakan pada pembelajaran siklus berikutnya tidak perlu dilanjutkan. III. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian maka diambil kesimpulan bahwa Penerapan strategi pemecahan masalah open-ended dapat meningkatkan berpikir siswa dalam memecahkan masalah pada pokok bahasan pecahan di kelas IV SD Negeri No 065011 Kelurahan Asam Kumbang kecamatan Medan Selayang. Dari kesimpulan penelitian beberapa saran yang perlu diterapkan dalam pembelajaran matematika khususnya pada satuan tingkat pendidikan Sekolah Dasar adalah sebagai berikut: 1. Perangkat dan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan bagi guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran sebagai upaya meningkatkan berpikir siswa dalam memecahkan masalah pada pokok bahasan yang lain dari pecahan. 2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi sekolah untuk mengambil kebijakan peningkatan mutu dan inovasi pembelajaran di sekolah, karena dapat meningkatkan berpikir siswa dalam memecahkan masalah. 3. Bagi guru yang ingin meningkatkan berpikir siswa sebaiknya menggunakan strategi pemecahan masalah open-ended. Dalam mengembangkan perangkat pembelajaran ada baiknya menambahkan lebih banyak masalah open-ended (terbuka). Melalui pemberian masalah terbuka, siswa diharapkan dapat mengembangkan menghasilkan jawaban atau cara penyelesaian yang beragam dalam menyelesaikan masalah. 4. Dalam pelaksanaannya, strategi pemecahan masalah open-ended membutuhkan pengaturan waktu yang baik. Karena dalam proses pembelajaran siswa dituntut untuk dapat menyelesaikan masalah tanpa terlebih 28

dahulu diberikan konsepnya. Guru diharapkan memberikan waktu bagi siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan. Daftar Pustaka Depdiknas,(2006). Rancangan Penilaian Hasil Belajar. Sosialisasi KTSP. Jakarta Hasratuddin (2008). Mathematics instruction: An interactive approach. Paradikma. Volume 1 No 1. Jurnal Pendidikan Matematika. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Haylock, D.W. (1997) Recognising Mathematichal Creativity in Schoolchildren. ZDM: Internasional Reviews on Mathematical Education. Mina, E (2006). Pengaruh Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Open- Ended terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik siswa SMA Bandung. Tesis. Pendidikan Matematika, Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. Munandar, U (1999). Kreativitas dan Keberbakatan, Strategi mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat. Jakarta. PT. Gramedia. Munandar, U (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Rineka Cipta, Jakarta Sanjawa,W. (2007). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana Prenada Media Group. Jakarta Silver, E.A.(1997). Fostering Creativity through Instruction Rich in Mathematical Problem Solving andthinking in Problem Possing. http://www.fiz.karlsruhe.de/fiz/publicati on /zdm ZDM Volum 29 (June 1997) number 3. Electonic Edition ISSN 1651-679X. Soedjadi, R. (2007), Masalah Kontekstual sebagai Batu Sendi Matematika Sekolah. Uneversitas Negeri Surabaya. Surabaya. Yani, A.T. (1996) Penguasaan Konsep-Konsep Operasi Hitung Dasar Pada Siswa Sekolah Dasar. Tesis. IKIP Surabaya. 29